Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian


Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dikarenakan
menggunakan indikator angka. Sedangkan penelitian kuantitatif dapat didefinisikan
sebagai suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan populasi atau
sampel data yang berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan tentang
apa yang ingin diketahui. Pengumpulan data sendiri menggunakan instrument
penelitian, analisis data ynag bersifat kuantitatif atau statistic yang memiliki suatu
tujuan untuk menguji sebuah hipotesis yang sudah diterapkan. Kasiram (2008)

Penelitian ini juga termasuk penelitian terapan karena hasil dari penelitian
tesebut dapat berguna dalam pemecahan masalah. penelitian terapan merupakan
penelitian yang mempunyai tujuan untuk menyajikan sebuah solusi yang mudah bagi
suatu permasalahan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan sebuah
hubungan antar variabel dalam populasi. Desain penelitian kuantitatif ada dua macam
yaitu deskriptif dan eksperimental. Studi kuantitatif deskriptif melakukan pengukuran
hanya sekali. Artinya relasi antar variabel yang diselidiki hanya berlangsung sekali.
Sedangkan studi eksperimental melakukan pengukuran antar variabel pada sebelum
dan sesudahnya untuk melihat hubungan sebab-akibat dari fenomena yang diteliti.

Berdasarkan karakteristik dalam masalah ini masuk dalam penelitian


korelasional karena penelitian ini ingin melihat apakah ada korelasi anatara variabel
dan tidak memperlihatkan hubungan sebab akibatnya. Untuk jenis data dalam
penelitian ini memakai data sekunder sebab data dapat diperoleh secara tidak
langsung yaitu menggunakan laporan keuangan dan laporan tahunana yang telah
disajikan di website Bursa Efek Indonesia (BEI.
3.2. Batasan Penelitian
Populasi Yang digunakan odalam penelitian merupakan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalm periode 2016-2020. Dan untuk
sampel yang diguankan dalam penelitian ini merupakaan perusahaan manufaktur
yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020, dengan
sebuah pertimbangan sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dan laporan
tahunan selama lima tahun berturut turut yaitu pada tahun 2016 hingga 2020
dan perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perusahaan manufaktur yang melakukan tutup buku tahunan pada 31
Desember
3. Laporan perusahaan manufaktur tersebut mempunyai data-data yang
berhubungan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian.

3.3. Indentifikasi Variabel


Dalam penelitian ini mempunyai tujuan yakni untuk mengetahui pengaruh
pressue dengan proksi financial flexibility, opportunity dengan proksi
ineffective monitoring, razionalization dengan proksi switching auditor,
capability dengan proksi change in directors, arrogance dengan proksi
frequent financial of CEO’s terhadap fraudulent financial reporting yang terdiri
dari dua variabel yaitu :
1. Variabel Dependent (Y) :
Kecurangan Laporan Keuangan ( Fraudulent financial reporting )
2. Variabel Independent (X) :
1) Presure/ Tekanan (Financial stability)
2) Opportunity/ Peluang (Ineffective monitoring)
3) Razionalization/ Pembenaran (Switching auditor)
4) Capability/ Competence (Change in directors)
5) Arrogance/ Arogansi (Frequent number of CEO’s name)
3.4. Definisis Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Fraudulent Financual Reporting (Y)
Menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2014)
(dalam Tessa dan Harto,2016) sebagai berikut : “The deliberate
misrepresentation of the financial condition of an enterprise accomplished
through the intentional misstatement or omission of amounts or disclosures in
the financial statements in order to deceive financial statement users.” Yang
dimaksudkan sebagai kekeliruan yang disengaja dari kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dilakukan melalui perbuatan salah saji yang disengaja atau
kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
menipu pengguna laporan keuangan.
Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) adalah
tindakan yang dilakukan karyawan secara sengaja menyebabkan salah saji atau
kelalaian informasi secara material dalam laporan keuangan organisasi,
misalnya dengan mencatat pendapatan fiktif, mengecilkan biaya, atau
membesarkan nilai aset yang dilaporkan (Global Fraud & Examiners,
2016).Biasanya kecurangan dilakukan dengan maksud untuk menyembunyikan
kinerja buruk perusahaan.
Fraudulent statement merupakan tindakan kecurangan pelaporan keuangan
yang dimana seseorang secara sengaja melakukan penyembunyian (omission)
atau melakukan kekeliriuan dalam penyajian (misstatement) yang dipakai guna
megecoh pemakai laporan keuangan. Kecurangan pelaporan keuangan terjadi
disebabkan oleh manajemen yang mempunyai tugas untuk menyusun laporan
keuangan secara sengaja melakukan kecurangan yang dapat menyebabkan
terjadinya salah saji material di laporan keuangan perusahaan (Annisya dkk,
2016). Ak dkk. (2013) mengatakan bahwa F-score adalah metode penelitian
terkait risiko kecurangan pelaporan keuangan yang memiliki nilai akurasi yang
tinggi sehingga metode ini baik untuk digunakan dalam pendeteksian
kecurangan pelaporan keuangan.
2. Pressure (X1)
Variabel Pressure dengan proksi Financial Stbaility ( Stabilitas keuangan)
merupakan salah satu variabel yang diyakaini bisa menyebabkan Fraudulent
financial reporting. Financial Stability ( Stabilitas keuangan) merupakan suatu
kondisi dimana keuangan perusahaan itu stabil. Dan asset yang dikelola atau
digunakan dalam dasar penilaian dapat melihat kestabilan keuangan
perusahaan. Oleh karena itu, proksi financial stability untuk penelitian ini
menggunkan total asset atau disebut ACHANGE ynag dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :

Total aset t−Total aset t−1


ACHANGE=
Total aset t−1

3. Opportunity (X2)
Variabel Opportunity dengan proksi vriabel ineffective monitoring
merupakan salah satu variabel yang diyakini bisa menyebabkan Fraudulent
financial reporting. Ineffective monitoring merupakan suatu konisi perusahaan
tidak mempunyai unit pengawas yang sangat ahli dalam mengawasi atau
memantau kinerja perusahaan sehingga dapat memicu adaya kecurangan
(fraud). Ineffective monitoring dapat dihitung menggunakan BDOUT dengan
rumus :

Jumlah Dewan Komisaris Independen


BDOUT =
Jumlah Total Dewan Komisaris

4. Razionalization (X3)
Variabel razionalization dengan proksi change in auditor merupakan salah
satu variabel yang diyakini bisa menyebabkan terjadinya Fraudulent financial
reporting. pergantian auditor (auditor changes) adalah suatu tindakan pengambilan
keputusan yang direncanakan oleh perusahaan go public untuk meningkatkan nilai
perusahaan mereka.Change in auditor dapat dihitungmenggunakan variabel dummy, yakni
apabila terdapat suatu pergantian Kantor Akuntan Publik dalam periode 2016-2020 maka
terdapat kode 1, dan sebaliknya adak diberi kode 0

5. Capability/ Competence (X4)


Capability atau kemampuan dengna proksi pergantian dewan direksi
merupakan salah satu variabel yang diyakini dapat menyebbakn terjadinya
fraudulent finanacial reporting. Pergantian direksi dalam perusahaan dapat
dihitung menggunakan variabel dummy yaitu jika ada pergantian direksi dalam
perusahaan maka diberi kode 1 dan akan diberi kode 0 jika tidak terjadi
pergantian direksi

6. Arrogance (X5)
Arrogance atau arogansi yang menggunakan proksi variabel frequent
number of CEO’s merupakan salah satu variabel yag diyakini dapat
menyebabkan terjadinya fraudulent fiannacial reporting. Frequent number f
CEO’s merupakan jumlah nama CEO yang terdapat di laporankeuangan atau
tahunan perusahaan. Dimaana semakain banyak nama CEO yang terdaftar di
laporan keuangan dan tahuna perusahaan yang dapat mempresentasikan
semakin tinggi tingkat arogansi atau siperioritas . untuk menghitungnya
menggunkana total nama CEO yang terpampang dalm sebuah laporan tahunan
dan keuangan perusahaan

3.5. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi Yang digunakan dalam penelitian merupakan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2016-2020.Metode
pengumpulan smapel menggunkan purposive sampling yakni sutu type pemilihan
sampel secara teratur atau penuh pertimbangan tertentu dalam mencari sampel. Dan
untuk sampel yang diguankan dalam penelitian ini merupakaan perusahaan
manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020,
dengan sebuah pertimbangan sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dan laporan
tahunan selama lima tahun berturut turut yaitu pada tahun 2016 hingga 2020
dan perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Laporan perusahaan manufaktur tersebut mempunyai data-data yang
berhubungan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian.
3. Perusahaan yang tidak mengalami dilesting dalam periode 2016-2020

3.6. Data dan Metode Pengumpulan data


Dalam penelitian ini jenis data yang diguankan merupakan data kuantitatif
karena berdasarkan cirinya data inii berbentuangka. Sedangkan dalam memperoleh
data merupakan data sekunder atau tidak dapat diambil secara langsung dari
perusahaan. Tetapi dapat diambil dari laporan keuangan perusahaan yang sudah
terdaftar di website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id atau
menggunakan website perusahaan. Pada penelitain ini pacuam yang digunakan
berasal dari jurnal-jurnal ilmiah peenlitian terdahulu, novel, buku dan laporan
keuangan yang masih berhubungan dengan dengan penelitian tersebut

3.7. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini peneliti menggunkaan teknik analisis data yaitu regresi
logistik. Alasan menggunakan analsisis regresi logistic dikarenakan data yang sudah
dikumpulkan merupakan variabel dummy (melakukan sebuah kecurangan atau tidak
melakukan sebuah kecurangan). Tujuan menggunakan analsisi regresi logistic adalah
untuk menguji atau mengetahui apakah variabel dependent dapat diprediksi
menggunakan variabel independennya. Selain itu penelitian ini juga menggunakna
analisis statistic deskriptif. Alat bantu yang digunakan dalam mengolah data adalah
software computer yakni program SPSS 23.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif


Analisis statistic deskriptif merupakana analisis yang memberikan
gambaran secara umum mengenai karakteristik dari masing-masing variabel
penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), maximum, minimum, Stardar
deviasi (standard deviation), range,koefisien variasi kurtosis serta skewness
(kemencengan distribusi). Dalam penelitian ini, pembahasan mengenai analisis
statistik deskriptif dilakukan untuk data yang telah normal. Dan di penelitian ini
hanya menggunakan nilai rata rata, standar deviasi (standar penyimpangan data)
minumum dan maksimumnya.

Menurut Ghozali (2009) analisis ini mempunyai tujuan dalam


memberikan gambaran data dalam variabel yang dapat dilihat dari nilai rata-
rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistik deskriptif
adalah statistika yang digunakan dalam mendiskripsikan data menjadi informasi
yang lebih jelas serta mudah dipahami yang memberikan gambaran mengenai
penelitian berupa hubungan dari variabel-variabel independen yang diproksikan
dengan dewan direksi,finanacial stability, ineffective monitoring dll

3.7.2 Metode Analisis Regresi Logistik


Dalam menganalisis penelitian menggunakan analisis regresi logistic
memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apakah probabilitas pada variabel
terikat mampu dipengaruhi oleh variabel bebasnya. Penelitian yang dilakuakan
saat ini menggunakan analissi regresi logistic karena dalam variable dependen
(terikat) hanya satu dan untuk variabel independent (bebas) memiliki lebih dari
satu. (Saleh & Suyatno, 2013). Regresi logistic memiliki kemiripan dengan
analisisi diskrimina yakni untuk menguji apakah ada kemungkinan variabel
independent dapat mempengaruhi variabel dependennya.

Apabila pada penelitian ini menggunkaan metode analsisi diskriminan


pada asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi diakrenakan
pada penelitian ini variabel yang digunakan variable campuran yakni kontinyu
untuk variabel bebas dan kategorial pada variabel depenendent seperti variabel
dummy.. oleh karena itu tidak perlu dilakukan pengujian apakah dat aynag
digunakan itu normal atau tidak normal (Imam Ghozali, 2013 : 333). Dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi logistic mempunyai tujuan yaitu
untuk menggetahui pengaruh pressure, opportunity, razionalization,
capability/competence dan arrogance terhadap fraudulent financial reporting
dan berikut ini persamaan model regeresi logitik :

Y = ꞵ0 + ꞵ1(X1) + ꞵ2(X2) + ꞵ3(X3) + ꞵ4(X4) + ꞵ5(X5) + e

Keterangan :
Y : fraudulent financial reporting dengan proksi financial
statement restatement
ꞵ0 : koefisien regresi
ꞵ1,2,3,4,5 : koefisien regresi setiap variablel
X1 : ratio atau presentase pressure dengan proksi financial
stability
X2 : ratio atau presentasi opportunity dengan proksi ineffective
monitoring
X3 : pergantian auditor untuk variabel rationalization
X4 : pergantian jajaran direksi perusahaan untuk capability
X5 : jumlah nama CEI yang ada dalam laporan keuangan untuk

arrogance
e : error

3.7.3 Pengujian Hipotesis


Berikut ini merupakan langkah - langkah dalam melakukan pengujian
menggunakan metode analsisi regresi logistik. Yang variabel bebasnya
menggunakan variabel kombinasi anatar metric dan non metric (nominal) :

a. Uji Kelayakan Model Regresi


Dalam penelitian ini ujikelayakan model regresi dikur menggunakan
Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test. Dengan hipotesis sebagai
berikut :
H0 : Model tidak fit atau tidak layak
H1 : Model Fit atau layak
Terdapat syarat syarat yang menggunkan uji Hosmer and Lemeshow’s
Godness of Fit Test :
(i) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, yaitu terdapat sebuah
perbedaan yang signifikan antara model dan nilai observasi, atau
sama halnya model mampu menilai observasinya sehingga model
tersebut dikatakan fit atau layak
(ii) Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, yaitu terdapat suatu
perbedaan yang signifikan antara model dan nilai obserwasinya.
sama halnya model tidak mamapu menilai observasinya sehingga
model tersebut dikatakan tidak fit atau tidak layak.

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)


Cox and Snell’s R Square adalah ukuran yang meniru ukuran pada multiple
regression yang didasarkan pada teknik estimasi likehood dengan nilai
maksimum kurang dari 1 sehingga sulit diinterpretasikan. Untuk mendapatkan
koefisien determinasi yang dapat diinterpretasikan seperti nilai pada multiple
regression, maka digunakan Nagelkerke R Square Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Nilai
Nagelkerke R Square yang hasil analisinya mendekati satu maka menunjukkan
bahwa variabel independent tersebut dapat menyajikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk menillai variabek dependent. (Ghozali, 2011:341).

c. Uji Hipotesis (Wald Test)


Uji Hipotesis atau Uji Wald merupakan ji yang hampir sama dengan Uji T
pada regresi berganda yang digunakan untuk mentahui seberapa besar
pengaruh signifikan vvariabel independent mempengaruhi variabel
dependent.
H0 : Variabel Independnet tidak mempengaruhi secara signifikan
variabel dependent
H1 : Variabel Independen mempengaruhi secara signifikan
variabel dependent

Variabel Independent dinyatakan berpengaruh secara signifikan


terhadap variabel dependen jika pada table variable in the equation
menunjukkan P value uji wald (sig) < 0,05. yang artinya variable
independent menolak H0 dan menerima H1 yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependent.

d. Ketepatan Prediksi

Untuk pengujian ketepatan prediksi hasilnya dapat dilihat di Classification


Table yakni untuk menilai seberapa pengaruh model mampu memprediksi
dengan yakin bahwa variabel bebas atau variabel indpendet mempengaruhi
variabel dependent .

Anda mungkin juga menyukai