Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH GOOD GOVERNANCE, PEMANFAATAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEBIJAKAN


AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
BENGKULU SELATAN

Riset Akuntansi

Oleh:
Femi Bernica
C1C021128

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
Daftar Isi

Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................10
2.1 Landasan Teori...................................................................................................10
2.2 Good Governance..............................................................................................12
2.2.1 Pengertian Good Governance......................................................................12
2.2.2 Prinsip-Prinsip Good Governance...............................................................14
2.2.3 Pemanfaatan Teknologi Imformasi.............................................................15
2.2.4 Kebijakan Akuntansi...................................................................................17
2.2.5 Laporan Keuangan Pemerintah...................................................................21
2.2.6 Penelitian Terdahulu...................................................................................32
2.2.7 Pengembangan Hipotesis............................................................................35
2.2.8 Kerangka Penelitian....................................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................41
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................41
3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel..................................41
3.2.1 Good Governance.......................................................................................42
3.2.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi..............................................................42
3.2.3 Kebijakan Akuntansi...................................................................................43
3.3 Jenis dan Sumber data........................................................................................47
3.4 Metode Pengumpulan Data................................................................................47
3.5 Populasi dan Sampel..........................................................................................48
3.6 Metode Analisis Data.........................................................................................49

i
ii

3.6.1 Statistik Dekristif.........................................................................................49


3.6.2 Uji Kualitas Data.........................................................................................50
3.7 Teknik Analisis data..........................................................................................51
3.7.1 Uji Asumsi Klasik.......................................................................................51
3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda...............................................................53
3.8 Uji Hipotesis......................................................................................................54
3.8.1 Uji Goodness of Fit/ Kelayakan Model (Uji F)..........................................54
3.8.2 Koefisien Determinasi (R2).........................................................................54
3.8.3 Uji Secara Parsial (Uji t).............................................................................55
Daftar Pustaka..............................................................................................................56
Daftar OPD Kabupaten Bengkulu Selatan..................................................................59
LAMPIRAN KUISIONER..........................................................................................61
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas pelaksanaan otonomi daerah

dalam hal pengelolaan keuangan daerah mendorong perangkat daerah untuk dapat

menyelenggarakan suatu instansi pemerintahan yang baik dengan

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tujuan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah

menyatakan perangkat daerah kabupaten atau kota merupakan unsur pembantu Bupati

atau walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten atau Kota

dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah Kabupaten atau Kota.

Berdasarkan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 (pasal 1 ayat 2 dan 3)

menjelaskan pengertian Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK) menyebutkan bahwa berdasarkan

tingkat pemerintahan, opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dicapai oleh seluruh

laporan keuangan pemerintah provinsi di Indonesia. Opini WTP juga dicapai oleh

364 dari 415 pemerintah kabupaten, dan 87 dari 93 pemerintah kota. Capaian opini

1
2

tersebut telah melampaui target kinerja keuangan daerah bidang penguatan tata kelola

pemerintah daerah/program peningkatan kapasitas keuangan pemerintah provinsi,

kabupaten, dan kota yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 (BPK, 2020).

Kualitas laporan keuangan mencerminkan kesesuaian informasi keuangan

yang disajikan oleh suatu entitas dengan standar akuntansi yang berlaku. Laporan

keuangan yang berkualitas baik menunjukkan bahwa informasi yang terkandung di

dalamnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan (Firmansyah et al., 2022).

Oleh karena itulah, setiap pemerintah daerah maupun beberapa lembaga Negara di

Indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk meraih opini audit WTP ini dari

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini audit WTP yang dikeluarkan ini

mencerminkan bagaimana pengolahan dan pengelolaan keuangan pada sebuah

lembaga dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan dana yang baik menunjukkan

realisasi anggaran telah sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh lembaga tersebut.

Dari sekian banyak laporan keuangan pemerintah yang mendapatkan opini

WTP dari BPK, terdapat kabupaten Bengkulu Selatan yang kembali meraih predikat

WTP atas LHP LKPD tahun anggaran 2021 oleh BPK RI Provinsi Bengkulu. Dengan

begitu, ini menunjukkan bahwasannya pada tahun 2020 pemerintah Kabupaten

Bengkulu Selatan juga memperoleh opini audit yang sama Tetapi diketahui hingga

pertengahan Febuari 2023 baru 4 OPD Dari 34 OPD yang sudah menyangkan RUP

dan input data, kemudian 16 OPD belum menginput data serta 14 OPD lainnya

sama sama sekali belum melakukan login. Sehingga bisa dikatakan, OPD masih

lamban dalam menjalankan tugas pokok yang sejatinya wajib dijalankan, Kabag

Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setkab Bengkulu Selatan, Agus Kurniawan,
3

M.Si menjelaskan, sama seperti tahun sebelumnya, 34 OPD wajib menayangkan

RUP. Menurutnya, Januari lalu pihaknya sudah melayangkan pemberitahuan ke 34

OPD tersebut, namun tetap saja realisasinya hingga sekarang, baru 20 OPD yang

sudah masuk ke dalam aplikasi, penayangan RUP mempunyai landasan yang jelas

dan telah dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 tahun 2018 dan

Perpres Nomor 12 tahun 2021 tentang pengadaan barang dan jasa. Penayangan

RUP bertujuan memberikan informasi secara transparan pada masyarakat, terkait

apa saja program yang dijalankan OPD selama 1 tahun anggaran.

Kesuksesan dalam memperoleh opini audit WTP dari BPK ini menunjukkan

adanya penanganan dan pengelolaan yang baik dari pemerintah kabupaten Bengkulu

Selatan (Admin, 2022). Kesuksesan ini mengindikasikan adanya berbagai faktor yang

mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah dalam meraih opini audit yang

dikeluarkan oleh BPK. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Philadhelphia dkk.,

(2020), memberikan hasil bahwa adanya pengaruh dari kebijakan yang diambil oleh

pemerintah daerah atau para pengelola keuangan pemerintah dalam mengelola

anggaran yang diberikan kepadanya. Ini biasa dikenal dengan nama good

governance.

Menurut Utomo, (2021) Good Governance merupakan penyelenggaraan

pemerintahan yang bertanggung jawab, efisien dan efektif untuk menjaga kesinergian

hubungan dimana konstruktif diantara domain-domain. Tata kelola pemerintahan

yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan

pemerintahan, pencapaian, dan penilaian kinerja. Keterkaitan antara good governance

dan kualitas laporan keuangan adalah Penyelenggaraan pemerintahan yang baik


4

(good governance) merupakan syarat utama untuk mewujudkan pembangunan yang

berkualitas. Oleh sebab itu sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa pelayanan

publik, pemerintahan dalam pengelolaannya harus melakukan transparansi dan

akuntabilitas publik. Akuntabilitas dan laporan keuangan merupakan hal yang sangat

penting dalam perwujudan perubahan informasi untuk akuntansi maupun administrasi

publik mengenai keterbukaan manajemen pengelolaan keuangan pemerintah daerah

yang dalam pelaksanaannya keduanya tidak dapat dipisahkan karena satu sama

lainnya. Laporan keuangan merupakan suatu cerminan untuk dapat mengetahui

apakah suatu pemerintahan telah berjalan dengan baik atau tidak. Laporan keuangan

pemerintah adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah

selama suatu periode. Dalam penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance), penyelenggaraan pemerintah daerah tidak lepas dari masalah

akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah sebagai acuan

untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah yang berkualitas, secara

konseptual pengertian tata kelola pemerintahan yang baik mengandung dua

pemahaman yaitu, nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan

nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan

kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah saat ini dan kedepan ditentukan oleh kualitas tata kelola

pemerintahan yang baik, dan inti dari kualitas pengelolaan keuangan adalah kualitas

tata kelola pemerintahan.


5

Peran serta Pemanfaatan teknologi saat ini merupakan sesuatu hal tidak biasa

dihindarkan, karena kebutuhan informasi yang sangat cepat, dan tepat menjadi suatu

kebutuhan utama di segala aspek. Seperti diketahui bahwa anggaran dana desa dari

tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang luar biasa tentu harus diikuti dengan 3

pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian Atik rusmayanti (2015) menunjukkan bahwa 1)

Dengan adanya sistem pengelolaan keuangan di desa ngadirejan, kaur keuangan

menjadi lebih terbantu, 2) Penyimpanan data pengelolaan 4 keuangan tidak

membutuhkan kertas banyak dan data bisa digunakan dalam jangka waktu yang

relatif lama. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Gayatri dan made (2018)

menunjukkan bahwa Penerapan aplikasi SISKEUDES untuk pengelolaan dana desa

di Kabupaten Bandung efektif terhadap kualitas laporan keuangan.

Sistem Akuntansi Pemerintah berisi unsur-unsur pokok kebijakan akuntansi

dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dijabarkan dalam pemilihan suatu

metode akuntansi, baik dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan.

Kebijakan akuntansi menurut PSAK adalah adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan

dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan.

Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang telah dipilih

berdasarkan standar akuntansi pemerintahan untuk diterapkan dalam penyusunan

penyajian laporan keuangan pemerintah daerah. Kebijakan akuntansi sangat

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah karena para


6

pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan oleh

pemerintah daerah disusun berdasarkan kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang

merupakan acuan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.

Implementasi kebijakan akuntansi dan kualitas laporan keuangan adalah suatu basis

akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan

disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa

memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam

implementasi kebijakan akuntansi pelaporan keuangan, waktu pencatatan (recording)

sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan

informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Penelitian yang dilakukan oleh Philadhelphia dkk., (2020), yang dilaksanakan

di Kabupaten Klaten ini menunujukkan bahwa OPD di Kapubaten Klaten

menjalankan good governance pada proses pemerintahan dengan baik sesuai dengan

tugas, pokok, dan fungsinya. Hasil ini bertentangan dengan temuan dari penelitian

yang dilakukan Sari, (2022) dengan hasil yang menunjukan bahwa good governance

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah

di Kabupaten Batang. Ini disebabkan karena penerapan good governance di

Kabupaten Batang berupa transparansi informasi keuangan dan non keuangan

kemungkinan kurang diterapkan, kurangnya memanfaatakan sumber daya secara

optimal guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan publik pada

organisasi pemerintah untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas,

rendahnya partisipasi masyarakat dalam menyusun kebijakan dan pelayanan kepada


7

media pers serta kurangnya memperhatikan faktor-faktor internal maupun eksternal

yang dapat meningkatkan nilai tata kelola yang baik.

Ardianti, (2018), juga menyebutkan hal yang sama dimana penerapan good

governance tidak mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah

Daerah Kabupaten Gunungkidul. Hal ini juga disebabkan oleh transparansi pada

informasi keuangan yang masih kurang, dan penerapan kebijakan yang masih sangat

kurang baik pada pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul. Atas pertimbangan

inilah peneliti mencoba menguji kembali pengaruh variable good governance

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

Variabel ini diangkat mengingat adanya perbedaan objek penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, tentunya memiliki perbedaan dalam kebijakan pengelolaan laporan

keuangan pemerintah daerah. Selain itu, kabupaten Bengkulu Selatan memperoleh

dua kali opini audit WTP dari BPK pada 2 tahun berturut-turut. Hal ini juga yang

membuat peneliti berasumsi adanya campur tangan atau penerapan kebijakan yang

baik dalam pengelolaan laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Bengkulu

Selatan.

Firdaus dkk., (2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa, pemanfaatan

teknologi informasi memiliki pengaruh dalam meningkatkan kualitas laporan

keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Dalam penelitian tersebut, diungkapkan

bahwasannya PPK dan para pembantu lainnya dalam penyusunan laporan keuangan

daerah Kota Banda Aceh menggunakan teknologi informasi untuk mempercepat

proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah Kota Banda Aceh.
8

Dengan begitu, laporan yang dihasilkan semakin akurat, relevan dan dapat

dipertanggung jawabkan dengan baik.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardianti, (2018),

yang melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan teknologi informasi

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul. Pada

penelitian ini juga kembali mempertegas bahwasannya ada pengaruh dari penerapan

teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan. Dimana, penggunaan

teknologi informasi ini mampu membuat pekerjaan dalam hal ini penyusunan dan

penyajian laporan keuanagn pemerintah daerah menjadi lebih efektif dan efisien.

Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih cepat dan lebih baik

ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Dengan begitu, laporan yang dihasilkan

mengalami peningkatan dan perbaikan dari tahun ke tahun. Atas dasar itulah, peneliti

menguji kembali variabel ini dalam penelitian kali ini. Mengingat, Teknologi

informasi merupakan teknologi informasi yang dapat digunakan untuk mengolah

data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, dan menyimpan data dalam

berbagai cara untuk mengahasilkan informasi yang berkualitas, yaitu yang relevan,

akurat, dan tepat waktu.

Persebaran teknologi informasi di Indonesia belum merata dan masih banyak

beberapa daerah yang memiliki ketertinggalan akan teknologi yang dimilikinya.

Alhasil, laporan yang dibuat menjadi sangat beragam karena beberapa hal yang

kurang akurat dan waktu yang diperlukan dalam hal menyusun serta menyajikan

laporan keuangan sangat lama. Terlebih, dalam teknologi informasi memberikan

kemudahan dalam berbagai hal yang mencakup (a) pengolahan data, pengolahan
9

informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan

kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan

murah oleh masyarakat diseluruh wilayah negeri ini (Firdaus dkk., 2015).

Selain kedua hal tersebut, penerapan kebijakan akuntansi juga memiliki

pengaruh dalam peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dkk.,(2015), penerapan kebijakan

akuntansi akan dapat menggambarkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

yang telah disusun dan disajikan oleh Pemko Banda Aceh. Suparyanto dan Rosad

(2020) juga menyatakan hal yang sama, dimana penerapan kebijakan akuntansi

mampu mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan kata

lain, semakin baik penerapan kebijakan akuntansi pada suatu lembaga pemerintah

atau pemerintah daerah mampu meningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Ini disebabkan lantaran penyusunan dan pelaporan laporan keuangan

dilakukan berdasarkan kebijakan akuntansi yang berlaku pada sebuah negara.

Untuk itu, peneliti mengangkat judul “Pengaruh Good Governance,

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kebijakan Akuntansi terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan”. Peneliti

memilih objek penelitian pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan

dikarenakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ini telah memperoleh 2

kali opini audit WTP dari BPK pada tahun 2020 dan 2021 Tetapi diketahui hingga

pertengahan Febuari 2023 baru 4 OPD Dari 34 OPD yang sudah menyangkan RUP

dan input data, kemudian 16 OPD belum menginput data serta 14 OPD lainnya

sama sama sekali belum melakukan login. Sehingga bisa dikatakan, OPD masih
10

lamban dalam menjalankan tugas pokok yang sejatinya wajib dijalankan, Kabag

Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setkab Bengkulu Selatan, Agus Kurniawan,

M.Si menjelaskan, sama seperti tahun sebelumnya, 34 OPD wajib menayangkan

RUP. Menurutnya, Januari lalu pihaknya sudah melayangkan pemberitahuan ke 34

OPD tersebut, namun tetap saja realisasinya hingga sekarang, baru 20 OPD yang

sudah masuk ke dalam aplikasi, penayangan RUP mempunyai landasan yang jelas

dan telah dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 tahun 2018 dan

Perpres Nomor 12 tahun 2021 tentang pengadaan barang dan jasa. Penayangan

RUP bertujuan memberikan informasi secara transparan pada masyarakat, terkait

apa saja program yang dijalankan OPD selama 1 tahun anggaran.

Dengan begitu, peneliti ingin menguji kembali pengaruh variable good

governance, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kebijakan akuntansi terhadap

kualitas Laporan Keuangan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

beberapa peneliti terdahulu yang telah disebutkan diatas.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah good governance berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?


11

3. Apakah pemanfaatan kebijakan akuntansi berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam

penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

1. Good governance berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

2. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

3. Pemanfaatan kebijakan akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai aspek

untuk pihak-pihak yang membutuhkan dan diharapkan memberikan manfaat teoritis

untuk dapat mengembangkan ilmu lebih lanjut mengenai pemecahan permasalahan

yang aktual. Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Manfaat Empiris

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi teoritis tentang

teori yang digunakan yaitu Stewardship Theory khususnya yang berkaitan

dengan karakteristik good governance, pemanfaatan teknologi informasi dan

kebijakan akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan.


12

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan

juga referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti pengaruh

penerapan good governance, pemanfaatan teknologi informasi dan kebijakan

akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan agar mengetahui pengaruh penerapan good

governance dan kebijakan akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan. Selain itu,

digunakan untuk memahami dampak dari pengimplementasian tata kelola perusahaan

yang baik khususnya yang berkaitan dengan pengaruh karakteristik penerapan good

governance, pemanfaatan teknologi informasi dan kebijakan akuntansi terhadap

kualitas laporan keuangan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian ini terfokus pada

pada pengaruh Good Governance, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kebijakan

Akuntansi terhadap Kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah . Lokasi pada

penelitian ini adalah OPD Kabupaten Bengkulu Selatan dan responden dalam

penelitian ini adalah dengan kriteria sampel yang digunakan yaitu, jabatan sebagai

kassubag, kasi, bendahara pengeluaran dan staf keuangan.


13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Stewardship Theory Dikutif

dari Lochhead,(2000). Menurut Chin,(2000) dan shaw,(2003) menjelaskan bahwa

Stewardship Theory dibentuk atas asumsi filosofi mengenai sifat manusia yakni, pada

hakikatnya manusia dapat dipercaya, Mampu bertindak dengan penuh tanggung

jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan sudut pandang

mengenai pemerintahan yang dapat dipercaya selaku pihak yang bertindak dengan

sebaik mungkin bagi kepentingan stakeholder dan kepentingan public. Dikuti dari

(Jefri, 2018) Menurut Donaldson and Davis (1991), Stewardship Theory adalah teori

yang menggambarkan situasi para manajemen tidak dimotivasi oleh tujuan individu,

melainkan lebih berfokus pada kepentingan organisasi. Stewardship Theory

mengasumsikan bahwa adanya hubungan yang kuat antara kepuasan dan kesuksesan

organisasi. Terwujudnya kesuksesan organisasi terlihat dari maksimalnya kinerja

organisasi yang akan mewujudkan kepentingan organisasi.

Donaldson and Davis (1991) menjelaskan Stewardship Theory adalah situasi

dimana para manajemen tidak termotivasi oleh tujuan individu, melainkan lebih

ditujukan pada tujuan atau kepentingan bersama. Teori ini berasumsi bahwa adanya

keterkaitan antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Pada penelitian ini

Stewardship Theory memiliki pandangan bahwa pemerintah kabupaten Bengkulu

10
11

Selatan (steward) dalam menjalankan pemerintahannya diharapkan dapat

menerapkan good governance pada setiap organisasi pemerintah kabupaten

Bengkulu Selatan sehingga akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip good governance pada penelitian ini mengarah

kepada semua prinsip good governance yaitu akuntabilitas yang berkaitan dengan

pertanggungjawaban kepada masyarakat, dan yang berkepentingan atas kinerja yang

dilakukan melalui laporan keuangan, transparansi berkaitan dengan keterbukaan

terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan, demokrasi berkaitan

dengan terbuka terhadap aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan

kabupaten Bengkulu Selatan, dan yang terakhir prinsip good governance berdasarkan

peraturan undang-undang berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan kabupaten

Bengkulu Selatan , dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, serta dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan dijalankan

berdasarkan standar akuntansi atau kebijakan akuntansi yang berlaku di Kabupaten

Bengkulu Selatan.

Keterkaitan steywardship theory dengan pemanfatatn teknologi informasi,

steywardship theory dibentuk atas asumsi filosofi mengenai sifat manusia yakni,

pada hakikatnya manusia dapat dipercaya, Mampu bertindak dengan penuh tanggung

jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan sudut pandang

mengenai pemerintahan yang dapat dipercaya selaku pihak yang bertindak dengan

sebaik mungkin bagi kepentingan stakeholder dan kepentingan public dengan

Pemanfaatan Teknologi Informasi yang di anggap sangat berpengaruh dan umumnya

digunakan untuk megolah data, termasuk memproses,mendapatkan,menyusun dan


12

menyimpan data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas

dan dapat mengurangi dalam proses data sehingga laporan keuangan menjadi andal.

Namun masih banyak SDM yang belum memahami bagaimana cara mengunakan

teknologi yang baik dan benar dan masih banyak SDM yang tidak mengunakan

teknologi sebagaimana mestinya dikarenakan masih banyak SDM yang lebih

mementingkan tujuan individu atau kepuasaan individu dari pada tujuan sebuah

organisai sehinga tidak ingin mengunakan teknologi yang diguanakan secara

maksimal. Stewardship Theory memiliki pandangan bahwa pemerintah kabupaten

Bengkulu Selatan (steward) dalam menjalankan pemerintahannya diharapkan dapat

menerapkan Pemanfaatan Teknologi informasi pada setiap organisasi pemerintah

kabupaten Bengkulu Selatan sehingga akan menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas.

Keterkaitan Stewardship Theory dengan kebijakan akuntansi berdasarkan

indikator penelitian yaitu, Pengakuan yaitu Pada saat adanya aktivitas keuangan,

pemerintah sebagai (steward) melakukan pengakuan dengan mementingkan

kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu. Pengukuran yaitu pihak

steward dalam proses penetapan jumlah pada saat pengakuan aktivitas, dan juga

memasukkan semua unsur laporan keuangan harus berdasarkan kepentingan atau

tujuan bersama. Pengungkapan yaitu pada saat pihak steward melakukan penetapan

terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam pencatatan

akuntansi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan laporan keuangan

pemerintah yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Sehingga implikasi
13

teori stewardship terhadap penelitian ini, dapat menjelaskan eksistensi pemerintah

daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya untuk bertindak sesuai dengan

kepentingan publik dengan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tepat,

membuat pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga

tujuan ekonomi, pelayanan publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat tercapai

secara maksimal. Untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut maka stewards

mengarahkan semua kemampuan dan keahliannya dalam mengefektifkan kinerja

untuk dapat menghasilkan laporan informasi keuangan yang berkualitas.

II.2 Good Governance

II.2.1 Pengertian Good Governance

Dikutif dari Philadhelphia dkk., (2020) Good governance adalah

pemerintahan yang membangun dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas,

akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas,

supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat .UNDP menyatakan

bahwa governance dikatakan baik (good) apabila sumber daya publik dan masalah-

masalah publik dikelola secara efektif dan efisien, yang merupakan respon dari

kebutuhan masyarakat. World Bank mendefinisikan good governance sebagai

penyelenggaraan manajemen pembangunan secara solid dan bertanggungjawab yang

sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi

dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara

administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan political

framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (Susliyanti, 2019).


14

Dikutif dari (Nengsi & Karlina, 2020) ; Kartika, dkk (2012) mendefinisikan

good governanace sebagai penyelenggaran pemerintahan yamg baik. Good

governanace adalah dasar, syarat dan landasan untuk pengolahan lingkungan hidup

yang baik. Good governanace dikatakan baik apabila mengikuti kaidah-kaidah

tertentu sesuai dengan prinsip-psrinsip dasar good governanace. Sedangkan menurut

Santosa (2006) dalam Akadun (2009), sebuah governance dikatakan baik (good)

apabila sumber daya dan masalah-masalah publik dikelola secara efektif dan efesien

yang merupakan respon kebutuhan terhadap masyarakat.

Good governance dapat diartikan sebagai perwujutan tata kelola pemerintah

yang baik wujud dari tata kelola pemerintah yang baik adalah dengan ditandai adanya

pemerinthan yang demokratis. Pemerintahan yang demokratis merupakan

pemerintah yang bersifat terbuka terhadap kritik dan control sepenuhnya ada pada

rakyat.

II.2.2 Dimensi Good Governance


Susliyanti, (2019) menjelaskan prinsip-prinsip Good Governance, sebagai

berikut:

1. Akuntabilitas merujuk pada pertanggungjelasan atas segala aktivitas kepada

pihak yang berkepentingan yang menjadi stakeholder Hal ini dapat berupa

memberikan, menyajikan, melaporkan kegiatan melalui laporan keuangan kepada

principal. Variabel ini diukur dengan:


15

1. Pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan dilaksanakan secara

periodik melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP)

dan disampaikan tepat pada waktunya.

2. Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik harus berorientasi


pada prinsip-prinsip akuntabilitas dengan menerapkan prosedur operasional
standar yang berlaku.
2. Transparansi keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan. Di
bidang hukum, transparansi merupakan pintu menuju keadilan dan kebenaran.
Tanpa transparansi, besar kemungkinan akan muncul penyimpangan dalam
proses penegakan hukumnya. Variabel ini diukur dengan:
1. Keterbukaan keuangan

2. Keterbukaan operasional

3. Keterbukaan pengambilan keputusan

3. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya

memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah

hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta—baik secara

langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan

pembuatan hukum. Variabel ini diukur dengan:

1. Pengambilan keputusan yang demokratis

2. Kebebasan berpendapat dan Keterlibatan masyarakat ikut serta dalam

menjalankan pemerintahan
16

II.3 Pemanfaatan Teknologi Imformasi

II.3.1 Pengertian Pemanfaatan Teknologi Informasi


Dikutif dari Ardianti, (2018) Menurut (Haza, 2014) teknologi informasi

dapat diartikan sebagai teknologi informasi yang digunakan untuk mengolah data,

termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, dan menyimpan data dalam berbagai

cara untuk mengahasilkan informasi yang berkualitas, yaitu yang relevan, akurat, dan

tepat waktu. Pemanfaatan teknologi dapat mengurangi kesalahan dalam proses data,

sehingga laporan keuangan menjadi andal.

Dikutif dari Nengsi & Karlina, (2020) Menurut Rerung (2018), teknologi

informasi adalah pengguna peralatan elektronika terutama komputer untuk

menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja termasuk kata,

bilangan, dan gambar. Sedangkan menurut Indrajit (2016), teknologi informasi adalah

suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan

proses penyaluran data/ informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu.

II.4 Kebijakan Akuntansi

II.4.1 Pengertian Kebijakan Akuntansi


Dikutif dari (Suryanto, 2019) Kebijakan Akuntansi adalah adalah proses

pemilihan metode pelaporan, alternatif, sistem pengukuran dan teknik pengungkapan

tertentu diantara yang mungkin tersedia untuk pelaporan keuangan. Kebijakan

akuntansi menurut PSAK adalah adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan

praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan. Sedangkan kebijakan akuntansi menurut Hope (2003) terdiri dari pilihan
17

beberapa prinsip, konvensi, peraturan-peraturan dan serangkaian tata cara yang

dimanfaatkan pihak pengelola dalam pembuatan dan penampilan laporan keuangan.

Tujuan pemilihan kebijakan yang lebih tepat bisa mendeskripsikan kenyataan

ekonomi institusi secara lebih tepat.

Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip

akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip yang dinilai oleh

manajemen dari sebuah entitas sebagai sesuatu yang paling sesuai dengan kondisi

pada saat penyajian secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi

keuangan, dan hasil operasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum telah diadopsi untuk pembuatan pelaporan keuangan yang bertujuan

untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang relevan

terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan yang dapat

diandalkan.

Berdasarkan (peraturan Bupati Bengkulu Selatan No 8 tentang Kebijakan

Akuntansi) Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan terdiri dari beberapa yaitu:

1. kerangka konseptual kebijakan akuntansi;

Kerangka konseptual kebijakan akuntansi pemerintah daerah ini mengacu

pada Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan untuk

merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan

keuangan pemerintah daerah.

2. kebijakan akuntansi penyajian laporan keuangan;

Penyajian laporan keuangan adalah menyajikan informasi seperti aset,

liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian,


18

serta kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik dan arus kas

3. kebijakan akuntansi laporan realisasi anggaran (lra)

Laporan realisasi anggaran pemerintah daerah merupakan laporan yang

menyajikan ikhtisaran sumber, alokasi da pemakaian sumber daya ekonomi

yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan

antara realisasi dan anggaran dalam satu periode.

4. Laporan perubahan saldo anggaran lebih (sal)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih merupakan komponen laporan

keuangan yang menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya

pos-pos berikut Saldo Anggaran Lebih awal, Penggunaan Saldo Anggaran

Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi

Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya, dan Saldo Anggaran Lebih Akhir.

Bagi pemerintah daerah LPSAL tidak wajib disusun (bersifat opsional).

5. Kebijakan akuntansi laporan operasional

Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai

seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin

dalam pendapatan-LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas

pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

6. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu dari laporan keuangan yang

harus dibuat oleh pemerintah daerah yang menggambarkan peningkatan atau


19

penurunan aktiva bersih selama periode yang bersangkutan berdasarkan

prinsip pengukuran yang diterapkan.

7. Kebijakan akuntansi neraca

Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan

pemerintah yaitu aset, utang dan ekuitas dana pada suatu tanggal.

8. Kebijakan akuntansi laporan arus kas

Laporan arus kas adalah laporan yang dibuat untuk menyajikan informasi

mengenai pengeluaran dan pemasukan kas dalam sebuah periode tertentu.

9. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah catatan atau informasi tambahan yang

ditambahkan ke bagian akhir laporan keuangan. Hal ini bertujuan agar

tersedia tambahan informasi kepada pembaca.

II.5 Laporan Keuangan Pemerintah

II.5.1 Pengertian Kualitas Laporan Keuangan


Berdasarkan peraturan Nomor 71 Tahun 2010 pengertian dari kualitas

Laporan Keuangan pemerintah Daerah adalah laporan yang terstruktur berdasarkan

posisi keuangan dan transaksi yang telah dilakukan pada suatu entitas pelaporan.

(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2010). Indikator yang meliputi elemen-

elemen penting dalam karakteristik kualitas laporan keuangan adalah tingkat

relevansi (relevan), tingkat keandalan (andal), tingkat keterbandingan (dapat

dibandingkan), tingkat keterpahaman (dapat dipahami).


20

Kualitas laporan keuangan adalah adanya penilaian dari hal pengukuran

secara normatif yang hasil akhirnya berbentuk informasi laporan keuangan dengan

tujuan untuk memenuhi kewajibannya kepada masyarakt. (SAP, 2010). Kualitas

laporan keuangan yang tinggi harus bisa dipahami (understandability), relevan

(relevancy), andal (reliability) dan dapat dibandingkan (comparability). Kualitas

laporan keuangan yang baik dapat meningkatkan citra daerah yaitu dengan

Faktor – factor yang banyak mendukung untuk mewujudkannya baik dalam

faktor internal dan eksternal bagi faktor internal seperti sumber daya manusia atau

aparatur daerah, teknologi informasi yang digunakan, factor eksternal berasal dari

pihak yang memberikan penilaian terhadap kualitas laporan keuangan yaitu BPK dan

masyrakat yang di menilai kinerja serta laporan baik Sari, (2022).

Dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas berarti juga akan

meningkatkan kualitas informasi akuntansi laporan keuaangan. Sehingga jika laporan

keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Selatan telah

sesuai dengan penerapan prinsip good governance, Pemanfaatan Teknologi

Informasi, dan kebijakan akuntansi maka akan terciptanya laporan keuangan yang

berkualitas, sehingga akan meningkatkan kualitas informasi pada laporan keuagan

tersebut.

II.5.2 Unsur Laporan Keuangan


Brdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 Laporan keuangan

pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan

finansial dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan
21

Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari neraca, LO, LPE dan LAK. CaLK

merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan

pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak

terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial (PP 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, n.d.).

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber,alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan

realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup dalam

Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer

dan pembiayaan. Setiap unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya

yang menambah saldo Anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah.

2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara atau

Bendahara Umum Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam

periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.


22

3. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan dari atau kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil.

4. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan atau pengeluaran yang

tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar

kembali dan atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya yang dalam

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutupi defisit

atau memanfaatkan surplus anggaran penerimaan pembiayaan antara lain

digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian

pinjaman kepada entitas lain, penyertaan modal oleh pemerintah.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan saldo anggaran lebih pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

c. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Unsur yang dicakup oleh neraca antara lain aset, kewajiban, dan ekuitas

masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh
23

oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang

termasuk non keuangan yang diperlukan untuk penyedia jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan

sejarah dan budaya.

2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah.

3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara

aset dan kewajiban pemerintah.

d. Laporan Operasional

Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

menambah ekuitas dan penggunaannya dikelola oleh pemerintah pusat atau

daerah untuk kegiatan penyelenggaran pemerintahan dalam suatu periode

pelaporan. Unsur yang dicakup dalam laporan operasional terdiri dari

pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing masing adat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai

kekayaan bersih.

2. Beban adalah kewajiban pemerintah sebagai pengurangan kekayaan bersih.

3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari oleh

suatu entitas pelaporan dari atau kepada pelaporan lain, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil.


24

4. Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang

terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa,

tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali atau

pengaruh entitas bersangkutan

e. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas

operasi, investasi, pendanaan, dan saldo akhir kas pemerintah pusat atau

daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam laporan arus kas

terdiri dari penerimaan atau pengeluaran kas, yang masing-masing dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum

Negara atau Daerah.

2. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara

Umum atau Daerah.

f. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikkan atau penurunan

ekuitas tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya.

g. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari

angka yang tertera dalam laporan Realisasi Anggaran, laporan Perubahan

SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan

Arus Kas. Catatan Atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang

kebijakan yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dari informasi lain yang
25

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi

Pemerintah serta ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian

laporan keuangan secara wajar. Catatan Atas Laporan Keuangan

mengungkpankan atau menyajikan atau menyediakn hal-hal sebagai berikut:

1. Mengungkapkan informasi Umum tentang entitas pelaporan dan entitas

akuntansi;

2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal atau keuangan dan

ekonomi makro;

3. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan

berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

4. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas

transaksi dan kejadian penting lainnya.

5. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan

pada lembar muka laporan keuangan.

6. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka

laporan keuangan

7. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.


26

II.6 Penelitian Terdahulu


Beberapa Penelitian Terdahulu yang berkaitan dengan Pengaruh Good

Governance, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kebijakan Akuntansi

Pemerintahan termuat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel dan Metode Hasil Penelitian


Penelitian Sampel Penelitian
(tahun) Penelitian
1. Philadhelphia Variabel Metode yang di Good governance
dkk.,( 2020) Penelitian: gunakakan berpengaruh terhadap
Kompetensi dalam Penelitian kualitas laporan
Sumber Daya ini yaitu metode keuangan pemerintah
Manusia, Standar census sampling daerah
Akuntansi Objek: OPD
Pemerintah, kabupaten klaten
Good Sampel: 95
Governance, Dan Responden
Sistem
Pengendalian
Internal
Sampel
Penelitian:
Organisasi
Perangkat
Daerah
Kabupaten
Klaten
2 Firdaus dkk., Variabel Metode yang Pemanfaatan
(2015) Penelitian: digunakan dalam teknologi informasi
kualitas sumber penelitian ini berpengaruh positif
daya manusia yaitu metode terhadap kualitas
Ppemanfaatan penelitian survey laporan keuangan
teknologi Tempat: Pemerintah Kota
informasi dan Pemerintah Kota Banda Aceh.
penerapan Banda Aceh Kata
kebijakan Sampel:38
akuntansi SKPD
Sampel
Penelitian:
27

Pemerintah Kota
Banda Aceh
3 Firdaus dkk., Variabel Metode yang penerapan kebijakan
(2015) Penelitian: digunakan dalam akuntansi
kualitas sumber penelitian ini berpengaruh positif
daya manusia yaitu metode terhadap kualitas
Ppemanfaatan penelitian survey laporan keuangan
teknologi Banda Aceh Pemerintah Kota
informasi dan Tempat: Banda Aceh.
penerapan Pemerintah Kota
kebijakan Banda Aceh
akuntansi
Sampel Sampel:38
Penelitian:
SKPD
Pemerintah Kota
Banda Aceh
4 Ardianti, Variabel Metode yang menunjukkan bahwa
(2018) Penelitian: good digunakan dalam penerapan good
governance, penelitian ini governance tidak
sistem akuntansi mengunakan berpengaruh terhadap
keuangan daerah, Metode kualitas laporan
dan pemanfaatan mengguakan keuangan pemerintah
teknologi Purposive daerah kabupaten
informasi Sampling gunungkidul
Sempel Banda Aceh
penelitian: skpd Tempat: skpd
kabupaten kabupaten
gunung kidul gunung kidul

Sampel:43
SKPD
5 Maulana, Variabel Metode yang Good Governance
(2020) Penelitian: dugunakan berpengaruh terhadap
sistem akuntansi dalam Penelitian kualitas laporan
pemerintah, ini mengunakan keuangan
sistem Metode analisis
pengendalian deskriptif dan
intern dan good metode analisis
governance verifikatif
Sempel
Penelitian: Tempat :
satuan kerja
Kabupaten
perangkat daerah
kabupaten Majalenka
28

majalenka Sampel: 64
6 Susliyanti, Variabel Metode yang penerapan good
(2019) Penelitian: digunakan dalam governance
kompetensi Penelitian ini berpengaruh
SDM, standar mengunakan signifikan terhadap
akuntansi menggunakan kualitas informasi
pemerintah dan metode Survey laporan keuangan
penerapan good Tempat: Wilayah
governance
KPPN
Sampel
Penelitian: Yogyakarta
Satuan Kerja di
Sampel: 90
Wilayah KPPN
Yogyakarta responden
Tahun
7 Erna, (2020) Variabel Metode Hasil penelitian ini
Penelitian: yang digunakan menunjukkan bahwa
Implementasi dalam penelitian implementasi
Kebijakan ini yaitu metode kebijakan akuntansi
Akuntansi Dan penelitian terhadap kualitas
Kualitas Laporan kualitatif laporan keuangan
Keuangan Tempat: adalah kurangnya
Sampel Kabupaten pegawai bidang
Penelitian: sukabumi akuntansi pada SKPD
Badan Kesatuan Sampel: 90 kesatuan bangsa dan
Bangsa dan responden politik kabupaten
Politik sukabumi.
Kabupaten
Sukabumi
8 Grace Natalis, Variabel Metode Pemanfaatan
(2019) Penelitian: yang digunakan teknologi
kualitas sumber dalam Penelitian informasiberpengaruh
daya manusia, ini menggunakan signifikan secara
pemanfaatan Metode parsial terhadap
teknologi penelitian kualitas laporan
informasi, dan asosiatif keuangan pada Bank
sistem informasi pendekatan Central Asia.
Sampel kuantitatif
Penelitian: Deskriptif
Perusahaan Bank Tempat: Bank
Central Asia Central Asia
Sampel: 50
Responden
9 (Suryanto, Variabel Metode yang Hasil penelitian ini
29

2019) Penelitian: digunakan dalam menunjukkan bahwa


Kebijakan penelitian ini Kebijakan akuntansi
Akuntansi adalah metode pemerintah daerah
Sampel penelitian studi mengatur asas
Penelitian: literatur. pengakuan, asas
pemerintah Tempat :Indones pengukuran, dan asas
daerah ia pengungkapan dalam
Indonesia Sampel : 65 akuntansi aset,
responden kewajiban, ekuitas
dana, pendapatan,
belanja, dan
pembiayaan serta
penyajiannya dalam
laporan keuangan.

II.7 Pengembangan Hipotesis

II.7.1 Penerapan Good Governance dan Kualitas Laporan Pemerintah


Daerah
Menurut (Philadhelphia dkk., 2020) Good governance adalah pemerintahan

yang membangun dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,

transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan

dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Pendapat wakil Presiden tahun 2012 Bapak

Boediono dalam Herawati & Nopianti, (2017) yang menyatakan bahwa ketertiban

dalam penggunaan uang pemerintah dan basis dari perbaikan yang disebut dengan

istilah good governance tidak akan berhasil, jika laporan keuangan tidak memenuhi

kualitas. Jadi laporan keuangan yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk

mencapai predikat good governance.

Dalam Stewardship Theory dijelaskan bahwa Donaldson and Davis (1991)

teori yang menggambarkan situasi para manajemen tidak dimotivasi oleh tujuan
30

individu, melainkan lebih berfokus pada kepentingan organisasi. Pada penelitian ini

dimaksudkan ialah pemerintah sebagai pihak steward memaksimalkan tugas dan

fungsinya yaitu pembuatan laporan keuangan yang berkualitas. Sehingga implikasi

teori stewardship terhadap penelitian ini, dapat menjelaskan eksistensi pemerintah

daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya untuk bertindak sesuai dengan

kepentingan publik dengan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tepat,

membuat pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga

tujuan ekonomi, pelayanan publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat tercapai

secara maksimal. Untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut maka stewards

mengarahkan semua kemampuan dan keahliannya dalam mengefektifkan kinerja

untuk dapat menghasilkan laporan informasi keuangan yang berkualitas.

Manfaat dalam upaya penerapan Good Governance adalah dengan

meningkatkan kualitas laporan yang dapat dipertanggungjawabkan melalui

terciptanya kualitas laporan keuangan yang relevan, andal,dapat dibandingkan, dan

dapat dipahami. Pemerintah yang melakukan penerapan Good Governance secara

benar akan mempengaruhi kualitas laporan yang dihasilkan pada akhir tahun dalam

mempertanggung jawabkan kinerjanya dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang telah dilakukan oleh Philadhelphia dkk.,( 2020) menemukan bahwa hasil uji

mengenai pengaruh Good Governance terhadap LKPD pada OPD Kabupaten Klaten

berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas LKPD. Dan berdasrkan hasil

penelitian Maulana, (2020) yaitu Good Governance berpengaruh signifikan terhadap

kualiutas laporan keungann pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Majalengka, artinya semakin baik penerapan good governance pada sebuah OPD
31

maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang

dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

H1. Good Governance berpengaruh Positif pada Kualitas Laporan

Keuangan

II.7.2 Penerapan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas


Laporan Keuangan
Menurut (Grace Natalis, 2019) Mengembangkan dan memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan

perusahaan, dan menyalurkan Informasi Keuangan Perusahaan kepada para investor.

Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya

secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses,

mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan secara cepat dan akurat.

Manfaat lain yang ditawarkan dalam pemanfaatan teknologi informasi adalah

kecepatan dalam pemrosesan informasi. Sistem akuntansi disuatu perusahaan sudah

pasti memiliki transaksi yang kompleks dan besar volumenya. Oleh karena itu,

pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat proses

pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan, sehingga laporan

keuangan tersebut tidak kehilangan nilai informasi yaitu ketepatwaktuan.

Stewardship Theory terdapat dua kelompok yaitu principal dan steward yang

bekerja sama untuk meningkatkan kualitas sesuai apa yang mereka inginkan. Dengan

memanfaatkan teknologi informasi pemerintah sebagai steward dapat memberikan


32

informasi dengan mudah 23 kepada principal yaitu memaksimalkan penggunaan

internet, principal akan lebih mudah mengakses informasi-informasi yang diberikan

oleh pemerintah.

Penelitian ini di dukung oleh Penelitian sebelumnya yang dilakukan (Grace

Natalis, 2019) Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap kualitas laporan keuangan pada Bank Central Asia. Dan penelitian yang di

lakukan oleh (Firdaus dkk., 2015) semakin tinggi tingkat pemanfaatan teknologi

informasi oleh PPK dan Pembantu PPK maka akan mempercepat proses penyusunan

dan penyajian laporan keuangan Pemko Banda Aceh, sehingga laporan keuangan

pemerintah daerah yang dihasilkan dapat lebih akurat, relevan dan dapat

dipertanggung jawabkan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang

dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H2. Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh Positif pada Kualitas

Laporan Keuangan

II.7.3 Kebijakan Akuntansi dan Kualitas Laporan Keungan Pemerintah


Keungan Pemerintah Daerah
Kebijakan Akuntasni menurut Hope (2003) terdiri dari pilihan beberapa

prinsip, konvensi, peraturan-peraturan dan serangkaian tata cara yang dimanfaatkan

pihak pengelola dalam pembuatan dan penyampaian laporan keuangan. Kebijakan

akuntansi pemerintah daerah menjadi dasar pijakan dalam penyusunan laporan

keuangan. Kebijakan ini berisi prinsip-prinsip, ataupun aturan yang lebih spesifik

yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan keuangan. Kebijakan
33

akuntansi pemerintah daerah biasanya mengatur dasar pengakuan, Kebijakan

akuntansi pemerintah daerah mengatur dasar perihal pengakuan, metode pengukuran,

serta prosedur pengungkapan akuntansi aktiva, hutang, modal, pendapatan, belanja,

maupun pembiayaan serta tampilan dalam laporan keuangan.

Keterkaitan Stewardship Theory dengan kebijakan akuntansi berdasarkan

indikator penelitian yaitu, Pengakuan yaitu Pada saat adanya aktivitas keuangan,

pemerintah sebagai steward melakukan pengakuan dengan mementingkan

kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu. Pengukuran yaitu pihak

steward dalam proses penetapan jumlah pada saat pengakuan aktivitas, dan juga

memasukkan semua unsur laporan keuangan harus berdasarkan kepentingan atau

tujuan bersama. Pengungkapan yaitu pada saat pihak steward melakukan penetapan

terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam pencatatan

akuntansi. sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan laporan keuangan

pemerintah yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Sehingga implikasi

teori stewardship terhadap penelitian ini, dapat menjelaskan eksistensi pemerintah

daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya untuk bertindak sesuai dengan

kepentingan publik dengan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tepat,

membuat pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga

tujuan ekonomi, pelayanan publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat tercapai

secara maksimal. Untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut maka stewards

mengarahkan semua kemampuan dan keahliannya dalam mengefektifkan kinerja

untuk dapat menghasilkan laporan informasi keuangan yang berkualitas.


34

Berdasarkan Penelitian (Suryanto, 2019) yang menemukan bahwa Kebijakan

akuntansi pemerintah daerah mengatur asas pengakuan, asas pengukuran, dan asas

pengungkapan dalam akuntansi aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,

dan pembiayaan serta penyajiannya dalam laporan keuangan. Sedangkan Penelitan

yang di lakuakan oleh (Firdaus dkk., 2015) Menemukan penerapan kebijakan

akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota

Banda Aceh. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

H3. Kebijakan Akuntansi berpengaruh Positif pada Kualitas Laporan

Keuangan.

II.8 Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Good

Governance (GG), Pemanfaatan Teknologi Informasi(PTI) dan Kebijakan Akuntansi

(KA) terhadap Kualitas Laporan keuangan pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan

(KLK). Kerangka penelitian secara sistematis sebagai berikut

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

GOOD GOVERNANCE H1

PEMANFAATAN TEKNOLOGI
H2 KUALITAS LAPORAN
INFORMASI
KEUANGAN

H3
KEBIJAKAN AKUNTANSI
35
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survey. Menurut Sugiyono ( 2013), penelitian kuantitatif dengan metode survei

adalah penelitian yang dilakukan dengan Jenis menggunakan angket sebagai alat

penelitian pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari

sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian survey adalah untuk

memberikan gambaran mengenai latar belakang, sifat, dan karakter yang khas pada

kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum.

III.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Pada suatu penelitian diperlukan mengidentifikasikan variabel independen

dan variabel dependen. Definisi operasional variabel merupakan definisi yang mampu

memberikan arti dan menspesifikkan kegiatan agar dapat diukur berdasarkan

variabelnya. Pada penelitian ini yang berperan sebagai GG yaitu Good Governance,

PTI yaitu Peanfaatan Teknologi Informasi dan KA yaitu kebijakan akuntansi, dan

KLK yaitu kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.

41
42

III.2.1 Good Governance

Good governance dapat diartikan sebagai perwujutan tata kelola pemerintah

yang baik wujud dari tata kelola pemerintah yang baik adalah dengan ditandai adanya

pemerinthan yang demokratis. Pemerintahan yang demokratis merupakan

pemerintah yang bersifat terbuka terhadap kritik dan control sepenuhnya ada pada

rakyat.

Mardiasmo (2009 : 17) Mengidentifikasikan Governance diartikan sebagai

cara mengelola urusan-urusan publik. Pemerintah daerah melaksanakan amanah dari

masyarakat dalam bentuk pengelolaan keuangan daerah dituntut untuk dapat

transparan dan akuntabel dalam pertanggungjawabannya. Dapat dikatakan bahwa

good governance adalah suatu penyelenggaraan manajamen pembangunan yang solid

dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien

penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik

maupun administratif, menjalalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal

political frame work bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini mengacu pada

pertanyaan dalam penelitian. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert.

Dalam menyawab pertanyaan dari kuesioner untuk penelitian ini skala likert yang

diberikan berkisar dari 1 sampai 5. Jawaban yang didapat diberi skor nilai (5) sangat

setuju, (4) setuju (3) netral (2) tidak setuju (1) sangat tidak setuju.
43

III.2.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah berbagai aspek yang melibatkan, rekayasa dan teknik

pengelolaaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta

penggunaanya, komputer dan hubungan mesin (komputer) dan manusia. Teknologi

informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi

informasi dan proses penyaluran data/ informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan

waktu. Teknologi informasi adalah pengguna peralatan elektronika terutama

komputer untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja

termasuk kata, bilangan, dan gambar. Sedangkan menurut Indrajit (2016), Teknologi

informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi

informasi dan proses penyaluran data/ informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan

waktu.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini mengacu pada

pertanyaan dalam penelitian. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert.

Dalam menyawab pertanyaan dari kuesioner untuk penelitian ini skala likert yang

diberikan berkisar dari 1 sampai 5. Jawaban yang didapat diberi skor nilai (5) sangat

setuju, (4) setuju (3) netral (2) tidak setuju (1) sangat tidak setuju.

III.2.3 Kebijakan Akuntansi

Kebijakan Akuntansi adalah proses pemilihan metode pelaporan, alternatif,

system pengukuran dan teknik pengungkapan tertentu diantara yang mungkin tersedia

untuk pelaporan keuangan. Kebijakan akuntansi menurut PSAK adalah adalah


44

prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini mengacu pada

pertanyaan dalam penelitian. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert.

Dalam menyawab pertanyaan dari kuesioner untuk penelitian ini skala likert yang

diberikan berkisar dari 1 sampai 5. Jawaban yang didapat diberi skor nilai (5) sangat

setuju, (4) setuju (3) netral (2) tidak setuju (1) sangat tidak setuju.

III.2.4 Kualitas Laporan Keuangan


kualitas Laporan Keuangan pemerintah Daerah adalah laporan yang

terstruktur berdasarkan posisi keuangan dan transaksi yang telah dilakukan pada

suatu entitas pelaporan.(Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2010). Indikator

yang meliputi elemen-elemen penting dalam karakteristik kualitas laporan keuangan

adalah tingkat relevansi (relevan), tingkat keandalan (andal), tingkat keterbandingan

(dapat dibandingkan), tingkat keterpahaman (dapat dipahami).

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini mengacu pada

pertanyaan dalam penelitian. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert.

Dalam menyawab pertanyaan dari kuesioner untuk penelitian ini skala likert yang

diberikan berkisar dari 1 sampai 5. Jawaban yang didapat diberi skor nilai (5) sangat

setuju, (4) setuju (3) netral (2) tidak setuju (1) sangat tidak setuju.
45

` Pada tabel 3.1 menjelaskan mengenai Variabel yang mencakup dimensi,

definisi, dan indikator penelitian.

Tabel 3.1 Definisi Variabel

Variable Difensi Dimensi Indikator

Penerapan Good Menurut 1.akuntabilitas 1.Pertanggungjawaban


Governance Mardiasmo dalam pengelolaan
(X1) (1999:18) Good keuangan
Governance dilaksanakan secara
adalah suatu periodik melalui
konsep pendekatan laporan akuntabilitas
yang berorientasi kinerja instansi
kepada pemerintah (LAKIP)
pembangunan dan disampaikan tepat
Sektor Publik oleh pada waktunya
pemerintahan yang 2. Penyelenggaraan
baik, yang pemerintahan daerah
mengacu pada yang baik harus
akuntabilitas, berorientasi pada
transparansi, prinsip-prinsip
demokrasi dan akuntabilitas dengan
rule of law. menerapkan prosedur
operasional standar
yang berlaku

2.Transparansi 4. Keterbukaan
keuangan
5. Keterbukaan
operasional
6. .Keterbukaan
pengambilan
keputusan
3.Demokrasi 3. Pengambilan
keputusan yang
demokratis
4. Kebebasan
berpendapat dan
Keterlibatan
masyarakat ikut
serta dalam
menjalankan
pemerintahan
46

Penerapan Teknologi 1.Komputer 1. Proses Kerja secara


Teknologi dipandang sebagai elektronik
Infomasi (X2) alat yang 2.Perawatan dan
digunakan oleh Pemeliharaan pada
individu untuk perangkat computer
menyelesaikan
tugas-tugasnya
(Nurillah,
2014:11).
Kewajiban
pemanfaatan
teknologi
informasi oleh
Pemerintah dan
Pemerintah
Daerah diatur
dalam Peraturan
Pemerintah No. 56
Tahun 2005
tentang Sistem
Informasi
Keuangan Daerah
yang merupakan
pengganti dari PP
No. 11 Tahun
2001 tentang
Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
Tersedianya
teknologi
informasi
diharapkan dapat
membantu dalam
proses pelaporan
keuangan sehingga
dapat
menghasilkan
laporan keuangan
yang handal dan
tepat waktu

2.Jaringan 1.Pengolahan
Internet informasi dengan
jaringan internet
2.Pengolahan dan
47

pemyimpanan data
keuangan
Penerapan Kebijakan 1. Pengakuan Konsep yang
Kebijakan akuntansi Beban 2. Pengukuran mendasari
Akuntansi (X) adalah untuk 3. Pengungkapan penyusunan dan
mengatur penyajian laporan
perlakuan keuangan
akuntansi atas pemerintah daerah
beban dan dalam
informasi lainnya menanggulangi
dalam rangka masalah akuntansi
memenuhi tujuan yang belum diatur
akuntabilitas dalam kebijakan
sebagaimana akuntansi terhadap
ditetapkan oleh pengakuan,
peraturan pengukuran, dan
perundang- pengungkapan
undangan

Kualitas Laporan Kualitas laporan 1.Relevan 1. memiliki umpan


Keungan balik
keuangan
Pemerintah 2. memiliki manfaat
Daerah (Y) pemerintah daerah prediktif
3. tepat waktu
adalah suatu hasil
4. informasi yang
dari proses disampaikan
lengkap
pengidentifikasian,
pengukuran
pencatatan dari
transaksi ekonomi
memiliki umpan
balik, manfaat
prediktif,
informasi
disajikan secara
jujur dan dapat
diverifikasi
sehingga nantinya
48

laporan keuangan
pemerintah daerah
dapat
dibandingkan
dengan laporan
masa lalu, dan
hasil dari laporan
keuangan
pemerintah daerah
dapat dipahami
oleh para
pengguna.

2.Andal 1. informasi disajikan


secara jujur
2. informasi dapat
diverifikasi
3. bersifat netral
3.Dapat Informasi dapat
dibandingkan dibandingkan
dengan informasi
masa lalu
4.Dapat dipahami informasi yang
disajikan dapat
dipahami oleh
pengguna laporan
keuangan
pemerintah.

III.3 Jenis dan Sumber data

Pada penelitian ini menggunakan jenis data primer. Data primer merupakan

data yang didapat langsung dari sumber datanya. Sumber data adalah sumber data

yang dapat memberikan data penelitiannya secara langsung. Pada penelitian ini data
49

primer yang digunakan adalah data dari jawaban responden melalui penyebaran

kuesioner pada anggota OPD Kabupaten Bengkulu Selatan yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan.

III.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode

penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner akan dilakukan dengan tata cara

sebagai berikut yaitu pertama, peneliti akan mengunjungi kantor OPD Kabupaten

Bengkulu Selatan untuk meminta izin dan memberi tahu maksud dan tujuan

kedatangan dengan memberikan data-data yang mendukung untuk melakukan

penelitian di kantor OPD tersebut. Kedua, peneliti akan meminta kesediaan pegawai

bagian pengelola keuangan untuk menjadi responden. Ketiga, setelah semua

perizinan selesai peneliti membuat daftar responden berdasarkan pra-penelitian.

Keempat, peneliti membuat janji temu dengan responden terkait pengisian kuesioner.

Kelima, pada saat hari pengisian kuesioner peneliti akan mendatangi kantor OPD

kabupaten Bengkulu Selatan sesuai dengan janji yang telah dibuat, setelah itu peneliti

mulai membagikan kuesioner kepada para responden pada masing-masing Kantor

OPD kabupaten Bengkulu Selatan. Pada kuesioner terdapat beberapa pernyataan dan

item-item yang telah dibatasi dalam pemberian jawaban. Pada setiap pernyataan

dalam kuesioner diberi bobot 1 sampai 5 terhadap tingkat setuju dan tidak setuju

yang terdapat dalam kuesioner. Pada saat pengisian kuesioner nantinya akan diambil

gambar sehingga dapat meyakinkan kepada pembaca bahwa penelitian ini diisi

berdasarkan sumber yang sebenarnya.


50

III.5 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh orang atau kelompok atau kejadian atau hal

minat yang akan di investigasi (Sugiyono, 2013). Menurut (Sugiyono, 2013) populasi

adalah suatu wilayah generalisasi yang memiliki karakteristik tertentu dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel bagian

yang paling kecil dalam suatu populasi. Pemilihan populasi pada penelitian ini

merupakan 30 kantor OPD Kabupaten Bengkulu Selatan, dan pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang artinya pada penelitian ini

menggunakan sampel sensus. Sampel sensus adalah Sampling jenuh atau sensus

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampling

jenuh atau sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota

populasi. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi pada penelitian yaitu 30

kantor Dinas dan Badan pada Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan bagian

Pengelola Keuangan Pada setiap OPD akan mengambil sebanyak 3 responden yaitu

Kepala OPD, Kepala bagian Pengelola Keuangan OPD, dan Staf bagian akuntansi

OPD. Alasan pemilihan responden yaitu, Kepala OPD, Kepala Pengelola Keuangan

OPD, dan Staf bagian akuntansi adalah orang yang bertanggung jawab dalam

pembuatan Laporan Keuangan pada masing-masing OPD dan juga setiap bagian

merupakan elemen penting dalam menghasilkan laporan keuangan pemerintah,

karena terlibat langsung dan memahami kegiatan akuntansi di instansi tersebut.


51

III.6 Metode Analisis Data.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat analisis statistik

deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan analisis regresi dengan

menggunakan software statistik SPSS

III.6.1 Statistik Dekristif

Menurut (Ghozali, 2016) statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

III.6.2 Uji Kualitas Data

Menurut (Supomo, 1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu

validitas dan reliabilitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument

penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas.

III.6.2.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai r hitung > dari r tabel dan nilai positif

butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,2013).

Dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji validitas jika nilai signifikan

berada pada 0,05 adalah:


52

1. Jika nilai r hitung > r tabel, maka item pertanyaan atau pertanyaan dalam

angket berkorelasi signifikan terhadap skor total (item angket dinyatakan

valid).

2. Jika nilai r hitung < r tabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam

angket berkorelasi signifikan terhadap skor total (item angket dinyatakan

tidak valid).

III.6.2.2 Uji Realibitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengukur reliable

atau tidaknya suatu kuesioner (Sugiyono, 2013). Uji reliabilitas berguna untuk

menetapkan apakah instrumen kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling

tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Instrumen

dipercaya jika jawaban dari responden atas pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke

waktu. Uji reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach Alpha dari masing-masing

instrumen yang dapat dikatakan reliabel jika ( ri) >0,7, dan sebaliknya dikatakan

tidak reliabel jika ( ri ) <0,7 (Ghozali, 2013).

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), diatas 0,8

(baik).

III.7 Teknik Analisis data

Menurut (Sugiyono, 2018) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
53

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

III.7.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi

berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian,

normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Data yang digunakan pada

penelitian ini adalah cross sections. Oleh karena itu, pengujian autokorelasi tidak

perlu dilakukan.

III.7.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi, variabel

dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak

(Sugiyono, 2013) . Untuk menguji normal atau tidaknya model regresi dapat diuji

menggunakan analisis statistik dengan melihat nilai kolmogorov smirnov, model

regresi akan normal jika nilai signifikan lebih besar dari 0, 05.

III.7.1.2 Uji multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan situasi dimana terjadi korelasi antar variabel-

variabel independen antara satu dengan lainnya (Sugiyono, 2013). Uji ini bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan atau tidak korelasi antara variabel

independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen maka akan ditemukan

adanya masalah multikolinieritas. Suatu model regresi yang baik harus tidak

menimbulkan masalah multikolinieritas.


54

Untuk diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas

yaitu dengan:

1. Melihat angka collinearity statistics yang ditunjukan oleh variance

inflation factor (VIF). Jika angka VII>10, maka variabel bebas yang ada

memiliki masalah multikolinieritas (Sugiyono, 2013)

2. Melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak

menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan

bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.

III.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain dalam model regresi Sugiyono, (2013). Model regresi yang baik adalah jika

variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda. Untuk

mendeteksi terjadinya heterokedasitas ini dilakukan analisis menggunakan uji glejser

yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013), dengan ketentuan jika koefisien korelasi semua variabel terhadap

residual > 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedasitas

III.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap

variabel terhadap variabel dependen. Pengujian ini disebut sebagai uji regresi linier

berganda karena terdapat lebih dari satu variabel independen yang efeknya dikenakan
55

kepada variabel dependen. Persamaan regresi untuk menguji hipotesis-hipotesis yang

diajukan dinyatakan dengan model sebagai berikut.

KLK = α ≠ + b1GG +b2PTI+ b3KA + e

KLK : kualitas laporan keuangan

α : Konstanta

b1, b2, b3, : koefisien regresi

GG : Good Governance

PTI : Pemanfaatan Teknologi Informasi

KA : Kebijakan Akuntansi

E : Error term
56

III.8 Uji Hipotesis

III.8.1 Uji Goodness of Fit/ Kelayakan Model (Uji F)

Uji Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk mengukur

ketepatan fungsi regresi sampel dalam menghitung nilai aktual. Secara statistik uji

Goodness of fit dapat dilakukan melalui pengukuran nilai koefisien determinasi. Nilai

statistik f dan nilai statistik t. Jika nilai probabilitas sig. pada uji Goodness of fit sama

dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika nilainya

lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima. Menurut Ghozali, (2016).

perhitungan statistik tersebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya

berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya perhitungan

statistik disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana

Ho diterima.

III.8.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali,

( 2016). Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R 2


mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 R2 1). Jika n
2
bernilai besar (mendeteksi 1) berarti

variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Sedangkan R2 bernilai kecil berarti kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Tidak ada

ukuran yang pasti berapa besarnya R2 untuk mengatakan suatu pilihan variabel tepat.
57

III.8.3 Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah

jika nilai p-value < alpha 0,05, maka variabel bebas memiliki pengaruh terhadap

variabel terikat, maka Ha diterima dan jika p-value > 0,05, maka Ha ditolak Ghozali,

(2016). Selanjutnya, untuk melihat arah pengaruh negatif atau positif, maka dilihat

dari nilai koefisien regresi yang diperoleh, apabila koefisien regresi memiliki tanda

negatif (-) maka variabel independen memiliki pengaruh negatif terhadap variabel

dependen. Artinya, setiap peningkatan variabel independen akan menurunkan

variabel dependen. Sebaliknya, jika koefisien regresi bernilai positif (+) maka

variabel independen memiliki pengaruh positif. Artinya, setiap peningkatan variabel

independen akan meningkatkan variabel dependen Ghozali,(2016).

Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05:

a. Jika nilai signifikansi (sig.) lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika nilai

signifikansi (sig.) lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima.

b. Jika nilai koefesien regresi (β) lebih besar dari nol maka arahnya positif maka

hipotesis diterima. Jika nilai koefisien regresi (β) lebih kecil dari nol maka

aranya negatif maka hipotesis ditolak.


58

Daftar Pustaka
Admin. (2022). Bengkulu Selatan Raih Predikat Wtp atas LHP LKPD T.A 2021.
https://semarakpost.com/2022/Bengkulu Selatan-raih-predikat-wtp-atas-lhp-
lkpd-t-a-2021.html/

Ardianti, E. P. (2018). Pengaruh Penerapan Good Governance, Sistem Akuntansi


Keuangan Daerah, Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Gunung Kidul). Jurnal
Agregasi : Aksi Reformasi Government dalam Demokrasi, 1(2), 54–69.

BPK. (2020). Siaran Pers Badan Pemeriksa Keuangan. Journal of Chemical


Information and Modeling, November, 57854096.

Erna. (2020). Analisis Implementasi Kebijakan Akuntansi Dan Kualitas Laporan


Keuangan. Jurnal Health Sains, 1(5), 527–537.
https://doi.org/10.46799/jsa.v1i5.99

Firdaus, Nadirsyah, & Fahlevi, H. (2015). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia
Ppemanfaatan Teknologi Informasi Dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Terhadap Kualitas Laporan Keuanga Pemerintah Kota Banda Aceh Firdaus,.
Jurnal Agregasi : Aksi Reformasi Government dalam Demokrasi, 4(1), 45–54.

Firmansyah, A., Yuniar, M. R., & Arfiansyah, Z. (2022). Kualitas Laporan Keuangan
Di Indonesi: Transparansi Informasi Keuangan Dan Karaakteristik Pemerintah
Daerah. 4(2).

Ghozali. (2016). Ghozali.Analisis Statistik Deskriptif. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Grace Natalis, E. L. (2019). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan


Teknologi Informasi, Dan Sistem Informasi Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan PT Bank Central Asia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(3), 278–
287.

Jefri, R. (2018). Teori stewardship dan good governance. Jurnal Riset Edisi XXVI,
4(3), 14–28.

Lochhead, R. Y. (2000). Electrosteric stabilization of water-in-oil emulsions by


hydrophobically modified poly(acrylic acid) thickeners. Polymeric Materials
Science and Engineering, Proceedings of the ACS Division of Polymeric
Materials Science and Engineering, 61, 407.

Maulana, R. (2020). Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintah, Sistem Pengendalian


59

Intern Dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ( Studi


Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Majalenka). Jurnal Akuntansi
Keuangan dan Sistem Informasi, 1, 12–27.

Nengsi, H., & Karlina, r. desi. (2020). Pengaruh Pengendalian Internal, Good
Governance Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Pegawai
Bagian Keuangan Pada Skpd Di Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan, 9(1), 11–23. https://doi.org/10.32520/jak.v9i1.1115

Philadhelphia, I. S., Suryaningsum, S., & Sriyono, S. (2020). Pengaruh Kompetensi


Sumber Daya Manusia, Standar Akuntansi Pemerintah, Good Governance, Dan
Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. J-ISCAN: Journal of Islamic Accounting Research, 2(1), 17–35.
https://doi.org/10.52490/j-iscan.v2i1.777

PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. (n.d.).

Ratmono, D., Diany, Y. A., & Purwanto, A. (2018). Dapatkah Teori Fraud Triangle
Menjelaskan Kecurangan Dalam Laporan Keuangan? Jurnal Akuntansi Dan
Auditing, 14(2), 100. https://doi.org/10.14710/jaa.14.2.100-117

Sari, fangela myas. (2022). Kualitas Laporan Keuangan Daerah ( Studi Empiris pada
Kabupaten Batang ). J-ISCAN: Journal of Islamic Accounting Research, 3(1),
27–42.

Strajhar, P., Schmid, Y., Liakoni, E., Dolder, P. C., Rentsch, K. M., Kratschmar, D.
V., Odermatt, A., Liechti, M. E., Ac, R., No, N., No, C., Oramas, C. V.,
Langford, D. J., Bailey, A. L., Chanda, M. L., Clarke, S. E., Drummond, T. E.,
Echols, S., Glick, S., … Mogil, J. S. (2016). Peraturan Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan
Menimbang. Nature Methods, 7(6), 2016.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26849997%0Ahttp://doi.wiley.com/
10.1111/jne.12374

Sugiyono. (2013). Bab III - Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian,
32–41.

Sugiyono. (2018). - Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian, 32–41.

Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah


Pendahuluan. Suparyanto dan Rosad (2015, 5(3), 248–253.

Supomo, I. (1999). Metodologi Penelitian dan Bisnis Untuk Akuntansi dan


60

Manajemen. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi, 1–23.

Suryanto, S. (2019). Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah. Jurnal Agregasi : Aksi


Reformasi Government dalam Demokrasi, 7(2), 188–200.
https://doi.org/10.34010/agregasi.v7i2.2584

Susliyanti, E. D. (2019). Pengaruh kompetensi SDM, penerapan standar akuntansi


pemerintah dan penerapan good governance terhadap kualitas informasi laporan
keuangan (Studi pada Satuan Kerja di Wilayah KPPN Yogyakarta Tahun 2019).
Carbohydrate Polymers, 6(1), 5–10.
61

Daftar OPD Kabupaten Bengkulu Selatan


NO NAMA ALAMAT
1 SeKretariat Daerah Jl. Raya Kelobak No. 01 Bengkulu
Selatan – Bengkulu
2 Sekretariat DPRD Bengkulu Selatan Jl. Raya Kelobak No. 02 Bengkulu
Selatan – Bengkulu
3 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
4 Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Statistik Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
5 BKDPSDM Jl. Santoso Kecamatan Bengkulu
Selatan, Bengkulu Selatan –
Bengkulu
6 DPMPTSP Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
8 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Kepahian
9 Dinas Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
10 Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
11 Dinas Kesehatan Jl. Bhakti Husada Pasar Ujung
Bengkulu Selatan – Bengkulu
12 RSUD Jl. Lintas Bengkulu Selatan -
Bengkulu Desa Tebat Monok
Bengkulu Selatan – Bengkulu
13 Badan Keuangan Daerah Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
14 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jl. M. Jun No. 06 Kecamatan
Bengkulu Selatan, Bengkulu Selatan
– Bengkulu
15 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
16 Dinas Sosial Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
17 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jl. Aipda Mu'an Kompleks
Perkantoran Pemda Bengkulu Selatan
18 Satuaan Polisi Pamong Praja Jl Raya Kelobak Lintas Bengkulu
Selatan - Curup, Bengkulu Selatan –
Bengkulu
19 BPBD Jl. Santoso Kecamatan Bengkulu
Selatan, Bengkulu Selatan –
Bengkulu
20 Dinas Pekerjaan Umum Jl. Raya Kelilik Desa Tebat Monok,
Bengkulu Selatan – Bengkulu
21 Dinas Peternakan dan Perikanan Komplek Perkantoran Kelobak
Bengkulu Selatan-Bengkulu
22 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kompleks Perkantoran Kabupaten
Bengkulu Selatan. Ds. Pelangkian,
62

Kelobak, Kec. Bengkulu Selatan,


Kabupaten Bengkulu Selatan,
Bengkulu
23 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Komplek Perkantoran Pemkab
Bengkulu Selatan, Jalan Aipda
Mu'an, Kuto Rejo, Kec. Bengkulu
Selatan, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Bengkulu
24 Dinas Pekerjaan Umum Jalan Baru Desa Tebat Monok,
Kelilik, Kec. Bengkulu Selatan,
Kabupaten Bengkulu Selatan,
Bengkulu
25 Inspektora Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan Pelangkian, Bengkulu Selatan
Bengkulu Selatan-Bengkulu
26 Badan Lingkungan Hidup Pelangkian, Kec. Bengkulu Selatan,
Kabupaten Bengkulu Selatan,
Bengkulu
27 Kecamatan Bermani Ilir
28 Kecamatan Seberang Musi
29 Kecamatan Kabawetan
30 Kecamatan Bengkulu Selatan
63

LAMPIRAN KUISIONER

Assalamualaikum
Kepada Yth:
Bapak/ibu
Di Tempat
Dengan Hormat,

Saya adalah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Bengkulu, Fakultas


Ekonomi dan Bismis, Jurusan S1 Akuntansi, sedang melakukan penelitian untuk
kepentingan akademis penyusunan skripsi sebagai syarat penyelesaian studi S1 di
Universitas Bengkulu. Saya bermaksud mengumpulkan data melalui penyebaran
kuesioner terkait topik Penelitian yang berjudul PENGARUH GOOD
GOVERNANCE, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKULU
SELATAN
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan dan partisipasi
Saudara/Saudari agar berkenan menjawab kuesioner ini dengan lengkap, jujur, dan
tanpa pengaruh dari pihak manapun. Kuesioner ini semata-mata digunakan untuk
kepentingan penelitian. Pendapat Saudara/Saudari dalam menjawab kuesioner ini
memberikan kontribusi berharga bagi saya. Atas kerjasama dan partisipasinya, saya
ucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Skripsi Penulis Skripsi
64

Heru Darmawan
Isma Coryanata, SE, M.Si, Ak., CA
NPM. C1C019115
65

PENGARUH GOOD GOVERNANCE, PEMANFAATAN TEKNOLOGI


INFORMASI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
BENGKULU SELATAN
Dimohon dengan hormat Saudara/i untuk mengisi identitas secara lengkap

dan memberikan tanda centang (√).

Nama : ..........................................................
Jabatan : ..........................................................
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Usia : ..................................................................................

Pendidikan Terakhir : ..................................................................................

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1) Beri tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Saudara/i. Dengan kriteria pernyataan:
a. SS = Sangat Setuju
b. S = Setuju
c. N = Netral
d. TS = Tidak Setuju
e. STS = Sangat Tidak Setuju
2) Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebernarnya dan
setiap pertanyaan hanya boleh diisikan satu jawaban.
3) Tidak ada jawaban yang salah jadi mohon usahakan menjawab setiap
pernyataan dengan keyakinan tinggi sehingga tidak mengosongkan satu pun
jawaban.
4) Dalam mengisi pernyataan dimohon untuk mengisi semua pernyataan
dikarenakan penulis sangat membutuhkan jawaban tersebut guna kepentingan
penelitian.

No Sangat Tidak Netral Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
66

Setuju
Good Governance
1 PInstansi saya selalu
mengetahu secara jelas tugas,
fungsi dan wewenang secara
jelas.

2 Instansi saya selalu


meningkatkan system
komunikasi tiap-tiap
organisasi dengan masyrakat
dalam melakukan pelayayan
yang masimal kepada
masyarakat adalah sangat
penting.
3 Instansi saya selalu melakukan
sosialisasi program dan
kebijakan kepada masyrakat
sebagai bentuk pelayanan
kepada masyarakat.
4 Instansi saya selalu
menyampaikan penggunanaa
dana kepada masyrakat secara
terbuka.
5 Instansi saya seelalu
mempertimbangkan aspirasi
masyrakat dalam penyusunan
suatu kebuijakan baru
6 Instansi saya selalu
melaksanakan tugas dan
wewenang berdasarkan
peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
7. Instansi saya selalu menindak
tegas pegawai/pimpinan yang
menyalahguanak wewenang.
67

Pemanfaatan teknologi informasi


8 Ditempat saya bekerja telah
menerapkan penjadwalan
pemeliharaan komputer secara
teratur.

9 Pengolahan data transaksi


keuangan di instansi/lembaga
tempat
saya bekerja
menggunakan software yang
sesuai dengan peraturan

10 Saya sebagai pengelola


keuangan/akuntansi telah
memanfaatkan jaringan
internet diunit kerja sebagai
penghubung dalam pengiriman
informasi yang dibutuhkan

11 Laporan akuntansi yang


disajikan oleh
instansi/lembaga tempat saya
bekerja dihasilkan dari sistem
informasi yang terstruktur
Kebijakan akuntansi
12 Instansi saya selalu melakukan
pengakuan asset pada saat
potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh oleh
pemerintah daerah dan
mempunyao nilai gtau biaya
yang dapat di ukur dengan
andal.
13 Instansi saya selalu mengakui
piutang dana alokasi umum
atau (DAU) berdasarkan
jumlah yang ditetapkan
sesuaidengan dokumen
68

penetapan yang menurut


ketentuan yang berlaku yang
belum ditransfer dan
merupakan hak daerah.
14 Instansi saya selalu mengakui
beban dibayar dimuka pada
saat kas dikeluarkan namun
belum menimbulkan
kewajiban.
15 Instansi saya selalu
menggungkapkan bebab
dibayar dimuka sebagai akun
yang terklasifikasi dalam asset
lancer karna akun ini biasanya
segera menjadi kewajiban
dalam satu priode akuntansi.
Kualitas Laporan Keuangan
16 Instansi saya selalu
menghasilkan laporan
keuangan dan memberikan
informasi yang dapat
mengoreksi elspetasi di masa
lalu.
17 Instansi saya selalu mengakui
piutang dana alokasi umum
berdasarkan standar atrau
kebijakan yang berlalaku.
18 Instansi saya selalu
menyajikan laporan keuangan
secara lengkap.
19 Instansi saya selalu
menghasilkan informasi yang
disajikan bebas dari kesalahan
material.
20 Unstansi saya selalu
menyajikan informasi yang
diarhkan untuk kepentingan
umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan khsus atau
personal.
69

21 Instansi saya selalu dapat


menguji informasi keuangan
yang dihasilkan.
22 Instansi saya selalu dapat
membandingkan informasi
keuangan dengan laporan
keuangan priode sebelumnya.
23 Instansi saya selalu
menghasilkan informasi yang
dapat dipahami oleh semua
pengguna.

Anda mungkin juga menyukai