Anda di halaman 1dari 6

Nama : Diansta Ikra Tuhumena

Npm : 02271811058

Resume : Pertemuan Ketiga

SIAPA YANG MELAKUKAN KECURANGAN

Berdasarkan posisinya, pelaku fraud dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Kecurangan Pegawai (Employee Fraud)

Sebagian besar pelaku fraud dalam perusahaan adalah pegawai yang seringkali
merupakan orang kepercayaan atau orang terdekat Anda. Kecurangan pegawai
dapat berbentuk kecurangan penggajian (payroll fraud) seperti pembayaran gaji
yang berlebihan , penggelapan dana (skimming schemes) yang biasanya untuk
kepentingan pribadi, dan kecurangan penjualan dan pembelian dalam pencatatan
buku besar (sales & purchase ledger fraud) seperti tindakan menambah atau
mengurangi pendapatan dan pengeluaran.

2. Kecurangan Manajemen (Management Fraud)

Kecurangan manajemen atau management fraud adalah kecurangan laporan


keuangan yang dilakukan pihak manajemen dengan tujuan untuk menipu investor.
Bentuk kecurangan manajemen bermacam-macam seperti penggelapan dana,
manipulasi laporan keuangan, atau praktik penyuapan.

Seperti namanya,pelaku management fraud biasanya memiliki kedudukan tinggi


dalam perusahaan seperti CEO (Chief Executive Officer), COO (Chief Operating
Officer), atau CFO (Chief Financial Officer). Bahkan dalam beberapa kasus
seperti kasus Lehman Brothers, sebuah perusahaan layanan finansial global yang
mengalami kebangkrutan besar sepanjang sejarah Amerika, praktik kecurangan
sering melibatkan pihak audit perusahaan, baik auditor internal maupun firma
audit seperti Ernst & Young.
3. Kecurangan Pihak Ketiga (Third Parties Fraud)

Third parties fraud atau kecurangan pihak ketiga merupakan kecurangan yang
sering dilakukan pihak di luar perusahaan, seperti pihak supplier. Contoh
kecurangan yang sering dilakukan pihak luar perusahaan adalah false billing.
Pemberi false billing akan membuat Anda membayar tagihan-tagihan palsu
dengan menyamar menjadi supplier dan membuka akun-akun palsu. Melalui
berbagai alasan palsu, mereka akan meyakinkan Anda untuk mengirimkan uang
yang harusnya diterima supplier Ankda ke akun mereka.

Menemukan kecurangan fraud dalam perusahaan bukanlah hal sulit. Berikut ini
merupakan ciri-ciri utama pelaku fraud yang mudah dikenali.

1. Memiliki posisi tinggi atau memegang bagian finansial

Seperti jenis pelaku fraud di atas, orang yang melakukan kecurangan biasanya
memiliki jabatan tinggi atau memegang posisi dalam departemen keuangan.
Karena terlalu dipercaya dan jarang dikontrol, mereka dapat mengubah laporan
keuangan tanpa sepengetahuan Anda.

2. Sering bekerja lembur

Jangan terlalu senang jika Anda memiliki pegawai yang suka bekerja lembur dan
jarang mengambil cuti. Bukan karena Anda harus membayar uang lembur atau
menaikkan gaji. Kenyataannya, kecurangan perusahaan yang dilakukan oleh
pegawai seringkali dilakukan pada malam hari ketika Anda sedang beristirahat
agar tidak ada yang melihat.

3. Suka bekerja sendiri

Berhati-hatilah jika Anda memiliki pegawai yang suka bekerja sendiri. Biasanya
pegawai yang memiliki ruangan atau tempat kerja pribadi lebih rentan untuk
melakukan kecurangan. Anda dapat menilai pegawai Anda saat Anda
menghampiri atau melakukan inspeksi mendadak terhadap pekerjaan mereka. Jika
mereka terlihat tidak nyaman atau tegang, maka mungkin ada sesuatu yang
disembunyikan.

4. Gaya hidup mewah

Tidak mudah bagi seorang pegawai untuk memiliki mobil atau barang mewah
lainnya. Jadi, jika Anda melihat perubahan gaya hidup pada pegawai Anda hanya
dalam waktu beberapa bulan, saatnya bagi Anda untuk melakukan penyelidikan,
khususnya pada kondisi keuangan perusahaan.

5. Memiliki kesulitan ekonomi

Jangan berpikir bahwa semua pelaku fraud adalah orang jahat. Orang baik
sekalipun dapat merusak kepercayaan atasannya demi kebutuhan keluarga atau hal
penting lainnya. Contohnya, seorang pegawai jujur dapat mencuri uang
perusahaan demi biaya operasi anaknya.

SEGITIGA KECURANGAN

Dalam mendeteksi sebuah kecurangan yang sebelumnya pernah terjadi, seorang


auditor setidaknya harus harus menganalisis terlebih dahulu beberapa penyebab
utama yang biasanya paling mendasari dari terjadinya tindakan kecurangan.
Berbagai penyebab-penyebab tersebut secara umum akan semakin nampak pada
teori segitiga kecurangannya. Fraud triangle merupakan tiga macam hal yang
semakin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan. Beberapa
dari komponen yang akan membentuk segitiga kecurangan tersebut akan dibahas
pada artikel berikut ini.

• Penyebab Karena Terjadinya Tekanan (Pressure).

Adanya tekanan merupakan faktor pertama yang paling mempengaruhi seseorang


untuk melakukan tindakan kecurangan. Dorongan yang seringkali muncul untuk
melakukan tindakan ilegal tersebut sebenarnya dapat disebabkan karena orang
tesebut memang memiliki beban hidup yang berat, berbagai tagihan yang semakin
lama semakin menunggak, terlalu terbiasa dengan gaya hidup yang mewah,
memilki penyakit yang harus disembuhkan dengan segera, bahkan semakin
ketergantungan dengan obat-obatan terlarang seperti narkoba, dan lain
sebagainya. Berdasarkan pada beberapa kasus yang sebeluumnya pernah terjadi,
tindakan kecurangan bukan hanya disebabkan karena mereka sudah sangat
terdesak dengan permasalahan keuangan. Namun karena adanya keinginan untuk
bisa terlihat lebih menonjol apabila dibandingkan dengan yang lainnya. Keinginan
tersebut untuk mendapatkan lebih banyak hal-hal yang diinginkan, keserakahan
yang akan semakin mendorng seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan.

• Adanya Kesempatan (Oportunity).

Setelah faktor tekanan, selanjutnya adalah karena faktor adanya peluang.


Kecurangan dan berbagai tindakan ilegal lainnya yang tidak akan bisa terjadi jika
pengendalian internalnya sudah benar-benar efektif yang artinya adalah cukup
mampu dalam memberikan keamanan bagi perusahaan dari berbagai upaya pihak-
pihak yang dengan sengaja ingin memanfaatkan posisi yang sudah dimilikinya
agar bisa mendapatkan keuntungan tersendiri maupun kelompok secara ilegal.
Pengendalian internal yang lebih lemah terkait dengan adanya pengawasan yang
masih kurang ketat dan berbagai cara dalam melakukan penyalahgunaan
wewenang dan tanggungjawab. Berdasarkan pada beberapa kasus yang
sebelumnya pernah terjadi, biasanya faktor kesempatan yang paling berpengaruh
besar untuk terjadinya tindakan kecurangan seperti ini.

• Rasionalisasi (Rationalization).

Setelah dari adanya faktor tekanan dan kesempatan, faktor lainnya yang tidak
kalah pentingnya dalam mempengaruhi untuk terjadinya tindakakan kecurangan
adalah pemikiran bahwa tindakan yang sudah dilakukannya termasuk masih dapat
ditoleransi. Cara berpikir seperti inilah sangat berbahaya. Karena dengan
menganggap bahwa perilaku yang sebenarnya dapat merugikan perusahaan,
pemerintah, bahkan orang-orang yang berada disekitarnya, malah dianggap
sebagai hal yang sudah biasa dan sangat wajar jika dilakukan akan sangat merusak
tatanan sosial.
Berbagai pembenaran-pembenaran atau alasan-alasan yang mereka anggap masih
dapat diterima, baik oleh akal sehat maupun masyarakat lain yang bisa disebabkan
karena dalam lingkungan masyarakat asal individu tersebut sama sekali tidak
dianggap sebagai sebuah kesalahan, benar menurut pandangan kelompok tertentu.
Sebagai contohnya adalah, pada saat karyawan melihat keuntungan yang telah
didapatkan oleh perusahaan begitu besar. Maka karyawan akan bisa beranggapan
bahwa tanpa kehadirannya perusahaan tidak akan mampu mendapatkan
keuntungan sebesar itu. Maka, jika pembagian keuntungan tersebut dirasa sangat
tidak adil baginya, maka karyawan tersebut akan mencari cara lain agar dapat
memaksimalkan keuntungan tersebut. Baik dengan cara penyalahgunaan
wewenang maupun penipuan yang harus dilakukannya.

Contoh lainnya adalah seorang individu yang telah cukup lama bekerja pada
sebuah perusahaan, tentunya akan menjadi sangat wajar dan masuk akal jika gaji
yang diterimnya naik dan lebih tinggi daripada karyawan lainnya. Namun
kenyatannya tidak demikian, gaji yang diterimanya tidak sesuai dengan
pengorbanan waktunya. Maka, untuk memaksimalkan keuntungan dan keadilan
berdasarkan pemikiran karyawan tersebut maka tindakan kecuranganpun akan
dilakukannya.

Hal yang paling membahayakan lagi adalah perilaku-perilaku negatif yang akan
dilakukan oleh individu yang telah dianggap sebagi hal yang sudah biasa dan
dapat diterima oleh sebagian kelompok tertentu. Maka sebaik apapun
pengendalain internal yang sudah dibuat, namun jika tidak diterapkan dan
dipertanggungjawabkan dengan baik, maka fungsi dari pengendalian internal itu
sendiri tidak akan berarti apapun. Selain itu, sebesar apapun punishment yang
sudah diterapkan yang memang bertujuan untuk memberikan efek jera bagi para
pelakunya jika karakter individu yang berada didalamnya sangat buruk, lalu
berkoalisi untuk tujuan negatif, dan tidak mau menerima pengendalian internal
sama saja itu sudah tidak ada artinya.
DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta M.Theodarus. 2010. Akuntansi Forensik Dan Audit


Investigatif: Salemba Empat. Jakarta

Singleton. W Tommie and Aaron J. Singleton. 2010. Fraud Auditing and


Forensic Accounting. John Wiley & Sons Inc.

Tirtajaya Rini. 2013. FRAUD!!! APA DAN MENGAPA ??. fakulltas


Ekonomi Dan Bisnis Universitas Narotama,Program Studi Akuntansi.
(Artikel).

Singleton, W.Tommie and Aaron J. Singleton. 2010. Fraud Auditing and forensic


Accounting, 4 thEdition. John Wiley & Sons Inc.

Tirtajaya Rini. 2013. FRAUD!!! APA dan MENGAPA ??. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Narotama, Program Studi Akuntansi. (Artikel).

Anda mungkin juga menyukai