Anda di halaman 1dari 3

A.

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan
regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya. Standar
akuntansi di Indonesia mengacu pada teori skala global, yakni International Financial
Reporting Standards (IFRS). SAK berbasis IFRS berlaku efektif sejak 2014.

Konvergensi SAK dan IFRS diharapkan dapat banyak mengurangi perbedaan dua
standar akuntansi skala lokal dan global ini. Sehingga bermanfaat bagi perusahaan yang
memiliki akuntabilitas publik untuk bertransaksi di pasar modal karena informasi dalam
laporan keuangannya berkualitas internasional.

SAK yang menjadi pilar akuntansi di Indonesia terdiri dari:

1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau SAK Umum


2. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
3. SAK Syariah

a) PSAK atau SAK Umum


PSAK merupakan standar yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, baik yang sudah
terdaftar di pasar modal maupun yang masih dalam proses pendaftaran.

Manfaat penerapan PSAK atau SAK Umum:

1) Dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan.


2) Memberikan informasi berkualitas di pasar modal internasional.
3) Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.

Berikut ini contoh entitas yang menerapkan PSAK atau SAK Umum antara lain:

1) Bank
2) Entitas Asuransi
3) Pialang dan/atau Pedagang Efek
4) Reksa Dana
5) Bursa Efek
6) BUMN

b) SAK ETAP
SAK ETAP merupakan standar yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, yaitu suatu entitas
yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pihak ekstrernal, seperti
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam aktivitas operasional, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
SAK ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang
meliputi tidak adanya penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan laporan
laba/rugi yang komprehensif. Standar akuntansi IFRS yang disederhanakan juga
meliputi tidak adanya pilihan menggunakan nilai revaluasi (wajar), serta tidak ada
pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah
pajak menurut ketentuan pajak.

Manfaat penerapan SAK ETAP bagi entitas:

1) Membantu entitas kecil dan menengah dalam menyusun laporan keuangannya sendiri
karena dibuat lebih ringkas.
2) Dinilai lebih sederhana karena sebagian besar siklus akuntansinya menggunakan
konsep biaya historis. Bentuk pengaturannya juga lebih sederhana dalam hal
perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.

Berikut ini contoh entitas yang menerapkan SAK ETAP antara lain:

1) Bank Perkreditan Rakyat


2) Koperasi dan UKM
3) PDAM

c) SAK Syariah
SAK Syariah merupakan  standar akuntansi yang secara khusus diperuntukkan bagi
entitas berupa lembaga syariah maupun non-syariah, yang melakukan transaksi syariah.
SAK Syariah dikembangkan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah
dengan mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). SAK Syariah ini
mencakup kerangka konseptual, penyajian laporan keuangan syariah, akuntansi
murabahah, musyarakah, mudharabah, salam dan istishna
Implementasi transaksi yang sesuai dengan asas transaksi syariah harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
1) Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
2) Uang hanya sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas
3) Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, dan haram

Anda mungkin juga menyukai