Anda di halaman 1dari 22

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah sebuah alat yang sangat penting dalam
dunia bisnis dan keuangan yang digunakan untuk mengkomunikasikan
informasi finansial suatu entitas kepada para pemangku kepentingan
seperti pemegang saham, kreditor, investor, dan pihak terkait lainnya.
Konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat penting
untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, relevan, dan
dapat dipercaya. Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada prinsip-
prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam standar akuntansi keuangan.

Standar akuntansi keuangan adalah kerangka kerja yang mengatur


bagaimana laporan keuangan harus disusun, disajikan, dan diungkapkan.
Standar ini telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring
berjalannya waktu untuk mengakomodasi perubahan dalam lingkungan
bisnis dan keuangan global. Dalam perkembangannya, standar-standar
akuntansi keuangan telah berusaha untuk menghasilkan laporan keuangan
yang lebih transparan dan informatif. Standar tersebut juga berupaya untuk
memastikan keseragaman dalam penyusunan laporan keuangan di seluruh
dunia agar para pemangku kepentingan dapat dengan mudah memahami
dan membandingkan informasi finansial dari berbagai entitas.

Perkembangan terbaru dalam standar akuntansi keuangan


mencakup adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) oleh
sejumlah negara, yang bertujuan untuk menciptakan kerangka kerja
akuntansi global yang seragam. Selain itu, perkembangan teknologi juga
telah memengaruhi penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dengan
adopsi teknologi seperti blockchain dan analitik data untuk memperbaiki
efisiensi dan akurasi proses pelaporan. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan serta pemantauan perkembangan dalam standar akuntansi
keuangan sangat penting bagi para profesional akuntansi, manajemen, dan
semua pihak yang terlibat dalam analisis dan pengambilan keputusan
finansial.

2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep
dasar penyusunan dan penyajian Laporan keuangan serta standar akuntansi
keuangan dan perkembangannnya

3. Tinjauan Pustaka
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pernyataan dan interpretasi
yang diteribikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikata Akuntan
Indonesia dan Dewan Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia setya
peraturan nregulator pasar modal untuk entitas yang dberada dibawah
pengawasannya. (Dewan Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,
2022)

Akuntansi Keuangan, Akuntansi keuangan merupakan proses yang


berpuncak pada penyiapan laporan keuangan perusahaan secara
menyeluruh untuk digunakan oleh pijak internal dan eksternal perusahaan
dalam rangka pengambilan keputusan (Santoso, 2011)

Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur


dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. (Dewan
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2022)
BAB II Pembahasan
1. Konsep dasar penyusunan laporan keuangan
Kerangka dasar Penyusanan dan penyajiann laporan keuangan
(KDPPLK) disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 4 september 1988.
Penyesuaian tahunan KDPPLK diterbitkan dan disahkan pada tanggal 27
Agustus 2014
Pada tanggal 28 September 2016, DSAK IAI mengesahkan
kerangka konseptual pelaporan keuangan (KKPK) dengan tanggal efektif
28 September 2016. KKPK yang menggantikan KDPPLK merupakan
adopsi dari the Conceptual Framework for Finansial Reporting efektif 1
Januari 2016 KKPK merupakan adopsi dari the Conceptual Framework
for Finansial Reporting per Maret 2018 dan disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 11 Desember 2019. KKPK ini menggantikan KKPK yang
telah disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 28 September 2016.

Tujuan dan Status Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konse


untuk, pelaporan keuangan bertajuan umum. Tujuan Kerangka Konseptual
adalah untuk:

1. membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan


^kuntan Indonesia (DSAK IAD) yang konsisten; dalam
mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berdasarkan konsep
2. membantu penyusun laporan keuangan untuk
mengembangkan kebijakan akuntansi yang konsisten
Ketika tidak ada Standar yang berlaku netuk ano saksi
terteniu atau peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan
pilihan kebijakan akuntansi; dan
3. membantu semua pihak untuk memahami dan
menginterpretasikan Standar.
Kerangka Konseptual bukan merupakan Standar. Kerangka
Konseptual ini tidak ada yang mengungguli Standar atau persyaratan
dalam Standar tertentu.

Untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum,


DSAK IAI terkadang dapat menentukan persyaratan yang berbeda dari
aspek Kerangka Konseptual. Jika DSAK IAI melakukannya, DSAK IAI
akan menjelaskan perbedaan dalam Dasar Kesimpulan tentang Standar
tersebut.

Kerangka Konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu


berdasarkan pengalaman DSAK IAI dalam penggunaan Kerangka
Konseptual tersebut. Revisi Kerangka Konseptual tidak akan secara
otomatis mengarah pada perubahan atas Standar. Setiap keputusan untuk
mengubah Standar akan mengharuskan DSAK IAI untuk melalui due
process dengan menambahkan proyek ke dalam agendanya dan
mengembangkan amendemen terhadap Standar tersebut.

Kerangka Konseptual menyediakan landasan bagi Standar yang:

a. berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan


komparabilitas internasional dan kualitas informasi keuangan, yang
memungkinkan investor dan pelaku pasar lainnya untuk membuat
keputusan ekonomik berdasarkan informasi.
b. memperkuat akuntabilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi
antara penvedia modal dan orang-orang yang tela mempercayakan
uangnya ke pihak tersebut. Standar berdasarkan Kerangka Konseptual
memberikan informasi yang diperlukan dalam meminta
pertanggungjawaban manajemen. Sebagai sumber informasi yang
dapat diperbandingkan secara global, Standar tersebut juga sangat
penting bagi para regulator di seluruh dunia.
c. berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor
untuk mengidentifikasi peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga
meningkatkan alokasi modal. Untuk bisnis, penggunaan bahasa
akuntansi tunggal yang tepercaya yang berasal dari Standar
berdasarkan Kerangka Konseptual menurunkan biaya modal dan
mengurangi biaya pelaporan internasional.

Setelah mengetahui bagaiaman Kerangka dasar Penyusanan dan


penyajiann laporan keuangan, harus diketeahui pula tujuan pelaporan
keuangan bertujuan umum. Tujuan Pelaporan keuangan bertujuan umum
menjadi dasar dari kerangka konseptual. Aspek lain dari kerangka
konseptual-Karakteristik kualitatif, dan kendala biaya, informasi keuangan
yang berguna, konsep entitas pelapor, unsur-unsur laporan keuangan,
pengakuan dan penghentian pengakua, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan – Mengalir secara logis dari tujuannya. Tujuan palopran
keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan
tentang entitas pelaporan yang berguna untuk investor saat ini dan investor
potensial, pemberi pinajamn dan kreditor lainya, dalam membuat
keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Keputusan
tersebut termasuk mengenai :
1. Pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan
istrumen utang
2. Penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit
lainnya
3. Menggunaka hak untuk memilih, atau mememngaruhi,
tindakan manajemen yang memengaruhi penggunaan sumber
daya ekonomi entitas.

Namun keputusan tersebut begantung kembali pada imbal hasil


yang nantinya akan diterima oleh investor potensial, pemberi pinjaman
dan kreditor. Para investor potensial, pemberi pinajam dan kreditor
lainnya menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi guna
melihat bagaimana perusahaan bisa berjalan.
Laporan keuangan tidak di desain untuk menunjukkan nilai entitas
pelapor, tetapi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan pada stakeholder dalam entitas pelapor

Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi menganai


posisi keuangan dari sebuah entitas pelaporan, dimana informasi tersebut
berupa sumber daya ekonomik dan klaim terhadap entitas tersebut.
Laporan keuangan juga menyediakan informasi lain berupa dampak dari
transaksi yang terjadi dan peristiwi lain yang mengubah sumber daya
ekonomi dan klaim dalam satu entitas. Dari kedua jenis informasi tersebut
bisa menjadi masukan dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Informasi yang didapat dari sumber daya ekonomi dan klaim dalam
satu entitas dapat membantu para penggunanya untuk mengidentidfikasi
kekuatan dan kelemahan keuangan dari entitas pelapor. Informasi tersebut
mungkin nantinya bisa menjadi penilaian terhadap berbagai rasio
keuangan yang ada seperti solvabilitas dan juga liquiditas. Selain itu
informasi tersebut nantinya juga bisa membantu manajemen dalam
mengalokasikan kegiatan ataupun fokus mereka agar nantinya dapat
meningkatan pendapatan dan kualitas pengelolaan keuangan dari sebuah
perusahaan.

2. Mengenal PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan


a. Perkembangan PSAK 1
 PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS
1 Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2009 dan
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 15 Desember
2009. PSAK 1 (2009) menggantikan PSAK I (1998), PSAK I
(1994), dan PAl 1984 Bab II Pasal 5. PSAK I (2009) juga
menggantikan PSAK 6 (Reformat 2007): Akuntansi dan
Pelaporan Bagi Perusahaan dalam Tahap Pengembangan untuk
mengatur selain bagian yang diatur dalam PSAK 19 (2000):
Aser Takberwujud.
 Selanjutnya terjadi perubahan kembali menjadi PSAK 1
(2013), yang merupakan adopsi dari IS I efektif per 1 Januari
2013, menggantikan PSAK 1 (2009) dan disahkan oleh DSAK
IAI pada tanggal 19 Desember 2013.
 Terjadi Penyesuaian Tahunan PSAK 1 (2014) mengadopsi IAS
I efektif per 1 Januari 2014 dan disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 27 Agustus 2014.
 Amendemen PSAK I tentang Prakarsa Pengungkapan
mengadopsi Amendemen LAS 1 Disclosure Initiatives efektif
per 1 Januari 2016 dan disahkan oleh DSAK LAI pada tanggal
28 Oktober 2015. Amendemen ini mengklarifikasi beberapa
persyaratan penyajian dan pengungkapan yang ada pada PSAK
1 dan meyakinkan bahwa entitas dapat menggunakan
pertimbangannya ketika menerapkan persyaratan tersebut.
Amendemen ini juga mengklarifikasi persyaratan yang ada
dalam PSAK I paragraf 82A.
 Standar lain juga memberikan amendemen konsekuensial
terhadap PSAK I. Amendemen konsekuensial tersebut
termasuk PSAK 71: Instrumen Keuangan dan PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yang disahkan oleh
DSAK IAl pada tanggal 26 Juli 2017, PSAK 73: Sewa yang
disahkan oleh DSAK AI pada tanggal 18 September 2017,
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KPK) yang
disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 11 Desember 2019.
 Amendemen PSAK I tentang Judul Laporan Keuangan
mengamendemen paragraf yang sebelumnya tidak diadopsi
dalam SAK menjadi diadopsi. Amendemen PSAK I tentang
Laporan Keuangan disahkan oleh DSAK IAl pada tunggal 11
April 2019.
 Amandemen PSAK 1 dan PSAK 25 tenatang definis Material
Mengaopsi amandemen IAS 1 dan IAS 8 Definition of
Material Efektif per 1 Januari 2020 dan disahkan oleh DSAK
IAI pada tanggal 26 Juni 2019
 Penyesuaian Tahunan PSAK 1 (2019) disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 11 April 2019
 Penyesuaian Tahunan PSAK 1 (2021) disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 27 mei 2021

b. Perbedaan PSAK 1 dengan IFRSs


PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi seluruh
pengaturan dalam IAS 1 Presentation of Finansial Statement efektif
per 1 Januari 2021, Kecuali
1. IAS 1 Paragraf 01 tentanf tujuan dengan menambahkan kalimat
... yang selanjuatnya disebut “Laporan Keuangan”
2. IAS 1 paragraf 02 tenatang ruang lingkup dengan penambahan
kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk
entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah
diataur dalam PSAK 101 : Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
3. IAS 1 Paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan mengakomodir peran Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK IAI) dan dewan standar
Akuntansi syariah (DSAS IAI) sebagai penysusun standar
akuntansi, serta regulator pasar modal untuk entitas yang
berada dibawah pengawasan
4. PSAK 1 paraggraf 14a tentang tanggung jawab atas laporan
keuangan, karena peraturan perundang-undangan tidak
mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan
untuk seluruh entitas, tetap hanya untuk sebagian entitas
5. IAS 1 Paragraf 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari
suatu standar Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak
sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 Paragraf
23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 Paragraf 23-24 mengenai
pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but
the relevant regulatory framwork prohibits departure from the
requirement” dalam IAS 1 Paragraf 23
6. PSAK 1 Paragraf 23, 24, 28, 89 menambahkan kalimat
‘Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan’ untuk
memperjels apa yang dimaksud sebagai Conceptual
Framework’s.
7. IAS 1 Paragraf 72A, 75A, 761-76B dan 139U yang mengacu
pada Amendments to IAS I. Amendments to IAS 1
Classification of Liabiltes as a Current or Non Current telah
diadopsi menjadi Amendemen PSAK 1: Klasifikasi Liabilitas,
sebagai Jangka Pendek atau Jangka Panjang dan berlaku
efcktif 1 Januari 2023,
8. IAS 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini
dihilangkan karena penerapan dini hanya dapat dilakukan
dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFS terkait diadopsi
secara bersamaan menjadi SAK.
9. 9. PSAK 1 paragraf 139a tentang tanggal efektif penyesuaian.
10. IAS 1 paragraf 139A-139L tentang ketentuan transisi tidak
diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1
telah menggunakan IAS 1 yang telah mengakomodir
amendemen tersebut.
11. IAS 1 paragraf 139P tentang tanggal efekif.
12. PSAK 1 paragraf 139qa tentang tanggal efektif.
13. PSAK 1 paragraf 139gb tentang tanggal efektif penyesuaian.
14. IAS 1 paragraf 139R tentang tanggal efektif yang mengacu
pada IFRS 17. IFRS 17 Insurance Contracts telah diadopsi
menjadi PSAK 74: Kontrak Asuransi dan berlaku efektif per 1
Januari 2025 dengan penerapan dini diperkenankan.
15. Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang lustrasi penyajian
laporan posisi keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan
posisi keuangan yang selama ini berlaku di Indonesia.
Pedoman Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi
keuangan sebagai berikut.

Aset Ekuitas
Aset tidak Ekuitas yang dapat didistribusikan ke
Lancar pemilik entitas induk
Aset Lancar Kepentingan Non Pengendali
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan
laporan posisi keuangan sebagai berikut:

Aset Liabilitas
Aset tidak Liabilitas Jangka Pendek
Lancar Liabilitas Jangka Panjang
Aset Lancar Ekuitas
Ekuitas yang dapat didistribusikan ke
pemilik entitas induk
Kepentingan Non Pengendali

16. PSAK 1 menambahkan Dasar Kesimpulan Paragraf DK01-


DK09

c. Konsep Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 01


Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik.
Laporan Keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas meliputi :
(a) aset
(b) liabilitas
(c) ekuitas
(d) penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kepasitasnya
sebagai pemilik
(f) arus kas

informasi yang disediakan tersebut, beserta informasi lain yang


terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu oengguna
laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan entitas dan
khusunya, dalam hal waktu dan kapasitas diperolehnmya arus kas
masa depan

Laporan keuangan dikatakan lengkap jika terdiri dari :

(a) laporan posisi keuangan akhir periode


(b) laporan laba rugi dan penghasilan komperhensif lainnya selama
periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansin yang
signifikan dan informasi penjelasan lain
(f) laporan posisi keuanagn pada awal periode terdekat sebelumnya
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secata
retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan

entitas dapat menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam


penrnyataan ini. Sebagai contoh, entitas dapat menggunakan judul
‘laporan penghasilan komperhensif’, dibandingkan ‘laporan laba rugi
dan penghasilan komperhensif lain’.
Entitas dapat menyajiakn suatu laporan tunggal untuk laba rugi dan
penghasilan komperhensif lain, dengan laba rugi dan pengahasilan
komperhensif lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut
disajikan bersamaan, dengan laba rugi disajikan terlebih dahulu diikuti
secara lansgung oleh bagian penghasilan komperhensif lain.

Dalam beberapa kasus yang terjadi, bebebrapa entitas yang ada


menyajikan secara terpisah dari laporan keuangan yang dimiliki. Suatu
kajian keuangan oleh manajemen yang nantinya akan mendeskripsikan
dan menjelaskan fitur utama yang dimiliki oleh kinerja keuangan dan
posisi keuangan entitas. Dari laporan itu nantinya juga tergambarkan
bagaimana perusahaan bertanggung jawab atas apa yang telah mereka
lakukan. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenaim :

(a) Faktor dan pengaruh utama yang mementukan kinerja keuangan,


termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi,
tangapan entitas terhadap perubahan tersebut dan dampaknya, dan
kebijakan investasi entitas untuk mememlihara serta meningkatkan
kinerja keuangan, termasuk kebijakan deviden
(b) Sumber pendanaan entitas dan target rasio liabilitas terhadap
ekuitas
(c) Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi
keuangan sesuai dengan SAK

Dalam beberapa kasus, beberapa entitas yang ada menyajikan laporan


mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah di dalam laporan
keuanga mereka, terkhusu bagi industri dimana faktor lingkungan
hidup menjadi faktor yang sangat mereka khawatir kan, selain itu juga
menjelaskan bagaimana karyawan mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan perusahaan.

Manajemen entitas bertanggung jawab penuh atas penyusunan dan


penyajian laporan keuangan dari entitas bersangkutan, karena Laporan
keuangan menyediakan informasi yang akurat dan digunakan untuk
pengambilan keputusan perusahaan.
Terdapat karakteristik Umum Laporan Keuangan

a. Penyejaidan secara wajar dan Kepatuhan terhadap SAK


Dalam penyajian LK harus dilakukan secara jujur, membuat
pernyataan eksplisit dan tanpa terkecuali terhadap SAK dalam
CALK, serta tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang
tidak tepat.
b. Kelangsungan Usaha
a. Penyajian laporan keuangan harus disusun berdasarkan
asumsi dari kelangsungan usaha yang dimiliki
b. Jika terdapat tidakpastian dari keberlangsungan usaha maka
perusahaan berkewajiban untuk mengungkap hal tersebut
disertai dengan alasannya
c. Dasar Akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan berdasarkan sistem
akrual yang ada, hal ini terkecuali untuk laporan arus kas.
Pendapatan dan beban haris diakui walaupun pendapatan atau
beban tersebut belum benar-benar dilakukan
d. Materialitas dan penggabungan
Materialiatas yang dimaksud adalah entitas menyajikan secara
terpisahan kelompok pos-pos sejenis yang material
Penggabunagan adalah pengelompokan pos-pos berdarakan sifat
dan fungsinya. Jika penyajian tidak material maka pos tersebut bisa
digabungkan dengan pos lain-lain.
e. Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas
atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh
suatu PSAK.
f. Frekuensi pelaporan
Entitas wajib menyajikan LK lengkap setidaknya secara tahunan.
Jika akhir periode pelaporan berubah, maka entitas
mengungkapkan alasan penggunaan periode tersebut dan fakta
bahwa jumlah yang disajikan dalam LK tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
g. Informasi komparatif
Terdapat 2 klasifikasi perbedaan informasi komparatif, yakni:
a. Persyaratan Minimum Komparatif
b. Tambahan Informasi Komparatif Sukarela
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam LK antarperiode
dilakukan secara konsisten, kecuali:
1) Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat
operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan
keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk
penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam
PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; atau
2) Perubahan tersebut diperkenankan dalam PSAK.

Komponen Laporan Keuangan

a. Laporan Posisi Keuangan


Informasi minimal yang harus disajikan dalam Laporan
Posisi Keuangan dan dapat ditambahkan jika penambahan
tersebut relevan.
Penyajian dalam line atau dalam CALK tergantung
pada materialitas informasi tersebut. Membedakan aset lancar
dan asset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
liabilitas jangka panjang.

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar apabila:


1) Mengharapkan akan merealisasikan aset atau
bermaksud menjualnya dalam siklus operasi normal
2) Mengharapkan merealisasikan aset 12 bulan setelah
pelaporan
3) Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
4) Kas atau setara kas, kecuali apabila dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurangnya 12 bulan setelah
periode pelaporan.
*Diluar kategori ini dikelompokan sebagai aset
tidak lancar.*

Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas


jangka pendek apabila:
1) Mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut
dalam siklus operasi normalnya
2) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam
jangka 12 bulan setelah periode pelaporan
3) Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan
diperdagangkan
4) Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan
b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain (Laporan Penghasilan Komprehensif) menyajikan, sebagai
tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain:
i. Laba rugi
ii. Total penghasilan komprehensif lain
iii. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu
total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Jika entitas menyajikan Laporan Laba Rugi
Terpisah, maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi
dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.

Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam


Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain:

1. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan


kepada:
 Kepentingan nonpengendali; dan
 Pemilik entitas induk
2. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat
diatribusikan kepada:
 Kepentingan nonpengendali; dan
 Pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu
laporan terpisah, maka entitas menyajikan dalam laporan
tersebut.
Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
 Pendapatan
 Biaya keuangan
 Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura
bersama dicatat dengan menggunakan metode
ekuita
 Beban pajak
 Jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan
(lihat PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan)
Bagian Penghasilan Komprehensif Lain
Bagian penghasilan komprehensif lain
menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan
komprehensif lain dalam periode berjalan,
diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian
penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi
dan ventura bersama yang dicatat menggunakan
metode ekuitas) dan dikelompokkan sesuai dengan
SAK:
1. Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke
laba rugi; dan
2. Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-
pos penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
atau dalam CALK. Penghasilan Komprehensif Lain Selama
Periode Yaitu perubahan aset atau liabilitas yang tidak
memengaruhi laba pada periode berjalan, yang disebabkan
oleh :
1. Selisih revaluasi aset tetap (PSAK 16 & ISAK 19)
2. Perubahan nilai investasi sekuritas available for
sales (PSAK 55)
3. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program
manfaat pasti (PSAK 24)
4. Translasi laporan keuangan (PSAK 10)
5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian
lindung nilai arus kas (PSAK 55)
c. Laporan Perubahan Ekuitas
1) Menunjukan total laba rugi komprehensif selama suatu
periode yang diatribusikan kepada entitas induk dan
pihak non pengendali
2) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan
retrospektif
3) Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode
yangtimbul dari laba rugi, masing-masing pos
penghasilan komprehensif lain, dan transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
Jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemilik dan
nilai dividen per saham diungkapkan dalam CALK.

d. Laporan Arus Kas


Penjelasan detail dijelaskan pada PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan


1) Menyajikan informasi dasar penyusunan LK dan
kebijakan akuntansi, seperti dasar pengukuran,
kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi
2) Mengungkapkan informasi yang tidak disajikan dalam
bagian manapun dalam LK tetapi informasi tersebut
relevan untuk memahami LK
Pengungkapan lain:
1. Jumlah dividen diumumkan atau
diumumkan sebelum penyelesaian LK
2. Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.

3. Studi kasus impelemtasi PSAK 01


a. Studi kasus pada Agen Sherlina Oriflame Marpoyan PekanBaru
Pada agen sherlina oriflame maryopan pekanbaru, agen ini baru
berdiri selama 2 tahun dan baru saja terjun dalam dunia bisns, dari
agen ini kita bisa melihat bahwa sistem akuntansi yang baru mereka
bangun belum lah dikatakan stabil, hal ini tergamnbar dalam analisis
penerapan PSAK 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan di Agen
Sherlina Oriflame Marpoyan Pekanbaru, didapatkan bahwa saat ini
laporan keuangan yang disusun oleh agen ini belum sepenuhnya
sesuai dengan PSAK 01. Beberapa faktor yang menyebabkan
ketidaksesuaian ini adalah kurangnya pemahaman manajemen terkait
dengan standar akuntansi yang berlaku, yang mengarah pada
penyajian laporan keuangan yang tidak memenuhi prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum hal ini bisa dilihat dalam jurnal yang
dipublish dan di jelaskan (Fresty, 2019)

b. Studi Kasus Pada PT metropolitan Kentjana Tbk.


PT Metropolitan Kentjana Tbk telah mampu menyajikan informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan, memberikan informasi
yang belum disajikan di laporan keuangan diantaranya menampilkan
tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi, ikhtisar
kebijakan akuntansi, dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa laporan
keuangan PT Metropolitan Kentjana Tbk untuk catatan atas laporan
keuangan sudah memenuhi standar yang ada. Laporan keuangan yang
disajikan PT Metropolitan Kentjana Tbk sudah memenuhi persyaratan
yang ada pada PSAK 01. (Ayu & Edi, 2021)

c. Studi Kasus Pada PD. Arga Arta Pratama


Pada PD. Arga Arta ditemukan adanya perbedaan implementasi
dengan PSAK 01 dimana ini dimulai pada laporan posisi keuangan,
Menurut PSAK No. 01 neraca harus menyajikan 17 akun seperti: aset
tetap, property investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi
dengan metode ekuitas, persediaan, piutang dagang, kas dan setara
kas, total aset yang diklasifikasikan, utang dagang, provisi, liabilitas
keuangan, liabilitas dan aset untuk pajak, liabilitas dan aset pajak
tangguhan, liabilitas pajak sesuai PSAK No. 58, kepentingan non
pengendali, dan modal saham. Pada neraca yang disajikan dalam
laporan keuangan PD. Arga Arta Pratama Kediri periode tahun 2014-
2016 hanya terdapat 7 akun yaitu: aset tetap, aset keuangan,
persediaan, kas dan setara kas, aset untuk pajak, pinjaman jangka
pendek, dan modal pemilik. Jadi, kesesuaian laporan keuangan PD.
Arga Arta Pratama untuk neraca adalah 7/17x100%=41,18. Menurut
PSAK No.01 laporan laba rugi harus menyajikan 5 akun seperti:
pendapatan, biaya keuangan, bagian laba rugi dari entitas asosiasi,
beban pajak, jumlah surplus atau difisit. Pada laporan laba rugi yang
disajikan PD. Arga Arta Pratama hanya terdapat 4 akun yaitu:
pendapatan, biaya keuangan, beban pajak, dan laba pemilik atau yang
merupakan jumlah difisit. Jadi, kesesuaian laporan keuangan PD.
Arga Arta Pratama Kediri untuk laporan laba rugi adalah
4/5x100%=80%. menurut PSAK No. 01 laporan arus kas harus
dapat memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan kebutuhan entitas dalam menggunakan kas tersebut dengan rician
kas dari aktivitas operasional, kas dari aktivitas investasi, kas dari
aktivitas pendanaan. Pada penyajian laporan arus kas PD. Arga Arta
Pratama Kediri, laporan ini telah mampu menyajikan informasi arus
kas masuk dan keluar serta mampu menunjukkan jumlah saldo kas
dan setara kas tetapi hanya menyajikan rincian kas dari aktivitas
operasi. Jadi, kesesuaian laporan keuangan PD. Arga Arta Pratama
Kediri untuk laporan arus kas adalah 1/3x100%=33,33%. Catatan
atas laporan keuangan yang disajikan oleh PD. Arga Arta Pratama
Kediri mempunyai 3 pencatatan, yaitu tentang gambaran umum
perusahaan, kebijakan akuntansi, kebijakan akuntansi asset,
sedangkan pada PSAK No. 01 berisi tentang sejarah perusahaan,
kebijakan akuntansi, ikhtisar biaya, dan informasi tambahan. Maka
laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh PD.
Arga Arta Pratama Kediri, mampu memberikan informasi yang belum
disajikan di laporan keuangan tapi informasi tersebut relevan untuk
memahami laporan keuangan. Jadi, kesesuaian laporan keuangan PD.
Arga Arta Pratama Kediri untuk catatan atas laporan keuangan adalah
75% karena sudah memenuhi persyaratan yang ada pada PSAK No.01
3/4X100%=75%. (Ratma, 2018)
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
Dari makalah yang ini kita bisa mendapatkan kesimpulan
mengenai konsep dasar pelaporan dan penyajian laporan keuangan yang
sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan pelapor, hal ini
dikarenakan informasi penting untuk perusahaan diawali dari laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan. Serta laporan keuangan
menjadi faktor penting untuk para investor, potensial investor, pemberi
pinjaman dan kreditor lainnya bisa memberikan dukungan pendanaan
untuk perusahaan. Selain itu kerangka konseptual dari laporan
keuangan menjadi salah satu hal yang mendasar dari makalah ini.
Selain itu mengulas PSAK 01 merupakan salah satu hal penting dalam
memahami laporan keuangan lebih dalam lagi. Maka dari itu Konsep
dasar pelaporan dan penyajian laporan keuangan beserta standar
akuntansi dan perkembangannya menjadi hal penting untuk diketahui
oleh seorang akuntan

2. Saran
Kepada Mahasiswa

Melakukan review lebih banyak lagi mengenai update dari


kerangka konseptual dari Laporan keuangan, meningkatakan
pemahaman menganai PSAK 01 serta studi kasus dari PSAK ini. Selain
itu juga melakukan review kembali dengan jurnal yang berbasis IFRSs

Kepada Perusahaan

Perhatikan lebih jauh lagi penyesuaian laporan keuangan yang dimiliki


saat ini, apakah telat disesuaikan dengan PSAK 01. Hal ini guna
mendukung kualitas dari pengambilan keputusan dari perusahaan yang
mana informasinya di dapat dari laporan keuangan. Selain itu juga
meningkatan kualitas informasi yang di distribusikan kepada investor,
investor potensial, pemberi pinajaman dan kreditur lainnya

Anda mungkin juga menyukai