BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) diberlakukan secara efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP
ini diterbitkan dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam
menerapkan prinsip akuntansi yang selama ini masih kurang sesuai apabila
menggunakan SAK yang berlaku umum. SAK ETAP diharapkan mampu
mengakomodasi kebutuhan standar pelaporan pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dalam membuat laporan keuangan yang mudah,
transparan, dan akuntabel (Darmajati, 2007). Seiring dengan penerbitan
SAK ETAP, standar akuntansi Indonesia yakni SAK yang berlaku umum
juga mengalami berbagai penyesuaian terkait dengan pengadopsian
standar akuntansi berbasis internasional/International Financial Reporting
Standards (IFRS) (IAI, Desember 2010). Penyesuaian tersebut termasuk
pemberlakuan PSAK 50 mengenai instrumen keuangan, yaitu: penyajian
dan pengungkapan dan PSAK 55 instrumen keuangan, yaitu: pengakuan
dan pengukuran.
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan UKM
adalah mengenai pengelolaan laporan keuangan. Kebutuhan SAK Khusus
untuk UKM, hal ini mengingat bahwa mayoritas usaha di Indonesia masih
dalam besaran UKM bukanlah Usaha Besar. Tercatat menurut data
statistik Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia, pada tahun 2013 PDB
disusun lebih dari 52 persen berasal dari sektor UKM dan sering juga
adanya kendalan UKM dalam mendapatkan kredit pada bank. Banyak
UKM yang beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal
yang mudah dan sederhana. Namun dalam kenyataannya, pengelolaan
keuangan pada UKM membutuhkan keterampilan Akuntansi yang baik
oleh pelaku bisnis UKM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Entitas signifikan
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
4
Prinsip Pengakuan
Aset diakui sebagai manfaat ekonomi dikemudian hari yang
mengalir ke entitas dan nilainya dapat diukur secara andal.Kewajiban
diakui jika entitas menstransfer sumberdaya dikemudian hari akibat
peristiwa masa alu dan nilainya dapat diukur dengan andal.Pengakuan
penghasilan dan beban sebagai akibat langsung pengakuan asset dan
6
Rerangka Konseptual
KDPPLK SAK ETAP
Tujuan laporan keuangan Sama
Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama
Unsur-unsur laporan keuangan Sama
Konsep pengakuan Sama
Konsep pengukuran: Konsep pengukuran:
• biaya historis • biaya historis
• biaya kini • nilai wajar
• nilai realisasi bersih
• nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal Tidak ada
Instrumen Keuangan
SAK IFRS SAK ETAP
Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan (marketable
securities)
• Diukur pada nilai wajar melalui laporan • Diperdagangkan
laba rugi • Tersedia untuk dijual
• Tersedia untuk dijual • Dimiliki hingga jatuh tempo
• Dimiliki hingga jatuh tempo
• Pinjaman yang diberikan dan piutang
Maksud dan kemampuan Maksud
Persediaan
SAK IFRS SAK ETAP
Biaya perolehan atau nilai realisasi neto Sama
(mana lebih rendah)
FIFO dan rata-rata tertimbang Sama
13
Sewa
SAK IFRS SAK ETAP
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung Perjanjian sewa
sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu
memerlukan judgment judgment (pengalihan aset, opsi beli, min
75% umur ekonomis, min 90% nilai wajar,
dan aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak ada
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease) Tidak ada
Ekuitas Sama
Pendapatan penjualan barang dan jasa Sama
Imbalan Kerja
SAK IFRS SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih
sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham Tidak ada
b) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan
kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan.
c) Materialitas
Inforjmasi dipandang material jika kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan.
d) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus andal. Informasi memeiliki kualitas
andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian yang secara jujur apa yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajaikan.
e) Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicata dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f) Pertimbangan sehat
Ketidak pastian yang tidak dapat diabaikan meliputi
berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan
pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan
tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam
menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-
hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan
dalam kondisi ketidak pastian, sehingga asset atau
penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau
beban tidak disajikan lebih rendah.Namun demikian,
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan
20
8. Dasar akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan
arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.Dasar akrual pos-pos
diakui sebagai asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban
(unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
9. Saling hapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas asset dan kewajiban
atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan oleh SAK
ETAP.Pengukuran nilai asset secara neto dari penilaian penyisihan
25
Neraca
Informasi yang disajikan dalam neraca minimal mencakup pos-pos
berikut:
1. kas dan setara kas;
2. piutang usaha dan piutang lainnya;
3. persediaan;
4. properti investasi;
5. aset tetap;
6. aset tidak berwujud;
7. utang usaha dan utang lainnya;
8. aset dan kewajiban pajak;
9. kewajiban diestimasi;
10. ekuitas.
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca
jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap
posisi keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau
urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
29
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain.
SAK ETAP mengatur perlakuan berbedaterhadap dampak koreksi atas
kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai
penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari
laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan (lihat Bab 9 Kebijakan
Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan). Laporan laba rugi minimal
mencakup pos-pos sebagai berikut:
1. Pendapatan;
2. Beban keuangan;
3. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode
ekuitas;
4. Beban pajak;
5. Laba atau rugi neto.
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada
laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja
keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos
pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba
rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk
suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung
dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan
(tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh
entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik
ekuitas selama periode tersebut.
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
30
Persediaan
Bab ini mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan.
Persediaan adalah aset:
1. Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
2. Dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Bab ini diterapkan untuk semua jenis persediaan, kecuali:
1. Persediaan dalam proses (work in progress) dalam kontrak konstruksi
termasuk kontrak jasa yang terkait secara langsung (lihat Bab
20 Pendapatan);
2. Efek tertentu (lihat Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu).
Bab ini harus diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi dan
entitas anak. Bab ini tidak mengatur:
1. Investasi pada joint venture;
2. Hak paten, merek dagang, dan aset yang serupa;
3. Sewa pembiayaan
Properti Investasi
Bab ini diterapkan untuk akuntansi untuk investasi pada tanah dan
bangunan yang memenuhi definisi properti investasi dalam paragraf
14.2. Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan sewa atau
untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Aset Tetap
34
entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba
adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai
revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan
aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan
melalui laporan laba rugi.
Penyusutan
Entitas harus mengalokasikan jumlah aset yang dapat disusutkan
secara sistematis selama umur manfaatnya. Faktor-faktor seperti
perubahan pemakaian aset, perkembangan teknologi, dan perubahan harga
pasar dapat mengindikasikan bahwa umur manfaat aset telah berubah sejak
tanggal periode tahunan paling kini. Jika terdapat indikator tersebut, maka
entitas harus menelaah ulang estimasi sebelumnya dan (jika ekspektasi
sekarang berbeda) mengubah metode penyusutan atau umur manfaat.
37
Penghentian Pengakuan
Entitas harus menghentikan pengakuan aset tetap pada saat dilepas
atau ketika tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang
diekspektasikan dari penggunaanya atau pelepasannya. Entitas harus
mengakui keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan aset tetap
dalam laporan laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Keuntungan tersebut tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Entitas harus menentukan keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penghentian pengakuan aset tetap dengan menghitung perbedaan antara
hasil penjualan neto (jika ada) dan jumlah tercatatnya
Umur Manfaat
Untuk tujuan SAK ETAP, semua aset tidak berwujud dianggap
mempunyai umur manfaat yang terbatas. Umur manfaat aset tidak
berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak
boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum tersebut, tetapi
mungkin lebih pendek tergantung pada lamanya periode ekspektasi
pengunaan aset tersebut. Jika hak kontraktual atau hak hukum lainnya
untuk masa yang terbatas dapat diperbarui, maka umur manfaat aset tidak
berwujud harus termasuk periode yang diperbarui hanya jika terdapat
bukti yang mendukung pembaruan oleh entitas tanpa biaya yang
signifikan.
Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset
tidak berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10 tahun.
Faktor-faktor seperti perubahan pemakaian aset, perkembangan
teknologi, dan perubahan harga pasar dapat mengindikasikan bahwa umur
manfaat aset tidak berwujud telah berubah sejak tanggal periode tahunan
paling kini. Jika terdapat indikator tersebut, maka entitas harus menelaah
ulang estimasi sebelumnya dan (jika ekspektasi sekarang berbeda)
mengubah metode amortisasi atau umur manfaat.
Sewa
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa
mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan
aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak
mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan
aset.
Suatu sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi tergantung
pada substansi transaksi daripada bentuk kontrak. Suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika memenuhi salah satu hal
berikut ini:
1. sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa
sewa.
2. lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
42
Kewajiban Kotinjensi
Kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban potensial yang belum
pasti atau kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak memenuhi salah
satu atau kedua kondisi (b) dan (c) pada pengakuan awal. Entitas tidak
boleh mengakui kewajiban kontinjensi sebagai kewajiban. Pengungkapan
mungkin disyaratkan sesuai dengan ketentuan SAK ETAP. Entitas juga
tidak diperkenankan untuk mengakui aset kontinjensi sebagai aset.
Pengungkapan mungkin disyaratkan sesuai dengan ketentuan SAK ETAP.
Jika arus masuk dari manfaat ekonomi besar kemungkinannya
terjadi namun belum ada kepastiannya, maka entitas harus
mengungkapkan uraian dari sifat aset kontinjensi pada akhir tanggal
pelaporan. Ketika praktis dilakukan, maka diungkapkan estimasi atas
dampak keuangan yang diukur. Jika tidak praktis membuat pengungkapan
ini, maka fakta tersebut harus diungkapkan.
45
Ekuitas
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk reorganisasi dan selisih
penilaian kembali.Sesuai dengan PSAK 1994 – 21.Dapat diterapkan untuk
seluruh entitas usaha.Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas
harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi
mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan
dan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Klasifikasi instrumen
keuangan: ekuitas atau kewajiban.
Pendapatan
Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran diterima atau
masih harus diterima setelah diskon dan potongan volume.Perbedaan nilai
kini dengan nilai nominal pembayaran diakui sebagai pendapatan bunga.
Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama tidak diakui
sebagai pendapatan. Kontrak konstruksi: metode persentase penyelesaian
Pencatatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran yang diterima
atau masih harus diterima secara bruto.Nilai yang menjadi bagian pihak
ketiga harus dikeluarkan dari pendapatan. Jasa keagenan hanya diakui
sebesar komisi keagenan saja, jumlah yang diperoleh atas namapihak
principal bukan merupakan pendapatan entitas. Untuk pembayaran
tangguh maka pendapatan diakui sebesar nilai tunai (nilai wajar) , selisih
diakui sebagai pendapatan bunga.
Ketika terjadi pertukaran, entitas mengakui pendapatan hanya
ketika barang atau jasa yang tidak serupa diukur dengan nilai wajar,
kecuali (1) traksaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, (2)
nilai wajar dari asset yang diterima ataupun asset yang dilepas tidak dapat
diandalkan. Dalam transaksi pertukaran barang atau jasa yang tidak bisa
diukur padad nilai wajar, entitas menggunakan jumlah tercatat dari asset
yang dilepas.Entitas menerapkan kriteria pengakuan pendapatan secara
terpisah untuk setiap transaksi pendapatan.Namun entitas dapat
menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda untuk setiap komponen
46
teridentifikasi dalam suatu transaksi tunggal jika hal ini diperlukan untuk
merefleksikan substansi transaksi.Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria
pengakuan pada dua atau lebih transaksi secara bersama-sama ketika
kedua atau lebih transaksi mengacu pada rangkaian transaksi secara
keseluruhan.
Biaya Pinjaman
Langsung dibebankan.Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya
lainnya yang timbul dari kewajiban keuangan suatu entitas. Biaya
pinjaman mencakup: (1) bunga untuk bank overdraft dan pinjaman jangka
pendek dan jangka panjang; (2) amortisasi dikonto atau premium yang
terkait dengan pinjaman; (3) amortisasi biaya tambahan yang timbul
sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman; (4) beban pembiayaan
sesuai dengan pembiayaan sewa yang diakui sesuai dengan PSAK ETAP
Bab 17; (5) perbedaan nilai tukar yang timbul dari pinjaman dalam mata
uang asing.
Pengakuan: entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai
beban pada laporan laba rugi periode terjadinya (berbeda dengan PA
BPR).
harga transaksi sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (4) harga
transaksi terkini sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (5)
berdasarkan informasi terbaik yang tersedia untuk merefleksikan
jumlah yang dapat diperoleh entitas.
Entitas mengakui rugi penurunan nilai pada laba rugi tahun
berjalan.Entitas mengakui kewajiban atas rugi yang melebihi
jumlah tercatat, manakala hal ini disyaratkan oleh SAK
ETAP.Beban penyusuan atau amortisasi perioda setelah penurunan
nilai disesuaikan.Ketika terjadi pemulihan kerugian penurunan
nilai maka entitas mengakui segera dalam laporan laba rugi.Beban
penyusutan atau amortisasi setelah pemulihan harus disesuaikan.
Imbalan Kerja
Terdiri dari imbalan jangka pendek, imbalan pascakerja (manfaat
pasti dan iuran pasti), imbalan kerja jangka panjang, dan pesangon
pemutusan kerja.Entitas harus mengeakui seluruh imbalan kerja yang
menjadi hak pekerja pada periode berjalan.
Diakui sebagai kewajiban dikurangi jumlah yang telah dibayar.
Diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan lain. Imbalan paska kerja
jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit credit, jika tidak
mampu dapat menggunakan yang disederhanakan dengan mengabaikan
beberapa faktor yaitu tingkat kenaikan gaji, jasa yang akan datang, dan
mortalitas pekerja.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk manfaat pasi
menggunakan PUC dan jika tidak bisa dapat menggunakan metoda yang
disederhanakan. Lingkup: (1) Jangka Pendek; (2) Imbalan pascakerja; (3)
imbalan kerja jangka panjang lainnya; (4) pesangon pemutusan kerja.
Prinsip umum: entitas mengakui biaya kerja yang menjadi hak pekerja
akibat jasa yang diberikan kepada entitas selama perioda pelaporan yaitu
sebagai kewajiban setelah dikurangi jumlah yang telah dibayarkan, dan
49
kewajiban yang diukur pada nilai neto nilai dari kewajiban dikurangi
dengan nilai wajar asset program pada tanggal pelaporan dan mengakui
beban atau bagian perolehan asset.
c. Pesangon Pemutusan Kerja
Harus ada komitmen kuat entitas untuk memutus masa kerja pekerja atau
memberikan PKK sebagai akibat penawaran untuk pengurangan jumlah
pekerja secara sukarela.Entitas mengakui PKK sebagai beban pada saat
terjadinya PKK.Diukur dengan estimasi terbaik pembayaran yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan.
Pajak Penghasilan
Menggunakan tax payable concept dan tidak ada pengakuan dan
pengukuran pajak tangguhan.Beban pajak diakui atas seluruh pajak
penghasilan perioda berjalan dan perioda sebelumnya yang belum
dibayar.Jika terdapat kelebihan maka diakui sebagai asset.Tidak ada
persayaratan pajak tangguhan.Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode
berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika terdapat
kelebihan bayar maka diakui sebagai aset. Pajak tangguhan tidak
diatur.Akuntansi pajak dan SPT tetap menggunakan kebijakan sesuai
peraturan perpajakan.Diakui atas seluruh pajak penghasilan perioda
berjalan dan perioda sebelumnya yang belum dibayar.Tidak ada
persyaratan pajak tangguhan.
tertetu seperti Dollar Amerika (USD)): (1) indicator kas aurs Utama; (2)
indicator harga jual; (3) indicator biaya. Penentuan saldo awal mata uang
fungsional seolah-olah digunakan sejak tanggal transaksi terjadi
(retrospektif).Perubahan mata uang pencatatan.
§ Menggunakan mata uang rupiah.
§ Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi
sebagai mata uang fungsional.
§ Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.
§ Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual,
indikator biaya.
§ Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan
dengan mengukur seolah-olah mata uang fungsional telah
digunakan sejak terjadinya transaksi.
§ Laporan keuangan harus disajikan kembali jika entitas merubah
mata uang pelaporan.
Aktivitas Khusus
Tidak diatur
PSAK Lainnya
Tidak diatur
Ketentuan Transisi
Retrospektif atau prospektif yang diterapkan secara catch-up
(dampak ke saldo laba). Tanggal efektif: Belaku efektif untuk laporan
53
keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini pada
tanggal 1 Januari 2010.
54
DAFTAR REFERENSI
Affanfy, D. P. 2012. Pelatihan dan Pendampingan Guru-Guru Akuntansi Dalam
Pembelajaran SAK ETAP. PAFEB UMC, JAFEB UB, IAI Cabang Malang. 22
Desember 2012.
Martani, D. 2011. Implementasi Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK – ETAP).Riau.15 Maret 2011.
Suprihadi.2012. Lokakarya Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK – ETAP) dan Tantangan Akuntan di Masa Depan.IAI
Cabang Malang dan ICATAS JAFEB UB. Universitas Brawijaya. Malang. 13 Juli
2012
Suprihadi. 2012. Pelatihan dan Pendampingan Guru-Guru Akuntansi Dalam
Pembelajaran SAK ETAP. PAFEB UMC, JAFEB UB, IAI Cabang Malang.
Universitas Ma Chung. Malang. 22 Desember 2012.