Anda di halaman 1dari 18

1.

KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT FASB


Kerangka konseptual untuk mewujudkan suatu sistem yang koheren, tujuan saling terkait dan
fundamental yang dapat menyebabkan standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan
batas-batas akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka konseptual merupakan upaya untuk
memberikan struktur metatheoretical akuntansi keuangan. Konsep ini meliputi delapan pernyataan
konsep akuntansi keuangan, dimulai dengan sebuah memorandum diskusi penting.
Kerangka konseptual teori akuntansi keuangan terdiri dari delapan bagian berbeda,
sejak berdiri FASB telah mengeluarkan masing-masing delapan konsep yang disebut
Statement Of Financial Accounting Concepts (SFAC). Delapan SFAC dan tahun publikasi
oleh FASB adalah:
SFAC No.1 November 1978 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises

SFAC No.2 Mei 1980 Qualitative Characteristic of Accounting Information

SFAC No.3 Desember 1980 Elements of Financial Statements of Business Enterprises

SFAC No.4 Desember 1980 Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness


Organization
SFAC No.5 Desember 1984 Recognition and Measurement in Financial Statement of
Business Enterprises
SFAC No.6 Desember 1985 Elements of Financial Statement a replacement of FASB
Concepts Statement No.3 (incorporating an amendment of
FASB Concepts Statement No.3)
SFAC No.7 Februari 2000 Using Cash Flow Information and Present Value in
Accounting Measurements
SFAC No.8 September 2010 Conceptual Framework for Financial Reporting
(incorporating an amendment of FASB Concepts
Statement No.1 and Statement No.3)

1.1 Memoranda Diskusi


Dalam memoranda diskusi disebutkan bahwa kerangka dasar yang dihasilkan FASB
belum merupakan hasil yang bersifat final. Kerangka dasar akuntansi keuangan merupakan
studi yang sangat luas, pembahasan secara mendalam sudah dilakukan sebelum
dipublikasikan oleh FASB. Memoranda diskusi membahas tujuan pelaporan keuangan yang
disimpulkan oleh “Trueblood Report” serta kebutuhan para pemakai informasi keuangan
akan informasi kas flow dan substansinya.
Memoranda juga mengangkat 2 (dua) isu baru yang mendasar yaitu :
1. Tiga pandangan tentang akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
2. Batasan tentang berbagai pendekatan terhadap struktur modal.
Memoranda telah mengusahakan berbagai alternatif dan kemungkinan mengadopsi,
mengkomunikasikan dengan para pengusaha dan profesi sehingga dapat dirumuskan difinisi
tentang sumber daya (assets), kewajiban ( hutang), pendapatan, biaya, keuntungan dan
kerugian – berhubungan dengan pembahasan kualitas informasi keuangan.

1.2 Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)


Kerangka kerja konseptual yang telah tersusun, hasilnya sejalan dengan pernyataan
APB No.4 salah satunya yaitu sama-sama tidak menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum sebagai tujuan yang digariskan oleh AICPA. Namum kelemahan tersebut
ditutup oleh sasaran-sasaran penting lainnya yaitu :
1. Kemampuannya menangani krisis dan kesalahan interpretasi atas penyataan –
pernyataan terdahulu.
2. Proses berhasil mengantarkan pada manfaat sistem teori meta secara pelahan-lahan,
terstruktur sebagai proses evolusi.

1.3 SFAC No. 1


Statemen ini menetapkan tujuan pelaporan keuangan perusahaan :
1. Pelaporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan-keputusan bisnis dan keputusan ekonomi (paragrap.9).
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan berterima umum Trueblood Report dalam
berbagai kebijakan nilai yang dibenarkan.
2. Mengakomodasi kepentingan para pemakai informasi keuangan eksternal yang
bersifat heterogen, dengan menyajikan proyeksi atas nilai-nilai dalam laporan
keuangan, waktu yang tepat serta proyeksi arus kas.
3. Laporan keuangan yang dihasilkan bersifat umum tapi harus dapat mengakomodasi
pemakai specifik secara baik seperti, para investor, kreditor konsultan dll
(paragrap.4). Asumsi yang melengkapi yaitu para pemakai informasi keuangan harus
mengerti atau memiliki wawasan didalam menginterprestasikan informasi dan
pelaporan keuangan serta dapat menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.
4. Laporan keuangan mencantumkan catatan-catatan penting atas pelaksanaan
kebijakan oleh manajemen menyangkut tugas dan tangung jawab jajaran direksi.
Beberapa nilai kebijakan penting harus diungkapkan seperti :
1. Penyajian informasi tidak bersifat merugikan, serta manfaat benar-benar bersumber
dari pengelolaan kos.
2. Laporan keuangan bukanlah satu-satunya sumber informasi yang menggambarkan
kondisi perusahaan.
3. Berbasis akuntansi akrual.
4. Membantu para pemakai, walaupun masing-masing para pemakai tersebut
mempunyai cara tersendiri dalam menginterprestasikan dan membuat ramalan .
Pelaporan keuangan tidak menyajikan informasi kepada pemakai spesifik, akan tetapi
menginformasikan secara umum tentang aktiva, kewajiban dan modal suatu perusahaan,
bagaimana kinerja perusahaan disajikan dalam ukuran earning serta komponennya,
bagaimana perusahaan mendapatkan dan menggunakan kasnya.

1.4 SFAC No. 2


SFAC No. 2 mengatur syarat kualitas dari informasi akuntansi. Syarat kualitas
merupakan pokok pikiran ASOBAT, dan telah dirumuskan oleh APB Statemen No. 4. Para
pemakai informasi harus mempunyai wawasan perakuntansian agar memahami informasi
keuangan sebagai syarat yang dikenakan terhadap pemakai informasi agar informasi dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
1.4.1 Manfaat lebih besar dari pada Kos
Pertimbangan manfaat lebih besar dari kos diakui sebagai batasan pervasif, manfaat
informasi akuntansi akan dirasakan oleh berbagai kelompok pemakai informasi utamanya
para investor dan kreditor didalam proses pembuatan keputusan ekonomi dan kos yang telah
dikeluarkan harus berhubungan secara langssung dengan manfaat yang telah diperoleh dan
kos yang berhubungan secara langsung dengan manfaat yang diperoleh dibandingkan untuk
mengetahui tingkat penyebarannya. Terdapat dua katagori kos yang harus dipikirkan yaitu
kos yang muncul dari publikasi informasi yang berdampak pada kerugian dalam persaingan,
dan kos yang muncul dari kesalahan menginterprestasikan informasi.
Secara langsung maupun tidak langsung manfaat dan kos suatu informasi
mengandung konsekuensi ekonomi dan banyak konsekuensi ekonomi muncul dari informasi
akuntansi yang keberadaannya sulit dievaluasi. Problema pengukuran muncul dalam
penilaian biaya, kewajiban dan penentuan maupun estimasi kos (nilai sekarang atau nilai
taksiran).
1.4.2 Relevan
Relevan merupakan syarat kualitas yang bersumber dari ASOBAT, diekspresikan
dalam SFAC No. 2, dipergunakan sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan serta
membantu pemakai informasi dalam memprediksi manfaat dari kondisi masa lalu, sekarang
untuk kondisi yang akan datang. Relevan memiliki dua aspek utama dengan satu aspek
tambahan yaitu :
 Nilai prediksi, dengan menggunakan dukumen sebagai input seperti kas flow atau
erning power, selanjutnya hasil prediksi tergantung masing-masing pemakai
informasi.
 Nilai umpan balik, mengarah pada penegasan atau pembetulan atas keputusan yang
telah atau yang akan diambil.
 Tepat waktu merupakan satu aspek tambahan sekaligus kendala yang menentukan
relevan atau tidaknya suatu informasi. Agar informasi menjadi relevan maka harus
disajikan pada saat dibutuhkan oleh pemakai informasi dalam kapasitan sebagai
pembuat keputusan.

1.4.3 Konsistensi Nilai Prediksi dengan Umpan Balik


Nilai prediksi dan nilai umpan balik, keduanya merupakan nilai kualitas yang
diperoleh dari tujuan penyajian informasi, berguna untuk memprediksi aliran kas dan
pertanngungjawaban. Terdapat dua tujuan didalam nilai umpan balik yaitu menilai prestasi
kerja manajemen melalui pertangungjawaban serta pengambilan keputusan. Nilai prediksi
memberikan pertimbangan pengambilan keputusan tertapi tidak secara langsung
memfokuskan pada bagaimana aktifitas manajemen dalam suatu periode. Perbedaan mungkin
timbul antara tujuan nilai umpan balik dengan nilai prediksi pada saat memadukan kedua
tujuan tersebut.

1.4.5 Andal
Dikatakan andal apabila memenuhi tiga kreteria yaitu :
 Dapat diuji, dokumen transaksi yang telah terjadi dapat dipergunakan sebagai media
untuk menilai antara tingkat kepatuhan dengan pengukuran transaksi.
 Penyajian yang jujur, sesuai dengan teori pengukuran dan mendukung bahwa
pengukuran merupakan respon dari fenomena sebagai dasar pengukuran.
 Netralitas, merupakan suatu keadaan yang mendukung dipercayanya proses pelaporan
dan andal yang lainnya yaitu dapat diuji dan penyajian yang jujur.

1.4.6 Penandingan Penyajian Yang Jujur dengan Konsekuensei Ekonomi


Salah satu pandangan yang mendasari kerangka kerja akuntansi keuangan adalah
penyajian yang jujur dan konsekuensi ekonomi dapat dipergunakan sebagai dasar
penjabaran standar-standar akuntansi. Penyajian yang jujur merupakan bagian dari kerangka
kerja sedang konsekuensi ekonomi tidak sebagai bagian kerangka kerja akuntansi.
Penyajian yang jujur menurut Ruland merupakan kewajiban FASB untuk
mengaturnya didalam standar-standar karena cukup mendasar dipergunakan sebagai standar
akuntansi. Kejujuran didalam menyajikan suatu informasi sudah tentu harus patuh pada
aturan pengukuran sedang proses penyusunan standar selalu mempertimbangakan
konsekuensi ekonomi seperti, bagaimana aplikasi, mengkemasnya dan pertimbangan lain
yang selaras dengan pertimbangan standar akuntansi. Daley dan Tranter’s memandang
konsekuensi ekonomi dimasukkan kedalam kerangka kerja konseptual akuntansi keuangan
dan bersifat saling melengkapi dengan penyajian yang jujur, pendapat tersebut berbeda
dengan pendapat dengan pendapat Ruland,s.

1.4.7 Konservatisme
Konservatisme disebut sebagai suatu konvensi, dan SFAC No. 2 sengaja tidak
mendukung pernyataan yang memperkecil peran aktiva atau pendapatan tetapi juga
sengaja tidak membesar-besarkannya. Memperkecil peran aktiva dengan sengaja
bertentangan dengan penyajian yang jujur, netralitas namun keduanya (over/under statement)
merupakan aspek relevan. Konservatif dibutuhkan agar bijaksana didalam pelaporan karena
pertimbangan-pertimbangan resiko ketidak pastian.

1.4.8 Dapat Dibandingkan dan Konsistensi


Dapat dibandingkan dan konsistensi berorientasi out-put, mempunyai esensi kualitas
yang berjalan secara bersama-sama, serta keduanya merupakan variabel kerangka kerja
konseptual.
1.4.9 Materialitas
Materialitas telah diakui sebagai karakteristik kualitatif dan para profesi masih
memakai pertimbangan-perimbangan materialitas tersebut. Konsep iini penggunaannya
sangat relatif dan salah satu konsep yang mutlak diperhatikan.

1.5 SFAC No. 3


SFAC No. 3 mendefinisikan 10 elemen dalam pelaporan keuangan. Ini jelas sebuah resulosi
dari definisi yang disajikan dalam memorandum diskusi untuk proyek kerangka kerja konseptual.
Beberapa observasi yang dibuat, khususnya mengenai SFAC No. 3 tidak termasuk. Awal dari
semuanya, ini baru saja menyebutkan tiga pandangan mengenai pelaporan keuangan dalam
memorandum diskusi. Ini juga tidak secara khusus mengenai jenis dari konsep pemeliharaan
pendapatan yang digunakan. Juga tidak mengalamatkan pengakuan dan pengukuran dengan baik
dalam “display” dalam laporan keuangan.
SFAC no 3 juga mengungkapkan pembalikan dari termologi. Melalui memorandum diskusi
dan SFAC No. 1, kata earnings digantikan dengan yang lebih sering digunakan yaitu income. Dalan
SFAC No. 2, earnings dihilangkan dan income digunakan dalam paragraf 90 dan 94. Akhirnya SFAC
No. 3 membuat pembalika resmi dengan penunjukkan income untuk mengindikasikan komperhensif
atau total perubahan dalam aset bersih yang terjadi selama periode sebagai hasil dari operasi.

1.6 SFAC No. 4


SFAC No. 4 menekankan pada tujuan pelaporan keuangan non-bisnis. Perusahaan non-bisnis
memiliki karakeristik seperti :
1. Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyedia yang tidak mengharapkan
menerima pembayaran atau keuntungan ekonomis yang proporsional dari penyediaan sumber
daya.
2. Tujuan utama operasionalnya selain untuk menghasilkan keuntungan dari penyediaan barang
atau jasa.
3. Ketidakadaan penetapan bunga pemilik yang bisa di jual, di transfer atau di dapatkan kembali,
atau penyampaian hak untuk pembagian distribusi sumberdaya residual pada saat likuidasi
perusahaan.
SFAC No. 4 juga mencatat bahwa organisasi non-bisnis (nirlaba) tidak memiliki indikator
dari performa perusahaan yang dapat dibandingkan untuk pengukuran pendapatan dalam sektor laba.

1.7 SFAC No. 5


SFAC No. 5 membuat jelas bahwa konsep yang didiskusikan digunakan dengan ketat untuk
laporan keuangan dan bukan arti lain pengungkapan. Walaupun tidak diungkapkan secara eksplisit,
SFAC No 5 hadir untuk menyangkal salah satu dari pinsip utama hipotesis pasar sempurna, yang
mengungkapkan pengungkapan diluar laporan keuangan sama efektifnya dengan pengungkapan
laporan keuangan itu sendiri.

1.7.1 Laba Operasi dan Laba Komprehensif.


Salah satu prinsip yang menjadi perhatian FASB adalah format dan penyajian
perubahan modal pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Gambaran
tersebut nampak antara laba operasi (earning) dengan laba bersih (net income) serta
mengakibatkan pengaruh komulatif setiap tahun terhadap perubahan prinsip akuntansi.
Untuk tujuan pengukuran kinerja operasi menjadikan laba operasi lebih baik dipergunakan
dari pada laba bersih.
Setelah pembicaraan laba operasi, laba komprehensif mengakomodasi keseluruhan
perubahan modal pemilik kecuali transaksi dengan pemilik dalam setiap periode akuntansi.
Laba ini dipengaruhi oleh dampak pendapatan yaitu keuntungan (gain) dan kerugian (losses).

1.7.2 Kriteria Pengakuan.


Kriteria pengakuan menunjuk kepada ketika terjadi pencatatan kedalam perkiraan-
perkiraan dari unsur-unsur laporan keuangan.
Kreteria pengakuan adalah sebagai berikut :
 Definisi, setiap transaksi harus dapat didifinisikan kedalam elemen laporan keuangan.
 Dapat diukur, setiap transaksi harus dapat diukur dengan atribut pengukuran yang
relevan dan andal.
 Relevan, menyangkut informasi yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh para pemakai yang berbeda.
 Keandalan, informasi yang dihasilkan disajikan dengan jujur, dapat diuji serta
bersifat netral.

1.7.3 Kriteria Pengukuran.


Terdapat lima atribut yang dapat dipergunakan sebagai kreteria pengukuran yaitu:
 Kos historis,
 Kos yang berlaku sekarang (kos pengganti saat ini),
 Nilai pasar,
 Nilai bersih yang dapat direalisasikan serta
 Nilai sekarang dari aliran kas masa yang akan datang.
1.8 SFAC No.6
SFAC No. 6 menggantikan SFAC No. 3. Ini mendefinisikan pada hakekatnya indentik dengan
SFAC No. 3, kecuali diperluas untuk organisasi non-bisnis (nirlaba). Begitu pula dengan karakteristik
kuantitatif dari informasi akuntansi dalam SFAC No. 2 juga diperluas untuk perusahaan nirlaba.
Secara jelas, SFAC No. 6 tidak menambahkan apapun untuk kerangka kerja konseptual dari perspektif
perusahaan bisnis. Dalam beberapa hal, definisi dari 10 elemen laporan keuangan yang disajikan
dalam SFAC No. 6 (dengan sangan sedikit modifikasi dari SFAC No. 3) yang mengikuti :
1. Aset yang memiliki kemungkinan keuntungan ekonomik masa depan diperoleh atau di
kontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi masa lalu.
2. Hutang yang memiliki kemungkinan pengorbanan masa depan dari peningkatan keuntungan
ekonomis dari obligasi saat ini dari entitas tertentu untuk metransfer aset atau penyediakan
jasa untuk entitas lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi masa lalu.
3. Modal atau aktiva bersih merupakan nilai sisa aktiva suatu entitas setelah dikurangi dengan
kewajiban. Dalam suatu entitas bisnis, modal adalah kepentingan pemilik, namun dalam
organisasi nirlaba tidak terdapat kepentingan kepemilikan yang sama seperti halnya dalam
entitas bisnis.
4. Investasi oleh para pemilik akan meningkatkan jumlah modal dari suatu entitas bisnis dapat
melalui transfer dari entitas lain sehingga memberikan nilai atau peningkatan kepentingan
kepemilikan dalam kelompok entitas tersebut.
5. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan jumlah modal dari suatu entitas bisnis dapat
melalui pemindahan aktiva, pelayanan jasa atau pengeluaran kewajiban oleh suatu entiats
kepada para pemilik.
6. Laba komprehensif adalah jumlah perubahan modal suatu entitas bisnis dalam satu periode
dari transaksi atau kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik.
7. Pendapatan merupakan arus kas masuk atau kenaikan-kenaikan lain atas aktiva suatu entitas
atau pelunasan hutangnya (kombinasi keduanya) selama satu periode tertentu.
8. Biaya (expense) adalah aliran keluar atau penggunaan lain aktiva atau timbulnya hutang (atau
kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu .
9. Keuntungan (gain) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi-transaksi
tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya yang mempengaruhi
entitas tersebut selama satu periode, kecuali berasal dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
10. Kerugian (losses) adalah penurunan dalam ekuitas ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi-
transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya yang
mempengaruhi entitas tersebut selama satu periode, kecuali berasal dari biaya atau distribusi
oleh pemilik.
Unsur-unsur dari pelaporan keuangan adalah suatu hubungan kelompok dengan suatu kenyataan
dasar, pada aktiva, kewajiban dan unsur lainnya yang berhubungan dengan ukuran kinerja dalam
suatu keadaan.

1.9 SFAC No.7


SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash
flows sebagai basis pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk
metode interest dalam penentuan amortisasi. Statemen ini juga menyediakan prinsip-prinsip
umum yang mengatur penggunaan present value terutama ketika jumlah dari future cash
flow, waktunya atau waktu dan tingkat ketidakpastiannya. Statemen juga menyediakan
pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present value dalam
akuntansi. Tujuan SFAC No. 7 antara lain :
1. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan
untuk menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas
ekspektasian di masa yang akan datang.
2. Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present
value menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan liabilities secara logis.
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu
konseptual yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari
Statement No. 5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak
tersedia sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting
mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk
mensimulasi fair value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang
merefleksikan pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa
kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus
menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang. Poin penting dalam pengukuran
liabilitas adalah discount rate harus diikutkan dalam perhitungan credit standing perusahaan.
Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah
asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat
mengukur liabilitas tidak dapat demikian.

1.9.1 Internasional Accounting Standard 37


Standar Akuntansi Internasional 37: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset
Kontijensi, atau IAS 37, adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
Standar Akuntansi Internasional (IASB). IAS 37 menetapkan persyaratan akuntansi dan
pengungkapan untuk ketentuan, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi, dengan beberapa
pengecualian, menetapkan prinsip penting bahwa ketentuan yang harus diakui hanya jika
entitas memiliki ketentuan kewajiban. Transaksi seperti, provisions, contingent, liabilities and
contingent assets, membutuhkan secara luas penggunaan teknik-teknik present value. Pada
tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya penggunaan present
value dalam akuntansi keuangan. Bentuk statement yang menyediakan kerangka dasar
penggunaan basis future cash flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu:
 Menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran dalam present value dalam akuntansi
 Menyediakan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengtur
penggunaan present value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan
masanya atau waktu yang penuh dengan ketidakpastian.
Tujuan dari pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan
pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan diantara tahapan-
tahapan future cash flow. Penggunaan present value dalam pengukuran akan menangkap
secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik dari masing-masing asset termasuk elemen-
elemennya. Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda
terkait dengan pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Fair value measurement,
Value-in-use and entity-specific measurements, Effective-settlement measurement, dan Cost-
accumulation or cost-accrual measurement.

1.9.2 Present Value and Fair Value


Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam pengukuran-
pengukuran akuntansi khususnya pada pengakuran awal, dan pengukuran-pengukuransegera
dalam mengestimasi fair value. Pernyataan yang membedakan dimana Present Value
dibentuk untuk menangkap elemen-elemen yang diambil bersama-sama yang akan
menggambarkan market price, dan jika salah satu tidak ada, maka akan menggambarkan fair
value.

1.9.3 Prinsip-prinsip Umum (General Principles)


Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-teknik
present value dalam pengukuran asset dan kewajiban, yaitu:
 Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future event dan ketidakpastian yang akan
datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau kelompok asset
dalam transaksi kas jangka panjang.
 Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan
asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash flows
yang diestimasi.
 Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus bebas
dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset dan kewajiban
bersangkutan.
 Estimasi cash flow juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome yang
masuk akal disbanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka yang
mungkin.

1.9.4 Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi


Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu
dengan yang lainnya. Penting untuk dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas
tersebut akan memberikan beban yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke
situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding dengan future cash
flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para akuntan mungkin
menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan saat atau waktu future
cash flows dan penyesuaian yang simetris dengan ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun,
harus seimbang antara prospek suatu pengukuran undiscounted yang membuat aset atau
kewajiban tampak dapat diperbandingkan.

1.9.5 Pengukuran Hutang dengan Menggunakan Pendekatan Present Value


Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban.
Bagaimanapun, pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang
berbeda dibanding pengukuran aset sehingga memerlukan teknik berbeda pula pada fair
value-nya. Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value suatu
kewajiban,sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk tujuan yaitu:
 Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik
 Mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat
diperbandingkan
Untuk mengestimasi fair value atas notes yang dimiliki oleh suatu entitas, para
akuntanmencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas
laindimana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut sebagai aset.
Jadi, proses melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada pengukuran aset. Di sisi
yang lain, berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak selalu disertai
dengan menjual hak (right) yang mereka miliki, seperti mereka menjual others assets.
Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah aset-aset yang
secara individu bisa diidentifikasi. Suatu kewajiban kadang bisa ditetapkan melalui asumsi
pihak ketiga. Dalam menaksir fair value para akuntan berkewajiban mencoba mengestimasi
nilai atau harga bahwa entitas memiliki kemampuan untuk membayar sepertiga dari
kewajiban tersebut.

1.9.6 Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit (Credit Standing)
Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang
dimiliki entitas yang diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban entitas
tersebut sebagai aset pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang
menentukan harga atau nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki posisi
kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang berhubungan dengan janji untuk
membayar dibanding dengan enitas yang memiliki posisi kredit lemah. Dampak dari posisi
kredit yang dimiliki entitas pada fair value kewajiban tertentu tergantung pada kemampuan
entitas untuk membayar pada ketentuan kewajiban yang memberikan perlindungan kepada
pemilik. Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu transaksi
secara umum penting namun sedikit yang bersifat langsung. Transaksi penyelesaian suatu
kewajiban yang melibatkan entitas sebagai pihak yang diwajibkan. Harga mencerminkan
transaksi yang terjadi dari pihak-pihak yang berminat.

1.10 SFAC No. 8


SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang
menggantikan SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC
No.2, karakteristik kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk
menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk
pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. SFAC bukan merupakan bagian
dari FASB, tetapi merupakan sumber-sumber otoritatif dari GAAP yang diakui oleh FASB
untuk diterapkan pada entitas non pemerintah. Bagaimanapun SFAC tidak (a) memerlukan
perubahan dalam US GAAP yang ada, (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan
kodifikasi standar akuntansi, dan (c) membenarkan salah satu perubahan yang ada dalam
praktek-praktek akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum atau menafsirkan kodifikasi
standar akuntansi berdasarkan intepretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam
SFAC. SFAC dapat diubah, diganti, dan ditarik melalui prosedur yang sesuai dibawah the
board’s rules of procedure. Secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah :
 Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar
akuntansi keuangan.
 Menggantikan SFAC No.1 dan 2
 Terdiri atas tiga bab :
(1) Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.
(2) Bab 2, entitas pelaporan
(3) Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat

1.10.1 Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :


a) Sikap pelaporan keuangan
Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan laporan
keuangan posisinya adalah sebagai berikut : (a) Pelaporan keuangan lebih luas dari
laporan keuangan, (b) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan
keuangan, (c) Komponen lain pelaporan keuangan; Supplementary information dan
Other means of financial reporting.
b) Tujuan pelaporan keuangan
SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :
 Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi
investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang potensial
dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor.
 Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang
sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur lain yang
membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut,
dan seberapa efisien maupun efektif manajemen entitas melakukan pengelolaan dan
komisaris yang telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan
sumber daya entitas.
 Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari
pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim
terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.
c) Primary Users
Para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu :
(1) para investor dan calon investor serta (2) para kreditor dan calon kreditor.
d) Informasi yang Dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor yaitu :
Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka menilai
prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa mendatang. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya entitas, klaim atas entitas
tersebut, dan apakah manajemen telah mengelola sumber daya yang dimiliki entitas
secara efektif dan efisien.
e) Informasi tentang Pelaporan Sumber Daya Ekonomik Suatu Entitas, Perubahan dan
Klaim atas Sumber Daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan juga menyediakan informasi
tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah
sumber daya ekonomi suatu entitas dan klaim.
f) Perubahan dan Klaim atas Sumber Daya
Agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik, entitas
pelaporan harus menyediakan informasi tentang sumber daya dan klaim atas sumber
daya juga harus menyediakan informasi tentang perubahan atas sumber daya serta
klaim atas perubahan tersebut.

1.10.2 Karakteristik Kualitatif Informasi yang Bermanfaat


Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna terdiri dari,
mengidentifikasi jenis informasi yang mungkin berguna bagi kreditur yang ada dan potensial
investor dan kreditur lainnya untuk membuat keputusan tentang entitas pelapor berdasarkan
informasi yang dimiliki dalam bentuk laporan keuangan. Informasi ini berhubungan dengan
dalam kerangka konseptual sebagai informasi tentang fenomena ekonomi.

a) Karakteristik kualitatif fundamental


SFAC No.8 menetapkan unsur karakteristik kualitatif fundamental adalah relevansi
dan representasi yang tepat. Informasi keuangan yang relevan mampu membuat
perbedaan dalam pembuatan keputusan oleh pengguna. Informasi dikatakan relevan
apabila informasi tersebut memiliki kriteria unsur kualitas, antara lain : Nilai prediksi,
nilai konfirmatori, dan materialitas. Terdapat tiga karakteristik untuk informasi
representasi sempurna, yaitu ; Lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan.
b) Menerapkan Karakteristik Kualitatif Fundamental
Informasi yang bermanfaat harus relevan dan terepresentasi dengan tepat, baik
ketepatan representasi dari sebuah fenomena yang tidak relevan, maupun sebaliknya.
Proses yang paling efisien dan efektif untuk menerapkan karakteristik kualitatif
fundamental biasanya harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk
menjadi berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelaporan itu.
 Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan relevan jika
tersedia dan dapat setiia diwakili.
 Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.
c) Meningkatkan karakteristik kualitatif
 Dapat dibandingkan, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan
memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan keuangan.
 Dapat diverifikasi berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan independen
yang berbeda bias mencapai consensus meskipun tidak selalu perjanjian yang
lengkap, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi setia.
 Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk mengambil
keputusan dalam waktu yang akan mampu memperbaharui keputusan mereka.
Semakin lama informasi maka informasi tersebut menjadi kurang berguna.
 Dapat dipahami, yaitu Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan
menyajikan informasi secara jelas dan ringkas akan membuat informasi
tersebut dapat dimengerti.
d) Menerapkan dan Meningkatkan Karakteristik Kualitatif
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses berulang
yang tidak mengikuti perintah yang detentukan. Meningkatkan karakteristik kualitatif
harus sejauh mungkin dimaksimalkan baik secar individu maupun kelompok.

e) Kendala Manfaat dan Biaya pada Pelaporan Keuangan


Biaya merupakan kendala yang luas atas informasi yang dapat disediakan oleh
laporan keuangan. Ada beberapa jenis biaya dan manfaat yang perlu
dipertimbangkan. Penyedia informasi keuangan mengeluarkan sebagian besar usaha
yang terlibat dalam pengumpulan, pengolahan, memverifikasi, dan menyebarluaskan
informasi keuangan, namun para pengguna akhirnya menanggung biaya-biaya dalam
bentuk berkurangnya return.

1.11 KERANGKA KONSEPTUAL SEBAGAI DOKUMEN PENGKODIFIKASIAN


Kodifikasi merupakan suatu pembenaran dari proses penetapan standar itu sendiri
daripada dari standar individu yang dihasilkan dari proses tersebut. Pendekatan kodifikasi
dipandang sebagai rasional dan sebagai salah satu alasan mungkin membutuhkan baik untuk
pilihan standar akuntansi, meskipun ini mungkin belum tentu standar yang terbaik. Selain itu,
harus dipahami bahwa kodifikasi mengacu pada proses dan bukan kepada anggota individu
(dari FASB) yang bertanggung jawab untuk melaksanakan proses tersebut. Hal ini juga harus
diingat bahwa memilih standar dengan proses rasional menyiratkan bahwa standar dapat
diubah dan ditingkatkan.
Dalam pandangan kodifikasi, pengaturan standar kerangka konseptual masuk akal karena
dapat mendukung dan mempromosikan sifat rasional dari proses itu. GAA melihat kerangka
konseptual mewujudkan aspek-aspek konstitusi dan teori. Kerangka konseptual juga, dalam
pandangan GAA, seperti aspek teoritis karena tidak memberikan kriteria untuk pilihan ketika
mengevaluasi alternatif akuntansi. Kriteria ini untuk pilihan dapat membantu atau
membimbing FASB, tetapi mereka tidak dapat menjamin hasil terbaik meskipun pedoman
konstitusional untuk informasi yang berguna bagi investor yang aktual dan prospektif,
kreditor, dan pengguna di luar lainnya. Menurut pandangan kodifikasi, standar tidak hanya
bisa diperbaiki, tapi kerangka konseptual sendiri juga tunduk pada koreksi dan perbaikan.

1.11.1 Pandangan Yurisprudensial


Pandangan yurisprudensi berkaitan dengan proses legitimasi dan penerimaan kerangka
konseptual yang bertentangan dengan yang sebenarnya "teori" yang terkandung dalam
dokumen. Archer menimbulkan beberapa poin yang sangat tajam dibandingkan dengan
bagaimana kerangka konseptual dikembangkan. Dia mempertanyakan apakah dokumen
teoritis yang solid dapat dikembangkan di satu sisi, sementara di sisi lain beralih ke
pengaturan memanfaatkan konsensus di antara kelompok-kelompok yang terkena dampak
berbagai (mempersiapkan, pengguna, dan auditor) dengan cara sistem memorandum diskusi
dan draft paparan. Pendekatan ini, tentu saja, akan penuh dengan kesulitan tersendiri.
Archer, sebagai lawan Dopuch dan Sunder, tidak sama sekali menentang kerangka
konseptual. Archer, pada kenyataannya menikmati penggunaan kerangka konseptual tetapi
berharap bahwa itu akan menjadi lebih sistematis dan filosofis (yurisprudensi) dalam
penyusunan nya. Kerangka konseptual bukan merupakan landasan utama dalam arti klasik
tapi titik acuan dalam jaringan standar dan praktik akuntansi yang berfungsi untuk
"mengatur" tentang mereka berpikir. Power akan menggunakan kombinasi dasarnya
penalaran deduktif dan induktif untuk menentukan standar akuntansi dengan kerangka kerja
konseptual memainkan parsial dalam penentuan standar akuntansi. Aspek deduktif
pendekatan Power akan menjadi kerangka kerja konseptual tetapi akan digunakan dalam
hubungannya dengan "diterima praktik akuntansi" yang akan menjadi aspek induktif proses
penetapan standar.
Archer dan Power memberikan kritik yang berguna untuk pembangunan kerangka kerja
konseptual. Namun, kami memiliki kerangka konseptual dan masalahnya adalah bagaimana
hal itu dapat ditingkatkan sehingga akan melakukan peran yang lebih berguna dalam proses
penetapan standar. Pendekatan evolusioner ini tentunya tidak bertentangan dengan kedua
Archer dan Power dan mewujudkan pendekatan codificational dibahas oleh GAA. Secara
khusus, pendekatan evolusioner untuk kerangka kerja konseptual bisa memiliki kedua aspek
induktif dan deduktif mirip dengan saran Power. Bagaimanapun, kami percaya bahwa
kerangka konseptual diperbarui akan bermanfaat untuk proses penetapan standar .

1.12 PENELITIAN EMPIRIS PADA KERANGKA KONSEPTUAL


Telah ada beberapa penelitian empiris pada kerangka konseptual. Dalam sebuah
percobaan yang melibatkan 28 mantan anggota FASB dan APB yang mencoba untuk
menggunakan karakteristik kualitatif SFAC No 02, hanya veriability dan biaya. Meskipun
hasil ini tidak menggembirakan, para peneliti mencatat bahwa pemahaman konsep sebelum
publikasi SFAC No.02 bisa saja jauh lebih rendah. Studi lain berkaitan dengan pentingnya
karakteristik kualitatif SFAC No.02 tiga kelompok: mempersiapkan, auditor, dan pengguna.
Sampel yang dipilih adalah 600 CPA di Pennsylvania yang diidentifikasi, berdasarkan
sebagian besar pengalaman kerja mereka sebagai pembuat, auditor, atau pengguna (55 persen
responden diidentifikasi sebagai auditor dengan pengingat merata antara dua kategori
lainnya).
Pengguna dan mempersiapkan memberi bobot lebih untuk relevansi dari auditor.
Hasil tidak berbeda secara signifikan antara ketiga kelompok dalam kategori keandalan
meskipun auditor memberikan lebih penting untuk netralitas dari urutan dua kelompok.
Keandalan adalah lebih penting bagi auditor dibandingkan adalah relevansi. Materialitas,
sebagai kendala bahkan dengan relevansi dan keandalan dalam setiap dari tiga kelompok.

Anda mungkin juga menyukai