Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN – ENTITAS MIKRO KECIL


MENENGAH (SAK – EMKM) PADA UMKM DI KECAMATAN
TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG

Oleh
Raden Ayudhia Permata Sari
18416262201151

PROPOSAL SKRIPSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
KARAWANG
2022
ANALISIS PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN – ENTITAS MIKRO KECIL
MENENGAH (SAK – EMKM) PADA UMKM DI KECAMATAN
TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG

Oleh
Raden Ayudhia Permata Sari
18416262201151

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
KARAWANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
(Di tanda-tangani sebelum dilaksanakan seminar proposal, syarat seminar proposal)

Disusun oleh :
Nama : Raden Ayudhia Permata Sari
NIM : 18416262201151
Judul : Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Standar Akuntansi
Keuangan – Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK - EMKM) Pada
UMKM Di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. H. Budi Rismayadi, SE., M.M. Yanti, SE., M.Ak


NIDN 0424127301 NIDN 0411078106

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Buana Perjuangan Karawang
Koordinator Program Studi

Yanti, SE., M.Ak


NIDN 0411078106

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT beserta junjungan-Nya Nabi
Muhammad SAW, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Buana Perjuangan Karawang.

Pada kesempatan ini, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan


ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak Dr. Budi Rismayadi, S.E., M.M,
selaku pembimbing utama dan ibu Yanti, S.E., M.Ak, selaku pembimbing pendamping
yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan selama ini serta
motivasi kepada penulis kemudian membuka cakrawala berpikir penulis.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. H. Iman Sumantri selaku Ketua Yayasan Buana Pangkal Perjuangan


Karawang.
2. Prof. Dr. H. Dedi Mulyadi, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Buana
Perjuangan Karawang.
3. Dr. Citra Savitri, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Buana Perjuangan Karawang.
4. Yanti, S.E., M.Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Buana
Perjuangan Karawang.
5. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Karawang dan UMKM di Kecamatan
Telukjambe Timur yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data
yang saya perlukan.
6. Kepada seluruh Dosen dan Staf serta pihak-pihak lainnya yang membantu
penulisan skripsi, penulis ucapkan banyak terima kasih.

iii
7. Kepada para teman dan sahabat mahasiswa yang telah memberikan motivasi dan
kerjasama yang baik sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai yang diharapkan.
8. Terakhir kepada Orang Tua, Keluarga tercinta merupakan bagian kebahagiaan
tersendiri yang telah banyak mendorong semangat dan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membanu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Karawang, 01 Maret 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………...………………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..…………..iii
HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………………………..v
HALAMAN DAFTAR TABEL………………………………………………………vii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR……………………………………………….….viii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN…………………………………...…………….ix

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………………………4
1.3 Batasan Masalah……………………………………………………………..4
1.4 Perumusan Masalah………………………………………………………….5
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………………….5
1.6 Manfaat Penelitian…………………………………………………………...6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Metode Etnometodologi……….……………………………………7
2.1.2 Laporan Keuangan…………………………………………………..7
2.1.2.1 Tujuan Laporan Keuangan…………………………………..9
2.1.2.2 Sifat Laporan Keuangan…………………………….………9
2.1.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan……………………..………10
2.1.3 SAK – EMKM……………………………………………………..11
2.1.4 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)…………………………12
2.1.4.1 Klasifikasi Usaha Kecil Menengah (UKM)………………..13
2.1.4.2 Ciri – Ciri UMKM………………………………………....14
2.1.4.3 Jenis – Jenis UMKM……………………………………….14
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu…………………………………..……………..16
2.3 Kerangka Pemikiran………………………………………………………..23

v
2.4 Proposisi Penelitian…………………………………………….…………..24

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian…………………………………………………………...26
3.2 Partisipan, Waktu, dan Lokasi Penelitian………………………………….26
3.2.1 Partisipan……………………………………………………..........26
3.2.2 Waktu……………………………………………………………....26
3.2.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………..26
3.3 Definisi Operasional Variabel……………………………………………...27
3.3.1 Laporan Keuangan…………………………………………………27
3.3.2 SAK – EMKM……………………………………………………..28
3.4 Fokus Penelitian……………………………………………………………28
3.5 Metode Pengumpulan Data……………………………………………..….29
3.5.1 Sumber Pengumpulan Data………………………………………..29
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data………………………………………...30
3.6 Teknik Analisis Data……………………………………………………….31
3.7 Validasi Data (Triagulasi Data)…………………………………………….31
3.7.1 Triagulasi Sumber………………………………………………….31
3.7.2 Triagulasi Teknik…………………………………………………..32
3.7.3 Triagulasi Waktu…………………………………………………..32
3.8 Instrumen Penelitian………………………………………………………..33
3.8.1 Pedoman Wawancara Mendalam………………………………….33
3.8.2 Pedoman Observasi……………………………………………..…33

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………........34

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu…………………………………………………..16

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Penerapan SAK EMKM pada UMKM……………………………..3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………………....23

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri dan berskala kecil serta dikelola oleh
kelompok masyarakat ataupun keluarga disebut dengan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Menurut Ismadewi dkk (2017:2) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah secara
langsung mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Perekonomian nasional sangat dipengaruhi oleh UMKM, yang dapat mengurangi
pengangguran yang sangat tinggi dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB). Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(KemenkopUKM) pada bulan Maret 2021 jumlah UMKM mencapai 65,2 juta dengan
kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07% atau senilai Rp.
8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta
dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi di Indonesia.

Menurut Suhairi et.al Kelemahan UMKM dalam penyusunan laporan keuangan


disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap standar akuntansi
keuangan sedangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan pelaku
bisnis yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi sebuah negara (Siam
dan Rahahleh, 2010; Bohusova dan Blaskova 2012). Sehingga perlu adanya standar
pelaporan keuangan UMKM agar tidak ada penyimpangan data terhadap laporan
keuangan, saat membuat laporan keuangan yang mudah dibaca oleh pihak – pihak
berkepentingan termasuk seperti masyarakat awam. Maka diperlukan suatu standar
pencatatan pelaporan tersebut agar dengan mudah dibaca dan dipahami laporan
keuangan yang bersangkutan (Lenny, 2014).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan SAK EMKM yaitu standar
akuntansi keuangan untuk Entitas Mikro Kecil dan Menengah pada tanggal 24 Oktober
2016 dan berlaku secara efektif pada tanggal 1 Januari 2018. Sebelumnya entitas mikro
kecil dan menengah menggunakan standar akuntansi keuangan yang digunakan oleh
entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan keuangan

1
untuk tujuan umum bagi penggunanya termasuk entitas mikro. Widyowati (2018)
menyebukan standar tersebut kurang sesuai khususnya untuk entitas mikro karena
dianggap masih terlalu rumit, hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian yang
menunjukkan rendahnya penerapan standar tersebut oleh entitas kecil dan menengah
khususnya entitas yang memiliki skala kecil. Oleh karena itu demi membantu UMKM
agar dapat menyajikan laporan keuangan DSAK IAI telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) dengan
konsep yang lebih sederhana dibandingkan SAK ETAP.

Sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan, laporan keuangan


harus dapat merepresentasikan informasi – informasi yang relevan dan terpercaya. Salah
satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas suatu laporan keuangan adalah kualitas
dari standar akuntansi yang digunakan (Marsoem dan Mita, 2019). Diterbitkannya SAK
EMKM bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM di seluruh Indonesia dalam
mengimplementasikan laporan keuangan agar pelaku UMKM dengan mudah
mendapatkan pendanaan keberbagai lembaga keuangan.

Penulis membuktikan bahwa penerapan akuntansi dan kesesuaiannya dengan SAK


EMKM yang terdapat pada UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten
Karawang belum sesuai dengan SAK EMKM. Berikut ini adalah grafik yang
menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM yang berada di Kecamatan Telukjambe
Timur, Kabupaten Karawang belum menerapkan SAK EMKM:

2
Grafik Penerapan SAK EMKM pada UMKM

10%

Sudah Menerapkan
Belum Menerapkan

90%

Gambar 1.1 Grafik Penerapan SAK EMKM pada UMKM

Data tersebut di dapat dari penyebaran kuesioner kepada beberapa pemilik usahaa
yang berada di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Sesuai dengan
didapatkannya data tersebut, ternyata masih banyak UMKM yang belum menerapkan
Standar Akuntansi Keuangan sehingga perlu dikaji kembali. Keterbatasan UMKM
disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang informasi akuntansi akan pelaku
UMKM bahwa pembukuan tidak penting untuk usahanya menjadikan lemahnya pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan akan mengakibatkan sulitnya UMKM
untuk memperoleh pembiayaan atau kredit di bank, sedangkan lembaga intermediasi
keuangan sangat menunjang dan banyak upaya untuk permodalan bagi UMKM
(Mutiah,2019). Kondisi yang seperti ini berdampak akan mempersulit para UMKM
dalam mengembangkan usaha serta meningkatkan kualitas usahanya ke pangsa pasar
nasional maupun internasional. Pelaku UMKM tidak menerapkan pembukuan sesuai
dengan Standar Akuntansi yang berlaku, tetapi pelaku UMKM hanya melakukan
pembukuan berupa kas masuk dan kas keluar dalam transaksi usahanya. Dengan adanya
pelatihan pencatatan transaksi yang sesuai akuntansi dan pemahaman tentang SAK
EMKM diharapkan pelaku UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten
Karawang agar kedepannya bisa membuat laporan keuangan dengan baik agar

3
mempermudah UMKM jika ingin melakukan pinjaman ke bank atau modal untuk
mengembangkan usahanya.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis menentukan judul sebagai
berikut “Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis SAK-EMKM Pada
UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan melihat gambaran dasar permasalahan tersebut, maka dapat dibuatkan


pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Persepsi pemilik UMKM yang menganggap pencatatan keuangan tidak penting


bagi usahanya.
2. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman akuntansi pada UMKM tentang
adanya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
3. UMKM belum melakukan pencatatan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
4. Kurangnya sumber daya manusia dalam pegelolaan pencatatan keuangan.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mendalam, penulis menyimpulkan bahawa
pertanyaan penelitian yang diajukan perlu dibatasi pada ruang lingkup penelitian. Oleh
karena itu, penulis membatasi penelitiannya pada bidang – bidang yang berkaitan
dengan:

1. Daerah penelitian hanya di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten


Karawang.
2. Kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM dalam penyusunan laporan
keuangan.
3. Laporan keuangan yang di terbitkan oleh UMKM.
4. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro, Kecil dan Menengah
(SAK – EMKM) dalam pelaporan keuangan UMKM.

4
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disampaikan, maka rumusan masalah


yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro, Kecil dan


Menengah pada UMKM yang berada di Kecamatan Telukjambe Timur,
Kabupaten Karawang.
2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh para pemilik UMKM di Kecamatan
Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang dalam menerapkan Standar Akunansi
Keuangan - Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
3. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya penerapan akuntansi pada
UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. Memahami penerapan Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro, Kecil dan


Menengah pada UMKM yang berada di Kecamatan Telukjambe Timur,
Kabupaten Karawang.
2. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi pemilik dalam menerapkan Standar
Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro, Kecil dan Menengah pada UMKM yang
berada di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.
3. Mengetahui faktor – faktor apa yang menyebabkan rendahnya penerapan
akuntansi pada UMKM di Kecamatan Telukjame Timur, Kabupaten Karawang.

5
1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Penulis
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan
terutama dalam masalah penyajian laporan keuangan berbasis Standar Akuntansi
Keuangan – Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK – EMKM).

2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan untuk memberikan masukan kepada pemilik UMKM mengenai
Standar Akuntansi Keuangan - Entitas Mikro Kecil dan Menengaj (SAK –
EMKM).

3. Bagi Akademis
Memberikan kontribusi akademis untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta
dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Metode Etnometodologi

Etnometodologi merupakan kelompok metode dalam ranah penelitian


kualitatif yang memusatkan kajiannya pada realita yang memiliki penafsiran
praktis. Termasuk dalam penelitian kualitatif karena penelitian etnometodologi
menghasilkan data yang bersifat deskriptif, yakni data yang berasal dari
pengamatan terhadap suatu ucapan, tulisan, dan perilaku subyek yang diamati.

Etnometodologi sebagai sebuah studi pada dunia subjektif, tentang


kesadaran, persepsi dan tindakan individu dalam interaksinya dengan dunia
sosial yang ditempatinya sesuai dengan setting sosial yang dilibatinya.
Pendekatan ini mengacu pada studi tentang cara individu menciptakan dan
memahami kehidupan keseharian mereka. Dengan kata lain etnometodologi
berusaha menjelaskan tentang cara orang – orang bertindak untuk melihat dan
menjelaskan keteraturan dalam dunia dimana mereka hidup.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media informasi yang disajikan oleh


manajemen atas kepercayaan diberikan oleh pemilik atau pemegang saham
untuk dapat dikelola dengan baik dalam menghasilkan laba usaha bagi
kepentingan pemegang saham. Dengan adanya laporan keuangan, maka para
pengguna laporan keuangan yang berkepentingan langsung maupun tidak
langsung dengan perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut sebagai
salah satu sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang sifatnya
strategis dimasa mendatang (MA Ridwan, 2016).

7
Menurut Azizah Rachmanti et al., (2019 : 4) Laporan Keuangan adalah :
“Media utama bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan informasi keuangan
oleh manajemen kepada para pemangku kepentingan seperti : pemegang saham,
kreditur, serikat pekerja, badan pemerintahan, manajemen”.

Menurut Firdaus & Wondabio, (2018 : 1) karena tujuan dari adanya


laporan keuangan ini adalah untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan
posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sebuah perusahaan
yang dapat menguntungkan sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

Sedangkan menurut Hery (2015) laporan keuangan merupakan produk


akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi
bisnis, seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data
akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan dan bahkan harus
menginterprestasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.

Dari beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli diatas,


maka Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI (2018) menyempurkan pengertian
menjadi; Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu perusahaan pada
periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan berguna bagi banker, kreditor, pemilik dan pihak – pihak yang
kepentingan dalam menganalisis serta menginterprestasikan kinerja keuangan
dan kondisi perusahaan.

Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai laporan yang pada


umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta perubahan ekuitas,
dimana neraca menggambarkan jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada periode tertentu. Sedangkan laba rugi menunjukkan hasil –
hasil dan beban perusahaan yang telah dicapai. (Munawir, 2014)

8
Menurut Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro Kecil dan
Menengah laporan keuangan minimum terdiri dari:

1) Laporan posisi keuangan pada akhir periode


2) Laporan laba rugi selama periode
3) Catatan atas laporan keuangan (CaLK) yang berisi tambahan dan
rincian pos – pos tertentu yang relevan.

Karena informasi kompratif mensyarakan jumlah kompratif, maka


laporan keuangan lengkap berarti bahwa entitas menyajikan minimum dua
periode untuk setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan catatan atas laporan
keuangan yang terkait. (IAI, 2018)

2.1.2.1 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi


keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya bagi entitas, seperti
kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. (IAI, 2018)

2.1.2.2 Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2014:10), sifat laporan keuangan yaitu:

1) Bersifat Historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun


dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
2) Menyeluruh, yaitu laporan keuangan dibuat selengkap mungkin.
Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian –
sebagian atau tidak lengkap tidak akan memberikan informasi yang
lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

9
2.1.2.3 Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing
– masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan
perusahaan, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Dalam praktiknya, secara
umum ada empat macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun (Kasmir,
2014 : 28) yaitu:

1) Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi


keuangan perusahaaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan
yang dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan
pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2) Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
3) Laporan perubahan modal yaitu laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab – sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan.
4) Laporan arus kas yaitu laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang bepengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap kas.

10
2.1.3 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah
(SAK-EMKM)

Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interprestasi Standar Akuntansi Indonesia
(ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia (DSAK IAI)
dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAS IAI) serta
peraturan relulator pasar modal untuk entitas yang berada dibawah
pengawasannya.

Di Indonesia memiliki 4 (empat) tipe Standar Akuntansi Keuangan yang


berlaku, yaitu:

1) Standar Akuntansi Keuangan (SAK)


2) Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK – ETAP)
3) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK – Syariah)
4) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI selanjutnya menyusun Standar


Akuntansi Keuangan yang lebih sederhana dari Standar Akuntansi Keuangan –
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK – ETAP) yaitu Standar Akuntansi
Keuangan – Enitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK – EMKM) pada
pertengahan tahun 2015. Hal ini dikarenakan masih banyaknya UMKM di
Indonesia yang belum mampu untuk membuat serta menyusun laporan keuangan
yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan –


Entitas Mikro Kecil Menengah (2016) Entitas Mikro Kecil Menengah (EMKM)
adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang memenuhi definisi serta kriteria
usaha mikro, kecil, dan menengah seperti yang telah diatur dalam peraturan
perundang – undangan yang berlaku di Indonesia.

11
Ikatan Akuntan Indonesia (2016), menyusun SAK – EMKM sebagai
standar laporan keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan entitas, mikro, kecil dan menengah yang tidak atau belum mampu
memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK – ETAP. Laporan
keuangan yang tersaji menurut SAK – EMKM memiliki tujuan yang sama
dengan laporan keuangan yang berlaku umum. SAK – EMKM memiliki
karakteristik yaitu:

1) Standar akuntansi yang berdiri sendiri (tidak mengacu pada SAK


Umum)
2) Mayoritas menggunakan konsep biaya historis
3) Hanya mengatur transaksi umum yang dilakukan pada usaha kecil
dan menengah
4) Pengaturan lebih sederhana dibandingan dari SAK Umum
2.1.4 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Berikut ini masing – masing pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah (UMKM) dan kriterianya:

1) Usaha Mikro

Usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki


perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro.

Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang memiki
kekayaan bersih mencapai Rp. 50.000.000,- dan tidak termasuk
bangunan dan tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap
tahunnya paling banyak Rp. 300.000.000,-

2) Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang


independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau
kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama.

12
Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah.

Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki
kekayaan bersih Rp. 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya
mencapai Rp. 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya
antara Rp. 300.000.000,- sampai paling banyak Rp. 2,5.000.000.000,-.

3) Usaha Menengah

Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan


merupakan cabang atau anak usaha dari perusahan pusat serta menjadi
bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau
usaha besar dengan total kekayaan bersihnya sesuai yang sudah diatur
dengan peraturan perundang-undangan.

Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan


kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari
Rp. 500.000.000,- hingga Rp. 10.000.000.000,- dan tidak termasuk
bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai
Rp. 2,5.000.000.000,- sampai Rp. 50.000.000.000,

2.1.4.1 Klasifikasi Usaha Kecil Menengah (UKM)

Berdasarkan perkembangannya, Usaha Kecil Menengah di Indonesia dapat


dibedakan dalam 4 kriteria, yaitu:

1) Liveliood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai kesempatan


kerja untuk mencari nafkah yang lebih umum dikenal sebagai sektor
informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima.
2) Micro Enterprise, yaitu UKM yang mempunyai sifat pengrajin namun
belum punya sifat kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah dimiliki jiwa
entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspor.

13
4) Fast Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa kewirausahaan
dan akan bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB).

2.1.4.2 Ciri – Ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

 Jenis komoditi/barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa
berganti sewaktu - waktu.
 Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu – waktu.
 Usahanya belum menerapkan adminstrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keuangan usaha masih disatukan.
 Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa
wirausaha yang mumpuni.
 Biasanya pelaku UMKM belum memilki akses perbankan, namun
sebagai telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank.
 Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas,
termasuk NPWP.
2.1.4.3 Jenis – Jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Seperti yang sudah dijelaskan pada pengertian UMKM yang tertuang


dalam Keppres RI No.19 Tahun 1998 sebagai kegiatan ekonomi rakyat pada skala
kecil yang perlu dilindungi dan dicegah dari persaingan yang tidak sehat.

Pada dekade terakhir ini mulai marak bermuculan bisnis UMKM mulai
dari skala rumahan hingga skala yang lebih besar. Berikut ini ada 3 jenis usaha
yang termasuk UMKM:

1) Usaha Kuliner

Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan


hingga kalangan muda sekalipun.berbekal inovasi dalam bidang
makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup
menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan
makanan.

14
2) Usaha Fashion

Selain makanan, UMKM di bidang fashion ini juga sedang


diminati. setiap tahun mode trend fashion baru selalu hadir yang
tentunya meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion.

3) Usaha Agribisnis

Agribisnis adalah sebuah bisnis dengan basis usaha pertanian


maupun bidang lain. Tujuan dari agribisnis adalah untuk mendukung
pertanian, mulai dari sektor hulu hingga hilir.

Artinya, pandangan pokok di bidang ini mengacu pada rantai


sektor makanan atau food supply chain. Sehingga, agribisnis juga
dapat diartikan sebagai cara pandang ekonomi dalam upaya
penyediaan pangan

15
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian – penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki
keterkaitan yang sama beserta persamaan maupun perbedaan dalam objek yang akan
diteliti.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Penelitian
1 Hetika, Nurul Penerapan Adapun persamaan Perbedaan pada
Mahmudah (2017) akuntansi yang pada penelitian ini penelitian Hetika,
dilakukan oleh para yaitu sama – sama Nurul Mahmudah
“Penerapan pelaku UMKM di membahas tentang yaitu Penerapan
Akuntansi dan Kota Tegal masih Laporan Keuangan Akuntansi yang sesuai
Kesesuaiannya sangat sederhana UMKM. dengan SAK ETAP,
Dengan SAK dan para pelaku sedangkan penulis
ETAP Pada UMKM di Kota penelitiannya yaitu
UMKM Kota Tegal belum Penerapan Akuntansi
Tegal” menyusun laporan berdasarkan SAK
keuangan sesuai EMKM.
dengan SAK ETAP
disebabkan karena
kurangnya
pengetahuan para
pelaku UMKM
mengenai SAK
ETAP
2 Egi Ramadhani Hasil dari Adapun persamaan Peberdaan pada
(2017) penelitian ini pada penelitian ini penelitian Egi
menununjukkan yaitu sama – sama Ramadhani yaitu

16
No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
“Analisis bahwa Toko Abang membahas tentang jumlah partisipan
Penerapan SAK Apple belum Laporan Keuangan hanya satu UMKM
EMKM dalam menerapkan SAK UMKM. yaitu Toko Abang
Laporan Keuangan EMKM di dalam Apple, sedangkan
Toko Abang penyusunan jumlah partispan
Apple” laporan keuangan penulis yaitu sebanyak
serta hanya 15 UMKM pada
mencatat penerapan SAK
penerimaan dan EMKM
pengeluaran secara
sederhana. Kendala
di dalam menyusun
laporan keuangan
adalah kurangnya
pemahaman
mengenai SAK
EMKM

3 Dwi Sartika (2017) Hasil dari Adapun persamaan Perbedaan pada


penelitiannya pada penelitian ini penelitian Dwi Sartika
“Penyusunan menunjukkan yaitu sama – sama yaitu lebih kepada
Laporan Keuangan sistem pencatatan membahas tentang penyusunan laporan
Berdasarkan SAK keuangan belum Laporan Keuangan keuangan berdasarkan
EMKM Pada sepenuhnya UMKM. SAK EMKM,
UMKM Nisa mematuhi dan sedangkan penulis
Fashion” belum sesuai lebih menekankan
dengan SAK kepada analisis
EMKM. Faktor – penerapan laporan
faktor yang keuangan berdasarkan

17
No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
dihadapi oleh SAK EMKM.
UKM Nisa Fashion
dalam penerapan
laporan keuangan
yaitu karena
kurangnya
pemahaman,
kurangnya
pengetahuan teknis
dalam menyusun
laporan keuangan,
tidak adanya
penyuluhan
mengenai
bagaimana cara
penerapan SAK
EMKM pada UKM
4 Rizky Rudiantoro Hasil penelitiannya Adapun persamaan Perbedaan pada
(2012) menunjukkan pada penelitian ini penelitian Rizky
kualitas laporan yaitu sama – sama Rudiantoro yaitu lebih
“Laporan UMKM tidak membahas tentang kepada kualitas
Keuangan UMKM berpengaruh Laporan Keuangan laporan keuangan
serta Prospek terhadap jumlah UMKM. UMKM serta prospek
Implementsai SAK kredit UMKM, hal implementasi SAK
ETAP” ini dikarenakan ETAP, sedangkan
masih rendahnya penulis lebih
kualitas laporan menekankan kepada
keuangan UMKM. analisis penerapan
Prospek laporan keuangan

18
No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Implementasi SAK berdasarkan SAK
ETAP terhadap EMKM.
peningkatan
kualitas laporan
keuangan sampai
sejauh ini masih
menghadapi
kendala akibat
masih rendahna
pemahaman para
pengusaha UMKM
atas SAK ETAP
tersebut.
5 Nurul Utami Hasil penelitiannya Adapun persamaan Perbedaan pada
Permatasari (2015) menunjukkan pada penelitian ini penelitian Nurul
bahwa penerapan yaitu sama – sama Utami Permatasari
“Analisis akuntansi di membahas tentang yaitu pada partisipan
Penerapan UMKM Laporan Keuangan dan lokasi penelitan.
Akuntansi Pada dipengaruhi oleh UMKM.
Usaha Mikro Kecil persepsi, pelaku
dan Menengah” UMKM
menganggap
bahwa akuntansi
itu rumit,
merepotkan dan
tidak terlalu
penting.
6 Rahayu Novita Hasil penelitian Adapun persamaan Perbedaan penelitian
menunjukkan pada penelitian ini dengan Rahayu

19
No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Diharti bahwa usaha yaitu sama – sama Novita adalah
(2019) barang harian yang membahas tentang berfokus pada satu
dilakukan oleh Laporan Keuangan UMKM saja yaitu
“Analisis pelaku UMKM UMKM. Toko Barang Harian
Penerapan belum sesuai sedangkan penulis
Akuntansi Pada dengan konsep – meneliti 15 UMKM
Toko Barang konsep dasar pada penerapan SAK
Harian” akuntansi. EMKM.
7 Riska Cahya Putri Hasil penelitian Adapun persamaan Perbedaan penelitian
Ningtyas (2015) menunjukkan pada penelitian ini dengan Riska Cahya
bahwa pencatatan yaitu sama – sama Putri Ningtyas adalah
”Analisis yang dilakukan membahas tentang berfokus pada satu
Penerapan masih tidak tepat Laporan Keuangan UMKM saja yaitu
Akuntansi Pada sehingga tidak UMKM. Toko Pakaian
Usaha Toko sesuai dengan sedangkan penulis
Pakaian” konsep – konsep meneliti 15 UMKM
dasar akuntansi. pada penerapan SAK
EMKM.
8 Mortigor Afrizal Hasil penelitian ini Adapun persamaan Perbedaan pada
Purba (2019) menunjukkan pada penelitian ini penelitian Mortigor
bahwa UMKM yaitu sama – sama Afrizal Purba yaitu
”Analisis hanya menyusun membahas tentang pada partisipan dan
Penerapan SAK laporan kegiatan Laporan Keuangan lokasi penelitan.
EMKM Pada usaha yang mereka UMKM.
Penyusunan anggap sebagai
Laporan Keuangan laporan keuangan.
UMKM Di Kota Laporan tersebut
Batam” digunakan untuk
mengatur keuangan

20
No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
manajemen akan
tetapi, manajemen
UMKM selalu
memberikan
perhatian pada
ketertiban dan
ketelitian dalam
bertransaksi
dengan penerbitan
nota transaksi.
9 Riski Amilia, Noor Hasil dari Adapun persamaan Perbedaan pada
Shodiq Askandar, penelitian ini yaitu pada penelitian ini penelitian Riski
Junaidi laporan keuangan yaitu sama – sama Amilia, Noor Shodiq
(2019) UMKM dinyatakan membahas tentang Askandar dan Junaidi
tidak sesuai dengan Laporan Keuangan yaitu pada partisipan
“Analisis SAK EMKM sebab UMKM. dan lokasi penelitan.
Penerapan Standar pada dasarnya
Akuntansi Dalam pembuatan laporan
Laporan Keuangan keuangan yang
Usaha Mikro Kecil dilakukan UMKM
dan Menengah di di Kabupaten
Kabupaten Pasuruan masih
Pasuruan” berdasarkan
pengetahuan
pemiliki dan
bernotaben sebagai
pengendali
keuangan dalam

21
No Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
usahanya.
10 Moudy Olyvia Hasil penelitian ini Adapun persamaan Perbedaan penelitian
Uno, Lintje Rumah Karawo pada penelitian ini dengan Moudy Olyvia
Kalangi, Rudy J. belum menerapkan yaitu sama – sama Uno, Lintje Kalangi,
Pusung (2019) SAK EMKM membahas tentang Rudy J. Pusung adalah
dalam penyusunan Laporan Keuangan berfokus pada satu
” Analisis laporan UMKM. UMKM saja yaitu
Penerapan Standar keuangannya Rumah Kawaro
Akuntansi karena pihak yang sedangkan penulis
Keuangan Entitas menjalankan usaha meneliti 15 UMKM
Mikro Kecil dan ini merasa pada penerapan SAK
Menengah (Studi penyusunan EMKM.
Kasus Pada Rumah laporan keuangan
Kawaro Di Kota sesuai dengan
Gorontalo)” standar juga bukan
merupakan hal
yang penting.

22
2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya, maka secara sistematis


dapat dibuat kerangka berpikirnya sebagai berikut:

UKM UKM UKM

Pembukuan

Laporan Keuangan

Sesuai
Sesuai SAK – EMKM:
Menerapkan
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Tidak Sesuai Alasan Hambatan
Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Tidak Menerapkan Alasan Hambatan
Keuangan

23
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Penjelasan tentang model kerangka berpikir diatas adalah pertama dipilih


UMKM apa yang ingin dijadikan untuk objek penelitian. Setelah itu ditentukan akan
melakukan penelitian tentang UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten
Karawang. Dan selanjutnya penulis mencari tahu tentang pengetahuan dan pengalaman
akuntansi yang diketahui oleh pelaku UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur,
Kabupaten Karawang. Dan selanjutnya peneliti mencaritahu pelaku UMKM tersebut
sudah menerapkan akuntansi dan pembukuan atau belum. Apabila UMKM di
Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang sudah membuat laporan
keuangan, maka akan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) atau belum. Jika belum
menerapkan sesuai dengan SAK EMKM dianalisis apakah penyebab sehingga tidak
melakukan pembukuan yang sesuai dengan standar. Setelah dievaluasi mengenai
penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) selanjutnya dianalisis kendala apa saja yang mempengaruhi penerapan SAK
EMKM pada pelaku UMKM di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

2.4 Proposisi Penelitian

Proposisi adalah hubungan logis antara dua konsep. Lazimnya proposisi


dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara
dua buah konsep. Berdasarkan penelitian terdahulu yang terdapat pada Tabel 2.1
tersebut, maka proposisi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM perlu


dilakukan agar para pelaku UMKM mengetahui pengetahuan mengenai SAK
– EMKM.

2. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM dapat


membantu mengatasi masalah dalam penyusunan laporan keuangan yang
belum sesuai dengan SAK - EMKM.

24
3. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM dapat
menjadi alat ukur untuk meningkatkan penerapan laporan keuangan
berdasarkan SAK – EMKM agar lebih sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.

4. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM sangat


berpengaruh terhadap pengembangan SAK – EMKM, karena menjadi alat
ukur laporan keuangan kepada para pelaku UMKM yang belum
menerapkannya.

5. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM menjadi


sebuah alat ukur untuk laporan keuangan yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan.

6. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM


menjadikan laporan keuangan lebih efektif dan efisien setelah diterapkan
kepada para pelaku UMKM.

7. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM menjadi


sebuah indikator penunjang terlaksananya penerapan SAK – EMKM yang
diterapkan telah memadai, sesuai dengan standar yang ada.

8. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM dapat


membanttu entitas daalam melakukan transisi dari pelaporan keuangan yang
berdasar kas ke pelaporan keuangan dengan dasar akrual.

9. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM dapat


menjadi dasar penyusunan dan pengembangan pedoman atau panduan
akuntansi bagi UMKM yang bergerak di berbagai bidang usaha.

10. Analisis penerapan Laporan Keuangan berdasarkan SAK – EMKM dapat


tertata dengan baik dapat digunakan sebagai acuan bagi para investor dalam

25
pengambilan keputusan ekonomi, sekaligus pertanggung jawaban
manajemen kepada pemilik usaha.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


Deskriptif – Kualitatif, yang merupakan metode penelitian yang menggambarkan
kondisi dan objek penelitian. Menurut Sugiyono (2014) penelitian kualitatif
digunakan untuk meneliti objek yang alamiah yang dikumpulkan dari data yang
berbentuk kata – kata, kalimat, dokumen, maupun arsip yang menyangkut tentang
judul penelitian. Penelitian ini menggunakan Deskriptif – Kualitatif karena
penelitian ini ingin menggambarkan keadaan penelitian yang sebenarnya dan
hasilnya diharapkan mampu memberikan gambaran obyektif terhadap obyek yang
diteliti.

3.2 Partisipan, Waktu, dan Lokasi Penelitian


3.2.1 Partisipan

Karena penelitian yang dilakukan ini adalah menganalisis dan


mengevalusi data laporan keuangan maka peneliti melibatkan beberapa
partisipan yang akan ikut membantu proses berjalannya penelitian ini
diantaranya ada Ketua UMKM di Kabupaten Karawang yaitu Bapak Asep

26
Mulyana dan beberapa pemilik UMKM yang berada di Kecamatan Telukjambe
Timur, Kabupaten Karawang.

3.2.2 Waktu

Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sejak bulan Maret
2022 sampai dengan selesainya penelitian skripsi ini.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Telukjambe Timur,


Kabupaten Karawang sebagai tempat yang dijadikan untuk mengumpulkan
data yang menjadi fokus penelitian ini.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Agar variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan diobservasi (diamati), maka
harus dirumuskan terlebih dahalu definisi operasional variabel. Definisi operasional
variabel adalah definisi yang didasarkan pada sifat yang mudah diamati,
mempunyai rumusan yang jelas dan pasti serta tidak membingungkan. Definisi
operasional variabel merupakan unsur penting dalam penelitian, karena melalui
definisi operasional variabel maka seorang peneliti menyusun dan membuat alat
ukur data yang tepat dan akurat. (Sugiyono, 2018: 102)

Oleh karena itu, untuk memberikan kemudahan dalam proses pengukuran


variabel penelitian ini, variabel yang dibahas didefinisikan secara operasional
sebagai berikut:

3.3.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi


keuangan dari hasil suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang
digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak – pihak yang berkepentingan.
(Suteja, 2018)

27
Sedangkan menurut Harahap (2015) laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal
adalah neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba – rugi atau hasil usaha,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

3.3.2 Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro Kecil dan


Menengah

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi


Keuangan untuk Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 24 Oktober 2016. SAK
EMKM mulai berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 01 Januari 2018. Berdasarkan ruang lingkup Standar
Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK – EMKM)
maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah. Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas tanpa
akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam Standar
Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK - ETAP),
yang memenuhi definisi dan kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang – undangan yang berlaku di
Indonesia, setidaknya selama 2 tahun berturut – turut.

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu ingin menganalisis apakah pelaku UMKM di


Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang sudah melakukan pembukuan

28
akuntansi yang sesuai dengan SAK- EMKM dan ingin mengidentifikasi faktor –
faktor apa sajakah yang menjadi kendala dalam tidak dilakukannya pembukuan
akuntansi yang sesuai dengan SAK – EMKM.

3.5 Metode Pengumpulan Data


3.5.1 Sumber Pengumpulan Data

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga


menghasilkan informasi atau keteragan yang baik. Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain – lain. Sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh yang dijadikan sumber dalam
penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diambil dari lapangan yang diperoleh
melalui pengamatan atau observasi dan kuesioner atau angket. Data
primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli, tidak melalui media perantara karena
data primer dikumpulkan oleh peneliti, maka diperlukan sumber
daya yang cukup memadai seperti biaya, waktu, tenaga dan
sebagainya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer
yang diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner kepada
informan seperti pemilik usaha.

29
b. Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh instansi terkait atau pihak lain). Data sekunder pada
umumnya dapat berupa bukti seperti catatan atau laporan historis,
majalah, artikel yang telah tersusun dalam arsip baik yang di
publikasikan maupun yang tidak di publikasikan. Dalam penelitian
ini data yang diambil yaitu berupa berupa jumlah UMKM yang
berada di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan


adalah sebagai berikut:

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap


objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahian proposional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

2. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan thau apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau

30
pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden
secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
kualitatif yang diambil dari instrumen penelitian dengan menggunakan observasi
dan kuesioner. Dalam penelitian ini akan lebih berfokus untuk menjelaskan data
atau informasi yang di dapatkan dari hasil penyebaran kuesioner selanjutnya akan
dianalisis secara kualiatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif sesuai dengan
yang terjadi di lapangan sehingga dapat dijadikan kesimpulan untuk tercapainya
tujuan penelitian yang diinginkan.

3.7 Validasi Data (Triagulasi Data)

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data
yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. (Sugiyono,
2018 : 361)

3.7.1 Triagulasi Sumber

31
Triagulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara memeriksa data yang diperoleh dari beberapa sumber. Sebagai contoh,
untuk menguji kreadibitas data tentang gaya kememimpinan seseorang, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan
yang dimpimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang
merupakan kelompok kerjasama. Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa
di rata – ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan,
dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik
dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member
check) dengan tiga sumber data tersebut. (Sugiyono, 2018 : 369)

3.7.2 Triagulasi Teknik

Triagulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan


cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda – beda, makapeneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya
benar, karena sudut pandangnya berbeda – beda. (Sugiyono, 2018 : 369)

3.7.3 Triagulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kreadibiltas data. Data yang


dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data
dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau

32
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan
data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang – ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya.

Triagulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian,


dari tim peneliti lain yang diberi tugas untuk melakukan pengumpulan data.
(Sugiyono, 2018 : 370)

3.8 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang dijadikan sebagai instrument atau alat


penelitian adalah peneliti itu sendiri. Karena itulah peneliti sebagai instrumen
harus divalidasi juga, untuk mengetahui seberapa kesiapan peneliti kualitatif
melaksanakan penelitian terjun kelapangan. Validasi kepada peneliti sebagai
instrumen mencakup validasi pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan
penelitian, baik secara logistik ataupun akademiknya. Yang melaksanakan
validasi adalah peneliti itu sendiri dengan melakukan evaluasi diri seberapa jauh
tingkat pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan dan teori terkait
bidang yang akan diteliti, dan kesiapan peneliti untuk terjun kelapanga.
(Sugiyono, 2018 : 293)

3.8.1 Pedoman Wawancara Mendalam

Pedoman wawancara dipakai sebagai suatu perspektif selama


berjalannya waktu untuk memperoleh informasi wawancara. Pedoman

33
wawancara ini dilakukan untuk memberikan pedoman dan batasan pada saat
proses sesi tanya jawab antara peneliti dengan informan, adanya batasan pada
proses tanya jawab antara peneliti dan informan untuk merespon hasil yang
telah didapatkan. Panduan ini mengandung berbagai pertanyaan yang terkait
dengan penelitian yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang valid
dan reliable tentang “Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Standar
Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK – EMKM) Pada
UMKM Di Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang”.

3.8.2 Pedoman Observasi

Pedoman observasi dilakukan untuk mencatat hal – hal penting yang


dapat membantu penulis mengingat semua peristiwa dan masalah yang telah
terjadi selama proses observasi. Pedoman observasi juga dapat digunakan
untuk validasi data.

34
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Maya (2018). Penerapan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
Universitas Brawijaya. Vo.7. No.2.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten. Karawang

Firdaus, Kekeu K & Wondabio, Ludovicus S. (2019). Analisis Iuran dan Beban
Kesehatan
Dalam Rangka Evaluasi Program Jaminan Kesehatan: Studi Kasus Pada BPJS
Kesehatan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset)
Vol. 11 (1). N0. 132-145.

Harahap, Sofyan Syafri. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1-10.
Jakarta: Rajawali Pers.

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic
Publishing Service).

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2018. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia.

Ismadewi, Ni Komang. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan Standar


Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Pada
Usaha
Ternak Ayam Boiler. E-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha 8(2).
Universitas Pendidikan Ganesha. Singgaraja

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1-8. Jakarta: Rajawali Pers.
Kementrian Koperasi dan UKM. (2021)

Ningtyas, Jilma Ayu (2017). Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan


Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK – EMKM)
(Studi Kasus Di UMKM Bintang Alam Pekalongan). Jurnal Program Studi
Akuntansi
Politeknik Ganesha.
Vol. 1. No. 2.

Purba, Mortigor Afrizal (2019). Analisis Penerapan SAK EMKM Pada Penyusunan
Laporan Keuangan UMKM Di Kota Batam. Jurnal Akuntansi Barelang
Vol. 3 No. 2

Rachmanti, Azizah, dkk. (2018). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan UMKM


Batik Jumput Dahlia Berdasarkan SAK EKM. Jurnal (online)
Vol. 16 No. I

Ramadhani, Egi (2017). Analisis Penerapan SAK EMKM Dalam Laporan


Keuangan Toko Abang Apple, Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi FE UNTAN
Vol. 6 No. 3. Pontianak

S. Munawir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Sartika, Dwi (2017). Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM


Pada UMKM Nisa Fashion. Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi FE UNTAN
Vol. 6 No. 3. Pontianak

Sugiyono (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:


Alfabeta

Sulistyowati,Yayuk (2017). Pencatatan Pelaporan Keuangan UMKM Studi Kasus di


Kota Malang. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Vol. 5 N0. 2.

Suteja, I. G. N. (2018). Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Altman Z-Score


Pada

36
PT Ace Hardware Indonesia Tbk. V(1). Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/2898/1978

Ummu Kalsum, Kirana Ikhtiari, Rismala Dwiyanti (2020). Penerapan SAK EMKM
Dalam Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Di Food City Pasar Segar Kota
Makassar. Jurnal Ilmiah Akuntansi Manajemen. Vol 3. No. 2.

Undang – Undang Nomor. 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

37

Anda mungkin juga menyukai