Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BUSINESS CRIMES AND ETHICS

KELOMPOK 7

Felicia Liamri - 32416116


Alexander Wijaya - 32416135
Anastasia Novia R. - 32416182

FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI BISNIS
2019
1. Jelaskan teori Donald R. Cressey terkait fraud!
Pada tahun 1950, setelah melakukan penelitian untuk tesis doktornya, Donald R.
Cressey, seorang tokoh sentral dalam kriminologi Amerika abad ke-20, mengemukakan
sebuah hipotesis dari 200 orang yang dihukum karena melakukan fraud berupa penggelapan.
Penelitian Cressey tersebut didasari oleh keinginan Cressey untuk mengetahui alasan
seseorang melakukan tindakan penggelapan yang disebutnya sebagai penghianat
kepercayaan.
Hipotesa Cressey tersebut menyatakan bahwa seseorang yang awalnya dipercaya
dapat berubah menjadi seorang penghianat ketika orang tersebut dihadapkan dengan masalah
keuangan yang serius, dimana masalah tersebut tidak dapat dibagikan dengan orang lain.
Orang-orang tersebut menyadari bahwa masalah mereka tersebut dapat dipecahkan dengan
melakukan suatu pelanggaran, dan mereka menciptakan persepsi untuk diri mereka sendiri
bahwa mereka hanya meminjam, bukan mencuri.
Menurut Cressey, ada 3 faktor yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, yaitu:

1.) Adanya masalah keuangan serius yang tidak terpecahkan


Cressey menjelaskan beberapa hal yang menjadi dasar timbulnya masalah keuangan
serius yang tidak terpecahkan, yaitu:
 Kegagalan memenuhi harapan yang diwajibkan. Orang-orang yang memiliki
posisi terhormat biasanya akan dituntut untuk tidak terlibat dengan minuman keras
ataupun judi yang dianggap memalukan dan tidak bermatabat. Jaid, ketika orang
tersebut kehilangan uang yang disebabkan oleh salah satu hal tersebut, mereka malu
untuk mengungkapkannya kepada orang lain dan memilih menyelesaikan masalah
tersebut dengan melakukan fraud.
 Kebiasaan pribadi yang tidak baik. Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi
akan malu untuk mengakui kegagalannya dan akan berusaha untuk menutupi
kegagalan tersebut dengan segala cara, termasuk fraud.
 Kegagalan bisnis. Berbeda dengan faktor sebelumnya, kegagalan bisnis merupakan
kegagalan yang berada diluar kendali, seperti inflasi yang secara tiba-tiba meningkat,
pemotongan nilai uang, dan sebagainya. Untuk menutupi kegagalan ini, fraud dapat
dilakukan seperti dengan meminjam uang kepada bank dengan menggunakan jaminan
palsu
 Diisiolasi (terpisah) secara fisik. Tidak adanya seseorang yang dapat diajak untuk
berunding dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi dan nekat untuk
melakukan fraud
 Gaya hidup diluar kebiasaan. Seseorang yang memiliki gaya hidup diluar
kemampuannya sendiri, seperti memiliki ekonomi yang kurang baik, namun tetap
senang untuk membeli barang-barang mewah. Untuk membiayai gaya hidup tersebut,
orang tersebut akan berhutang, dan ketika hutang tersebut tidak sanggup lagi untuk
ditanggung, orang tersebut akan melakukan segala cara untuk menutupi hutangnya,
salah satu nya adalah fraud.
 Hubungan pegawai-bos yang tidak baik. Pegawai yang dibayar terlalu rendah atau
merasa dimanfaatkan dan tidak dihargai oleh atasannya akan memiliki kecenderungan
untuk melakukan fraud karena himpitan keuangan

Hal-hal tersebut hanyalah aspek umum yang biasa terlihat dan dalam praktiknya, fraud sangat
mungkin terjadi karena kemungkinan lainnya.

2.) Adanya kesempatan


Menurut Cressey, ada 2 bagian yang perlu diperhatikan ketika ingin memahami fraud
lebih jauh, yaitu:
1. Informasi umum → Pengetahuan mendalam mengenai kelemahan organisasi dan
sistem akan memberikan peluang untuk melakukan fraud dengan mudah. Pengetahuan
yang mendalam ini dapat berasal dari mendengar atau melihat orang lain melakukan
fraud atau ia mempunyai posisi penting dimana dia dapat mengambil keuntungan dari
posisi tersebut dan memiliki kemungkinan kecil untuk dicurigai
2. Kemampuan teknis untuk melakukan fraud → Mengacu pada keahlian yang
dimiliki untuk melakukan fraud. Kemampuan teknis ini diperoleh karena pelaku telah
terbiasa melakukannya sebagai pekerjaan rutin. Misalnya banker memanipulasi
rekening nasabahnya yang jarang digunakan atau akuntan menggelapkan cek yang
dipercayakan kepadanya untuk didepositokan.

3.) Rasionalisasi
Faktor ini terjadi karena pelaku merasa bahwa apa yang dilakukannya bukanlah suatu
tindak kriminal, namun sesuatu yang sudah sewajarnya mereka lakukan, Rasionalisasi
diperlukan oleh para pelaku fraud untuk menciptakan persepsi bahwa mereka adalah orang
yang jujur dan dapat dipercaya, namun menjadi korban dari keadaan.
Hipotesa Cressey menjadi dasar pemikiran mengapa seseorang melakukan fraud yang
dikenal sebagai Fraud Triangle dan banyak digunakan oleh organisasi-organisasi seperti
AICPA, IIA, ACFE, dan lainnya.

2. Jelaskan tentang teori Fraud Triangle!


Fraud triangle adalah segitiga kecurangan yang menggambarkan adanya tiga kondisi
penyebab terjadinya penyalahgunaan aset dan kecurangan dalam laporan keuangan.
Komponen segitiga kecurangan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pressure (tekanan), yaitu adanya insentif/tekanan/kebutuhan untuk melakukan fraud.


Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi,
dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan. Menurut SAS No. 99,
terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat
mengakibatkan kecurangan. Yaitu financial stability, external pressure, personal
financial need, dan financial targets.
b. Opportunity (kesempatan), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk
memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Biasanya terjadi karena pengendalian
internal perusahaan yang lemah, kurangnya pengawasan, dan penyalahgunaan
wewenang. Diantara elemen fraud diamond yang lain, opportunity merupakan elemen
yang paling memungkinkan diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan
upaya deteksi dini terhadap fraud.
c. Rationalization (rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-
nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan
kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan
yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi atau sikap yang
paling banyak digunakan adalah hanya meminjam aset yang dicuri dan alasan bahwa
tindakannya untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya.
3. Jelaskan teori Dr. Steve Albrecht terkait fraud!
W. Steve Albrecht adalah profesor Alumni Andersen pada Marriott School of
Management of Brigham Young University (BYU). Dr. Albrecht merupakan mantan presiden
dari American Accounting Association dan sebelumnya pernah menjabat sebagai presiden
dari Association of Certified Fraud Examiners. Dr. Albrecht melakukan penelitian
berdasarkan survey terhadap 212 pelaku fraud dengan dana penelitian dari institute of
Internal Auditor Research Foundatio dan menuliskan penelitiannya dalam buku berjudul
Dettering Fraud: The Internal Auditor’s Perspective.
Pada tahun 1984, Dr. Albrecht, Howe, dan Romney mengembangkan sebuah teori
fraud sebagai teori lanjutan dari teori Fraud Triangle dengan nama Fraud Scale Theory. Teori
ini mengukur kemungkinan tindakan fraud dengan cara mengevaluasi kekuatan tekanan,
kesempatan dan integritas pribadi yang akan melakukan fraud.

Dr. Albrecht menyatakan bahwa ada 2 aspek yang sangat mempengaruhi orang untuk
melakukan fraud, yaitu:

1. Aspek Personal (personal integrity & situasional pressure)


2. Aspek Sistem Lingkungan Perusahaan (opportunity)

Menurut teori ini, fraud akan rendah ketika integritas personal seseorang tinggi,
kemudian sistem perusahaan (opportunity) dan tekanan dari lingkungan untuk melakukan
fraud rendah. Integritas pribadi yang rendah disebabkan oleh kebiasaan individu yang buruk,
dan tekanan dari lingkungan secara sederhana dapat berupa tekanan dari keluarga yang
memiliki keinginan untuk hidup lebih mewah. Fraud Scale bertujuan untuk mengukur
terjadinya pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab.
Dr. Albertch juga memberikan 10 faktor yang menyebabkan seseorang melakukan
fraud dan 10 faktor yang menyebabkan seseorang untuk melakukan fraud ditinjau dari
lingkungan perusahaan:

No Faktor yang menyebabkan seseorang Faktor yang menyebabkan seseorang untuk


melakukan fraud melakukan fraud ditinjau dari lingkungan
perusahaan
1 Hidup di luar tujuan hidupnya Kepercayaan yang berlebihan kepada pegawai
utama

2 Keinginan besar yang tidak tertahankan Kurangnya prosedur untuk otorisasi transaksi
untuk keuntungan pribadi

3 Hutang pribadi yang sangat besar Pengungkapan yang tidak memadai (disclose)
akan pendapatan dan investasi

4 Hubungan yang terlalu dekat dengan Tidak adanya pemisahan otorisasi yang jelas
konsumen (otorisasi yang tumpah tindih)

5 Merasa dibayar (digaji) tidak sesuai Kurangnya penilaian independen atas kinerja
dengan tanggung jawabnya (aktivitas audit eksternal)

6 Mental pedagang-pembeli (wheeler- Perhatian yang tidak memadai untuk detail


dealer mentality) transaksi

7 Tantangan yang besar untuk Tidak adanya pemisahaan antara fungsi


mengalahkan system pecatatan dan penyimpanan asset

8 Kebiasaan berjudi diluar batas Tidak ada jalur pembagian tugas dan otorisasi
yang jelas

9 Tekanan masyarakat atau keluarga Tidak ada pemisahan otoritas di departemen


akuntansi sendiri

10 Tidak ada penghargaan atas kinerja yang Tidak pernah ada review dari auditor internal
telah dilakukan

4. Jelaskan teori Richard C. Hollinger dan John P. Clark terkait fraud!


Richard C. Hollinger dan John P. Clark di dalam bukunya yang berjudulkan Theft by
Employee menyatakan bahwa terjadinya fraud di tempat kerja yang dilakukan oleh pegawai
dikarenakan ketidakpuasan karyawan yang bekerja terhadap perusahaan tersebut, dan
karyawan yang merasa dinilai undervalue dari kapasitas yang mereka mampu.
5. Jelaskan teori French dan Raven terkait fraud!
French dan Raven menjelaskan bahwa fraud terjadi dikarenakan orang tersebut
mempengaruhi pihak lain untuk melakukan fraud dengan menggunakan kekuasaannya
terhadap pihak tersebut. Kekuasaan ini menurut French dan Raven dibagi menjadi 5, yaitu:
a. Reward Power, meyakinkan pelaku fraud bahwa ia akan mendapat keuntungan dari
fraud yang dilakukan.
b. Coercive Power, kemampuan pelaku fraud untuk membuat orang tersebut terkena
hukuman apabila tidak mau melakukan fraud.
c. Expert Power, kemampuan pelaku untuk mempengaruhi sesorang dikarenakan
keahlian dan kemampuannya.
d. Legitimate Power, Kemampuan pelaku fraud untuk memiliki kekuasaan yang sah
terhadap calon pelaku fraud.
e. Referent Power, pelaku fraud memiliki kemampuan untuk menghubungkan diri dan
menyemangati co-conspirator dalam melakukan fraud.

6. Jelaskan teori David T. Wolfe dan Dana R. Hermanson terkait fraud!


David T. Wolfe dan Dana R. Hermanson menjelaskan salah satu elemen penting
ketika seseorang melakukan fraud adalah kemampuan. Sulit bagi orang tersebut melakukan
fraud jika tidak memiliki kemampuan sekalipun memiliki kesempatan, tekanan, dan
rasionalisasi. Model tersebut diberi nama fraud diamond.

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam unsur kemampuan, yaitu:


a. Posisi pelaku yang mempunyai kewenangan dalam fungsi tertentu di organisasi
b. Kapasitas untuk memahami dan mengeksploitasi sistem akuntansi dan kelemahan
pengendalian internal
c. Kepercayaan diri yang tinggi (ego) dimana pelaku yakin dia tidak akan terdeteksi
ataupun jika terungkap maka pelaku akan dapat dengan segera menjauhkan diri dari
masalah yang timbul
d. Kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan orang lain untuk menutupi aksinya.

7. Apakah perbedaan antara teori fraud triangle dengan fraud diamond? Jelaskan!
Perbedaan dalam Fraud Triangle dengan Fraud Diamond terletak pada sisi
kemampuan dimana dalam fraud diamond terdapat sebuah aspek yang juga diamati yaitu
kemampuan pelaku fraud untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam menutupi aksi
fraud tersebut sedangkan pada fraud triangle lebih berfokus kepada alasan terjadinya fraud
tersebut sedangkan fraud diamond berfokus pada proses berpikir pelaku fraud.

Anda mungkin juga menyukai