Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERLAKUAN AKUNTANSI BAGI TRANSAKSI DALAM UMKM DAN SAK

UMKM” serta “SIKLUS AKUNTANSI DALAM UMKM”

DIANSTA IKRA TUHUMENA

02271811058

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KHAIRUN

KOTA TERNATE

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena barkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik
serta tepat pada waktunya.

Makalah ini membahas judul “PERLAKUAN AKUNTANSI BAGI TRANSAKSI DALAM


UMKM DAN SAK UMKM” serta “SIKLUS AKUNTANSI DALAM UMKM” yang dibuat dengan
beberapa referensi buku. Adapun penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan


mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengudang pembaca untuk
memberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun demi pemyempurnaan
makalah ini.

Ternate, 12 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 4

A. Ruang lingkup SAK ETAP?............................................................ 4


B. ketentuan-ketentuan SAK ETAP.................................................... 4
C. Siklus Akuntansi pada UMKM ………………………………………….. 8

BAB III PENUTUP............................................................................................ 12

Kesimpulan ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………............ 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu Negara ataupun daerah, tidak terkecuali di
Indonesia. UMKM memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam penyerapan
tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto(PDB). Namun dalam
kenyataannya selama ini UMKM kurang mendapatkan perhatian. Terlebih lagi
dengan pemberlakuan nota kesepakatan antara Negara China dengan negara-
negara di ASEAN tau yang popular disebut China-ASEAN Free Trade Agreement
(CAFTA). Perekonomian Indonesia dituntut mampu bertahan ditengah gempuran
invasi ekonomi dari China. Disinilah UMKM diharapkan mampu menunjukkan
kapasitasnya sebagai tonggak perekonoomian bangsa Indonesia karena kinerja
UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja produktif.

Namun, pengusaha-pe ngusaha UMKM ini umumnya mengalami kesulitan


terhadap akses ke perbankan, karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi
seperti laporan keuangan dan persyaratan-persyaratan administrasi lainnya.
Masalah utama yang terjadi dalam UMKM selain modal adalah pengelolaan
keuangan. Sistem pembukuan UMKM selama ini digunakan sederhana dan
cenderung mengabaikan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang akurat
dan baku akan banyakk membantu mereeka dalam pengembangan bisnisnya
secara nyata. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), menyiapkan SAK
(Standar Akuntansi Keuangan) yang dapat digunakan juga bagi UMKM dan
dinamakan dengan SAK-ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 19 Mei 2009 lalu telah mensahkan
Standar Akuntansi Keuanngan ETAP (SAK-ETAK). Diharapkan dengan
disahkannya SAK ETAP ini, perusahaan kecil maupun UMKM tidak perlu membuat
laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku tetapi patuh
untuk membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang
berlaku tetapi patuh untuk membuat laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.
Karena di dalam beberapa hal, SAK-ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang
kompleks.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah ruang lingkup SAK ETAP?
2. Apa ketentuan-ketentuan yang terdapat pada SAK ETAP?
3. Bagaimana siklus akuntansi pada UMKM?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup SAK ETAP
2. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan yang terdapat pada SAK ETAP
3. Untuk mengetahui siklus akuntansi pada UMKM
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup SAK ETAP

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik, artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan
keuangannya tidak akuntabel untuk publik secara luas. Biasanya SAK ETAP
diterapkan oleh usaha kecil dan menengah, karena tidak memperjualbelikan
sahamnya di pasar modal. Dan pelaporan keuangan ETAP  Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi :
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan.

Karakteristik

1. SAK ETAP entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.

2. Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises & Lebih sederhana
antara lain:
-Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
-Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode
-Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.

3. Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan :


-DapatDipahami,
-Relevan,
-Materialitas,
-Keandalan,
-SubstansiMengungguliBentuk
-PertimbanganSehat,
-Kelengkapan,
-DapatDibandingkan,
-TepatWaktu,
-Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat.

4. SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos
tersebut merupakan hasil  dari penerapan "matching concept".

5. .Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan
dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.

Manfaat Penerapan SAK ETAP

1. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu


untuk :
- Menyusun laporan keuangannya sendiri.
- Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.

2. Sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana


(misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.

3. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK -- IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.

4. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.


B. Ketentuan-Ketentuan SAK ETAP

1.      Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan

     Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:

1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam


proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-
LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu
Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-
06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal,
termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa
dana, dan kontrak investasi kolektif.
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek,
dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

2.      Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose


financial statements) bagi pengguna eksternal.

     Contoh pengguna eksternal adalah:

1. Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha;


2. Kreditur;
3. Lembaga pemeringkat kredit.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank Indonesia
menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No. 11/37/DKBU
tanggal 31 Desember 2009.

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1
Januari 2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP
harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved
statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua
persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor
yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-
ETAP.

Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada


PSAK, maka terdapat beberapa ketentuan transisi dalam SAK-ETAP yang cukup
ketat:

1. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan


SAK-ETAP, yakni 1 January 2011
2. Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat
menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK-ETAP, tetapi berdasarkan
PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak
diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan
laporan keuangan berikutnya.
3. Per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan
menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP.
4. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK
ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK-ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah
yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian
mendaftar menjadi perusahaan public di tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib
menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali.
5. Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun
laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP
ini dalam menyusun laporan keuangan.

C.. Siklus Akuntansi pada UMKM


Ada beberapa penerapan siklus akuntansi yang harus dilakukan oleh pengusaha
UMKM di Indonesia. Siklus ini dilakukan, agar bisnis Anda memiliki laporan keuangan
yang sesuai dengan apa yang Anda raih selama ini. Dengan adanya siklus akuntansi,
Anda bisa mengarahkan bagaimana bisnis Anda akan berjalan dan keputusan-keputusan
strategis dalam bisnis bisa Anda jalankan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal.

Menyimpan Bukti Transaksi

Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk menjalankan siklus akuntansi adalah
menyimpan bukti transaksi yang ada. Bukti transaksi ini berupa nota, kwitansi, dan
catatan-catatan transaksi yang terjadi dalam usaha Anda.

Karena bukti transaksi ini akan Anda gunakan untuk bahan pencatatan pada jurnal dan
neraca keuangan usaha Anda. Sebab, tanpa adanya bukti transaksi, Anda tidak bisa
menuliskan berbagai acuan berapa uang yang sudah masuk dan keluar dari usaha yang
Anda jalankan.

Pencatatan Pada Jurnal

Jurnal ini semacam buku, yang berisi pencatatan keuangan mengenai kredit dan debit.
Jurnal ini digunakan untuk memisahkan antara transaksi yang keluar dan masuk.
Sehingga dapat terlihat, yang mana transaksi keluar dan transaksi masuk. Sehingga
ketika siklus akuntansi pada UMKM diterapkan dan pembuatan jurnal terlihat Anda
mengetahui lebih banyak transaksi masuk atau transaksi keluar.

Pada UMKM yang belum terjadi cukup banyak transaksi, pencatatan jurnal bisa dilakukan
dengan mengunakan jurnal umum saja. Serta tidak memiliki banyak kolom yang
menyulitkan Anda dalam melihat keadaan keuangan.

Pencatatan Pada Buku Besar

Pencatatan pada buku besar sangat wajib dilakukan, setelah pencatatan dalam jurnal.
Buku besar ini dijadikan sebagai pencatatan perubahan yang terjadi dan disebabkan
kehadiran adanya transaksi. Buku besar ini akan berisi mengenai perkiraan terhadap
pengaruh jumlah transaksi keuangan yang ada pada perubahan sejumlah akun yang ada
dalam usaha milik Anda.

Siklus akuntansi pada UMKM yang harus dilakukan untuk mencatat setiap keadaan modal
usaha yang Anda miliki akan terlihat. Seperti berapa uang yang dimiliki oleh usaha Anda,
dan berapa jumlah hutang usaha yang Anda miliki.

Buku besar ini bisa dijadikan sebagai dasar penyusunan neraca keuangan usaha Anda.
Tanpa adanya buku besar, maka sangat sulit untuk membuat neraca keuangan.
Neraca Akuntansi

Neraca cukup penting, sebab tanpa adanya neraca, jika Anda sebagai pemilik usaha tidak
memiliki neraca, maka akan sangat sulit melihat jumlah kekayaan dan kewajiban yang
usaha Anda harus jalankan.

Pada perusahaan besar terdapat banyak jenis neraca. Namun jika usaha Anda belum
begitu besar, dan transaksi tidak begitu banyak. Maka hanya memerlukan satu neraca
saja. Neraca ini akan berfungsi untuk mengetahui sejauh mana keadaan keuangan usaha
milik Anda.

Laporan Keuangan

Tahap akhir dari penerapan siklus akuntansi pada UMKM adalah terbuatnya laporan
keuangan. Laporan keuangan ini akan berfungsi sebagai gambaran mengenai kondisi
keuangan usaha milik Anda secara keseluruhan. Dan laporan keuangan ini, bisa Anda
gunakan untuk mengajukan peminjaman kepada Bank atau mencari dana modal usaha
melalui investor.

Laporan keuangan ini merupakan laporan keuangan dalam periode tertentu. Misal laporan
keuangan dalam stau bulan atau laporan keuangan dalam tiga bulan. Laporan ini akan
bermanfaat untuk mengetahui keuntungan maupun kerugian usaha yang Anda alami.

Adapun Beberapa Manfaat Penerapan Siklus Akuntansi pada UMKM

 Sebagai informasi kinerja usaha


 Untuk mengetahui dana perusahaan
 Informasi pemasukan dan pengeluaran kas
 Informasi besaran biaya
 Informasi perhitungan pajak

Memang tidak semua pemilik usaha melakukan penerapan akuntansi, disebabkan mereka
tidak memahami akuntansi itu sendiri. Kini, Anda tidak perlu khawatir lagi, lima siklus
akuntansi bisa Anda sederhanakan hanya menggunakan software akuntansi Accurate.

Accurate merupakan software akuntansi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan


pengguna, serta user friendly, dan juga memiliki fitur pajak yang sesuai dengan sistem
perpajakan yang ada di Indonesia. Sekarang Accurate juga sudah tersedia versi online
yang dikenal dengan Accurate Online (AOL) yang sangat sesuai digunakan oleh setiap
pemilik UMKM.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan standar
akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga
pillar Standar Akuntansi Indonesiaa” yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan
Ikatan Akunntan Indonesiia. Nama standar ini sedikit unik karena exposure draftnya diberri
nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi
UKM sendiri sering berubah,maka untuk menghindari kerancuan standar ini diberi nama
SAK Entitas Akuntabilitas Publik. Dengan di terbitkannya SAK-ETAP, maka perusahaan
kecil seperti UMKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK
umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan
untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akubilitas publik. Entintas tanpa Akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk untuk tujuan Umum (General purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit. SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 january 2011 namun penerapan dini per 1
januari 2010 diperbolehkan. Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek
lebih ringan daripada PSAK, maka ketentuan trasisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik, Jakarta. (softcopy Edition)

https://www.e-akuntansi.com/sak-etap/

Anda mungkin juga menyukai