Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MENDETEKSI

FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING MENGGUNAKAN


BENEISH M-SCORE MODEL (PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN
2014-2018)

FRAUD PENTAGON ANALYSIS IN DETECTING FRAUDULENT


FINANCIAL REPORTING USING BENEISH M-SCORE MODEL (ON
BANKING COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE (BEI) IN 2014-2018)

Sarah Nila Ayu

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma


Jl. Salemba Raya No. 53, Jakarta Pusat
Sarahnilaayu1@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya Fraudulent Financial Reporting yang
diukur dengan menggunakan Beneish M-Score yang terjadi pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018 dengan menggunakan tujuh variabel
independen yaitu Financial target, External pressure, Financial stability, Ineffective
monitoring, Rationalization, Capability dan Arrogance.
Sampel penelitian yang digunakan adalah 140 dari 28 perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder yaitu berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dimana sebelumnya data
diuji menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel External pressure yang diproksikan
oleh Rasio Laverage (LEV), Financial stability yang diproksikan oleh Perubahan Aktiva
(ACHANGE), Ineffective monitoring yang diproksikan oleh proporsi dewan komisaris
independen (IND), dan Change in board of director yang diproksikan oleh perubahan posisi
dewan direksi (DCHANGE) dapat mendeteksi adanya fraudulent financial reporting.
Sementara variabel Financial Target yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA),
Razionalization yang diproksikan oleh Pergantian Auditor Eksternal (AUDCHANGE) dan
Arrogance yang diproksikan oleh Jumlah Foto CEO (CEOPIC) tidak mampu mendeteksi
adanya fraudulent financial reporting. Secara simultan keseluruhan variabel dalam penelitian
ini mampu mendeteksi fraudulent financial reporting.
Kata Kunci: Financial target, External pressure, Financial stability, Ineffective monitoring,
Rationalization, Capability, Arrogance

ABSTRACT
This study aims to detect the existence of Financial Reporting Fraudulent measured by
using Beneish M-Score that occurs in banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2014-2018 using seven independent variables, namely Financial targets, External
pressure, Financial stability, Infective monitoring, Rationalization, Capability and Arrogance.
The research sample used was 140 of 28 banking companies listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2014-2018. The type of data used is secondary data in the form of financial
statements and company annual reports. The analysis technique used in this research is multiple
linear regression analysis where previously the data were tested using a classic assumption test
consisting of normality test, multicollinearity test, autocorrelation test and heteroscedasticity
test.
The results of this study indicate that the External pressure variable is proxied by the Leverage
Ratio (LEV), Financial stability is proxied by Changes in Assets (ACHANGE), Effective
monitoring is proxied by the proportion of independent commissioners (IND), and Change in
board of directors is proxied by changes in the position of the board of directors (DCHANGE)
can detect fraudulent financial reporting. While the Financial Target variable which is proxied
by Return on Assets (ROA), Razionalization which is proxied by External Auditor Change
(AUDCHANGE) and Arrogance which is proxied by Number of CEO Photos (CEOPIC) is not
able to detect fraudulent financial reporting. Simultaneously, all variables in this study were
able to detect fraudulent financial reporting.
Keywords: Financial target, External pressure, Financial stability, Effective monitoring,
Rationalization, Capability, Arrogance

PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan hasil 2012 sebesar 86,7% , 2014 sebesar 85,4%,
akhir dari proses akuntansi sebuah 2016 sebesar 83,5% dan 2018 sebesar 89%.
perusahaan yang memberikan informasi Disusul dengan kasus korupsi (Corruption)
mengenai keuangan suatu perusahaan yang yaitu pada tahun 2012 sebesar 33,4%, 2014
berguna bagi pihak internal maupun sebesar 36,8%, 2016 sebesar 35,4% dan
eksternal perusahaan. Perusahaan 2018 sebesar 38%. Kemudian yang terakhir
kadangkala menunjukkan hasil kinerjanya adalah kasus kecurangan laporan keuangan
tidak sesuai dengan keadaan yang (Financial Statemen Fraud) yaitu pada
sebenarnya. Hal ini dikarenakan tahun 2012 sebesar 7,6%, 2014 sebesar
perusahaan hanya ingin mendapatkan 9,0%, 2016 sebesar 9,6% dan 2018 sebesar
sorotan bagus dari berbagai pihak. Hal 10%. Walaupun kasus kecurangan laporan
inilah yang mendorong adanya manipulasi keuangan (Financial Statement Fraud)
informasi di bagian tertentu yang akan merupakan fraud yang memiliki frekuensi
disajikan kepada publik. terkecil, namun berdasarkan Report to The
Upaya perusahaan dalam Nations 2018 Global Study on
memanipulasi laporan keuangan dikenal Occupational Fraud and Abuse yang
dengan fraud. Association of Certified dipublikasikan oleh ACFE, bahwa kerugian
Fraud Examiners (ACFE) mengemukakan yang diakibatkan atas financial statement
bahwa ada tiga kategori kecurangan fraud adalah yang terbesar dibandingkan
(fraud), antara lain penyalahgunaan aset dengan kasus penyalahgunaan aset (Asset
(Asset Misappropriation), korupsi Misappropriation) dan kasus korupsi
(Corruption) dan kecurangan laporan (Corruption).
keuangan (Financial Statement Fraud). Salah satu kasus kecurangan
Berdasarkan Report to The Nations 2016 laporan keuangan (financial statement
dan 2018 Global Study on Occupational fraud) yang terjadi selama kurang lebih dua
Fraud and Abuse yang dipublikasikan dekade adalah kasus Enron Inc. Enron
ACFE setiap dua tahun sekali, menyatakan, merupakan organisasi raksasa terbesar
bahwa penyalahgunaan aset (Asset dibidang energi yang terdaftar di New York
Misappropriation) merupakan fraud Stock Exchange (NYSE). Namun tidak
dengan frekuensi kejadian yang paling terduga pada bulan Desember 2001 Enron
banyak dilakukan diseluruh dunia yaitu mengajukan permohonan bangkrut ke
pengadilan sehingga menjadi kebangkrutan fraud triangle, teori fraud diamond dan
terbesar selain WorldCom dalam sejarah teori fraud pentagon. Teori yang akan
AS. Kebangkrutan ini disebabkan fraud digunakan pada penelitian ini adalah teori
yang dilakukan oleh eksekutif dan CEO fraud pentagon yang mana mengandung
Enron. Fraud yang dilakukan adalah lima elemen indikator, seperti pressure
dengan melebih-sajikan pendapatan dan yang diproksikan dengan, financial target,
tidak melapokan biaya sehingga laba financial stability dan external pressure.
menjadi naik dan mengakibatkan harga Opportunity yang diproksikan dengan
saham Enron menjadi naik di NYSE. ineffective monitoring; Rationalization
Tidak hanya di luar Indonesia saja, yang diproksikan dengan change in
kasus fraud juga terjadi di Indonesia. auditor; Capability yang diproksikan
Berdasarkan Report to The Nations 2018 dengan pergantian direksi perusahaan; dan
oleh ACFE, Indonesia menduduki Arrogance yang diproksikan dengan
peringkat ketiga terbanyak se-Asia Pasifik frequent number of CEO’s. Kelima faktor
yang melakukan fraud setelah Australia. tersebut diindikasikan dapat menjadi
Salah satu kasus fraud yang terjadi di pemicu terjadinya peningkatan fraud.
Indonesia adalah terungkapnya dugaan Fraudulent financial reporting dapat
mark-up laporan keuangan PT Kimia dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu
Farma Tbk, yaitu terjadinya proksi yang dapat digunakan untuk
penggelembungan laba bersih pada laporan mengukur fraudulent financial reporting
keuangan PT Kimia Farma Tbk tahun 2001 adalah Beneish M-Score Model.
(senilai Rp32,688 miliar, karena laporan Adapun tujuan dari penelitian ini
keuangan yang seharusnya sebesar yaitu untuk mengetahui apakah Financial
Rp99,594 miliar ditulis Rp132 miliar). target (ROA), External pressure (LEV),
Kasus ini menyeret sebuah KAP yang telah Financial stability (ACHANGE),
melakukan audit yaitu Hans Tuanokotta & Ineffective monitoring (IND), Change in
Mustofa (HTM). Selain itu manajer PT auditor (AUDCHANGE), Change in board
Kimia Farma Tbk melakukan pencatatan of director (DCHANGE), dan Frequent
ganda atas penjualan pada dua unit usaha. number of CEO’s picture (CEOPIC) dapat
Dari kasus Kimia Farma ini dapat diketahui mendeteksi fraudulent financial reporting
bahwa perusahaan menggunakan ROA pada perusahaan perbankan di BEI tahun
sebagai “alat” untuk memanipulasi laporan 2014-2018.
keuangan.
Berdasarkan Report to The Nations KAJIAN PUSTAKA
2018 Global Study on Occupational Fraud Kecurangan (Fraud)
and Abuse, menunjukkan fakta bahwa Fitrawansyah (2014:8), definisi
kasus fraud yang paling banyak terjadi pada fraud (Ing) menurut Black Law Dictionary
sektor perbankan dan jasa keuangan yaitu adalah:
sebanyak 366 kasus dengan total kerugian 1. A knowing misrepresentation of the
yang diperoleh sebesar USD 110,000, truth or concealment of a material
kemudian disusul oleh sektor manufaktur fact tp induce another to act to his
yaitu sebanyak 212 kasus dengan total or her detriment, is usual a tort but
kerugian yang diperoleh sebesar USD in some cases (esp. when the
240,000 dan sektor pemerintan dan conduct is wilful) i may be a crime;
administrasi publik sebanyak 201 kasus Yang diterjemahkan, kecurangan
dengan total kerugian USD 125,000. adalah:
Adapun faktor-faktor yang 1. Kesenjangan atas salah pernyataan
menyebabkan terjadinya kecurangan terhadap suatu kebenaran atau
(fraud) telah diungkapkan kedalam tiga keadaan yang disembunyikan dari
teori kecurangan, diantaranya yaitu teori sebuah fakta material yang dapat
mempengaruhi orang lain untuk karena memiliki kepentingan
melakukan perbuatan atau tindakan tertentu (misal: punya saham,
yang merugikannya, biasanya anggota keluarga, sahabat
merupakan kesalahan namun dalam dekat, dll). Ketika perusahaan
beberapa kasus (khususnya bertransaksi dengan pihak luar
dilakukan secara disengaja) ini, apabila seorang
memungkinkan merupakan suatu manajer/eksekutif mengambil
kejahatan; keputusan tertentu untuk
melindungi kepentingannya itu,
Tipologi Fraud sehingga mengakibatkan
Menurut Association of Certified kerugian bagi perusahaan, maka
Fraud Examiner (ACFE) Indonesia 2018, ini termasuk tindakan fraud. Hal
internal fraud (tindakan penyelewengan di tersebut sering disebut sebagai
dalam perusahaan atau institusi) kolusi dan nepotisme.
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, b. Menyuap atau Menerima Suap,
yaitu: Imbal-Balik (briberies and
1. Fraud Terhadap Aset (Asset excoriatin)-Suap, apapun
Misappropiation)-Singkatnya, jenisnya kepada siapapun,
penyalahgunaan aset perusahaan adalah tindakan fraud. Menyuap
(institusi), entah itu dicuri atau dan menerima suap, merupakan
digunakan untuk kepentingan tindakan fraud. Tindakan lain
pribadi tanpa ijin dari perusahaan. yang masuk dalam kelompok
Seperti kita ketahui, aset perusahaan fraud ini adalah: menerima
bias berbentuk kas (uang tunai) dan komisi, membocorkan rahasia
non-kas. perusahaan (baik berupa data
2. Fraud Terhadap Laporan Keuangan atau dokumen) apapun
(Fraudulent Statements)-ACFE bentuknya, kolusi dalam tender
membagi jenis fraud ini menjadi tertentu.
dua macam, yaitu: (a) financial dan
(b) non-financial. Saya lebih suka Fraudulent Financial Reporting
mengatakan: segala tindakan yang Menurut Priantara (2013:90),
membuat Laporan Keuangan Fraudulent financial reporting merupakan
menjadi tidak yang seperti penyajian keliru (misstatement) yang
seharusnya (tidak mewakili disengaja atau penyembunyian (omission)
kenyataan), tergolong kelompok dalam suatu angka atau 7 pengungkapan
fraud terhadap laopran keuangan. didalam laporan keuangan yang
3. Korupsi (Corruption)-ACFE mempunyai tujuan untuk memperdayai
membagi jenis tindakan korupsi pengguna laporan. Perbuatan fraud yang
menjadi dua kelompok, yaitu: dilakukan manajemen berupa:
a. Konflik kepentingan (conflict of a. Manipulasi, pemalsuan, atau
interest)-ini merupakan pengubahan terhadap catatan
benturan kepentingan. Contoh akuntansi atau dokumen pendukung
sederhananya: Seseorang atau yang merupakan sumber penyajian
kelompok orang di dalam laporan keuangan.
perusahaan (biasanya b. Kesengajaan dalam penyajian atau
manajemen level) memiliki sengaja menghilangkan (intentional
‘hubungan istimewa’ dengan omissions) suatu transaksi,
pihak luar (entah itu orang atau kejadian, atau informasi penting
badan usaha). Dikatakan dari laporan keuangan.
memiliki ‘hubungan istimewa’
c. Salah penerapan secara sengaja Beneish M-score merupakan
mengenai prinsip akuntansi kumpulan rasio keuangan yang dapat
(jumlah, klasifikasi, penyajian, mendeteksi kecurangan laporan keuangan
pengungkapan). berupa manipulasi laba. Pernyataan ini
Jenis paling umum pada kecurangan telah dijawab oleh Messod D. Beneish
laporan keuangan melibatkan kelebihan (1999). Beneish (1999), mengungkapkan
pernyataan pendapatan dan laba, serta bahwa pada umumnya kecurangan berupa
terlalu rendahnya biaya, sehingga dapat manipulasi laba ditunjukkan dengan
menggelembungkan kemampulabaan peningkatan atas pendapatan atau
(kemampuan perusahaan menghasilkan penurunan atas beban perusahaan secara
laba) atau meminimalkan kerugin dari suatu signifikan dari satu tahun (t) ke tahun
entitas. Salah saji tersebut juga sebelumnya (t-1). Berdasarkan hal tersebut
megakibatkan kelebihan aktiva dan terlalu Beneish mengembangkan suatu rasio
rendahnya kewajiban. Penipuan tersebut terkait dengan perubahan aset dan
juga dikenal sebagai penipuan inklusif pertumbuhan penjualan yang dirumuskan
karena laporan keuangan meliputi transaksi dalam M-Score yaitu score yang dapat
atau nilai-nilai yang salah. Penipuan yang mendeteksi terjadinya manipulasi laba.
disebabkan oleh kelalaian yang disengaja Apabila score perusahaan tersebut M > -
atas pembuatan laporan keuangan 2,22 maka perusahaan tersebut terindikasi
perusahaan, umum disebut dengan melakukan fraud, apabila score perusahaan
penipuan eksklusif karena adanya transaksi tersebut M < -2,22 artinya perusahaan
yang tidak dicatatkan. tersebut tidak terindikasi melakukan fraud.
Adapun rasio kunci yang dihasilkan
Teori Fraud Pentagon Beneish terkait adanya manipulasi laba
Teori ini dikemukakan oleh Crowe yaitu:
Howart pada 2011. Teori fraud pentagon 1. Days Sales In Receivables Index
merupakan peluasan dari teori fraud (DSRI)
triangle yang sebelumnya dikemukakan 2. Gross Margin Index (GMI)
oleh Cressey 1953, dan teori fraud diamond 3. Asset Quality Index (AQI)
yang sebelumnya dikemukakan oleh Wolfe 4. Sales Growth Index (SGI)
dan Hermanson 2004, dalam teori ini 5. Depreciation Index (DEPI)
menambahkan satu elemen fraud lainnya 6. Sales General And Administrative
yaitu arogansi (Herviana, 2017). Alasan Expenses Index (SGAI)
teori ini dikembangkan karena kecurangan 7. Leverage Index (LVGI), dan
jaman sekarang lebih dilengkapi dengan 8. Total Accruals To Total Assets
informasi lebih dan akses ke dalam asset Index (TATA)
perusahaan dibandingkan dengan eranya Beneish M-Score memiliki formula
Cressey (Kurnia dan Anis, 2017). pengukuran sebagai berikut (Gasperz,
2013) dalam Christy (2015): -4,840 + 0,920
DSRI + 0,528 GMI + 0,404 AQI + 0,892
SGI + 0,115 DEPI - 0,172 SGAI - 0,327
LVGI + 4,697 TATA

METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah
sektor perusahaan perbankan dan jasa
Gambar Fraud Pentagon keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Model Beneish M-Score Indonesia tahun 2014-2018.
Populasi dan Prosedur Penentuan Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Sampel Populasi Adapun nama-nama perusahaan
Jumlah populasi dari penelitian ini yang menjadi sampel dari penelitian ini
adalah seluruh perusahaan sektor sebanyak 28 perusahaan yang akan
perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek disajikan dalam tabel dibawah ini:
Indonesia yaitu sebanyak 44 perusahaan Daftar Sampel Penelitian
dengan jumlah sampel populasi sebanyak No. Sektor Kode Nama Emiten
28 perusahaan untuk periode 2014 sampai Bank Rakyat
dengan 2018. 1 AGRO Indonesia
Sampel penelitian ini adalah seluruh Agroniaga Tbk
perusahaan perbankan yang terdaftar di PT Bank Capital
2 BACA
Bursa Efek Indonesia dengan kriteria Indonesia Tbk
PT Bank Mestika
sebagai berikut : 3 BBMD
Dharma Tbk
No. Karakteristik Sampel Jumlah Bank Negara
Perusahaan yang 4 BBNI
Indonesia Tbk
tergabung dalam PT Bank Rakyat
perusahaan perbankan 5 BBRI Indonesia
yang sahamnya listing (Persero) Tbk
1 dan aktif 44 Bank Tabungan
diperdagangkan di Bursa 6 BBTN Negara (Persero)
Efek Indonesia tahun Tbk
2014 sampai dengan PT Bank Yudha
7 BBYB
2018 Bhakti Tbk
Perusahaan perbankan Bank Danamon
8 BDMN
Indonesia Tbk
yang tidak menerbitkan
PT Bank Ganesha
laporan keuangan 9 BGTG
Tbk
tahunan atau annual PT Bank Ina
report yang berakhir 10 BINA
2 (7) Perbankan Perdana Tbk
pada 31 Desember dan Bank
telah diaudit oleh auditor Pembangunan
independent selama 11 BJBR
Daerah Jawa Barat
periode penelitian yaitu dan Banten Tbk
tahun 2014-2018 Bank
Perusahaan perbankan Pembangunan
12 BJTM
yang tidak memiliki Daerah Jawa
ketersediaan data-data Timur Tbk
yang berkaitan dengan PT Bank Maspion
13 BMAS
Indonesia Tbk
3 variabel penelitian dan (9)
PT Bank Mandiri
mengalami kerugian 14 BMRI
(Persero) Tbk
selama periode Bank Bumi Arta
penelitian yaitu tahun 15 BNBA
Tbk
2014-2018 PT Bank CIMB
Perusahaan perbankan 16 BNGA
Niaga Tbk
yang tidak PT Bank Maybank
4 (0) 17 BNII
menggunakan satuan Indonesia Tbk
mata uang rupiah Bank Sinarmas
18 BSIM
Total perusahaan 28 Tbk
Total sampel yang diambil ( PT Bank BTPN
140 19 BTPN
28 x 5 tahun) Tbk
Jumlah Sampel Penelitian 140
No. Sektor Kode Nama Emiten Beneish M-Score = -4.84 + 0.920
Bank Victoria DSRI + 0.528 GMI + 0.404 AQI + 0.892
20 BVIC
International Tbk SGI + 0.115 DEPI – 0.172 SGAI – 0.327
PT Bank Dinar LVGI + 4.697 TATA
21 DNAR
Indonesia Tbk Dummy:
Bank Artha Graha a. 0 = nilai Beneish M-Score < -2.22,
22 INPC
Internasional Tbk
perusahaan tidak terindikasi melakukan
PT Bank China
fraudulent financial reporting atau
23 MCOR Construction Bank
Indonesia Tbk tergolong non-manipulator.
24 MEGA Bank Mega Tbk b. 1 = nilai Beneish M-Score > -2.22,
PT Bank OCBC perusahaan terindikasi melakukan
25 NISP fraudulent financial reporting atau
NISP Tbk
PT Bank tergolong manipulator.
26 NOBU Berdasarkan rumus diatas, Beneish
Nationalnobu Tbk
Bank Pan M-Score diukur dengan menggunakan 8
27 PNBN
Indonesia Tbk (delapan) rasio keuangan untuk
PT Bank Woori mengidentifikasikan apakah perusahaan
28 SDRA Saudara Indonesia memiliki indikasi untuk memanipulasi
1906 Tbk pendapatan dalam laporan keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019 (Beneish, 1999). Delapan rasio keuangan
dan pengukurannya sebagai berikut:
Jenis dan Sumber Data 1. Days Sales In Receivables Index
Jenis data yang digunakan dalam (DSRI)
penelitian ini adalah data sekunder, data 2. Gross Margin Index (GMI)
yang diperoleh dari sumber penelitian. Data 3. Asset Quality Index (AQI)
yang dibutuhkan dalam penelitian ini 4. Sales Growth Index (SGI)
adalah data laporan tahunan perusahaan 5. Depreciation Index (DEPI)
industri jasa sektor keuangan yang 6. Sales General And Administrative
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Expenses Index (SGAI)
periode 2014-2018 yang di peroleh dari 7. Leverage Index (LVGI), dan
web resmi perusahaan, web resmi saham ok 8. Total Accruals To Total Assets
(www.sahamok.com) dan web resmi pasar Index (TATA)
modal (www.idx.co.id).
Variabel Independen
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel independen merupakan
Variabel variabel yang menjelaskan variabel terikat.
Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel independen
Variabel dependen merupakan dikembangkan dari 5 komponen fraud
variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi pentagon yaitu pressure, opportunity,
oleh variabel independen. Variabel rationalization, capability, dan arrogance,
dependen dalam penelitian ini adalah komponen tersebut tidak dapat diteliti
kecurangan laporan keuangan (fraudulent secara langsung, oleh karena itu diperlukan
financial reporting). Penelitian ini akan proksi-proksi tertentu untuk mengukurnya
mendeteksi adanya kecurangan laporan yakni ada 7 variabel independen yang
keuangan dengan menggunakan Beneish digunakan sebagai proksi dari komponen
M-Score yang diciptakan oleh Profesor fraud pentagon yaitu sebagai berikut:
Messod Beneish pada tahun 1999. Rumus
Beneish M-Score (Beneish, 1999) yaitu 1. Financial Target
sebagai berikut (Restu, 2018): Financial target di proksikan
dengan Return on asset (ROA):
Laba Bersih 7. Arrogance
ROA = Total Aset Arrogance diproksikan dengan
CEOPIC yaitu jumlah foto CEO atau
2. Financial Stability
direktur utama dalam laporan tahunan
Financial stability diproksikan
perusahaan.
dengan tingkat perubahan total aset
perusahaan (ACHANGE) yang dihitung
Teknik Analisis
dengan rumus sebagai berikut:
Total Aset t − Total Aset t-1 Teknik analisis data yang digunakan
ACHANGE = dalam penelitian ini adalah analisis data
Total Aset t-1
kuantitatif untuk memperkirakan secara
3. External Pressure kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel
Tekanan pihak eksternal independen secara bersama-sama maupun
diproksikan dengan rasio leverage (LEV) secara parsial terhadap variabel dependen.
yaitu perbandingan rasio antara total hutang Dalam penelitian ini menggunakan analisis
dan total aset yang dihitung dengan rumus linear berganda.
sebagai berikut: Teknik pengolahan data dilakukan
Total Hutang dengan menggunakan program komputer
LEV = Total Aset
SPSS 20 Pengujian hipotesis dilakukan
dengan linear berganda sehingga data yang
4. Ineffective Monitoring akan digunakan bebas dari pelanggaran
Ineffective Monitoring diproksikan asumsi klasik dan hasil pengujian tepat.
dengan IND yang merupakan perbandingan
antara jumlah dewan komisaris independen
dengan total dewan komisaris, dihitung
PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah Dewan Komisaris Independen Statistik deskriptif digunakan untuk
IND = menunjukkan jumlah data yang digunakan
Total Dewan Komisaris
dalam penelitian dan menunjukkan nilai
5. Razionalitation maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata,
Razionalitation diproksikan dengan serta standar deviasi dari masing-masing
AUDCHANGE yaitu apabila perusahaan variabel.
melakukan pergantian auditor eksternal Hasil Statistik Deskriptif
selama periode penelitian diberi kode Variabel N Min Max Mean
dummy 1, sedangkan untuk perusahaan M-SCORE 140 -3,9393 1,6862 -2,496588
yang tidak melakukan pergantian auditor ROA 140 -0,0302 0,0302 0,011566
eksternal selama periode penelitian diberi LEV 140 0,6145 0,9193 0,832692
kode dummy 0. ACHANGE 140 -0,0941 1,6411 0,149170
IND 140 0,2500 1,0000 0,541209
AUDCHAN
6. Capability GE
140 0 1 0,536
Capability diproksikan dengan DCHANGE 140 0 1 0,821
DCHANGE yaitu apabila didalam CEOPIC 140 0 5 2,757
perusahaan terdapat pergantian atau Valid N
140
perubahan posisi dewan direksi selama (listwise)
periode penelitian diberi kode dummy 1, Sumber: Data sekunder yang diolah dengan
sedangkan untuk perusahaan yang tidak SPSS 20
melakukan pergantian atau perubahan
posisi dewan direksi selama periode
penelitian diberi kode dummy 0.
Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi diantara variabel
independen. Untuk mmendeteksi adanya
multikolinearitas, dapat dilihat dari
Tolerance dan Value Inflation Factor
(VIF). Apabila nilai Tolerance ≤ 0,10 dan
nilai VIF ≥ 10, berarti terjadi
Gambar P-Plot Uji Normalitas multikolinieritas, sebaliknya jika nilai
Sumber: Data Output SPSS 20 Tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10,
Dari gambar tersebut menunjukkan berarti tidak terjadi multikolinieritas. Hasil
titik-titik penyebaran mengikuti garis pengujian multikolinearitas ditunjukkan
diagonal yang menunjukkan arah hubungan pada tabel dibawah ini:
antara variabel X akan diikuti kenaikan Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
variabel Y. Dari gambar tersebut dapat Colinearity Statistics
Variabel
disimpulkan bahwa data terdistribusi Tolerance VIF
normal dan regresi layak dipergunakan. ROA 0,906 1,104
Untuk mempertegas hasil pengujian LEV 0,793 1,261
normalitas dengan Scatterplot maka penulis ACHANGE 0,907 1,103
melakukan pengujian dengan metode lain IND 0,843 1,186
yaitu uji One Sample Kolmogrov-Smirnov AUDCHA
0,887 1,127
Test. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada NGE
tabel dibawah ini: DCHANGE 0,791 1,264
Tabel Hasil Uji Normalitas CEOPIC 0,828 1,208
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber: Data sekunder yang diolah dengan
Unstandardize SPSS 20
d Residual Dari tabel diatas diperoleh output
N 140 yang menunjukkan bahwa nilai tolerance
Mean 0,0000000 untuk variabel ROA sebesar 0,906, LEV
Normal
Std.
Parameters a,b 0,50977456 sebesar 0793, ACHANGE sebesar 0,907,
Deviation IND sebesar 0,843, AUDCHANGE sebesar
Absolute 0,097 0,887, DCHANGE sebesar 0,791, dan
Most Extreme
Positive 0,097
Differences
Negative -0,081
CEOPIC sebesar 0,828. Nilai tolerance dari
Kolmogorov-Smirnov Z 1,152 tujuh variabel tersebut menunjukkan ≥ 0,10
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,141 dan nilai VIF ≤ 10, maka dapat
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan disimpulkan bahwa tujuh variabel tersebut
SPSS 20 bebas dari masalah multikolinearitas yang
Dari tabel diatas menunjukkan berarti tidak terjadi kolerasi diantara
bahwa nilai residu semua variabel yaitu variabel independen dan dinyatakan uji
ROA, LEV, ACHANGE, IND, multikolinearitas terpenuhi
AUDCHANGE, DCHANGE dan CEOPIC
dalam penelitian ini berdistribusi secara Uji Autokoreasi
normal yang ditunjukkan dengan besarnya Uji autokoreasi merupakan
nilai signifikansi [Asym. Sig. (2-tailed)] pengujian asumsi dalam regresi dimana
diatas 0,05 atau 5%, yatu sebesar 0,141, hal variabel dependen tidak berkorelasi dengan
ini menunjukkan bahwa model regresi dirinya sendiri. Metode pengujian yang
layak digunakan karena memenuhi asumsi digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas. Durbin-Watson. Berikut ini tabel berisi
hasil pengujian autokorelasi:
Tabel Hasil Uji Autokorelasi Dari gambar tersebut dapat
Durbin-Watson disimpulkan bahwa tidak terjadi
Model
heteroskedastisitas sebab tidak ada pola
1 1,981 yang jelas serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Sumber: Data sekunder yang diolah Sehingga dapat dikatakan uji
dengan SPSS 20 heteroskedastisitas terpenuhi.
Dari tabel diatas gejala autokorelasi
dilakukan dengan melihat hasil Durbin-
Watson yang nilainya sebesar 1,981 dengan Analisis Regresi Linear Berganda
nilai signifikansi 0,05, k (regressor) = 7 dan Regresi linear berganda digunakan
n (observasi) = 140, diperoleh nilai untuk mengetahui pengaruh lebih dari satu
dl=1,6204 sementara nilai du = 1,8298. variabel bebas (independen) terhadap
Oleh karena itu nilai DW berada diantara variabel terikat (dependen). Di bawah ini
nilai du dan 4-du atau 1,8298 < 1,981 < adalah tabel yang berisi hasil pengolahan
2,1702. Dengan demikian dapat data menggunakan software SPSS 20 untuk
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi dan pengujian regresi linear berganda:
hal ini menunjukkan bahwa model regresi Tabel Hasil Uji Regresi Linear
yang dihasilkan pada penelitian ini bebas Berganda
dari autokorelasi. Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficient
Variabel
Uji Heteroskedastisitas Std.
B Beta
Heteroskedastisitas menguji Errror
terjadinya perbedaan variance residual (Constant) 1,159 0,852
suatu periode pengamatan ke periode ROA 1,619 5,850 0,021
pengamatan yang lai. Cara memprediksi LEV -5,137 1,015 -0,411
ada tdaknya heteroskedastisitas pada suatu ACHANGE 0,813 0,235 0,262
model dapat dilihat dengan pola gambar IND 0,712 0,349 0,160
scatterplot. Dalam Sujarweni (2016), AUDCHAN
-0,084 0,094 -0,068
regresi dikatakan tidak terjadi GE
DCHANGE 0,407 0,130 0,255
heteroskedastisitas jika:
CEOPIC -0,070 0,058 -0,096
a. Titik-titik data menyebar diatas dan
Sumber: Data sekunder yang diolah
dibawah atau disekitas angka 0.
dengan SPSS 20
b. Titik-titik data tidak mengumpul
Dari tabel 4.14 diperoleh persamaan
hanya diatas atau dibawah saja.
regresi variabel ROA, LEV, ACHANGE,
c. Penyebaran titik-titik data tidak
IND, AUDCHANGE, DCHANGE dan
boleh membentuk pola
CEOPIC terhadap M-SCORE adalah sebgai
bergelombang, melebar kemudian
berikut:
menyempit dan melebar kembali.
M-SCORE = 1,159 + 1,619 ROA – 5,137
d. Penyebaran titik-titik data tidak
LEV + 0,813 ACHANGE + 0,712
berpola.
IDN – 0,084 AUDCHANGE +
0,407 DCHANGE – 0,070
CEOPIC

Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial atau individu variabel
Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas independen berpengaruh terhadap variabel
Sumber: Data Output SPSS 20
dependen. Dalam uji t digunakan hipotesis menunjukkan bahwa variabel Financial
sebagai berikut: target (ROA) tidak dapat mendeteksi
H1: Financial target (ROA) dapat fraudulent financial reporting.
mendeteksi fraudulent financial reporting 2. External pressure (LEV) dapat
H2: External pressure (LEV) dapat mendeteksi fraudulent financial
mendeteksi fraudulent financial reporting reporting
H3: Financial stability (ACHANGE) dapat Berdasarkan hasil pengujian bahwa
mendeteksi fraudulent financial reporting tingkat signifikansi sebesar 0,000.
H4: Ineffective monitoring (IND) dapat Tingkat signifikansi tersebut bernilai <
mendeteksi fraudulent financial reporting 0,05, maka hipotesis H2 diterima yang
H5: Change in auitor (AUDCHANGE) menunjukkan bahwa variabel External
dapat mendeteksi fraudulent financial pressure (LEV) dapat mendeteksi
reporting fraudulent financial reporting.
H6: Change in board of director 3. Financial stability (ACHANGE) dapat
(DCHANGE) dapat mendeteksi fraudulent mendeteksi fraudulent financial
financial reporting reporting
H7: Frequent number of CEO’s picture Berdasarkan hasil pengujian bahwa
(CEOPIC) dapat mendeteksi fraudulent tingkat signifikansi sebesar 0,001.
financial reporting Tingkat signifikansi tersebut bernilai <
Hasil uji regresi secara pasrial (uji t) 0,05, maka hipotesis H3 diterima yang
ditunjukkan pada tabel dibawah ini: menunjukkan bahwa variabel Financial
Tabel Hasil Uji Regresi secara Parsial stability (ACHANGE) dapat
(Uji t) mendeteksi fraudulent financial
Variablel T Sig. reporting.
ROA 0,277 0,782 4. Ineffective monitoring (IND) dapat
LEV -5,060 0,000 mendeteksi fraudulent financial
ACHANGE 3,459 0,001 reporting
IND 2,038 0,044 Berdasarkan hasil pengujian bahwa
AUDCHANGE -0,893 0,374 tingkat signifikansi sebesar 0,044.
DCHANGE 3,135 0,002 Tingkat signifikansi tersebut bernilai <
CEOPIC -1,214 0,227 0,05, maka hipotesis H4 diterima yang
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan menunjukkan bahwa variabel
SPSS 20 Ineffective monitoring (IND) dapat
Pengaruh variabel independen mendeteksi fraudulent financial
terhadap variabel dependen secara parsial reporting.
dengan regresi linear berganda (uji t) adalah 5. Change in auitor (AUDCHANGE)
sebagai berikut: dapat mendeteksi fraudulent financial
 Jika signifikansi t > 0.05, maka H0 reporting
diterima. Berdasarkan hasil pengujian bahwa
 Jika signifikansi t < 0.05, maka H0 tingkat signifikansi sebesar 0,374.
ditolak. Tingkat signifikansi tersebut bernilai >
Berikut analisa pengujian regresi linear 0,05, maka hipotesis H5 ditolak yang
berganda untuk hasil pada tabel 4.15: menunjukkan bahwa variabel Change
1. Financial target (ROA) dapat in auitor (AUDCHANGE) tidak dapat
mendeteksi fraudulent financial mendeteksi fraudulent financial
reporting reporting.
Berdasarkan hasil pengujian bahwa 6. Change in board of director
tingkat signifikansi sebesar 0,782. (DCHANGE) dapat mendeteksi
Tingkat signifikansi tersebut bernilai > fraudulent financial reporting
0,05, maka hipotesis H1 ditolak yang
Berdasarkan hasil pengujian bahwa CEOPIC → M-
tingkat signifikansi sebesar 0,002. SCORE
Tingkat signifikansi tersebut bernilai <
0,05, maka hipotesis H5 diterima yang Sumber: Data sekunder yang diolah dengan
menunjukkan bahwa variabel Change SPSS 20
in board of director (DCHANGE) dapat Berdasarkan hasil uji F pada tabel
mendeteksi fraudulent financial 4.16 dapat dinilai F hitung sebesar 0,000.
reporting. Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05,
7. Frequent number of CEO’s picture maka dapat disimpulkan bahwa H8
(CEOPIC) dapat mendeteksi fraudulent diterima yaitu ROA, LEV, ACHANGE,
financial reporting IND, AUDCHANGE, DCHANGE dan
Berdasarkan hasil pengujian bahwa tingkat CEOPIC dapat mendeteksi fraudulent
signifikansi sebesar 0,227. Tingkat financial reporting secara simultan.
signifikansi tersebut bernilai > 0,05, maka
hipotesis H7 ditolak yang menunjukkan Uji Koefisien Determinasi (R2 )
bahwa variabel Frequent number of CEO’s Koefisien Determinasi (R2 ) pada
picture (CEOPIC) tidak dapat mendeteksi intinya mengukur seberapa jauh
fraudulent financial reporting. kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel indepnden. Nilai koefisien
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) determinasi adalah antara nol dan satu.
Uji ANOVA (Analys of Variance) Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
atau uji F digunakan untuk mengetahui variabel-variabel independen dalam
secara simultan atau bersama-sama variabel menjelaskan variasi variabel dependen
independen berpengaruh atau tidak amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
terhadap variabel dependen. Dalam uji F berarti variabel-variabel independen
digunakan hipotesis sebagai berikut: memberikan hampir semua informasi yang
H8 :ROA, LEV, ACHANGE, IND, dibutuhkan untuk memprediksi variasi
AUDCHANGE, DCHANGE dan variabel dependen (Ghozali, 2016:95).
CEOPIC dapat mendeteksi Hasil perhitungan koefisien determinasi
fraudulent financial reporting ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
secara simultan. Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi
Pengaruh variabel independen Std.
terhadap variabel dependen secara simultan Adjusted Error of
R
dengan regresi linear berganda (uji F) Model R the
Square
adalah sebagai berikut: Square Estimate
 Jika signifikansi F > 0.05 maka H0
diterima. 1 0,311 0,274 0,52312
 Jika signifikansi F < 0.05 maka H0 Sumber: Data sekunder yang diolah
ditolak. dengan SPSS 20
Hasil regresi secara simultan (uji f) Berdasarkan hasil uji koefisien
ditunjukkan pada tabel dibawah ini: determinasi pada tabel 4.17, besarnya nilai
Tabel Hasil Uji Regresi Secara Simultan R Square dalam model regresi penelitian
(Uji F) diperoleh sebesar 0,311 atau 31,1%. Hal ini
Variabel F Sig. menunjukkan bahwa besarnya kemampuan
untuk menjelaskan variabel independen
ROA, LEV,
yaitu ROA, LEV, ACHANGE, IND,
ACHANGE,
AUDCHANGE, DCHANGE dan CEOPIC
IND, 8,498 0,000
terhadap variabel dependen yaitu
AUDCHANGE,
fraudulent financial reporting yang dapat
DCHANGE,
diterangkan oleh model persamaan ini
sebesar 31,1% sedangkan sisanya sebesar memberikan pengaruh yang berbeda dari
68,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang beberapa penelitian terdahulu. Terdapat
tidak diikutsertakan kedalam model regresi. implikasi yang cukup untuk mendeteksi
adanya fraudulent financial reporting, hal
Rangkuman Hasil dan Pembahasan ini mengindikasikan dan memberikan
Setelah dilakukan beberapa sinyal kepada perusahaan dan pihak-pihak
pengujian maka hasil dari pengujian ini yang terlibat dalam tindakan kecurangan
dapat disimpulkan seperti yang tersaji pelaporan keuangan. Apabila dilihat dari
didalam tabel berikut ini: masing-masing variabel hasil penelitian ini
Tabel Rangkuman Hasil Pengujian berbeda dengan beberapa penelitian
Hipotesis Variabel Simpulan Implikasi terdahulu seperti penguraian hasil yang
ROA → masih tidak sejalan dibawah ini:
Tidak Dapat  Hipotesis kedua yaitu External
H1 M- Positif
Mendeteksi Pressure yang diproksikan oleh
SCORE
LEV → rasio Laverage (LEV)
Dapat Hasil uji hipotesis secara parsial
H2 M- Negatif
Mendeteksi menyimpulkan bahwa rasio Laverage
SCORE
ACHANG (LEV) dapat mendeteksi fraudulent
Dapat
H3 E → M- Positif financial reporting, hal tersebut terlihat
Mendeteksi pada tingkat signfikansi atas LEV sebesar
SCORE
IND → 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
Dapat 0,05 dan memiliki arah negatif signifikan
H4 M- Positif
Mendeteksi (kurang sejalan) yang di tunjukkan dengan
SCORE
AUDCHA nilai B sebesar -5,137.
NGE → Tidak Dapat Apabila perusahaan memiliki
H5 Negatif leverage yang tinggi, berarti perusahaan
M- Mendeteksi
SCORE tersebut dianggap memiliki hutang yang
DCHANG besar dan risiko kredit yang dimilikinya
Dapat juga tinggi. Semakin tinggi risiko kredit,
H6 E → M- Positif
Mendeteksi semakin besar tingkat kekhawatiran
SCORE
CEOPIC kreditor untuk memberikan pinjaman
Tidak Dapat kepada perusahaan. Leverage yang lebih
H7 → M- Negatif
Mendeteksi besar dapat dikaitkan dengan kemungkinan
SCORE
ROA, yang lebih besar untuk melakukan
LEV, pelanggaran terhadap perjanjian kredit dan
ACHANG kemampuan lebih rendah untuk
E, IND, memperoleh tambahan modal melalui
AUDCHA pinjaman.
Dapat Namun dilihat dari implikasinya
H8 NGE,
Mendeteksi diperoleh hasil yang kurang sejalan,
DCHANG
E dan menurut Van Home (2007) dalam Susmita
CEOPIC dan Nanik (2015) bahwa tingkat laverage
→ M- merupakan biaya tetap yang digunakan
SCORE untuk mendanai perusahaan. Biaya ini
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019 dapat menguntungkan perusahaan apabila
Setelah melalui beberapa pengujian dapat dikelola dengan baik sehingga
terhadap model penelitian yang dibentuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar
oleh penulis, maka dijelaskan bahwa model dari biaya tetap yang dikeluarkan. Selain itu
penelitian masih menarik untuk ditinjau Laras (2011), mengungkapkan bahwa
lebih lanjut, karena hasil dari uji regresi kecenderungan perusahaan melakukan
fraud dengan karakteristik menyajikan CEO dalam laporan tahunan
leverage yang rendah lebih mungkin (CEOPIC)
disebabkan karena kreditor saat ini tidak Hasil uji hipotesis secara parsial
mempertimbangkan lagi besaran leverage menyimpulkan bahwa jumlah foto CEO
yang dihasilkan, melainkan ada dalam laporan tahunan (CEOPIC) tidak
pertimbangan lain seperti adanya tingkat dapat mendeteksi fraudulent financial
kepercayaan atau jalinan hubungan yang reporting, hal tersebut terlihat pada tingkat
baik antara perusahaan dengan kreditor signfikansi atas CEOPIC sebesar 0,227
(dikutip oleh Rahmanti, 2013). dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05
 Hipotesis kelima yaitu dan memiliki arah negatif (kurang sejalan)
rationalization yang diproksikan yang di tunjukkan dengan nilai B sebesar -
oleh pergantian auditor eksternal 0,070.
(AUDCHANGE) Jumlah foto CEO dalam laporan
Hasil uji hipotesis secara parsial tahunan bukanlah salah satu penyebab
menyimpulkan bahwa pergantian auditor adannya fraudulent financial reporting,
eksternal (AUDCHANGE) tidak dapat karena foto CEO yang ditampilkan dalam
mendeteksi fraudulent financial reporting, laporan tahunan mungkin hanya untuk
hal tersebut terlihat pada tingkat signfikansi memenuhi formalitas informasi ke dalam
atas AUDCHANGE sebesar 0,374 dimana laporan tahunan itu sendiri. Dengan
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 dan demikian, foto CEO tidak begitu menaruh
memiliki arah negatif signifikan (kurang perhatian pada laporan tahunan sebagai
sejalan) yang di tunjukkan dengan nilai B media untuk menampilkan statusnya.
sebesar -0,084. Kemunculan dalam media elektronik
Ketika perusahaan melakukan mungkin lebih tepat sebagai media untuk
pergantian auditor bukan semata-mata menampilkan dirinya pada publik agar
upayanya dalam menghilangkan jejak fraud masyarakat mengetahui statusnya sebagai
(fraud trail) yang terdeteksi oleh auditor CEO.
sebelumnya, namun perusahaan merasa Namun dilihat dari implikasinya
tidak puas akan kinerja dari auditor diperoleh hasil yang kurang sejalan,
independen sebelumnya dan menginginkan berdasarkan pengujian yang dilakukan
auditor independen yang benar-benar Tessa dan Harto (2016), membuktikan
objektif, sehingga perusahaan melakukan bahwa semakin banyak jumlah foto CEO
pergantian auditor dengan tujuan untuk yang terpampang dalam sebuah laporan
meningkatkan kinerja perusahaan dimasa dapat mengindikasikan tingginya tingkat
mendatang. arogansi CEO dalam perusahaan tersebut.
Namun dilihat dari implikasinya Tingkat arogansi yang tinggi dapat
diperoleh hasil yang kurang sejalan, menimbulkan terjadinya fraud karena
menurut Rachmawati, Kurnia K. dan dengan arogansi dan superioritas yang
Marsono (2014), menyatakan pergantian dimiliki seorang CEO, membuat CEO
KAP oleh suatu perusahaan dalam kurun merasa bahwa kontrol internal apapun tidak
waktu tertentu memungkinkan perusahaan akan berlaku bagi dirinya karena status dan
untuk memanipulasi laba yang disajikan posisi yang dimiliki.
sehingga kegunaan berpindah KAP adalah
agar manipulasi yang dilakukan perusahaan KESIMPULAN
tidak diketahui oleh auditor yang baru. Oleh 1. Secara parsial, dari ketujuh variabel
karena itu untuk memperlancar proses independen yang digunakan dalam
manipulasi laba yang dilakukannya. penelitian ini terdapat empat
 Hipotesis ketujuh yaitu arrogance variabel independen yang memiliki
yang diproksikan oleh jumlah foto nilai signifikansi kurang dari 0,05
yaitu External pressure (LEV),
Financial stability (ACHANGE), yang baik dan benar lah yang harus
Ineffective monitoring (IND), dan didapatkan.
Change in board of director 2. Bagi Perusahaan
(DCHANGE). Dengan demikian, Sebaiknya pihak manajemen harus
bahwa keempat variabel lebih mempertimbangkan dalam
independen tersebut dapat penentuan target laba kepada para
mendeteksi variabel dependen yaitu karyawan, dikarenakan apabila
fraudulent financial reporting yang target keuangan suatu perusahaan
diukur dengan menggunakan model tinggi maka cenderung mendorong
Beneish M-Score. karyawan akan melakukan segala
2. Secara simultan atau bersama-sama, hal agar tujuan individu ataupun
Financial target (ROA), External organisasi tercapai. Pihak
pressure (LEV), Financial stability perusahaan juga harus lebih berhati-
(ACHANGE), Ineffective hati dalam hal menentukan
monitoring (IND), Change in kolektabilitas piutang kepada para
auditor (AUDCHANGE), Change pelanggan. Hal itu cenderung
in board of director (DCHANGE), meningkatkan tindakan kecurangan
dan Frequent number of CEO’s khususnya memanipulasi kas.
picture (CEOPIC) dapat 3. Bagi KAP
mendeteksi fraudulent financial Dalam melakukan proses audit
reporting dengan menggunakan sebaiknya KAP lebih mendetail
model Beneish M-Score. dalam penelusuran transaksi yang
3. Dari hasil uji determinasi terjadi khususnya apabila terdapat
didapatkan bahwa sumbangan klien dengan tingkat perubahan aset
pengaruh Financial target (ROA), yang meningkat dan dengan total
External pressure (LEV), Financial hutang yang tinggi,
stability (ACHANGE), Ineffective 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
monitoring (IND), Change in Diharapkan untuk melakukan
auditor (AUDCHANGE), Change penambahan sampel perusahaan
in board of director (DCHANGE), dan menggunakan rentan waktu
dan Frequent number of CEO’s yang lebih lama serta menggunakan
picture (CEOPIC) dapat variabel lainnya, mengingat masih
mendeteksi fraudulent financial terdapat 68,9% yang dapat
reporting dengan menggunakan dijelaskan oleh variabel lain,
Beneish M-Score berdasarkan seperti: komponen Pressure yang
model penelitian yang dibentuk diproksikan dengan kebutuhan
yaitu sebesar 31,1%, sedangkan keuangan individu (OSHIP),
sisanya sebesar 68,9% dipengaruhi komponen Opportunity yang
oleh faktor-faktor lain yang tidak diproksikan dengan pengaruh sifat
diikutsertakan dalam penelitian ini. industri (RECEIVABLE) dan
kualitas auditor eksternal (BIG) ,
SARAN komponen Rationalization yang
1. Bagi Investor diproksikan dengan opini audit
Berdasarkan hasil penelitian, secara (OPNADT), dan komponen
parsial, sebaiknya investor harus Arrogance yang diproksikan
lebih skeptis dalam beinvestasi dan dengan hubungan politik
bukan hanya karena terpropokasi (POLITICAL) dan duaisme jabatan
oleh tingkat pengembalian yang (DUALISM) yang nantinya
tinggi melainkan kualitas informasi mungkin dapat mendeteksi adanya
fraudulent financial reporting.
DAFTAR PUSTAKA Priantara, Diaz. 2013. Fraud Auditing &
Investigation. Jakarta: Penerbit
ACFE, 2018. “Report To The Nation On Mitra Wacana Media.
Occupational Fraud And Abuse
2014 Global Fraud Study”, Rachmawati, Kurnia K. dan Marsono,
Association Of Certified Fraud 2014. “Pengaruh Faktor-Faktor
Examiners, p. 1-80. dalam Perspektif Fraud Triangle
Terhadap Fraudulent Financial
Beneish, Messod D., 1999. “The Detection Reporting (Studi Kasus Pada
of Earnings Manipulation”, Perusahaan Berdasarkan Sanksi
Financial Analysis Journal, dari Bapepam Periode 2008-
Vol. 55, No. 05. 2012)”, Diponegoro Journal Of
Accounting, Vol:3, N:2, pp. 1-14.
Cressey, D. R. 1953. Other People’s
Money: a Study in the Social Sarpta, Restu Bella. 2018. Analisis Fraud
Psychology Embezzlement. Pentagon dalam Mendeteksi
Gloenco, IL: Free Perss. Fraudulent Financial Reporting
Menggunakan Beneish M-Score
Crowe, H. 2011. Why The Fraud Triangle Model (Studi Empiris Pada
Is No Longer Enough. In Horwath, Perusahaan Manufaktur yang
Crowe LLP. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016). Skripsi Program
Fitrawansyah. 2014. Fraud & Auditing. S1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Edisi I. Jakarta: Mitra Wacana Universitas Lampung. Bandar
Media. Lampung.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Statement on Auditing Standart (SAS) No.
Multivariate Dengan Program IBM 99, 2003. “Consideration of Fraud
SPSS 23. Semarang: Badan in a Financial Statement Audit.
Penerbit Universitas Diponegoro. Journal of Accountancy, Vol. 1.

Herviana, Ema. 2017. Fraudulent Susmita dan Nanik, 2015. “Analisis


Financial Reporting: Pengujian Determinan Financial Statement
Teori Fraud Pentagon pada Melalui Pendekatan Fraud
Badan Usaha Milik Negara (Bumn) Tiangle”, Accounting Analisis
yang Terdaftar DiBursa Efek Journal Vol. 4 No 1. Universitas
Indonesia (BEI) Periode 2012 Negeri Semarang, Indonesia.
2016. Skripsi Program S1. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Tessa G, Chynthia dan Puji Harto, 2016.
Islam Negeri (UIN) Syarif “Fraudulent Financial Reporting:
Hidayatullah. Jakarta. Pengujian Teori Fraud Pentagon
Pada Sektor Keuangan dan
Kurnia, A. A., & Anis, I., 2017. “Analisis Perbankan di Indonesia”,
Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Simposium Nasional Akuntansi XIX
Kecurangan Laporan Keuangan Lampung, p. 1-21.
dengan Menggunakan Fraud Score
Model”, Journal of Simposium
Nasional Akuntansi XX Jember,
130.

Anda mungkin juga menyukai