Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KULIAH

ISU-ISU KONTEMPORER DALAM AKUNTANSI KEUANGAN


MATERI KE 9
Research about : Akuntansi Syariah
DOSEN PENGAMPU : Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., Ak.,CA.

Disusun Oleh :
Nama : Delvia Rohmaliyanti
NPM : 1910111650
Kelas : 6 SA-2
Prodi : S1 Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA


2022
2.1 SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) terbagi


menjadi beberapa bab yaitu ruang lingkup, karakteristik kualifikasi, prinsip pervasif,
dan perlakuan akuntansi menurut. SAK-ETAP ini berlaku sejak 1 Januari 2011. Ruang
lingkup SAK-ETAP Standar akuntansi di Indonesia terbagi menjadi empat pilar.
Standar akuntansi yang ada di Indonesia berdiri sendiri dan punya kerangka dasar
konseptual serta pernyataan standar akuntansi. Empar pilar standar akuntansi yang ada
di Indonesia sebagai berikut: Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum)
Standar Akuntansi ENtitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) Standar
Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Dalam buku Auditing Buku 2 (2002) oleh Mulyadi, SAK Etap biasanya digunakan
perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Perbedaan SAK ETAP dan
SAK Umum yaitu SAK ETAP lebih sederhana dan lebih mudah penerapannya. SAK
ETAP memberkan informasi yang andal dalam menyajikan informasi keuangan entitas.
SAK ETAP memiliki tujuan untuk usaha kecil dan menengah terhadap penyusunan
laporan keuangan sendiri. Penyusunan SAK ETAP masih belum mengacu standar
internasional IFRS for SMEs dan masih terlalu kompleks untuk menerapkan usaha kecil
dan menengah di Indonesia.

Karakteristik SAK-ETAP SAK-ETAP memiliki karakteristik kualifikasi informasi


dalam laporan keuangan yang tertuang sebagai berikut:
 Dapat dipahami, artinya memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis
 Relevan, mampu mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu.
 Materialitas, mampu mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil.
 Keandalan, bisa bebas dari kesalahan material dan bias.
 Substansi mengungguli bentuk. Maksudnya, meningkatkan keandalan laporan
keuangan.

1
 Pertimbangan Sehat. Maksudnya, mengandung unsur kehati-hatian saat
melakukan pertimbangan.
 Kelangkapan. Maksudnya, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap.
 Dapat Dibandingkan. Maksudnya, bisa membandingkan antar periode
indentifikasi tren.
 Tepat Waktu. Maksudnya, disediakan dalam jangka waktu pengambilan.
 Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat. Maksudnya, harus
mempertimbangkan keseimbangan antara biaya dan manfaat.

Prinsip pervasif Prinsip ini merupakan prinsip pengakuan dan pengukuran yang
berpengaruh luas. Prinsip ini memiliki pertimbangan terhadap perlakuan akuntansi.
Peristiwa atau kondisi tidak secara spesifik diatur dalam SAK-ETAP. Di dalam kondisi
ini, entitas harus mempertimbangkan informasi yang relevan dan andal. Sebelum
melakukan pertimbangan, entitas harus mempertimbangkan penerapan dari sumber
berdasarkan hierarki sebagai berikut: Persyaratan panduan dalam SAK-ETAP
berhubungan dengan isu serupa dan terkait. Definisi kriteria pengakuan dan konsep
pengukuran aset, liabilitas, pendapatan, serta beban dan prinsip pervasif. Suatu po
diakui sebagai aset, liabilitas, pendapatan, dan beban apabila memiliki kriteria sebagai
berikut: Memiliki kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan pos akan
mengalir dari atau ke dalam entitas. Pos punya nilai atau biaya yang bisa diukur dengan
andal.

Perlakuan akuntansi menurut SAK-ETAP Dalam perlakuan pengaturan SAK-ETAP ini


didasaka unsur-unsur dalam laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan entitas,
meliputi: Neraca dalam perlakuan akuntansi ini memuat beberapa pos-pos seperti kas
dan setara kas, piutang usaha, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset ak
berwujud, utang usaha, aset serta kewajiban, kewajiban diestimasi, dan ekuitas. Dalam
pengkalsifikasian SAK ini diatur ke dalam SAK Umum baik aset dan kewajiban.
Laporan laba rugi memiliki pos-pos seperti pendapatan, beban keuangan, bagian laba
rugi investasi, beban pajak, dan laba rugi bersih. SAK-ETAP tidak berkenan dalam
penyajian dan pengungkapan pos luar biasa. Entitas dianjurkan menyajikan analisis
beban berdasar sifat atau fungsi beban analisis. Laporan perubahan ekuitas memiliki

2
pos-pos seperti laba rug entitas suatu periode, pendapatan serta beban yang diakui
langsung, komponen ekuitas yang berpegaruh kebijakan serta koreksi, dan komponen
ekuitas yang rekonsiliasi jumlahnya tercatat awal serta akhir. Laporan arus kas
menyajikan informasi historis kas dan setara kas. Kas dan setara kas adalah dua hal
yang berbeda. Kas adalah kas di bank. Sedangkan, setar kas adalah investasi jangka
pendek yang tidak memiliki tujuan investasi. Dalam laporan arus kas ini memiliki tiga
aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Catatan atas laporan keuangan
memiliki informasi yang dimuat seperti dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan. Informasi lainnya seperti disyaratkan
dalam SAK-ETAP tapi tidak disajikan dalam laporan keuangan dan informasi tambahan
yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tapi relevan untuk memahami laporan
keuangan.

Kebijakan dan estimasi akuntansi dana kesalahan SAK-ETAP spesifik megatur


transasi, kejadian, dan keadaan lain yang mengharuskan entitas menerapkan SAK-
ETAP jika dampak tidak material. SAK-ETAP tidak secara spesifik mengatur sehingga
manajemn harus menggunakan pertimbangan tidak secara spesifik. Dalam
pertimbangannya, manajemen juga perlu persyaratan dan panduan dalam PSAK non
ETAP yang berhubungan dengan isu serupa serta terkait. Pertimbangan pengaturan
terkini dari badan penyusun standar lain menggunakan kerangka dasar serupa sepnjang
tidak bertentangan dengan kedua sumber. Pertimbangan tersebut berupa: Konsitensi
dan perubahan kebijakan akuntansi Entitas bisa mengubah kebijakan apabila perubahan
disyaratkan berubah sesuai SAK-ETAP. Perubahan estimasi akuntansi Pengaruh
perubahan yang terjadi dikaui secara prospektif dengan cara memasukan ke laporan laba
rugi pada periode berjalan. Koreksi kesalahan periode lalu Kesalahan dikoreksi secara
retrospektif, praktis, dan diterbitkan pertama kali setelah kesalahan tersebut ditemukan.
Investasi pada efek tertentu Dalam investasi efek tertentu ini memiliki tiga kelompok
yaitu dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan, dan tersedia untuk dijual.

3
2.2 SAK EMKM

Dalam mengatasi masalah pelaporan keuangan pada UMKM, DSAK IAI pada tahun
2016 telah menyusun dan mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil, dan Menengah (SAK EMKM). SAK EMKM merupakan standar akuntansi
keuangan yang berdiri sendiri yang dapat digunakan oleh entitas yang memenuhi
definisi entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan sebagaimana yang diatur
dalam SAK ETAP dan karakteristik dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berlaku aktif mulai 1 Januari 2018.
Disusun berdasarkan asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha seperti entitas bisnis
umumnya. Kebanyakan pelaku UMKM belum mengerti dan belum memahami betul
tentang pembuatan laporan keuangan serta pentingnya sebuah laporan keuangan untuk
usaha mereka. Oleh karena itu, IAI menyusun standar yang sesuai dengan para pelaku
UMKM agar memudahkan mereka dalam penyusunan laporan keuangan.

Menurut standar yang ditetapkan oleh IAI, syarat penyajian Laporan Keuangan UMKM
harus bersifat relevan, lengkap, bisa dipahami, dan komparatif. Sesuai dengan peraturan
SAK EMKM, minimal UMKM harus membuat tiga jenis laporan keuangan, yaitu
laporan posisi keuangan, laba rugi, dan CALK. Standar ini sesuai dengan ruang lingkup
untuk digunakan oleh entitas yang tidak menerbitan laporan keuangan untuk tujuan
umum. Fakta yang terjadi dilapangan, tingkat kebutuhan SAK EMKM bagi UMKM
masih tergolong rendah karena dirasa memberatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

SAK EMKM secara eksplisit mendeskripsikan konsep entitas bisnis sebagai salah satu
asumsi dasarnya dan oleh karena itu untuk dapat menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM, entitas harus dapat memisahkan kekayaan pribadi pemilik
dengan kekayaan dan hasil usaha entitas tersebut, dan antara suatu usaha/entitas dengan
usaha/entitas lainnya.

4
Jika dibandingkan dengan SAK lainnya, SAK EMKM merupakan standar yang dibuat
sederhana karena mengatur transaksi umum yang dilakukan oleh EMKM dan dasar
pengukurannya murni menggunakan biaya historis sehingga EMKM cukup mencatat
aset dan liabilitasnya sebesar biaya perolehannya. Entitas yang memenuhi persyaratan
menggunakan SAK EMKM ini tetap perlu mempertimbangkan apakah ketentuan yang
diatur dalam SAK EMKM ini telah sesuai dan memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan entitas tersebut. Oleh karena itu, entitas perlu mempertimbangkan kerangka
pelaporan keuangan yang akan diterapkan, apakah berdasarkan SAK EMKM atau SAK
lainnya, dengan memperhatikan kemudahan yang ditawarkan dalam SAK EMKM, dan
kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan entitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai