Anda di halaman 1dari 11

STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU DI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan 1

Dosen Pengampu : Rina Destiana, SE., M.Si.

Disusun oleh :

Syita Dwi Utami (118040184)

Akuntansi 3-G

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena telah

melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini

bisa selesai pada waktunya. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman telah

berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan

baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari

kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat

membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

A.Latar Belakang...........................................................................................3

B.Rumusan Masalah......................................................................................3

C.Tujuan.........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

BAB III REFERENSI 10

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia terdapat beberapa Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.

Terdapat lima SAK yang dijadikan pedoman pencatatan akuntansi bagi perusahaan-

perusahaan atau entitas sesuai bidangnya. Standar akuntansi merupakan suatu metode

dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu kegiatan usaha.

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, sangat penting untuk

membuat dan memiliki laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan standar yang

sudah ditentukan. Laporan keuangan dapat menunjukan bagaimana keadaan perusahan

pada periode tertentu, dan juga sebagai bahan evaluasi perusahaan untuk memperbaiki

masalah yang terjadi. Agar laporan keuangan perusahaan benar serta sesuai dengan

standar, maka laporan keuangan harus mengikuti standar yang sudah ditetapkan yaitu

Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Standar Akuntansi Keuangan ?

2. Siapa yang membuat SAK?

3. Ada berapa macam jenis SAK yang berlaku di Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang SAK.

2. Untuk mengetahui siapa yang menyusun SAK.

3. Untuk mengetahui SAK yang berlaku di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah standar praktik akuntansi yang

digunakan di Indonesia, yang disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pada tahun

1970-an SAK mengikuti standar praktik akuntansi Amerika Serikat (US GAAP),

kemudian pada tahun 1990-an mulai berkiblat pada International Accounting

Standards (IAS). Per 1 Januari 2015, SAK resmi mengadopsi penuh Standar

Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), yang merupakah kelanjutan dari IAS.

Diharapakan dengan semakin sedikitnya perbedaan antara SAK dan IFRS dapat

memberikan manfaat bagi pemanggku kepentingan di Indonesia. Perusahaan yang

memiliki akuntabilitas publik, regulator yang berusaha menciptakan infrastruktur

pengaturan yang dibutuhkan, khususnya dalam transaksi pasar modal, serta

pengguna informasi laporan keuangan dapat menggunakan SAK sebagai suatu

panduan dalam meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan dalam laporan

keuangan.

Penyusunan dan pencabutan SAK wajib mengikuti due process procedure yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Organisasi Ikatan Akuntan Indonesia. Proses

tersebut meliputi : identifikasi isu; konsultasi isu dengan Dewan Konsultatif SAK

(DKSAK) (jika diperlukan); melakukan riset terbatas; pembahasan materi SAK;

pengesahan dan publikasi exposure draft; pelaksanaan public hearing;

pelaksanaan limited hearing (jika diperlukan); pembahasan masukan publik; dan

4
pengesahan SAK. Sedangkan penyusunan buletin teknis dan annual

improvements tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due process procedure.

B. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

1. Standar Akuntansi Keuangan Umum

Standar Akuntansi Keuangan Umum (disebut juga SAK Umum atau

hanya SAK) mengatur pencatatan, penyusunan, perlakuan, dan

penyajian laporan keuangan untuk entitas (badan atau bisnis) yang memiliki

akuntabilitas publik, termasuk diantaranya Perseroan Terbatas (PT), entitas

nirlaba, asuransi, perbankan, dan perusahaan dana pensiun. PSAK terdiri dari

empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK),

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi atas Standar

Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PPSAK). Pernyataan – pernyataan yang ada dalam PSAK meliputi :

 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan

 PSAK 2 Laporan Arus Kas

 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim

 PSAK 5 Segmen Operasi

 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi

 PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporam

 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

 PSAK 13 Properti Investasi

 PSAK 14 Persediaan

 PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi

5
 PSAK 16 Aset Tetap

 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

 PSAK 19 Aset Takberwujud

 PSAK 22 Kombinasi Bisnis

 PSAK 23 Pendapatan

 PSAK 24 Imbalan Kerja

 PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,

dan Kesalahan

 PSAK 26 Biaya Pinjaman

 PSAK 28 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian

2. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general

purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna

eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,

kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. 

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam

penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada

pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri

dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep

6
biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk

pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif

tidak berubah selama beberapa tahun. 

3. Standar Akuntansi Syariah (SAS)

Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan

transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah.

Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun

berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI. SAS ini terdiri dari

PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup kerangka konseptual;

penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah; musyarakah;

mudharabah; salam; istishna.

4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi

Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi

Pemerintahan.

SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan

pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah. Peraturan

7
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan selengkapnya adalah

sebagai berikut:

 Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010

 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2016

 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2019

 Government Accounting Standards Republic of Indonesia

5. Standar akuntansi keuangan EMKM

SAK EMKM adalah kepanjangan dari Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Mikro Kecil Menengah Makro yang dirancang secara khusus sebagai patokan

standar akuntasi keuangan pada UMKM. Standar Keuangan ini disusun dan

disahkan oleh IAI atau Ikatan Akuntasi Indonesia sebagai sebuah orgnasasi

profesi yang menaungi seluruh akuntan di Indonesia dilansir dari

iaiglobal.or.id.

SAK EMKM ini merupakan salah satu dorongan kepada pengusaha-

pengusaha di Indonesia agar dapat berkontribusi secara signifikan dalam

pengembangan UMKM yang lebih maju. Mengapa hal ini sangat dibutuhkan

untuk usaha terutama UMKM? Karena laporan keuangan merupakan hal yang

penting dalam sebuah usaha. Pastinya setiap pengeluaran dan pemasukkan

harus jelas dan harus seimbang agar usaha bisa lebih maju lagi.

Sesuai dengan definisi dari SAK EMKM, pengertian serta kriteria EMKM

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,

8
setidaktidaknya selama dua tahun berturut-turut. Berikut definisi UMKM yang

telah ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008.

 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih maksimal 50 juta

rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 300 juta rupiah.

 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih maksimal 50

juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 500 juta rupiah.

 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

maksimal 300 juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 2

miliar rupiah.

9
BAB III

REFERENSI

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/sak

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Standar_Akuntansi_Keuangan

http://www.ksap.org/sap/standar-akuntansi-pemerintahan/

https://goukm.id/sak-emkm/

10

Anda mungkin juga menyukai