Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Standar Akuntansi

untuk ETAP dengan IFRS


LATAR BELAKANG
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional
International Financial Reporting Standards baik untuk etentitas yang
berakuntabilitas public (SAK IFRS) maupun standar untuk entitas tanpa
akuntabilitas public (SAK ETAP). Penerapannya relative rumit (karena masalah
kebiasaan) sehingga banyak perusahaan yang terdaftar di bursa efek (listing)
melakukan delisiting karena sulit menerapkan SAK IFRS dan memilih untuk
menerapkan SAK ETAP. Jadi, SAK ETAP sangat penting

Standar berkembang seiring dengan praktik yang berkembang. Standar Akuntansi


di Indonesia terdiri dari 4 (empat) pilar:
• Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS)
• SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
• Standar Akuntansi Syariah (SAKS)
• Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAK ETAP (IFRS for SME)
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
(2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium
Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara lain:

1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.


2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode
ekuitas.
3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
4. Laporan keuangan sesuai SAK ETPA menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat
menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diausit untuk mendapatkan
opini audit. Informasi keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi
yang andal. SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan
modifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia.
Mengapa SAK ETAP Harus Diterapkan?

PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil


mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan
PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya
tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). PSAK – IFRS
menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak
professional judgement. PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat
. SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP).
Konsep dan Prinsip Pervasif SAK ETAP

1. Tujuan laporan keuangan,


2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuanga (dapat
dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli
bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat
waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat).
3. Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
4. Kinerja keuangan: pendapatan dan beban,
5. Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
6. Dasar akrual,
7. Saling hapus tidak diperkenankan.
Perbedaan Pokok SAK ETAP dengan SAK IFRS
1. PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan,
2. PSAK ETAP hanya menggunkan metoda tidak langusng untuk
laporan arus kas,
3. PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan
menggunakan metoda ekuitas untuk anak perusahaan,
4. PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,
5. PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap,
asset tidak berwujud, dan property investasi dan tidak boleh
menggunakan model revaluasi.
SAK ETAP adalah bentuk mini dari SAK IFRS dengan (1) terdapat
pengurangan opsi dan pengungkapan; (2) tidak terdapat pengakuan dan
pengukuran yang berbeda; (3) targetnya adalah perusahaan menengah
ke atas, termasuk anak dari perusahaan terbuka. IFRS for SMEs,
merupakan bentuk mini dari Full IFRS.

Anda mungkin juga menyukai