Capaian Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini maka mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan agar mampu:
1. Menjelaskan dan membedakan jenis-jenis Standar Akuntansi Keuangan
2. Menjelaskan isi pokok standar audit yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntansi
Publik
Pada Bab I telah disajikan pengertian pengauditan adalah proses sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan
kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Kriteria yang dimaksud adalah standar akuntansi yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Auditor bertugas untuk menentukan kepatuhan antara laporan
keuangan dengan kriteria yang digunakan, oleh karena itu auditor perlu mengetahui standar
akuntansi yang diigunakan oleh klien.
Dalam melakukan audit, auditor harus berpegang pada standar audit yang disebut Standar
Profesional Akuntan Publik. Standar ini diterbitkan oleh Institute Akuntan Publik Indonesia.
Bab ini membahas hal-hal pokok tentang dua standar yang perlu diketahui oleh mahasiswa
sebagai calon auditor yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Profesional Akuntan
Publik. Materi bab ini bersifat pengantar karena hanya memberikan informasi sekilas tentang
dua standar tersebut.
2. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
SAK ETAP merupakan standar akuntansi yang digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP) yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal yaitu pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit
Entitas tanpa akuntabilitas signifikan adalah entitas yang tidak memenuhi syarat sebagai
entitas akuntabilitas publik signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan
yang dapat menggunakan SAK ETAP adalah perusahaan yang tidak terdaftar di pasar modal,
bukan lembaga bank, bukan perusahaan asuransi, bukan perusahaan pialang atau pedagang
efek, bukan perusahaan investasi, dan bukan perusahaan reksa dana.
Namun demikian, suatu entitas yang memenuhi kriteria sebagai entitas akuntabilitas publik
signifikan dapat menggunakan SAK ETAP apabila diijinkan oleh regulator yang berwenang
menerbitkan aturan pada industri tertentu. Misalnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
meskipun memenuhi syarat sebagai entitas fidusia tetapi sesuai Pedoman Akuntansi BPR
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, diperbolehkan menggunakan SAK ETAP.
DSAK IAI telah menerbitkan SAK ETAP sebagai sebuah SAK yang berdiri sendiri tidak seperti
SAK Umum/IRS yang standarnya berupa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
yang terpisah-pisah.
Pengguna Entitas yang Entitas yang tidak Entitas ETAP yang Entitas yang
memiliki memiliki belum mampu beroperasi
akuntabilitas akuntabilitas menyajikan laporan atas dasar
publik signifikan publik signifikan keuangan sesuai prinsip syariah
ETAP
Penyajian Terpisah pisah SAK berdiri SAK berdiri sendiri Terpisah pisah
SAK dalam bentuk sendiri dalam bentuk
PSAK PSAK Syariah
Di samping Standar Akuntansi Keuangan, penyusun laporan keungan juga dapat mengacu
pada tingkat dua landasan operasional antara lain Bulettin Teknis, Peraturan Pemerintah
untuk industri dan Pedoman atau praktik industri tertentu yang sifatnya melengkapi atau
memberikan penjelasan atas standar akuntansi keuangan.
Buletin Teknis. Standar hanya memuat ketentuan-ketentuan pokok, hal-hal yang bersifat
teknis biasanya diserahkan kepada praktisi untuk menentukan sendiri berdasarkan
pertimbangan profesionalnya. Buletin teknis ini dapat berisi petunjuk teknis yang diberikan
atau untuk tujuan memberi contoh pelaksanaan teknis yang dianggap bermanfaat oleh
penyusun standar atau badan otoritas lainnya yang beranggotakan ahli akuntansi untuk tujuan
menjawab pertanyaan dari praktisi.
Peraturan Pemerintah untuk Industri. Banyak peraturan pemerintah yang mempengaruhi
atau bahkan harus dijalankan dalam kaitannya dengan penyusunan laporan keuangan atau
penyampaian informasi suatu industri atau lembaga tertentu.
Contoh: Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Peraturan ini mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah yaitu pemerintah pusat dan
pemerintah daerah baik pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Pedoman atau Praktik Industri. Untuk industri-industri tertentu SAK akan dijelaskan secara
lebih lebih rinci dan lebih teknis dalam bentuk pedoman teknis oleh regulator industri tersebut.
Contoh: untuk standar akuntansi perbankan, maka Bank Indonesia akan memberikan
pedoman teknis SAK perbankan ke dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI),
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) untuk bank syariah, dan Pedoman
Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat untuk entitas bank perkreditan rakyat.
Melalui gambar tersebut terlihat bahwa dalam melakukan audit, auditor terikat pada kode etik
profesi akuntan publik, standar pengendalian mutu dan standar-standar dalam rangka
perikatan asurans maupun non asurans.
Pada setiap standar struktur penyajian sebagai berikut: logo IAPI, nomor standar, judul
standar, susunan dewan standar, daftar isi, pendahuluan, tujuan, definsi, ketentuan, materi
penjelasan dan lampiran jika ada.
Area Standar Audit (SA) dan nomor- nomor Standar Audit (SA) yang telah diterbitkan adalah
sebagai berikut:
Prinsip Umum dan SA 200, SA 210, SA 220, SA 230, SA 240, SA 250, SA 260,
Tanggungjawab SA 265
Penilaian Risiko dan Risiko SA 300, SA 315, SA 320, SA 330, SA 402, SA 450
yang dinilai
Rangkuman
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Jenis-jenis SAK
yang berlaku adalah SAK IFRS, SAK ETAP, SAK EMKM dan SAK Syariah. Masing-masing
SAK tersebut berbeda ditinjau dari Dalam melaksanakan tugasnya, auditor bekerja
berdasarkan Standar Auditing yang terdapat dalam SPAP. Standar Audit memuat
pendahuluan, tujuan, definisi, ketentuan dan materi penjelasan.
Soal Essai
1. Jelaskan perbedaan antara SAK dengan PSAK
2. Jelaskan fungsi ISAK
3. Mengapa lembaga perbankan harus menggunakan SAK Umum/IFRS/ Jelaskan
4. Jelaskan fungsi Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
5. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara SAK ETAP dengan SAK EMKM
6. Sebutkan standar-standar yang terdapat dalam SPAP
7. Sebutkan komponen-komponen Standar Audit (SA)
Soal Mandiri
Mahasiswa mengunduh masing-masing satu buah Standar Akuntansi dan Standar Profesional
Akuntan Publik, kemudian mengidentifikasi isi masing-masing standar.