Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PERBAIKAN MASALAH MYOPIA

DISUSUN OLEH

Nama (NPM)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

(Nama Dosen)

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SAK ETAP dan SAK
EMKM”.

Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
karena yang telah membawa umat manusia dari zaman Jahiliyah ke zaman yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Makalah ini disusun berdasarkan pemahaman dan pendapat pribadi penulis mengenai
SAK ETAP dan SAK EMKM ini. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran
yang konstruktif dari para pembaca.

Akhir kata, semua hal yang akan terjadi penulis serahkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena yang mempunyai kuasa didunia ini adalah Dia.

Bengkulu, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................1

PEMBAHASAN........................................................................................................................1

2.1 Tekanan untuk Bertindak Myoptic..........................................................................1

BAB III.......................................................................................................................................6

KESIMPULAN..........................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman atau petunjuk dari penggunaan dan
penyusunan laporan keuangan pada sebuah entitas. Secara global atau menyeluruh, kita
mengenal IFRS sebagai pedoman atau petunjuk dalam penyusunan laporan keuangan yang
berlaku dalam skala internasional. Dari IFRS inilah beberapa negara mencoba mengadopsi
dan membuat standar akuntansinya sendiri-sendiri berdasarkan keperluan dan kepentingan
negara tersebut.
Dalam praktiknya, Indonesai memeliki standar keuangan sendiri yang dinamai
Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dimana dalam hal ini terdapat beberapa
orang yang bertugas merumuskan dan menyusun standar akuntansi keuangan ini. Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) inilah yang nantinya akan membatu dalam
mengembangkan beberapa standar akuntansi keuangan di Indonesia berdasarkan dengan
pertumbuhan dan kepentingan negara Indonesia

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini berdasarkan latar belakang
adalah sebagai beriku:

1. Apa yang dimaksud dengan SAK ETAP dan SAK EMKM?


2. Apa kelebihan dari SAK ETAP dan SAK EMKM?
3. Apa persamaan dari SAK ETAP dan SAK EMKM?
4. Apa manfaat dari penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM?
5. Apa keterbatasan dari SAK ETAP dan SAK EMKM?

I.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami dan mengetahui SAK ETAP dan SAK EMKM.


2. Memahami dan mengetahui kelebihan dari SAK ETAP dan SAK EMKM.
3. Memahami dan mengetahui persamaan SAK ETAP dan SAK EMKM.
4. Memahami dan mengetahui manfaat dari penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM.

3
5. Memahami dan mengetahui keterbatasan dari SAK ETAP dan SAK EMKM.

4
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian SAK ETAP dan SAK EMKM

II.1.1 SAK ETAP

SAK ETAP adalah standar akuntansi yang diterapkan untuk entitas usaha kecil yang
tidak memenuhi kriteria sebagai entitas akuntabilitas publik. SAK ETAP dirancang untuk
menyederhanakan proses pelaporan keuangan bagi entitas kecil dan menengah yang tidak
membutuhkan pelaporan keuangan yang terlalu kompleks seperti entitas besar. SAK ETAP
memberikan panduan bagi entitas kecil dalam menyusun laporan keuangannya, termasuk
pengakuan, pengukuran, pencatatan, dan penyajian informasi keuangan.

Salah satu keunggulan SAK ETAP adalah kemudahan dalam penggunaannya. SAK
ETAP dirancang agar mudah dipahami oleh pemilik usaha kecil yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi. Selain itu, penggunaan SAK ETAP juga dapat membantu
entitas kecil dalam mengelola keuangannya dengan lebih baik, sehingga dapat membantu
dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik pula. Namun, perlu diingat bahwa SAK
ETAP hanya berlaku untuk entitas kecil yang tidak memenuhi kriteria sebagai entitas
akuntabilitas publik. Jika suatu entitas telah memenuhi kriteria sebagai entitas akuntabilitas
publik, maka entitas tersebut harus menerapkan standar akuntansi yang lebih kompleks dan
terperinci seperti PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).

SAK ETAP sendiri terdiri dari beberapa standar, antara lain SAK ETAP 01 tentang
Penyajian Laporan Keuangan, SAK ETAP 02 tentang Akuntansi Perubahan Modal, SAK
ETAP 03 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, dan SAK ETAP 04 tentang Akuntansi
Aset Tetap. SAK ETAP juga memiliki prinsip-prinsip dasar dalam pengakuan, pengukuran,
pencatatan, dan penyajian informasi keuangan, yang meliputi prinsip kewajaran, konsistensi,
keberlanjutan, kehati-hatian, dan pengungkapan penuh. Entitas yang menerapkan SAK ETAP
diharapkan dapat menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan dapat memberikan
informasi yang relevan, dapat dipercaya, dan berguna bagi para pemangku kepentingan,
seperti pemilik usaha, karyawan, investor, dan pihak lain yang berkepentingan.

Perlu diingat bahwa SAK ETAP juga terus mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan bisnis dan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh
karena itu, penting bagi entitas kecil untuk selalu mengikuti perkembangan SAK ETAP agar
laporan keuangannya tetap sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

5
SAK ETAP juga mencakup standar akuntansi syariah untuk entitas kecil yang
menjalankan bisnis dengan prinsip syariah. Standar akuntansi syariah ini dirancang untuk
memenuhi kebutuhan entitas kecil dalam mengelola keuangan mereka dengan
memperhatikan prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba, larangan maysir (spekulasi),
dan larangan gharar (ketidakpastian). SAK ETAP juga mengatur tentang pencatatan dan
penyajian transaksi-transaksi keuangan, seperti pencatatan transaksi tunai dan non-tunai,
pencatatan transaksi hutang-piutang, pencatatan transaksi persediaan, dan pencatatan
transaksi gaji dan upah. Selain itu, SAK ETAP juga mengatur tentang penyusunan laporan
keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

Dalam kesimpulannya, SAK ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang


diterapkan untuk entitas kecil yang tidak memenuhi kriteria sebagai entitas akuntabilitas
publik. SAK ETAP membantu entitas kecil dalam menyusun laporan keuangan yang
berkualitas dan dapat memberikan informasi yang relevan dan berguna bagi para pemangku
kepentingan.

II.1.2 SAK EMKM

SAK EMKM adalah standar akuntansi keuangan untuk entitas mikro, kecil, dan
menengah (EMKM) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) di
Indonesia. SAK EMKM diterbitkan pada tahun 2019 dan mulai berlaku pada tahun 2020.
DSAK merumuskan SAK EMKM karena adanya kebutuhan untuk memberikan standar
akuntansi keuangan yang lebih relevan dan sesuai dengan karakteristik entitas mikro, kecil,
dan menengah di Indonesia. Entitas EMKM seringkali memiliki keterbatasan sumber daya,
sehingga memerlukan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana, mudah dipahami,
dan mudah diterapkan.

Sebelum SAK EMKM diterbitkan, entitas mikro dan kecil di Indonesia menerapkan
SAK-UKM, yang meskipun telah memberikan beberapa kemudahan, namun masih dinilai
kurang memadai dan tidak cukup memenuhi kebutuhan entitas EMKM yang lebih kompleks.
Oleh karena itu, DSAK merumuskan SAK EMKM sebagai standar akuntansi keuangan yang
lebih spesifik dan relevan untuk entitas mikro, kecil, dan menengah.

SAK EMKM memuat prinsip-prinsip akuntansi dasar, pengukuran, pengungkapan,


dan pencatatan transaksi untuk entitas EMKM. Standar ini juga menetapkan persyaratan
penyusunan laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas. Salah satu perbedaan mendasar antara SAK EMKM dengan

6
SAK ETAP adalah ruang lingkup aplikasinya. SAK EMKM diterapkan pada entitas mikro,
kecil, dan menengah, sedangkan SAK ETAP diterapkan pada entitas kecil saja. Selain itu,
SAK EMKM juga memiliki beberapa ketentuan dan persyaratan tambahan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan khusus entitas EMKM, seperti ketentuan pengakuan dan
pengukuran yang lebih sederhana dan persyaratan pengungkapan yang lebih ringkas.

II.2 Kelebihan SAK ETAP dan SAK EMKM

II.2.1 SAK ETAP

SAK ETAP sangat penting bagi entitas kecil karena memiliki beberapa manfaat, di
antaranya:

1. Memudahkan pengelolaan keuangan entitas kecil Dengan menerapkan SAK ETAP,


entitas kecil dapat memiliki standar yang jelas dalam mengelola keuangan mereka.
Entitas kecil akan lebih mudah mencatat dan menyajikan informasi keuangan dengan
baik, sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Meningkatkan kredibilitas entitas kecil Laporan keuangan yang disusun dengan
mengikuti SAK ETAP akan lebih mudah dipahami dan dipercaya oleh para pemangku
kepentingan, seperti investor, bank, dan pihak-pihak terkait lainnya. Hal ini dapat
meningkatkan kredibilitas entitas kecil di mata pemangku kepentingan.
3. Menjamin akuntabilitas entitas kecil Entitas kecil yang menerapkan SAK ETAP akan
memiliki dokumentasi keuangan yang lengkap dan akurat. Hal ini akan memudahkan
dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan bisnis entitas kecil,
sehingga meningkatkan akuntabilitas entitas kecil terhadap pihak-pihak terkait.
4. Mempermudah akses ke sumber pembiayaan Entitas kecil yang telah menerapkan
SAK ETAP akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber pembiayaan, seperti
pinjaman bank atau investasi. Hal ini karena laporan keuangan yang disusun dengan
baik dan memenuhi standar akuntansi akan memberikan keyakinan bagi pihak
kreditur atau investor terkait kinerja keuangan entitas kecil.
5. Mempermudah dalam penghitungan pajak Dalam pelaporan pajak, entitas kecil dapat
menggunakan informasi keuangan yang disusun sesuai dengan SAK ETAP untuk
menghitung besarnya kewajiban pajak yang harus dibayar. Hal ini dapat membantu
entitas kecil untuk menghindari sanksi atau denda dari pihak pajak karena kesalahan
dalam pelaporan pajak.

7
6. Meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan Dengan adanya standar akuntansi yang
jelas, entitas kecil dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien dan efektif.
Hal ini dapat membantu entitas kecil untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
yang dimilikinya dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
7. Menjamin keberlangsungan bisnis Dengan menyusun laporan keuangan yang baik
dan memenuhi standar akuntansi, entitas kecil dapat memperoleh informasi yang
akurat dan terpercaya tentang kondisi keuangan mereka. Hal ini dapat membantu
entitas kecil untuk mengidentifikasi potensi risiko dan peluang bisnis, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk menjaga keberlangsungan bisnis mereka.

Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, penerapan SAK ETAP menjadi sangat
penting bagi entitas kecil. Entitas kecil dapat memperoleh manfaat besar dari penerapan SAK
ETAP, baik dalam pengelolaan keuangan, meningkatkan kredibilitas, akses ke sumber
pembiayaan, penghitungan pajak, efisiensi pengelolaan keuangan, maupun dalam menjaga
keberlangsungan bisnis.

II.2.2 SAK EMKM

Berikut adalah beberapa kelebihan dan manfaat dari SAK EMKM bagi pengguna:

1. Mudah dipahami dan diterapkan SAK EMKM dirancang untuk menjadi standar
akuntansi keuangan yang lebih sederhana dan mudah dipahami bagi entitas EMKM.
Hal ini memungkinkan entitas EMKM untuk menerapkan standar ini dengan lebih
mudah, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas laporan keuangan yang
disajikan.
2. Lebih spesifik dan relevan SAK EMKM lebih spesifik dan relevan untuk entitas
EMKM dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang umum. Standar ini
memberikan panduan yang lebih terperinci untuk pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan transaksi keuangan yang relevan untuk entitas EMKM.
3. Mendukung pertumbuhan bisnis Dengan menerapkan SAK EMKM, entitas EMKM
dapat lebih mudah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi dasar, serta
lebih transparan dalam melaporkan posisi keuangan dan kinerja bisnis mereka. Hal ini
dapat membantu entitas EMKM dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik
dan mendukung pertumbuhan bisnis mereka.
4. Memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan SAK EMKM dapat membantu
memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor, dan

8
pemerintah, terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh entitas EMKM. Hal ini
dapat membantu meningkatkan reputasi dan kredibilitas entitas EMKM di mata para
pemangku kepentingan.

II.3 Persamaan SAK ETAP dan SAK EMKM

SAK EMKM dan SAK ETAP memiliki beberapa kesamaan, terutama dalam hal
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi keuangan. Keduanya juga diterbitkan
untuk mengakomodasi kebutuhan entitas kecil dan menengah di Indonesia. Namun, SAK
EMKM juga memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan SAK ETAP, seperti persyaratan
tambahan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus entitas mikro dan kecil, serta
pengaturan dan ketentuan lainnya yang berbeda. Selain itu, SAK EMKM juga diterbitkan
setelah SAK ETAP dan menggantikan SAK-UKM, sehingga merupakan standar akuntansi
keuangan yang lebih baru dan lebih spesifik untuk entitas mikro, kecil, dan menengah. Dalam
hal ini, meskipun SAK EMKM dan SAK ETAP memiliki beberapa kesamaan, namun
keduanya tetap berbeda dan memiliki karakteristik yang spesifik untuk masing-masing ruang
lingkup aplikasinya.

II.4 Manfaat penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM

Penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM memberikan manfaat bagi pelaku usaha mikro,
kecil, dan menengah dalam berbagai aspek. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

1. Mempermudah pencatatan dan pelaporan keuangan


SAK ETAP dan SAK EMKM memberikan pedoman yang mudah dipahami
dan diaplikasikan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini
mempermudah proses pencatatan dan pelaporan keuangan sehingga entitas dapat
memenuhi persyaratan perpajakan dan memperoleh akses ke sumber pembiayaan
yang lebih baik.
2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan
Penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM dapat membantu meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah. Hal ini
dapat memperkuat kepercayaan pengguna laporan keuangan dan memberikan
informasi yang lebih jelas dan akurat tentang kinerja keuangan entitas.
3. Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik
Dengan penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM, entitas mikro, kecil, dan
menengah dapat memiliki informasi keuangan yang lebih baik dan akurat. Hal ini

9
dapat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik, seperti
menentukan strategi bisnis, mengelola kas, dan merencanakan investasi.
4. Meningkatkan akses ke sumber pembiayaan
Penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM dapat membantu entitas mikro, kecil,
dan menengah memperoleh akses ke sumber pembiayaan yang lebih baik. Laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dapat menjadi
dasar bagi lembaga keuangan dan investor untuk mempertimbangkan memberikan
pembiayaan kepada entitas tersebut.
5. Meningkatkan kualitas dan daya saing usaha
Dengan memahami dan menerapkan SAK ETAP dan SAK EMKM, entitas
mikro, kecil, dan menengah dapat meningkatkan kualitas dan daya saing usaha
mereka. Dengan memiliki informasi keuangan yang lebih akurat, entitas dapat
melakukan analisis keuangan yang lebih baik dan mengambil keputusan bisnis yang
lebih tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan keberhasilan usaha.

II.5 Keterbatasan SAK ETAP dan SAK EMKM

SAK ETAP dan SAK EMKM memiliki keterbatasan dalam mengakomodasi kebutuhan
informasi keuangan pada entitas mikro, kecil, dan menengah. Beberapa hal yang tidak diatur
oleh SAK ETAP dan SAK EMKM antara lain pengakuan, pengukuran, dan penyajian atas
beberapa transaksi keuangan yang kompleks.

 Memerlukan pemahaman yang baik

Meskipun SAK ETAP dan SAK EMKM memiliki pedoman yang lebih
sederhana dan mudah dipahami, namun masih memerlukan pemahaman yang baik
dari pelaku usaha dalam menerapkan standar tersebut. Jika pelaku usaha kurang
memahami standar akuntansi yang berlaku, maka hal ini dapat menyebabkan
kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan keuangan.

 Perlunya dukungan dari profesional akuntansi

Dalam menerapkan SAK ETAP dan SAK EMKM, pelaku usaha memerlukan
dukungan dari profesional akuntansi agar dapat menerapkan standar tersebut dengan
benar. Hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam pencatatan dan
pelaporan keuangan serta memastikan kualitas informasi keuangan yang dihasilkan.

 Perlu dilakukan penyesuaian

10
Penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM dapat mengharuskan entitas untuk
melakukan penyesuaian dalam pencatatan dan pelaporan keuangan. Hal ini dapat
membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar sehingga perlu dipertimbangkan
secara matang sebelum melakukan penerapan.

II.6 Perbedaan SAK ETAP, SAK EMKM dan IFRS

Ada beberapa perbedaan antara SAK ETAP, SAK EMKM, dan IFRS, di antaranya:

1. Ruang Lingkup
 SAK ETAP dan SAK EMKM hanya berlaku untuk entitas kecil dan menengah
di Indonesia, sedangkan IFRS berlaku untuk perusahaan publik yang terdaftar
di pasar saham internasional.
 SAK ETAP berfokus pada entitas kecil dan menengah, sedangkan SAK
EMKM berfokus pada entitas mikro, kecil, dan menengah
2. Kompleksitas
 SAK ETAP dan SAK EMKM dirancang agar lebih sederhana dan mudah
dipahami, sedangkan IFRS memiliki aturan yang lebih kompleks dan
detail.
 SAK ETAP dan SAK EMKM lebih fleksibel dalam penggunaannya,
sementara IFRS lebih tegas dalam pengaturan dan penggunaannya.
3. Standar Pengukuran
 SAK ETAP dan SAK EMKM memiliki aturan pengukuran yang berbeda
dengan IFRS. SAK ETAP dan SAK EMKM menggunakan biaya historis,
sementara IFRS menggunakan aturan pengukuran yang lebih kompleks
dan variatif.
 SAK ETAP dan SAK EMKM mengizinkan beberapa penyesuaian
berdasarkan nilai pasar, sedangkan IFRS mempertimbangkan nilai wajar
dalam beberapa kasus.
4. Pengungkapan
 SAK ETAP dan SAK EMKM memiliki persyaratan pengungkapan yang
lebih sederhana dan terbatas dibandingkan dengan IFRS.
 IFRS memiliki standar pengungkapan yang lebih detail dan terinci,
termasuk dalam hal pengungkapan risiko dan manajemen modal.

11
Meskipun demikian, SAK ETAP dan SAK EMKM mengacu pada prinsip-prinsip
yang sama dengan IFRS, yaitu prinsip-prinsip yang relevan dan dapat diandalkan,
transparansi dan konsistensi dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi
keuangan. Perbedaan di atas mencerminkan penyesuaian standar akuntansi keuangan dengan
kebutuhan EMKM dan tingkat kompleksitas transaksi keuangan yang dihadapi oleh entitas
kecil dan menengah.

Perbedaan paling mendasar antara standar akuntansi IFRS (International Financial


Reporting Standards) dengan SAK ETAP adalah ruang lingkup dan kompleksitasnya. IFRS
adalah standar akuntansi yang dirancang untuk entitas besar dan multinasional dengan
operasi yang kompleks, sedangkan SAK ETAP dirancang untuk entitas kecil dengan operasi
yang sederhana.

12
BAB III
KESIMPULAN

Dalam kesimpulannya, penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM sangat penting bagi
entitas mikro, kecil, dan menengah dalam menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan
berkualitas. Keduanya memiliki perbedaan dan kelebihan masing-masing, namun entitas
harus mempertimbangkan kebutuhan bisnis mereka dan menerapkan standar akuntansi yang
paling sesuai dengan kondisi bisnis mereka. Penerapan SAK ETAP dan SAK EMKM juga
harus dilakukan dengan benar dan konsisten serta diikuti dengan perkembangan standar
akuntansi tersebut. Informasi keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAK ETAP dan SAK
EMKM harus digunakan dengan bijak dan disertai dengan analisis yang matang untuk
mengambil keputusan bisnis yang tepat dan berkelanjutan.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa SAK ETAP dan SAK EMKM hanya menjadi alat
bantu dalam pencatatan dan pelaporan keuangan. Pengambilan keputusan bisnis tidak hanya
bergantung pada informasi keuangan semata, tetapi juga harus mempertimbangkan faktor-
faktor lain seperti strategi bisnis, kondisi pasar, dan faktor internal perusahaan. Oleh karena
itu, entitas harus menggunakan informasi keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAK
ETAP dan SAK EMKM dengan bijak dan disertai dengan analisis yang matang untuk
mengambil keputusan bisnis yang tepat dan berkelanjutan

13

Anda mungkin juga menyukai