Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK

ETAP DI BUMDES DESA GUMPANG

LAPORAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus


Dalam Mata Kuliah Akuntansi BUMDes

Disusun Oleh:
Firda Nur Azizah
NIM. 2020SA043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS AAS INDONESIA
SUKOHARJO
2023
PAGE \* MERGEFORMAT 25

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP DI BUMDES


DESA GUMPANG

Yang disusun oleh:


Nama : Firda Nur Azizah
NIM : 2020SA043
Program Studi : Sarjana Akuntansi
Bidang Kajian : Akuntansi

SUSUNAN DEWAN PEMBIMBING


1. Maya Widyana Dewi, SE., MM.
NIDN. 0612097701 ……………………..
(Dosen Pembimbing)

2. Benny Raharjo S.T. ……………………...


(Kepala Desa Gumpang)

Surakarta,
Kaprodi S1 Akuntansi

Yuwita Ariessa Pravasanti, SE., M.si.


NIDN. 0630038801

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, dan kemurahan serta kasih sayang-Nya yang besar,
sehingga penulisan laporan magang ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada kita, Nabi Muhammad SAW. Adapun judul dari
laporan magang ini adalah “ Analisis pelaporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
BUMDes Gumpang”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah dan
Kegiatan MBKM di Intitut Teknologi Bisnis AAS Indonesia. Selama kegiatan
MBKM dan penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Darmanto, MM. selaku Rektor ITB AAS Indonesia.
2. Ibu Maya Widyana Dewi, SE., MM. selaku Wakil Rektor I ITB AAS Indonesia
Dan selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing serta memberikan saran, motivasi, dan ilmu yang berharga selama
penyusunan laporan.
3. Ibu LMS Kristiyani, SE., M.Si. Ak. selaku Dekan FEB ITB AAS Indonesia.
4. Ibu Yuwita Ariessa Prawasanti, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi ITB AAS Indonesia.
5. Keluarga besar Kantor kelurahan Desa Gumpan dan Keluarga besar Institut
Teknologi AAS Indonesia terkhusus Prodi Akuntansi.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan magang ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan magang ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

Surakarta, Juni 2023

Firda Nur Azizah

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
ABSTRAK ...........................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Batasan Masaah ........................................................................... 2
D. Tujuan ........................................................................... 2
E. Manfaat ........................................................................... 2
F. Sistem Pembahasan ........................................................................... 3
BAB II KONDISI UMUM WILAYAH
A. Profil Desa Gumpang ........................................................................... 4
B. Visi Misi Desa Gumpan ........................................................................... 5
C. Sejarah Desa Gumpan .......................................................................... 7
D. Struktur Organisasi ........................................................................... 7
E. Analisis SWOT ........................................................................... 10
BAB III METODOLOGI
A. Lingkup Kegiatan Magang ....................................................................... 11
B. Sumber Data ........................................................................... 11
C. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 11
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Teori ............................................................................................14
B. Hasil dan Pembahasan ..............................................................................16

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................21
B. Keterbatasan penelitian ............................................................................21
C. Saran ............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 ..........................................................................................................7


Tabel 1.2 ..........................................................................................................10
Tabel 1.3 ..........................................................................................................16
Table 1.4 ..........................................................................................................17

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 .........................................................................................................4


Gambar 2.2..........................................................................................................

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Absensi Magang ..................................................................


Lampiran 2 Nilai Magang ..................................................................................
Lampiran 3 Lembar konsultasi ...........................................................................

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

ABSTRAK
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan penyusunan kembali laporan
keuangan berbasis SAK ETAP. Objek penelitian ini adalah BUMDes Desa Gumpang
yang merupakan salah satu BUMDes yang ada di desa Gumpang, Kartasura. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan
analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, proses
pembuatan laporan keuangan, menganalisis kesesuaiannya dengan SAK ETAP dan
penyusunan kembali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUMDes Desa Gumpang
hanya membuat neraca, dan laporan laba rugi. Sedangkan menurut SAK ETAP,
laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan perhitungan Sisa Hasil Usaha,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Selain
itu, dalam laporan keuangan BUMDes Desa Gumpang pengakuan dan perhitungan
tidak sesuai dengan nilai nominal dan transaksi riil , sehingga laporan keuangan
tersebut direkontruksi dan disusun ulang sesuai dengan SAK ETAP.

Kata Kunci : SAK ETAP, Badan Usaha Milik Desa, Laporan Keuangan

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

ABSTRACT

This study aims to determine the application and rearrangement of financial


statements based on SAK ETAP. The object of this research is the BUMDes of
Gumpang Village which is one of the BUMDes in Gumpang village, Kartasura. Data
collection techniques using observation, interviews, and documentation. While data
analysis uses data collection, data reduction, data presentation, the process of making
financial reports, analyzing conformity with SAK ETAP and rearranging. The results
showed that the BUMDes of Gumpang Village only made balance sheets and income
statements. Meanwhile, according to SAK ETAP, complete financial statements
consist of a balance sheet, a report on the calculation of the remaining results of
operations, a report on changes in equity, a cash flow statement and notes on the
financial statements. In addition, in the financial reports of the BUMDes of Gumpang
Village, the recognition and calculations do not match the nominal value and real
transactions, so that the financial statements are reconstructed and rearranged in
accordance with SAK ETAP.

Keywords: SAK ETAP, Village Owned Enterprises, Financial Reports

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


BUMDes ialah lembaga ekonomi yang mempunyai identitas dan juga
dasar hukum, sehingga dalam menerapkan akuntansi dan proses dalam
menyusun laporan keuangan tentu harus dilandaskan pada standar yang telah
ditetapkan di dalam keuangan sehingga laporan yang berhasil dibuat dapat
dipercaya semua pihak.
BUMDes dalam menyusun laporan harus benar-benar memperhatikan
standar yang diterapkan. Hal ini berati saat menyusun laporan, BUMDes
wajib berlandaskan kepada pedoman umum yakni Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau sering juga disebut dengan
istilah SAK ETAP. Pengelolaan keuangan BUMDes Desa Gumpang masih
berspekulasi bahwa dalam mengelola keuangan tegolong dalam hal mudah
serta sederhana, akan tetapi fakta di lapangan mengungkapkan bahwa
keuangan yang dikelola pada BUMDes Desa Gumpang khususnya dalam
menyusun laporan keuangan masih belum berpedoman pada SAK ETAP, hal
ini berarti laporan keuangan yang disusun hanya tersusun atas laporan laba
rugi dan neraca.
Berdasarkan informasi yang diterima BUMDes Desa Gumpang masih
belum mengetahui apakah penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan
stadar yang telah ditetapkan di dalam sektor akuntansi yang masih berlaku.
Sehingga diperlukan laporan keuangan BUMDes yang sesuai dengan SAK
ETAP yang dimana penerapan SAK ETAP ini akan memberikan keuntungan
yakni, mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan. Kemudian
laporan yang berhasil tersusun tersebut akan digunakan untuk sejumlah
keperluan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal, contohnya dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

memudahkan permohonan pinjaman kepada lembaga lain guna


mengembangkan unit usaha BUMDes Desa Gumpang. Sesuai dengan latar
belakang yang diuraikan tersebut, peneliti berkeinginan untuk melangsungkan
penelitian dengan judul “Analisis Penyusunan Laporan Keuangan SAK ETAP
pada BUMDes Desa Gumpang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
laporan ini adalah:
1. Bagaimana pelaporan keuangan yang berada di BUMDes Desa Gumpang?
2. Bagaimana hasil Analisis pelaporan keuangan di BUMDes Desa Gumang
berdasarkan SAK ETAP
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka perlu
dilakukan pembatasan masalah agar penelitian tidak meluas. Penulis
membatasi ruang lingkup masalah yaitu . Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui Pelaporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP BUMDes Desa
Gumpang
D. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan magang ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaporan keuangan yang berlaku di BUMDes Desa
Gumpang.
2. Untuk mengetahui hasil analisis pelaporan keuangan di BUMDes Desa
Gumpang berdasarkan SAK ETAP.
E. Manfaat Kegiatan
Disusunnya laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Institut Teknologi Bisnis AAS Indonesia
Sebagai bahan refrensi dan sumber informasi untuk pembelajaran bagi
mahasiswa khususnya dalam mata kuliah Manajemen Keuangan.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

2. BUMDes Desa Gumpang


Sebagai bahan pengembangan refrensi dalam membantu penulisan laporan
keuangan BUMDes secara Akuntabilitas dan Transparansi.
3. Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam mata kuiah Manajemen
Keuangan
F. Sistematika Pembahasan
1. BAB l Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika pembahasan .
2. BAB II Kondisi Umum Wilayah
Bab ini memuat uraian tentang sejarah, profil ,letak wilayah, dan Visi
Misi. Struktur organisasi, dan Analisis SWOT
3. Bab lll Metodologi
Bab ini memuat uraian tenang rencanan dan prosedur kegiatan yang
dilakukan penulis untuk memperoleh jawaban yang sesuai dengan
permasalah atau tujuan.
4. Bab IV Hasil Dan Pembahasan
Bab ini memuat uraian secara lebih mendalam atau
menginterpresentasikan mengenai hasil analisa kegiatan yang telah
dilakukan.
5. Bab V Penutup
Bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah
uraian secara ringkas dan jelaskan diuraikan dalam bab pembahasan hasil.
Keterbatasan berisi kendala yang dihadapi. Saran merupakan
pertimbangan atau argumen penelitian bagi pihak-pihak yang
memanfaatkan hasil laporan.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

BAB II
KONDISI UMUM WILAYAH

A. Profil Desa Gumpang


Desa Gumpang adalah sebuah desa yang ada diwilayah Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Dimana keadaan Masyarakat Desa Gumpang
sangat heterogen baik dari segi agama, pekerjaan dan pendidikan.
Perkembangan Penduduk di Desa Gumpang saat ini sangatlah pesat. Hal ini
karenakan pesatnya perkembangan perumahan yang menimbulkan
pertambahan penduduk di Desa Gumpang, yang berdampak positip mampu
mempengaruhi timbu kesadaran Masyarakat akan pentingnya Pendidikan
untuk menata kehidupan yang layak.

Gambar 2.1 Peta Wilayah

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

B. VISI MISI Desa Gumpang


1. VISI
Untuk VISI DESA GUMPANG dirumuskan dan ditetapkan oleh
segenap warga dalam sebuah kalimat :Terwujudnya Masyarakat Desa
Gumpang Jujur Amanah Merakyat “ Visi tersebut mengandung
pengertian bahwa cita- cita yang akan dituju oleh segenap masyarakat
Desa Gumpang di masa mendatang.adapun arti dari kalimat tersebut
adala:

DESA GUMPANG: Artinya salah satu Desa yang berada di wilayah


Kecamatan Kartasura.

JUJUR : Artinya Pemerintah Desa Gumpang mempunyai Cara


Berfikir dan Bekerja berjalan searah dengan Perkembangan Jaman
mengarah pada tingkat kehidupan yang lebih baik yang mengedepankan
keterbukaan kepada Lembaga Desa sebagai perwakilan masyarakat.

AMANAH: Artinya mengandung pengertian bahwa Kinerja


Pemerintah Desa Gumpang ingin mewujudkan kehidupan pemerintaah
yang disiplin sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku
dengan mengutamakan keinginan masyarakat dari hasil musyawarah
Desa.

MERAKYAT: Artinya Pemerintah Desa Gumpang yang


berbasis pada rasa kebersamaan dengan segenap lapisan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan di bidang Pendidikan, pembangunan Fisik,
pertanian, peternakan, Perindustrian , yang dilandasi oleh norma Budaya
dan Agama.

2. MISI

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

Hakekat Misi Desa Gumpang adalah merupakan penjabaran dari Visi


yang lebih operatif daripada Visi dengan harapan akan menunjang
keberhasilan sebuah visi serta dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap
terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di masa yang akan
datang dari usaha-usaha mencapai Visi Desa Gumpang.

Untuk meraih Visi Desa Gumpang seperti yang sudah dijabarkan


di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal
maupun eksternal, maka disusunlah Misi Desa Gumpang sebagai berikut:

a. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk


menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar
dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan
agama, keyakinan, organisasi, dan lainnya dalam suasana saling
menghargai dan menghormati.
c. Pembangunan Sarana Pra Sarana pertanian, peternakan, Perindustrian,
dan pendidikan
d. Menata Pemerintahan Desa Gumpang yang kompak dan bertanggung
jawab dalam mengemban amanat masyarakat.
e. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.
f. Menumbuhkan gairah individu-individu yang mau dan mampu menjadi
insan yang tangguh dalam pengembangan usaha di Desa Gumpang
g. Mengembangkan potensi masyarakat untuk berdaya guna dan berhasil
guna.
h. Membekali masyarakat dengan teknologi tepat guna
i. Mensejahterakan masyarakat Desa Gumpang sehingga terhindar dari
kemiskinan

C. Sejarah Desa Gumpang

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

Segala sesuatu yang ada di dunia ini karena ada yang membuat/
menciptakan, Begitu juga dengan nama sebuah desa itu ada karena ada yang
membuat nama desa tersebut, bila desa-desa lain tidak lepas dari sejarah,
begitu juga dengan Desa Gumpang juga tidak luput dari asal usul tersebut.
Desa Gumpang sebagaimana cerita sesepuh desa dulu merupakan suatu
wilayah Kademangan yang masih dibawah Katemenggungan Mayang Masa
Kerajaan Pajang. Pada Perkembangan Jaman Sampai pemerintahan
Penjajahan Belanda Kademangan ini sering dipakai pertemuan rapat Demang
– Demang dan para pejuang dalam rangka melawan penjajahan. Dari hasil
musyawarah tersebut selalu mendapatkan ide gagasan pemecahan yang sangat
mudah ( dalam Bahasa Jawa Gampang ) dalam penyerangan untuk mengusir
Penjajah, maka kemudian dalam era Pemerintahan RI diberi nama daerah
wilayah Gumpang. Yang kemudian terbagi menjadi 2 wilayah, yaitu:
Gumpang lor dan Gumpang Kidul, dimana Gumpang Kidul kemudian
menjadi Desa Gumpang Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo sedangkan Gumpang
Lor menjadi bagian wilayah Desa Pabelan Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo.

D. Sruktur Organisasi

Pengawas BPD Kepala Desa

Sekertaris Bendahara

Manajer/ Manajer/ Manajer/


Kepala
Unit Usaha
Kepala
Unit Usaha
Kepala
Unit Usaha

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BUMDes


Tugas BPD :

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

1. Menggali aspirasi masyarakat


2. Menampung aspirasi masyarakat
3. Mengelola aspirasi masyarakat
4. Menyalurkan aspirasi masyarakat
5. Menyelenggarakan musyawarah Tugas Badan Permusyawaratan Desa
(BPD)
6. Menyelenggarakan musyawarah Desa
7. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
8. Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala
Desa antar waktu
9. Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa
10. Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa
11. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
12. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa
13. lembaga Desa lainnya; dan melaksanakan tugas lain yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas Kepala Desa :
1. menyelenggaraka Pemerintahan desa, seperti tata praja Pemerintahan
penerapan praturan di Desa, pebinaan masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
administrasi kependudukan dan penataan dan pengelolaan wilayah
2. melaksanakan pembangunan seperti pembangunan sarana prasarana
perdesaan, dan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan
masyarakat, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, partispasi
masyarakat, social budaya masyarakat, keagamaan dan ketenagakerjaan.
3. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosial dan motivasi masyarakat
dibidang budaya, ekonomi, politik lingkungan hidup, pemberdayaan

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.


4. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya
5. Tugas lain sesuai peraturan perundang-undangan.
Sekertaris :
1. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip dan ekspedisi.
2. melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian asset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum.
3. melaksanakan urusan keuangan sepertipengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapat dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa,
perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
4. melakukan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran
pendapat dan belanja desa, menginventariskan data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
Bendahara :
1. Pengurusan Administrasi keuangan
2. Administrasi Sumber-sumber pendapatan dan peneluaran
3. Verifikasi Administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepada
Desa, Perangkat Desa, BPD, dan Lembaga Pemerintahan Desa lainnya.
Kepala Unit Usaha :
Kepala atau Manajer unit Usaha BUMDes mempuyai tugas membantu dalam
mengelola, mengembangka dan mengurus uasaha-usaha BUMDes yang sesuai
dengan potensi desa dan kebutuhan masyarakat.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

E. Analisis SWOT
Tabel 2.1 Analisis SWOT

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)


1. Pengelolaan 1. Membutuhkan dana
SW manajemen sudah cukup untuk pengembangan
baik 2. Sarana dan prasarana
2. Pemanfaatan sarana masih seadanya
OT dan prasarana milik Desa

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


1. Pengembangan 1. Optimalisasi kinerja 1. Bekerjasama dengan
Teknologi semakin maju dengan perkembangan pihak pemerintah dan
dan potensi desa yang teknologi pihak bank setempat
semakin baik 2. Memanfaatkan potensi untuk akses permodalan
2. Dukungan dari desa dengan membentuk
pemerintah daerah bidang baru

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


1. Belum bisa 1. Memanfaatkan 1. Mengembangkan dan
menggunakan teknologi teknologi yang tersedia mengoptimalkan fungsi
secara maksimal dengan sebaik-baiknya pelayanan
2. dua pesaing di desa untuk pengembangan 2. Pengembangan
gumpang dengan jenis Bumdes dan pelayanan lembaga pembiayaan
usaha yang saya kepada masyarakat
semakin baik

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

BAB III
METODOLOGI

A. Lingkup Kegiatan Magang


Kegiatan magang yang dilakukan di BUMDES Desa Gumpang yang
berlokasi kantor Desa Gumpang Dusun II, Gumpang, kec. Kartasura, Kab.
Sukoharjo. Kegiatan magang dilakukan selama 1 Bulan. Pada laporan magang
ini menjelaskan tentang ”Analisis Pelaporan Keuangan Berdasarkan SAK
ETAP BUMDes Desa Gumpang”.

B. Jenis Data Dan Sumber Data


1. Kualitatif
Jenis pengamatan dalam penulisan ini adalah kualitatif. Pengamatan
kualitatif adalah merupakan proses pengamatan yang menghasilkan
deskripsi dari orang-orang atau perilaku dalam bentuk kata-kata lisan
maupun tulisan. Salah satu ciiri pengamatan kulitatif adalah bersifat
deskriktif dimana data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar.
(Sugiyono, 2019).
Data tersebut lebih banyak bercerita mengenai laporan sehingga tujuan
penulisan dapat tercapai.
2. Sekunder
Data sekunder merupakan penulisa tidak langsung menerima dari
sumber data, melainkan melalui jurnal, buku, internet, dan sebagainnya
(Sugiyono,2019).

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

Data sekunder didapatkan lewat litetature dan refrensi dari intenet atau
buku yang berkaitan dengan laporan magang

3. Data primer
Data primer adalah data data yang diperoleh melalui kegiatan
wawancara atau mengisis kuisioner yang artinya sumber data ini langsung
memberikan data kepada penulis. (Sugiyono 2019).
Data primer didapatkan secara langsung pada saat melakukan magang
di Desa Gumpang. Adapun penulis memperoleh informasi berdasarkan
informasi berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama magang khususnya
tentang pelaporan keuanan BUMDes yang dilakukan oleh Desa Gumpang.
C. Metode Pengumpulan Data dan Analisis
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah:
1. Wawancara
Teknik wawancara, menurut Esterberg dalam Sugiyono (dalam
Andini, 2017) wawancara merupakan pertemuan antara dua orang
melakukan interaksi untuk bertukar informasi.
Wawancara dilakukan denan pemilik sekaligus pimpinan di Desa
Gumpang yaitu Bapak Benny. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dimaksudkan untuk mendapat informasi mengenai kegiatan di Desa
Gumpang.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, menurut Sugiyono (dalam Andini, 2017)
dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi yang berupa tulisan, gambar dari seseorang. Dokumentasi
yang berbentuk tulisan seperti catatan harian dan biografi. Dokumentasi
yang berbentuk gambar misalnya foto. Dokumentasi ini merupakan
pelengkap dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

penelitian kualitatif.
Dalam kegiatan ini metode dokumentasi digunakan untuk
menggunakan data tentang laporan keuangan yang berhubungan dengan
kas masuk dan kas keluar di Desa Gumpang.
3. Observasi
Observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
tersebut. Peneliti melakukan pengamatan untuk klarifikasi datayang telah
diperoleh. Pada penelitian obsevasi dilakukan untuk mengetahui perilaku
dan makna perilaku yang diteliti. (Sugiyono,2019)
Kegiatan pengabdia kepada masyarakat yang dilakukan tim
pendamping berupa pendampingan pencatatan transaksi hingga
penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi untuk
perusahaan jasa. Kegiatan tersebut berupa kunjungan resmi sebanyak
5(lima)kali tatap muka. Selain itu, tim pendamping juga memberikan
konsultasi dengan media smartphone apabila mitra mengalami kesulitan
dalam pengerjaa laporan keuangan. Pengumpulan data primer yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung tempat di Desa
Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

D. Metode Analisis Data


1. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2015), reduksi data adalah mencatat data
yang telah diperoleh dengan teliti dan rinci. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data
juga dilakukan untuk memandu penulis agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
Mencatat hasil wawancara dengan petugas BUMdes lalu
dipahami dan disimpulkan bagaimana hasil wawancara yang

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

didapatkan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman
(1984) menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the pas has ben naratif text”. Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2012).
Memaparkan penyajian Laporan Keuangan BUMDes
Gumpang tahun yang akan diteliti yang terdiri dari Neraca dan
Laporan Laba Rugi beserta hasil wawancara yang terkait terkait .
3. Pengambilan kesimpulan
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel (Sugiyono, 2012).
Melakukan pengamatan, perbandingan, dan penganalisisan
terhadap laporan keuangan BUMDes Desa Gumpang yang disajikan
berdasarkan kepada SAK ETAP guna meninjau kesesuaiannya.
Laporan keuangan yang disajikan di dalam sebuah perusahaan akan
dilangsungakn penganalisisan dan penguraian yang Penyusunan
Laporan Keuangan Sesuai dengan SAK ETAP untuk selanjunya akan

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

menarik kesimpulan dari hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Akuntansi
Pengertian Akuntansi American Accounting Association dalam
Soemarso (2018) mendefinisikan “Akuntansi sebagai proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.” Definisi ini
mengandung beberapa pengertian, yakni:
a. Kegiatan Akuntansi, Bahwa akuntansi merupakan proses yang
terdiri dari identifikasi,pengukuran, dan pelaporan informasi
ekonomi.
b. Kegunaan Akuntansi, Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan
oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian pengambilan
keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.

2. Laporan Keuangan
Menurut Wati et al (2014), Laporan keuangan adalah suatu alat
pertanggungjawaban atas kinerja keuangan manajemen suatu
pemerintah kepada publik yang dipercaya kepadanya. Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi atau
suatu ringkasan dari transaksi keuangan. Laporan keuangan pada
organisasi pemerintahan merupakan asersi dari pihak manajemen

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

pemerintah yang menginformasikan kepada pihak lain (stakeholder)


tentang kondisi keuangan pemerintah. Menurut Peraturan
Pemerintahan 71 Tahun 2010.
Laporan keuangan merupakan laporan-laporan yang terstruktur
mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan menurut Suhada N (2019)
merupakan output dari sistem akuntansi yang bermanfaat untuk
pemberian informasi keuangan tersebut sebagai dasar pembuatan
keputusan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-
ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini
merupakan persyaratan normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki :
(Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010) a) Relevan Laporan
keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,
dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka dimasa lalu, b) Andal (Reliability) Informasi dalam
laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. c) Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam
laporan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan
lain umumnya. d) Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan atas pemahaman
para pengguna.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

3. BUMDes
Badan usaha Milik desa (Bumdes) merupakan Lembaga
ekonomi ditingkat desa yang secara keseluruhan proses
pengelolaannya berada di desa. Bumdes adalah badan usaha yang
dimiliki oleh desa yang modal berasal dari desa dan masayarakat desa,
dan modalnya berupa aktiva tetap maupun aktiva lancar, dan sumber
hukumnya diatur oleh desa melalui musyawarah desa. Menurut “UU
Nomor 32 tahun 2004 dan PP Nomor 72 Tahun 2005 diamanatkan
bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa,
pemerintah desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Dalam hal
perencanaan dan pembentukannya, BUMDes dibangun atas prakarsa
(inisiasi masyarakat), serta mendasarkan pada prinsip-prinsip
kooperatif, partisipasi, dan emansipatif, dengan dua prinsip yang
mendasari, yaitu member base dan self help”. Juknis Bumdes sendiri
diatur melalui peraturan menteri nomor 4 tahun 2015 tentang badan
usaha milik desa.

4. Akuntansi BUMDes /SAK ETAP


Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan suatu
rangkaian dalam prosedur pembuatan laporan keuangan untuk
keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) artinya diperuntukkan bagi entitas
yang laporan keuangannya tidak akuntabel untuk publik secara luas.
Biasanya SAK ETAP diterapkan oleh usaha kecil dan menengah,

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

karena tidak memperjualbelikan sahamnya di pasar modal. Menurut


IAI (2018) “dengan adanya SAK ETAP diharapkan mampu untuk
menyusun laporan keuangan sendiri, dapat diaudit, dan mendapat
opini audit, sehingga akses untuk mendapatkan pendanaan akan
semakin luas”.
SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa Standar
akuntansi yang suadah ada seperti IAS, IFRS, ETAP, GAAP.
SAK yang berbasis IFRS (SAK Umum) Ditunjukan bagi entitas yang
mempunyai tanggung jawab public signifikan dan entitas yang banyak
melakukan kegiatan lintas Negara. SAK umum sering disebut sebagai
standar akuntansi yang rumit untuk dipahami serta diterapkan, dalam
hal ini SAK ETAP memberikan kemudahan para entitas dibandingkan
SAK Umum dengan peraturan pelaporan yang cukup kompleks.
Sesuai deangan SAK ETAP standar akuntansi ini dimaksudkan untuk
digunakan entitas yang tidak memiliki akuntabilitas yang signifikan
dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
laporan keuangan seperti para investor dan kreditur Menurut Agus
Arwani (2016) menyatakan pengertian tentang SAK ETAP sebagai
berikut :
Standar Akuntansi keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) adalah standar keuangan yang nantinya akan
membantu perusahaan kecil menengah dalam menyediakan atau
menyajikan pelaporan keuangan yang tetap andal relevan dengan
tanpa terjebak dalam kerumitan standar akuntansi berbasis IFRS.
Menurut Saiful Bahri (2016) menyatakan pengertian tentang SAK
ETAP sebagai berikut :
SAK ETAP adalah suatu standar yang hadir sebagai solusi bagi
para entitas tanpa akuntabilitas publik. ETAP tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

keuangan guna tujuan umum bagi para pengguna eksternal seperti


kreditur dan lembaga perkreditan.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pelaporan Keuangan Yang Berlaku di BUMDes Desa Gumpang
Tabel 1.3neraca Per Desember 2022
No AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Jumlah Passiva Jumlah
1. Kas Rp. 4. 803.720 Hutang Jangka
Pendek
2. Bank Rp. 44. 487.294
3. Persediaan Rp. 29.917.259
4. Piutang Rp. 7.648.805
5. Iventaris Rp. 117.004.000 Modal Rp.
Penyertaan Dana 250.000.000
Desa
Rp. 263.891.075 Penyertaan Dana Rp. 9.400.000
Desa
Pemberdayaan
Dari Masyarakat
6. Akumulasi Penyusutan Rp. 784.000 Rp.
TPS 3R 259.400.000
7. Akumulasi Penyusutan Rp. 822.000 Penumpukan Rp. 6.031.375
Toko Kelontong Modal
Rp. 1.570.300
Rp. 265.431.375 Rp.2
265.431.375

Table 1.4Laporan Laba/RugiTahun 2022


Pendapatan Dari Unit Toko Kelontong Rp. 19.923.000
Pendapatan Non Oprasional Rp. 241.000
Pendapatan TPS 3R Rp. 27.665.000
Rp. 47.630.000
Biaya Administrasi Rp. 1.727.000
Biaya Transport Rp. 3.007.500
Biaya Pulsa Listrik Rp. 822.000

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

Biaya Konsumsi Rp. 90.000


Biaya Tinta Fotocopy Rp. 4.393.000
Biaya Servis Fotocopy Rp. 343.000
Biaya Stempel BUMDes Rp. 320.000
Biaya Alat Fotocopy Rp. 550.000
Biaya Servis Printer Rp. 50.000
Biaya Air tangki Rp. 3.200.000
Biaya Honor Pengurus Rp. 1.124.000
Biaya Penyusutan Rp. 90.000
Biaya Oprasional Rp. 50.000

2. Hasil perbandingan SAK ETAP Pelaporan Keuangan yang Berlaku di


BUMDes Desa Gumpang
Proses Terpenting dari siklus akuntansi adalah penyusunan
laporan keuangan tahunan dimana laporan keuangan ini sangat
berguna bagi semua pihak dalam rangka untuk mengetahui kondisi
keuangan sehungga dapat dilihat pekembangan atau kemajuan usaha
yang dijalankan.
Pedoman SAK ETAP menyatakan bahwa suatu laporan
keuangan yang lengkap harus mencakup lima hal yaitu:
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak BUMDes
Desa Gumpang dan dengan melihat dokumen laporan keuangan
tahunan BUMDes Desa Gumpang diperoleh informasi bahwa
laporan keuangan yang disusun oleh pihak BUMDes Desa Gumpang
hanya dua jenis laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi,

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

tidak lengkap seperti yang diatur dalam SAK ETAP. Dalam neraca
BUMDes Desa Gumpang per 31 Desember 2022 terlihat bahwa
pihak BUMDes Desa Gumpang sudah cukup tepat dalam
menyajikan berbagai jenis perkiraan dalam
Dalam SAK ETAP tentang penyajian laporan keuangan
dinyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian
wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi,
peristiwa dan kondisis lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, kewajiban, penghasilan, dan beban. Proses dalam
penyajian laporan keuangan biasanya mengikuti siklus akuntansi
(accounting cycle) yang dimulai dari terjadinya transaksi sampai
disusunnya laporan keuangan tahunan secara lengkap bagi para
pemakai. SAK ETAP tentang penyajian laporan keuangan
dinyatakan bahwa entitas menyajikan secara lengkap laporan
keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu tahun
sekali. Sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya maka
dapat diketahui bahwa proses penyajian laporan keuangan tahunan
pada BUMDes Desa Gumpang belum sepenuhnya mengikuti standar
ilmu akuntansi yang berlaku dan juga belum memenuhi pedoman
SAK ETAP.
Proses penyajian laporan keuangan dimulai dengan
pencatatan (jurnal) atas transaksi yang dilakukan oleh BUMDes
Desa Gumpang yaitu dengan mencatat perkiraan beserta nilai
transaksi pada posisi debit dan posisi kredit.
Dari pencatatan jurnal selanjutnya dipostin ke buku besar
sesuai dengan jenis perkiraa dan jumlah debit dan kreditnya. Namun
hal ini tidak dilakukan pleh pihak BUMDes Desa Gumpang baik itu
pencatatan (Jurnal) maupun posting ke buku besar BUMDes Desa

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

Gumpang. Proses penyajian laporan keuangan juga melalui proses


peringkasan pengiktisaran dimana proses peringkasan menggunakan
nertaca saldo dan proses pengiktisaran menggunakan neraca lajur.
Berbeda denga BUMDes Desa Gumpag yang tidak menggunakan
neraca saldo dan neraca lajur untuk penyusunan laporan keuangan.
Dari segi penyajian laporan keuanan tahunan yang dibuat
oleh BUMDes Desa Gumpang belum sesuai dengan pedoman SAK
ETAP yang berlaku. Seperti telah dijelaskan bahwa BUMDes Desa
Gumpang hanya menyajikan dua jenis laporan keuangan tahunan
dari yang seharusnya sebanyak lima jenis laporan keuangan sehingga
belum sesuai dengan SAK ETAP.
SAK ETAP seharusnya setiap entitas termasuk pula
BUMDes Desa Gumpang untuk menyajikan lima jenis lapaoran
keuangn yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuanga, namun BUMDes
Desa Gumpang hanya menyajikan dua jenis laporan keuangan yaitu
neraca dan laporan laba rugi.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pelaporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP pada BUMDes Desa Gumpa, kecamatan Kartasura,
Kabupaten Sukoharjo. Maka peneliti menyimpulkan bahwa:
1. Pada laporan keuangan Dari hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa
BUMDes Gumpang belum menerapkan pelaporan keuangannya
berdasarka SAK ETAP.
2. Laporan keuangan yang dibuat BUMDes Gumpang masih secara yang
sederhana, dan belum menggunakan laporan keuangan SAK EMKM. Hal
ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang pembuatan laporan
keuangan yang benar yaitu yang terdiri dari Neraca, Laporan laba rugi,
Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas, dan Catatan atas laporan
keuangan.

B. KETERBATASAN PENELITIAN
Berdasarkan pada pengalaman langsung dalam proses penelitian ini,
ada beberapa keterbatasan yang dialami dapat menjadi beberapa faktor yang
agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang
dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karna penelitian in sendiri tentu
memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-penelitian
kedepan. Beberapa keterbataan dakam penelitian ini antara lain:
1. Pelaporan ini hanya dilakukan dalam waktu satu bulan sehingga tidak
semua proses pengelolaan data BUMDes bisa diteliti dengan observasi
langsung.
2. kurangnya informasi pada wawancara, khususnya dari petugas BUMDes
sendiri.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

C. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Pemerintah dan Aparatur Desa Gumpang Pemerintah dan aparatur desa
haruslah memberikan bimbingan dan pelatihan kepada BUMDes
Gumpang mengenai pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan
standar SAK EMKM dalam pengelolaan BUMDes sehingga dapat
meningkatkan kinerja BUMDes.
2. BUMDes Gumpang harus menggunakan SAK EMKM sebagai dasar
pembuatan laporan keuangan agar lebih pihak pihak yang membutuhkan
informasi dapat mengetahui dengan pasti berapa keuntungan atau kerugian
dari entitas dan berapa banyak aset yang dimilikinya, sehingga pemerintah
dan masyarakat lebih percaya kepada BUMDes. Peneliti Selanjutnya
Diharapakan peneliti selanjutnya dapat membahas komponen pengelolaan
BUMDes secara detail dan mendalam termasuk untuk tahapan Pembinaan
dan Pengawasannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

DAFTAR PUSTAKA

Arwani, Agus. 2016. Akuntansi Perbankan Syariah: Dari Teori ke


Praktik (Adopsi IFRS). Cetakan Pertama.Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Bahri, Syaiful. 2016, Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP
dan IFRS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Desiana Kadek Wati (2014). Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan
SAP, dan Sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas
laporan keuangan daerah (Studi Kasus pada Pemerintahan
Denpasar) Jurnal Vol 2 No.1

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2018. Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1: Penyajian Laporan
Keuangan . Jakarta: IAI

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alphabet.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).


Bandung: Alfabeta.

Soemarso. (2018). Etika dalam Bisnis dan Profesi Akuntan dan Tata
Kelola Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Suhada N. 2019. Pengaruh Promosi, Biaya dan Lokasi Terhadap


Minat Mahasiswa Masuk Di STIE Muhammadiyah Pringsewu:
STIE Muhammadiyah Pringsewu.

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

PAGE \* MERGEFORMAT 25
PAGE \* MERGEFORMAT 25

PAGE \* MERGEFORMAT 25

Anda mungkin juga menyukai