Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ETIK DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GGC) SEBUAH CARA


MEWUJUDKAN ENTITAS BISNIS YANG SEHAT”

DIANSTA IKRA TUHUMENA

02271811058

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN

KOTA TERNATE

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi global yang semakin meningkat dewasa ini
menuntut perusahaan atau organisasi untuk mampu menangkap peluang
bisnis baik secara local maupun internasional. Perekonomian global dengan
segala pernak-perniknya banyak menawarkan dampak positif terutama
terjadinya interaksi antara Negara dengan perekonomian yang telah maju
dengan Negara-negara dengan perekonoomian yang sedang berkembang.
Interaksi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama ekonomi
sehingga mampu membawa manfaat seperti pengenalan teknologi baru,
adanya akses ke pasar baru dan terjadinya penciptaan industry baru
(Stiglizt,2000). Kunci utama untuk memenangkan persainngan di pasar
global dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah
dengan menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Selain
itu juga dalam era globalisasi suatu perusahaan juga dituntut untuk mampu
melakukan praktek-praktek manajemen yang berorientasi pada keterbukaan
(transparency), focus pada perubahan, berinovasi secara terus-menerus
dan mampu mengembangkan kepemimpinan yang bersifat kolektif
(Barbey,2000).
Etika bisnis adalah salah satu yang terpentinng dalam menerapkan GCG
tersebut. Menerapkan etika bisnis secara konsisten hingga dapat
mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan merupakan
salah satu sumbangsih besar yang dapat diberikan oleh dunia usaha untuk
mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan mampu
memberikan manfaat yang besar bagi seluruh stakeholder-nya. Belakangan
banyak muncul pertanyaan mengenai apakah etika bisnis merupakan suatu
hal yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Seandainya tidak dilaksanakan, suatu entitas tetap dapat berjalan dengan
baik dan memberikan keuntungan.
Jika entitas bisnis yang sehat adalah yang dicapai oleh perusahaan, maka
menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance oleh suatu
perusahaan dapat sebagai salah satu alat untuk mencapai etika bisnis yang
baik tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Ruanng Lingkup Good Corporate Governance?
2. Bagaimana penerapan Etika dan Good Corporate Governance?
3.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Good Corporate Governance
2. Untuk mengetahui Penerapakan Etika dan Good Corporate Governance

BAB II
PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup Good Coprate Governance


Good Corporate Governance tercipta apabila terjadi keseimbangan
kepentingan antara semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis kita.
Identifikasi keseimbangan dalam keberadaanya memerlukan sebuah sistem
pengukuran yang dapat menyerap setiap dimensi strategis dan operasional
bisnis serta berbasis Informasi. Pengukuran Kinerja konsep GCG
berdasarkan kepada lima dasar, yaitu:

 Perlindungan hak pemegang saham


 Persamaan perlakuan pemegang saham
 Peranan stakeholder terkait dengan bisnis
 Keterbukaan dan transparansi
 Akuntabilitas dewan komisaris

Dalam konteks tumbuhnya kesadaran dan arti penting GCG ini,


Organizatiion for economic Corporation and Development (OECD) telah
mengembangkan seperangkat prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dan dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya, dan
tradisi, dimasinng-masing Negara. Prinsip-prinsip diharapkan menjadi titik
rujuk bagi para regulator (pemerintah) dalam membangun framework bagi
penerapan corporate governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar
modal prinsip-prinsip ini dapat menjadi guidance atau pedoman dalam
mengelaborasi best practice bagi peningkatan nilai (valuation) dan
berkelangsungan (sustainability) perusahaan.
Prinsip-prinsip utama OECD mencakup lima bidang yaitu :

 Pertanggungjawaban (responsibility)
Yaitu keesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dann prinsip-prinsip
korporasi. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan
kepada pemegang saham juga kepada pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.

 Transparansi (transparency).
Yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil
dan relevan mengenai perusahaan. Perusahaan harus menyediakan
informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah di
akses dan dipahami oleh pemangku kepentingan mengenai struktur
dan operasi korporasi`

 Akuntabilitas (Accountability)
Yaitu keadilan dan kesataraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undang yang berlaku.. dalam melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus senatiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasrkan asas
kesetaraan dan kewajaran.

 Independensi (Independency)
Yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undang yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Untuk
melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ.
 Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
Yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian-perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Penerapan Etika dan Good Corporate Governance
Mengacu padaa teorii egoism bahwa setiap manusia memiliki egoism di
dalam diri masing-masing, maka aka nada benturan kepentingan antara
kepentingan manajemen, kepentingan pemegang saham, dan kepentingan
stakeholder lainnya. Setiap entitas tersebut memilikii kepentingan masing-
masing dalam meningkatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

Permasalahan muncul ketika pemenuhan kepentingan dalam mendapatkan


keuntungan tersebut merugikan hak entitas lain. Manajemen memilki
kepentingan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya dari bisnis yang
dijalankan. Pemegang saham dan kreditur memiliki kepentingan untuk
mendapatkan pengembalian yang maksimal dari dana yang di tanamkan
atau dipinjamkan kepada perusahaan. Begitu juga dengan stakeholder
lainnya memiliki kepentingan masing-masing.

Selanjutnya lahir konsep good corporate governance untuk mengatasi


permasalahan di atas.. terutama pada sistem ekonomi pasar bebas, pihak
yang berkepentingan sangat banyak dan masing-masing menuntut haknya
dalam memperoleh keuntungan. Good corporate governancesebagai
sebuah struktur dan proses akan mengendalikan perusahaan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan beroperasi. Good corporate
governance akan menemukan benang merah atau titik temu antara
kepentingan masing-masing entitas yang menginginkan keuntungan  seperti
yang dijelaskan di atas.

Sementara itu, good corporate governanceakan terlaksana jika setiap


perusahaan memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan usahanya.
Dengan integritas yang tinggi, perusahaan akan memperoleh kepercayaan
dari para stakeholder sehingga dapat terus menjalankan usahanya untuk
jangka panjang. Misalnya dengan memberikan pengembalian yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh kreditur atau pemegang saham,
perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dalam mengelola dana
sehingga mendapatkan pinjaman atau modal secara berkelanjutan. Maka
perusahaan harus juga menyediakan informasi yang akurat dan relevan.
Artinya perusahaan dituntut untuk memiliki akuntabilitas dan transparansi
yang tinggi.
Untuk dapat mewujudkan integritas yang tinggi tersebut, perusahaan harus
menerapkan asas-asas etika. Apabila perusahaan menerapkan perilaku-
perilaku etis dalam setiap keputusan yang dibuatnya, integritas tinggi
tersebut akan muncul secara otomatis.  Ulitarianism dan deontology dapat
digunakan untuk melahirkan perilaku etis dalam pengambilan keputusan
yang tidak hanya memperhatikan kepentingan pribadi atau kepentingan
kelompok, melainkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan
mencakup kepentingan perusahaan dan stakeholder.

Penerapan perilaku-perilaku etis pada perusahaan pada akhirnya akan


mewujudkan good corporate governance. Perusahaan akan
mempertimbangkan kepentingan para stakeholder sehingga perusahaan
memiliki tanggung jawab yang tinggi. Dengan begitu perusahaan
mendapatkan kepercayaan dari kreditur, pemegang saham, tenaga kerja,
dan stakeholder lainnya. Penerapan perilaku etis ini akan mewujudkan
integritas dan good corporate govenance secara berkesinambungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Good Corporate Governance dan etika merupakan konsep yang
berkesinambungan dan tidak dapat di pisahkan. Perusahaan harus
menerapkan perilaku-perilaku etis untuk dapat melaksanakan Good
Corporate Governance. Dengan begitu, dapat ditentukan titik temu
antara kepntingan perusahaan (manajemen) dan kepentingan para
stakeholder.
Pada akhirnya, dengan terlaksannya GCG, perusahaan akan
menjalankan usaha secara berkelanjutan. Sehingga dalam sistem
ekonomi pasar bebas sperti era sekarang, perusahaan memiliki
kepercayaan dari masyarakat dan daya saing tinggi dalam beroperasi
demi mewujudkan keuntungan yang maksimal baik bagi perusahaan
maupun bagi semua pihak stakeholder.
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Umum Good Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan


Governance (KNKG), 2006

http://www.kompasiana.com/sabirinsaiga/etika-dan-good-corporate-governance-
ggc-sebuah-cara-mewujudkan-entitas-bisnis-yang-sehat

Anda mungkin juga menyukai