Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

AKUNTANSI BIAYA I

“Perbedaan Standar Akuntansi”

Disusun Oleh :

Akbar Malik Surya Saputra 3022201018

Novia Dianti 3022201006

Oktavianti Ismi 3022201024

Sarah Puspita Dewi 3022201026

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas MH. Thamrin

2020/2021
Standar Akuntansi
I. Pengertian Standar Akuntansi
Pengertian Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah sebuah standar atau
landasan baku akan praktik akuntansi yang digunakan di Indonesia. Standar baku ini
mengatur proses pembuatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan di
Indonesia. SAK berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAS IAI), serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya.
Fungsi Standar Akuntansi Keuangan
1. Untuk keseragaman laporan keuangan.
2. Memudahkan akuntan dalam penyusunan laporan keuangan.
3. Mempermudah auditor dan pembaca laporan keuangan untuk memahami dan
membandingkan laporan keuangan dengan entitas yang berbeda-beda.

II. Macam – Macam Standar Akuntansi


1. PSAK-IFRS
Dalam mengelola laporan keuangan di suatu perusahaan, akuntan memiliki
pedoman atau acuan yang disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan standar akuntansi yang digunakan mengacu pada IFRS (International
Financial Accounting Standard).
Secara garis besar IFRS dan SAK tidak jauh berbeda, IFRS juga merupakan
panduan dan prosedur dalam menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan,
hanya saja dengan standar internasional. Keduanya memiliki perbedaan secara
pengaplikasian dan teknis penyusunan.
Adanya standar yang sesuai dengan PSAK ini membuat semua informasi
keuangan yang ada mudah dipahami dan relevan bagi semua pengguna laporan
keuangan tersebut. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan jenis PSAK ini
digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan
publik. Pemilihan IFRS sebagai pedoman bagi PSAK juga memberikan beberapa
manfaat, yaitu
- Meningkatkan daya banding laporan keuangan
- Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
- Menghilangkan hambatan arus modal internasional
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan
biaya untuk analisis keuangan bagi para analis
- Membuat kualitas pelaporan keuangan meningkat menuju best practice
Perbedaan IFRS dan PSAK
No. Perbedaan IFRS PSAK
1 Cangkupan Desain IFRS diperuntukan untuk SAK diperuntukan untuk Entitas yang
entitas yang bersifat profit bersifat profit-oriented, Nirlaba, UKM,
pengaturan
oriented dan SME (Small Medium dan perusahaan berbasis syariah.
Enterprise). IFRS belum mengatur
standar akuntansi untuk perusahaan
berbasis syariah.

2 Kerangka Dasar Memungkinkan penilaian aktiva tetap Sama seperti IFRS, PSAK memberikan
berwujud dan tidak berwujud alternatif penggunaan nilai wajar untuk
menggunakan nilai wajar. Laporan menilai kembali aktiva tetap berwujud
keuangan disajikan dengan basis true dan tidak berwujud. Laporan keuangan
and fair (IFRS Framework par 46) disajikan dengan basis “fairly stated”
(kerangka dasar par 46)
3 Pernyataan Entitas harus membuat pernyataan Entitas tidak harus membuat
eksplisit tentang kepatuhan akan pernyataan kepatuhan akan SAK
kepatuhan akan
standar IFRS
standar
4 Prinsip Ketetapan Tidak diatur secara khusus kapan Dianjurkan agar entitas menyajikan
entitas menyajikan laporan keuangan laporan keuangan paling lama 4 bulan
Waktu
setelah tanggal neraca
(Timeliness)
5 Basis Standar Menganut standar akuntansi berbasis Menganut standar akuntansi berbasis
prinsip untuk meningkatkan aturan.
transparansi, akuntabilitas, dan
keterbantingan laporan keuangan
antar entitas secara global.

6 Prinsip Tidak lagi mengakui prinsip Masih mengakui prinsip konservatif


konservatif, namun diganti dengan
Konservatif
prinsip kehati-hatian
2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh ETAP, yaitu entitas yang tidak
memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP
bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan
diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari
perbankan.
Karakteristik dari Standar akuntansi ini adalah sebagai berikut:
• Tidak mengacu ke SAK Umum
• Mayoritas menggunakan historical cost concepts.
• Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan
Menengah
• Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum.
• Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang paling sederhana.
• Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran.
• Tidak akan berubah selama beberapa tahun.
Manfaat SAK ETAP
• Diharapkkan dengan adaya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah,
mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri
• Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat
menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
(misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK–IFRS sehingga lebih
mudah dalam implementasinya
• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan
keuangan.

Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK-IFRS


▪ Materi SAK ETAP lebih sederhana sedangkan PSAK – IFRS cenderung
complicated dan rumit.
▪ SAK ETAP cenderung menggunakan basis stewardship sebagai
pertanggungjawaban pengelola kepada stakeholder sehingga
cenderung menggunakan prinsip reliability, sedangkan PSAK – IFRS
telah bergeser untuk pemenuhan user dalam pengambilan keputusan
sehingga cenderung menggunakan prinsip relevan.
▪ SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
▪ SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan
arus kas.
▪ SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model
atau model reavaluasi.
3. PSAK-SYARIAH
PSAK-Syariah adalah sebuah pedoman akuntansi yang dapat digunakan
lembaga yang memiliki kebijakan Syariah dalam kegiatan bisnisnya. PSAK-
Syariah ditetapkan Dewan Akuntansi Syariah. Contoh dari lembaga yang
berbasis Syariah di Indonesia adalah badan Zakat, Bank Syariah, dan juga
Pegadaian Syariah.
Isi dari PSAK-Syariah adalah kerangka konseptual untuk keperluan penyusunan
serta pengungkapan laporan, baik untuk standar penyajian laporan keuangan,
serta standar khusus transaksi Syariah. PSAK-Syariah dapat diimplementasikan
dengan PSAK umum jika memang diperlukan.
Sebagai contoh, tak jarang Bank Syariah menggunakan standar akuntansi yang
berbeda untuk menyusun laporan keuangan. Karena bank Syariah memiliki
akuntabilitas publik, laporan keuangannya pun harus dibuat menggunakan
PSAK umum terlebih dahulu. Lalu kemudian, menganut PSAK-Syariah untuk
segala transaksi yang memiliki basis Syariah.

Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi
• Penyusun standar akuntansi keuangan Syariah dalam pelaksanaan tugasnya
• Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi
syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah
• Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum
• Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan syariah.
Perbedaan lainya adalah seperti dibawah ini:
• Aktiva dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian,
yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar),
sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi
harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya
barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang.
• Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba
dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram,
sedangkan dalam konsep syariah dibedakan antara laba dari aktivitas
pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang
berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber
yang haram jika ada, laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk
mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal.
• Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika
adanya jual-beli, sedangkan konsep syariah memakai kaidah bahwa laba
itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai
barang.

4. SAK – EMKM
SAK-EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas
mikro, kecil, dan menengah. Standar ini ditujukan untuk digunakan oleh entitas
yang tidak atau belum mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur
dalam SAK ETAP. Hal ini dikarenakan masih banyaknya UMKM di Indonesia
yang belum mampu untuk membuat serta menyusun laporan keuangan yang
sesuai dengan SAK yang berlaku.
SAK EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana
dibandingkan dengan SAK ETAP karena mengatur transaksi yang umum
dilakukan oleh EMKM. Dasar pengukurannya murni menggunakan biaya
historis, sehingga EMKM cukup mencatat aset dan liabilitas sebesar biaya
perolehannya
Kriteria UMKM Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM, dijelaskan beberapa kriteria EMKM sebagai berikut:
A. Usaha Mikro, kriterianya adalah:
• Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000
B. Usaha Kecil, kriterianya adalah :
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 sampai dengan paling
banyak Rp500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000
C. Usaha Menengah, kriterianya adalah :
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000.
5. SAP
Standar akuntansi yang digunakan oleh Instansi Pemerintahan dalam menyusun
laporan keuangan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
SAP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 dan digunakan
sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah, baik Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah, dengan adanya SAP diharapkan dapat
menjamin transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
negara sehingga terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih.
Basis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
1. SAP Berbasis Kas
Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti pendapatan diakui
pada saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan (PP No.71 tahun 2010).
2. SAP berbasis Akrual
SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban,
aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
Basis Akrual untuk neraca berarti aset, kewajiban, dan ekuitas dana
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memerhatikan saat uang kas dan setara kas di terima atau di bayar (PP No.71
tahun 2010).
Perbandingan Standar Akuntansi

Aspek Yang
Diperbandin PSAP PSAK-IFRS SAK-Syariah SAK-ETAP
gkan
Menjadi acuan bagi: Menjadi acuan bagi: Menjadi acuan bagi: Tidak dijelaskan
1. Penyusun standar 1. Penyusun standar 1. Penyusun standar secara rinci
2. Penyusun laporan 2. Penyusun laporan 2. Penyusun laporan
Tujuan keuangan keuangan keuangan
Konsep Dasar 3. Pemeriksa/auditor 3. Pemeriksa/ 3. Pemeriksa/ auditor
4. Para pengguna laporan auditor 4. Para pengguna
keuangan 4. Para pengguna laporan keuangan
laporan keuangan

Para pengguna laporan Para pengguna Para pengguna laporan Tidak dijelaskan
keuangan adalah: laporan keuangan keuangan adalah: secara rinci
1. Masyarakat adalah: 1. Investor
2. Wakil rakyat, lembaga 1. Investor 2. Pemilik dana
pengawas, dan 2. Karyawan 3. Pemilik dana
lembaga pemeriksa 3. Pemberi Syariah
Pengguna 3. Pihak yang memberi pinjaman 4. Pemilik dana titipan
laporan donasi, investasi, dan 4. Pemasok dan 5. Pembayardan pene
keuangan pinjaman. kreditur rima zakat, dan
4. Pemerintah 5. Pelanggan sejenisnya
6. Pemerintah 6. Pengawas Syariah
7. Masyarakat 7. Karyawan
8. Pemasok dan mitra
usaha lainnya
9. Pelanggan
10. Pemerintah
11. Masyarakat
Asumsi dasar yang Asumsi dasar yang Asumsi dasar yang Asumsi dasar yang
digunakan adalah: digunakan adalah: digunakan adalah: digunakan adalah:
1. Kemandirian entitas 1. Dasar akrual 1. Dasar akrual 1. Penyajian wajar
2. Kesinambungan 2. Kelangsungan 2. Kelangsungan 2. Kepatuhan
usaha usaha usaha terhadap standar
3. Keterukuran dalam 3. Kelangsungan
satuan uang usaha
4. Frekuensi
Asumsi dasar pelaporan
5. Penyajian yang
konsisten
6. Informai
komparatif
7. Materialitas dan
Agregasi
1. Relevan 1. Dapat dipahami 1. Dapat dipahami 1. Dapat dipahami
2. Andal 2. Relevan 2. Relevan 2. Relevan
3. Dapat dibandingkan 3. Keandalan 3. Keandalan 3. Materialitas
4. Dapat dipahami 4. Dapat 4. Dapat dibandingkan 4. Keandalan
Karakteristik dibandingkan 5. Substansi
Kualitatif mengungguli bentuk
6. Pertimbangan
sehat
7.Kelengkapan
8.Dapat
dibandingkan
Laporan keuangan: Laporan keuangan: Laporan keuangan: Laporan keuangan:

1. Laporan Realisasi 1. Laporan Posisi 1. Laporan posisi 1. Neraca


anggaran Keuangan keuangan 2. Laporan laba rugi
2. Laporan perubahan 2. Laporan laba rugi 2. Laporan laba rugi 3. Laporan
SAL 3. Laporan dan pengahasilan perubahan ekuitas
3. Neraca perubahan ekuitas komprehensif 4. Laporan arus kas
4. Laporan Operasional 4. Laporan arus kas 3. Laporan perubahan 5. Catatan atas
5. Laporan Perubahan 5. Catatan atas ekuitas laporan keuangan
ekuitas laporan keuangan 4. Laporan arus kas
Komponen 6. Laporan arus kas 5. Laporan rekonsiliasi
laporan 7. Catatan atas Laporan pendapatan dan bagi
keuangan Keuangan hasil
6. Laporan sumber
dan penggunaan dana
zakat
7. Laporan sumber
dan penggunaan dana
kenajikan
8. Catatan atas laporan
keuangan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/standar-akuntansi-keuangan

https://www.jurnal.id/id/blog/perbedaan-sak-dan-ifrs/

https://www.jojonomic.com/blog/ifrs-dan-psak/

https://accurate.id/akuntansi/psak-adalah/

https://accurate.id/akuntansi/sak-etap/

https://www.cermati.com/artikel/pentingnya-memahami-psak-pernyataan-standar-

akuntansi-keuangan

https://www.academia.edu/39857340/Perbedaan_dan_Persamaan_Empat_Pilar_Sta

ndar_Akuntansi_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai