The Indonesian Accounting Review Vol. 9, No. 2, Juli - Desember 2019, halaman 121 - 132
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang digunakan
untuk mendeteksi financial statement fraud dengan perspektif fraud
diamond. Penelitian ini menganalisis pengaruh pressure yang
diproksikan dengan financial target, opportuni-ty yang diproksikan
dengan ineffective monitoring, rationalization yang diproksikan dengan
pergantian auditor dan capability yang diproksikan dengan pergantian
direksi terhadap financial statement fraud. Penelitian ini menggunakan
36 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2014-2016 sebagai sampel, yang diambil dengan
menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji
regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pressure
yang diproksikan dengan financial target dan rationale yang diproksikan
dengan pergantian auditor berpengaruh terhadap financial statement
1. zNTRODUCTzON fraud, sedangkan opportunity yang diproksikan dengan ineffective
monitor-ing dan capability yang diproksikan dengan pergantian direksi
tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.
2. TEORI KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Berlian Penipuan
Teori fraud diamond merupakan
pengembangan dari teori pendahulunya yaitu
fraud triangle theory yang dikemukakan oleh
Cressey pada tahun 1953 (dalam Abdullahi
dan Mansor, 2015) yang terdiri dari tiga
penyebab terjadinya kecurangan yaitu
tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Pada
123
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
kecurangan. Menurut SAS No. 99, terdapat
yang memiliki kemampuan dapat menyadari
empat kondisi umum yang menggambarkan
pintu yang terbuka dan kesempatan untuk
tekanan yaitu stabilitas keuangan, target
mengambil keuntungan dengan melewatinya,
keuangan, kebutuhan keuangan pribadi, dan
tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali.
tekanan eksternal. Penelitian ini menggunakan
Penipuan target keuangan sebagai proksi dari tekanan
Menurut Association of Certified Fraud karena hampir 95% kecurangan dilakukan
Examiners (ACFE) dalam Kennedy dan karena adanya tekanan keuangan (Al-Brecht et
Siregar (2017), fraud adalah tindakan al, 2011:36).
melanggar hukum yang disengaja yang Tekanan yang dihadapi manajemen
dilakukan untuk tujuan tertentu (manipulasi
atau memberikan laporan palsu kepada pihak
lain) yang dilakukan oleh orang-orang dari
dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau kelompok yang
secara langsung atau tidak langsung
merugikan pihak lain. Menurut Albrecht dkk.
(2011:7), fraud terdiri dari beberapa elemen
penting: (a) presentasi;
(b) tentang hal yang material; (c) yang salah);
(d) dilakukan dengan sengaja atau ceroboh; (e)
yang diyakini; (f) ditindaklanjuti oleh korban;
(g) merugikan korban.
126
The Indonesian Accounting Review Vol. 9, No. 2, Juli - Desember 2019, halaman 121 - 132
Gambar 1
Kerangka Kerja
127
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
perusahaan. Pergantian direksi juga dapat
Statement on Auditing Standard (SAS) No.
menurunkan efektivitas kinerja karena
99, karena auditor lama lebih mengetahui
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
kondisi perusahaan sehingga memiliki
beradaptasi dengan budaya direksi yang baru
kemungkinan yang lebih besar untuk
sehingga menimbulkan masa stress yang
mendeteksi kecurangan laporan keuangan
semakin membuka peluang terjadinya
dibandingkan dengan auditor baru. Oleh
kecurangan (Brennan & McGrath, 2007).
karena itu, peneliti menggunakan pergantian
Pergantian direktur
auditor sebagai proksi rasionalisasi karena
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
kecurangan. Pernyataan tersebut dibuktikan
oleh penelitian yang dilakukan oleh Manurung
& Hardika (2015) dan Lou & Wang (2009)
bahwa pergantian auditor berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan.
Berdasarkan landasan teori dan hasil
penelitian terdahulu, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
3. METODE PENELITIAN
Contoh Klasifikasi
Populasi penelitian ini mencakup seluruh
perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2014 - 2016 yang terdiri dari 42
perusahaan dengan 126 data.
Penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dengan kriteria yang
telah ditentukan untuk mendapatkan sampel
yang representatif. Kriteria tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan mempublikasikan laporan
keuangan tahunan di situs resmi
perusahaan atau di www. idx.co.id
selama periode 2014-2016
2. Data yang berkaitan dengan variabel
penelitian disajikan secara lengkap
selama periode 2014-2016
Perusahaan tidak mengalami delisting
dari BEI selama periode 2014-2016
Setelah melalui purposive sampling, dari
42 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2016, sebanyak 36
perusahaan atau 108 data dijadikan sampel
dalam penelitian ini.
Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang menekankan pada pengujian
hipotesis melalui pengukuran variabel-
variabel dalam bentuk angka. Salah satu
contoh data kuantitatif adalah data yang
berupa rasio-rasio keuangan.
Penelitian ini mengumpulkan data
dengan metode dokumentasi. Sumber data
129
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
Variabel Penelitian Kinerja Keuangan = perubahan piutang
Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian + perubahan persediaan + perubahan penjualan
ini yaitu variabel dependen dan variabel tunai
independen. Variabel dependen dalam + perubahan pendapatan
penelitian ini adalah kecurangan laporan
keuangan, sedangkan variabel independennya Catatan:
adalah tekanan (X1) yang diproksikan dengan Perubahan Piutang = ∆Piutang
target keuangan, kesempatan (X2) yang Rata-rata Total Aset
diproksikan dengan pemantauan yang tidak
efektif, rasionalisasi (X3) yang diproksikan Perubahan Persediaan = ∆Persediaan
dengan pergantian auditor, dan kapabilitas Rata-rata Total Aset
(X4) yang diproksikan dengan pergantian
Perubahan Penjualan Tunai =
direksi.
∆Penjualan - ∆Piutang
Definisi Operasional Variabel Penjualan (t) Piutang
Kecurangan Laporan Keuangan (t)
Kecurangan laporan keuangan adalah Perubahan Penghasilan =
kesalahan yang disengaja dalam pembuatan Laba (t) - Laba (t-1)
laporan keuangan sehingga dapat menyesatkan Rata-rata Total Aset
penggunanya. Penelitian ini mengukur Rata-rata Total Aset
kecurangan laporan keuangan dengan
menggunakan model fraud score (F-Score)
Tekanan
yang dikemukakan oleh Dechow et al (2012).
Dalam penelitian ini, tekanan diproksikan
dengan financial target, yaitu tekanan yang
F-Score = Kualitas Akrual + Kinerja berlebihan yang dialami oleh manajemen
Keuangan untuk mencapai target keuangan yang
Kualitas akrual diproksikan dengan akrual ditentukan oleh pemegang saham. Target
RSST (Richardson et al., 2004): keuangan merupakan tolak ukur bagi
Akrual RSST = ∆WC + ∆NCO + ∆FIN pemegang saham dalam menilai kinerja
Rata-rata Total Aset manajemen yang ditentukan oleh tingkat
Catatan: keuntungan yang harus diperoleh (Manurung
WC (Modal Kerja) = Aset Lancar - Kewajiban & Hardika, 2015). Peneliti mengukur tingkat
Lancar laba perusahaan dengan menggunakan rasio
NCO (Non-Current Operating Accrual) = profitabilitas, salah satunya adalah Return on
(Total Aset - Aset Lancar - Investasi dan Assets (ROA), yaitu rasio laba terhadap
Uang Muka) - (Total Kewajiban - jumlah aktiva yang digunakan untuk
Kewajiban Lancar - Utang Jangka Panjang) mengukur kemampuan perusahaan dengan
FIN (Financial Accrual) = Total Investasi - menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam
Total Kewajiban menghasilkan laba. Semua peneliti sering
menggunakan ROA untuk menilai kinerja
ATS (Rata-rata Total Aset) = manajer dan menentukan bonus, kenaikan gaji,
Total Aset Awal + Total Aset Akhir 2 dan lain-lain (Skousen et al., 2009). ROA
dihitung dengan rumus:
Laba Bersih
ROA =
Total Aset
Peluang
A = delta (perbedaan dalam t dan t-1) Dalam penelitian ini, peneliti memproksikan
peluang berdasarkan pemantauan yang tidak
Kinerja keuangan suatu laporan keuangan efektif. Menurut SAS No. 99, ineffective
dianggap mampu memprediksi terjadinya monitoring adalah situasi dimana perusahaan
kecurangan laporan keuangan (Skousen dan tidak memiliki pengawasan yang efektif untuk
Twedt, 2009) memantau kinerjanya. Kurangnya
pengendalian dan pengawasan internal yang
baik dapat memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk melakukan kecurangan.
Tabel 1
130
The Indonesian Accounting Review Vol. 9, No. 2, Juli - Desember 2019, halaman 121 - 132
Analisis Deskriptif
N Minimum Maksimum Berarti Std. Deviasi
FSCORE 77 -1.52667 .75062 -.0561886 .36305482
ROA 77 -.64387 .33640 .0089380 .12245746
BDOUT 77 .00 .67 .4107 .12438
Sumber: Data yang diolah
131
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
Dewan komisaris independen adalah kantor akuntan publik selama periode 2014-
komisaris yang tidak memiliki hubungan 2016.
bisnis (kontraktual) atau hubungan lainnya
dengan pemegang saham mayoritas dan Kemampuan
direksi, baik secara langsung maupun tidak Capability adalah kemampuan seseorang
langsung (Prabowo, 2014). Dewan komisaris untuk melakukan kecurangan. Menurut Wolfe
memiliki tugas untuk menjamin terlaksananya dan Hermanson (2004), kecurangan tidak akan
strategi perusahaan, mengawasi manajemen terjadi tanpa adanya orang yang tepat dengan
dalam mengelola perusahaan, dan mewajibkan kemampuan yang tepat untuk melakukan
terlaksananya akuntabilitas (Forum for setiap detail kecurangan. Posisi dewan direksi
Corporate Governance in Indonesia, 2003). dianggap memiliki kapabilitas untuk
Menurut Beasley (1996), masuknya dewan melakukan kecurangan. Pergantian direksi
komisaris dari luar perusahaan meningkatkan pada umumnya sarat akan muatan politis dan
efektivitas dewan dalam mengawasi kepentingan pihak-pihak tertentu yang
manajemen untuk mencegah terjadinya memicu munculnya konflik kepentingan
kecurangan laporan keuangan. Oleh karena itu, (Sihombing & Rahardjo, 2014). Pergantian
monitoring yang tidak efektif diukur dengan direksi dapat digunakan sebagai indikator
menggunakan jumlah dewan komisaris kecurangan karena dapat digunakan sebagai
independen (BDOUT) yang dihitung dengan alat untuk menyingkirkan direksi lama yang
rumus mengetahui adanya kecurangan dalam suatu
perusahaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
BDOUT = capability diproksikan dengan pergantian
Jumlah Komisaris Independen Jumlah direksi (DCHANGE) yang diukur dengan
Total Komisaris variabel dummy, yaitu diberi nilai 1 jika
terjadi pergantian direksi pada periode 2014-
Rasionalisasi
2016, dan diberi nilai 0 jika tidak terjadi
Penelitian ini memproksikan rasionalisasi
pergantian direksi pada periode 2014-2016.
dengan pergantian auditor. Pergantian auditor
perusahaan dapat diartikan sebagai upaya 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
untuk menghilangkan jejak kecurangan yang Statistik Deskriptif
ditemukan oleh auditor independen Analisis deskriptif bertujuan untuk
sebelumnya. Auditor lama lebih mengetahui memberikan gambaran atau deskripsi
kondisi perusahaan sehingga lebih mengenai data yang dikumpulkan (Ghozali,
memungkinkan untuk mendeteksi kecurangan 2013:19). Tabel 1 menunjukkan bahwa
daripada auditor baru. Kecenderungan ini variabel dependen dalam penelitian ini terdiri
mendorong perusahaan untuk mengganti dari 77 data dengan nilai minimum sebesar -
auditor independennya untuk menutupi 1.52667 dan nilai maksimum sebesar 0.75062.
kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Nilai rata-rata dari sampel adalah -0.0561886
Oleh karena itu, variabel rasionalisasi yang sedangkan standar deviasi atau jarak antara
diproksikan dengan pergantian KAP yang satu data dengan data yang lain adalah
diukur dengan variabel dummy diberi nilai 1 0.36305482. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
jika terjadi pergantian KAP selama periode standar deviasi lebih tinggi dari nilai rata-rata,
2014-2016 dan diberi nilai 0 jika tidak terjadi yang berarti variasi data F-score cukup besar
pergantian KAP. atau data heterogen.
Tabel 2
Analisis Deskriptif Variabel Dependen Rasionalisasi ACPA
Frekuensi Persen Valid Persen Persen Kumulatif
Valid 0 63 81.8 81.8 81.8
1 14 18.2 18.2 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sumber: Data yang
diolah Tabel 3
Analisis Deskriptif Variabel Independen Perubahan Kapabilitas
Frekuensi Persen Valid Persen Persen Kumulatif
Valid 0 42 54.5 54.5 54.5
132
The Indonesian Accounting Review Vol. 9, No. 2, Juli - Desember 2019, halaman 121 - 132
133
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Koefisien Tidak Terstandarisasi Koefisien Standardi-ed T Sig.
B Std. Kesalahan Beta
1 (Konstan) -.348 .128 -2.730 .008
ROA 1.501 .282 .506 5.322 .000
BDOUT .500 .280 .171 1.789 .078
ACPA .220 .089 .235 2.456 .016
BERUBAH .074 .070 .102 1.062 .292
R2 0.351
R2 yang
disesuaikan 0.315
F hitung 9.723
Sig. F 0.000
yang berarti sebanyak 35 data atau 45,5% data
Sumber: Data yang diolah
mengalami pergantian direktur pada tahun
Tabel 1 menunjukkan total data untuk 2012-2016. Berdasarkan uraian tersebut
ROA yang terdiri dari 77 data dengan nilai memberikan bukti
minimum sebesar -0.64387 dan nilai
maksimum sebesar 0.33640. Nilai rata-rata
(mean) dari ROA adalah sebesar 0.0089380
sedangkan nilai standar deviasi sebesar
0.12245746. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
standar deviasi lebih tinggi dari nilai rata-rata.
Hal ini juga berarti bahwa variasi data ROA
cukup besar atau data bersifat heterogen.
Pada Tabel 1, terlihat bahwa total data
untuk BDOUT adalah 77 data dengan nilai
minimum
0,00 dan nilai maksimum 0,67. Nilai rata-rata
(mean) adalah 0.4107 dengan standar deviasi
0.12438. Nilai standar deviasi menunjukkan
nilai yang lebih rendah dari mean. Hal ini
berarti variasi data BDOUT relatif kecil atau
bersifat homogen.
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 77
data ACPA, dimana angka 0 memiliki
frekuensi sebanyak 63, artinya sebanyak 63
data atau 81,8% data tidak mengalami
pergantian kantor akuntan publik (KAP) pada
periode 2014-2016. Angka 1 memiliki
frekuensi sebanyak 14, artinya sebanyak 14
data atau 18,2% data mengalami pergantian
kantor akuntan publik (KAP) pada periode
2014-2016. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa banyak perusahaan yang tidak
melakukan pergantian kantor akuntan publik
selama tahun 2014-2016 sehingga risiko
kecurangan laporan keuangan semakin rendah
karena rasionalisasi yang rendah.
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
terdapat 77 data DCHANGE. Angka 0
memiliki frekuensi sebanyak 42, yang berarti
42 data atau 54,5% data tidak mengalami
pergantian direktur pada tahun 2012-2016.
Angka 1 memiliki frekuensi sebanyak 35,
134
The Indonesian Accounting Review Vol. 9, No. 2, Juli - Desember 2019, halaman 121 - 132
135
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
dari aktivitas yang dilakukan oleh dewan
antara manajemen dan pemegang saham,
komisaris pada perusahaan yang memiliki nilai
dimana pemegang saham ingin mendapatkan
BDOUT paling tinggi yaitu 0,67, mereka
hasil kinerja yang baik dari perusahaannya,
melakukan rapat dalam 4-8 kali dalam setahun,
sedangkan manajemen ingin mendapatkan
sedangkan perusahaan
bonus ketika mencapai target pemegang
saham. Oleh karena itu, manajemen yang
mengalami tekanan yang tinggi memiliki
risiko yang tinggi untuk melakukan
kecurangan laporan keuangan untuk
memenuhi keinginan pemegang saham dan
meningkatkan kesejahteraannya. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Manurung & Hardika
(2015), Widarti (2015), dan Manurung &
Hadian (2013) bahwa tekanan yang
diproksikan dengan target keuangan
berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan.
137
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
monitoring, rasionalisasi yang diproksikan
alasan perusahaan melakukan pergantian
dengan pergantian auditor, dan kapabilitas
direksi: (a) 11 perusahaan melakukan
yang diproksikan dengan pergantian
pergantian direksi karena adanya pengunduran
direksi, secara simultan berpengaruh
diri direksi yang bersangkutan, ada direksi
terhadap kecurangan laporan keuangan.
yang mendapat penugasan lain sehingga
2. Berdasarkan hasil hipotesis
mengundurkan diri dari jabatannya; (b) 2
perusahaan melakukan pergantian direksi
karena masa jabatan direksi yang
bersangkutan telah berakhir; (c) 4 perusahaan
melakukan pergantian direksi karena
memberhentikan dengan hormat direksi yang
bersangkutan dari jabatannya yang
kemungkinan besar dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan; (d) 1
perusahaan melakukan pergantian direksi
karena direksi yang bersangkutan mengalami
gangguan kesehatan yang cukup berat
sehingga memerlukan perawatan intensif; (e)
dan 5 perusahaan tidak memberikan alasan
mengapa melakukan pergantian direksi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
diketahui bahwa 18 dari 23 perusahaan atau
78% perusahaan melakukan pergantian direksi
dengan alasan yang jelas. Pergantian direksi
dilakukan bukan karena direksi lama
mengetahui atau tidak mengetahui adanya
kecurangan dalam perusahaan. Pemegang
saham melakukan pergantian direksi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dengan
merekrut direksi baru yang dinilai lebih
kompeten dari direksi sebelumnya atau karena
alasan tertentu dari direksi yang bersangkutan
seperti alasan kesehatan d a n penugasan
lainnya, bukan dilakukan untuk menutupi
kecurangan yang dilakukan direksi
sebelumnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa
capability dalam penelitian ini tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Annisya,
dkk (2016), Yesiariani & Rahayu (2016), dan
Sihombing & Rahardjo (2014) bahwa
capability tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
REFERENSI
Abdullahi, Rabi'u dan Mansor, Noorhayati.
2015. Teori Segitiga Kecurangan (Fraud
Triangle Theory) dan Teori Berlian
Kecurangan (Fraud Diamond
Theory). Memahami Konvergen dan
Divergen Untuk Penelitian Masa
Depan. Jurnal Internasional Riset
Akademik Ilmu Akuntansi,
Keuangan dan Manajemen. Vol. 5,
No.4, hal. 38-45.
AICPA, SAS No.99. 2002. Pertimbangan atas
Kecurangan dalam Audit Laporan
Keuangan. New York : AICPA.
Afriyanto, Dedy. 2016. Direksi Timah Dituding
Manipulasi Laporan Keuangan.
(Online). (https://economy.okezone.
com, diakses 17 september 2017).
Albrecht, W. S., Albrecht, C.C., Albrecht, C.O.,
dan Zimbelman, Mark F. 2011.
Pemeriksaan Kecurangan (Fraud
Examination). Edisi Keempat.
Mason, Ohio USA: Cengage
Learning.
Annisya, Mafiana, dkk. 2016. Pendeteksian
Kecurangan Laporan Keuangan
Menggunakan Fraud Diamond. Jurnal
Bisnis Dan Ekonomi (JBE). Vol
23. No 1. Hal 72-89. ISSN: 1412-3126.
Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat
(ACFE). 2014. Report to the Nation
(Online). (www.acfe.com, diakses
pada 9 Juni 2017).
-------- .2016. Lapor kepada Bangsa (Online).
(www.acfe.com, diakses pada 15 April
2017).
Beasley, M. 1996. Analisis Empiris Hubungan
antara Komposisi Dewan Direksi dan
Kecurangan Laporan Keuangan. The
140
The Indonesian Accounting Review Vol. 9, No. 2, Juli - Desember 2019, halaman 121 - 132
Australia.
Brennan, Niamh M., dan McGrath, Mary.
2007. Kecurangan Laporan Keuangan
(Financial Statement Fraud): Insiden, Metode
dan Motif. Australian Accounting Review.
17 (2) (42): 49-61. Dechow, P. M, Hutton, A.
P, Kim, J H, dan Sloan, R. G. 2012.
Mendeteksi Manajemen Laba: Sebuah
Pendekatan Baru.
Jurnal Penelitian Akuntansi. Vol
50. Ed 2. Hal 275-334.
Dechow, P., Sloan, R., & Sweeney, A. 1996.
Penyebab dan Konsekuensi
Manipulasi Laba: Analisis
Perusahaan yang Dikenai Tindakan
Penegakan Hukum oleh SEC. Riset
Akuntansi Kontemporer. Vol 13. No
1. Hal 1-36.
Dunn, P. 2004. Dampak Insider Power
terhadap Fraudulent Financial
Reporting. Jurnal Manajemen. Vol
30. No 3. Hal 397-412.
Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI). 2003. Seri Tata
Kelola Perusahaan (Corporate
Governance) Jilid II. Jakarta: FCGI.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate
Dengan Program IBM SPSS 21
Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Kennedy, P. S. J. dan Siregar, S. L. 2017. Para
Pelaku Fraud di Indonesia Menurut
Survei Fraud Indonesia-Fraud Actors
In Indonesia According To Fraud
Indonesia Survey. Buletin Ekonomi
FEUKI. Vol. 21, No. 2.
Loebbecke. J. K., M. M. Eining, dan J. J.
Willingham. 1989. Pengalaman
Auditor dengan
Ketidakberesan
Material: Frekuensi, Sifat, dan
Detestabilitas. Auditing: Jurnal
Praktik & Teori 9. Musim Gugur: 1-
28.
Lou, Yung-I dan Wang, Ming-Lou. 2009.
Faktor Risiko Kecurangan Dari
Segitiga Kecurangan Menilai
Kemungkinan Kecurangan
Pelaporan Keuangan. Jurnal
Penelitian Bisnis & Ekonomi. Vol 7.
No 2.
Manurung, Daniel T. H. dan Hadian, Niki.
2013. Pendeteksian Kecurangan
Laporan Keuangan dengan Fraud
Triangle. Prosiding Konferensi Riset
Bisnis Internasional ke-23. ISBN:
978-1-922069-36-8. Mel-
bourne,
141
Muara Rizqulloh Mulia, Analisis fraud diamond dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan
Manurung, Daniel T. H. dan Hardika, Andhika Stice, J. 1991. Menggunakan Informasi
Ligar. 2015. Analisis Faktor-Faktor Keuangan dan Pasar untuk
Yang Mempengaruhi Kecurangan Mengidentifikasi Faktor-Faktor Pra-
Laporan Keuangan Dalam Perspektif Perikatan yang Berhubungan dengan
Fraud Diamond: Studi Empiris pada Tuntutan Hukum Terhadap Auditor.
Perusahaan Perbankan yang The Accounting Review. Vol 66. No
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Hal 516-533.
Tahun 2012 sampai dengan 2014. Summers, S. L. & Sweeney, J. T. 1998. Salah
International Conference on Saji Laporan Keuangan dan
Accounting Studies (ICAS). Johor Perdagangan Orang Dalam: Sebuah
Bahru, Johor, Malaysia. Analisis Em-piris. The Accounting
Prabowo, Danuharja Arvin. 2014. Pengaruh Review. Vol 73. No. 1. April. No. 2.
Komisaris Independen, Independensi Hal 131-146.
Komite Audit, Ukuran dan Jumlah Widarti. 2015. Pengaruh Fraud Triangle
Rapat Komite Audit Terhadap Terhadap Deteksi Kecurangan
Manajemen Laba. Jurnal Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Akuntansi. Vol 3. No 2. No 1. Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Rezaee, Z. 2002. Penipuan Laporan Keuangan Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
(Financial Stetement Fraud): Dan Bisnis Sriwijaya. Vol 13. No 2.
Pencegahan dan Pendeteksian. New No 2.
York : John Wiley & Sons, Inc. Wijaya, Agoeng. 2010. ICW Ungkap
Richardson, Scott A., et al. 2005. Keandalan Manipulasi Penjualan Batu Bara
Akrual, Persistensi Laba dan Harga Grup Bakrie. (Online).
Saham. Jurnal Akuntansi dan (https://m.tempo. co, diakses 17
Ekonomi. Vol 39. No. 2. April. No. 2. September 2017).
Hal 437-485. Wilopo, Romanus. 2014. Etika Profesi Akuntan
Sihombing, Kennedy S. dan Rahardjo, Shiddiq : Kasus-Kasus di Indonesia. Edisi
Nur. 2014. Analisis Fraud Diamond Kedua. Surabaya: STIE Per-banas
dalam Mendeteksi Financial Press.
Statement Fraud: Studi Empiris pada Wolfe, David T. dan Hermanson, Dana R. 2004.
Perusahaan Manufaktur yang Berlian Kecurangan (The Fraud
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012. Diamond): Mempertimbangkan
Diponegoro Journal of Accounting. Empat Elemen Kecurangan. The
Vol 3. No 2. No 2. Hal 1-12. Hal 1- CPA Journal.
12. ISSN (Online): Yesiariani, Merissa dan Rahayu, Isti. 2016.
2337-3806. Analisis Fraud Diamond dalam
Skousen, C.J. 2009. Mendeteksi dan Mendeteksi Financial statement fraud
Memprediksi Stabilitas Keuangan: (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ-
Efektivitas Segitiga Kecurangan dan 45 yang Terdaftar di BEI Tahun
SAS No 9. Jurnal Akuntansi dan 2010-2014). Simposium Nasional
Auditing. SSRN (Social Science Akuntansi XIX Lampung.
Research Network). Vol 13. No. 1. Hal Zaki, Noha Mohamed. 2017. Kesesuaian
53-81. Model Fraud Triangle dan Diamond
Skousen, C. J. dan Twedt, Brady James. 2009. dalam Menilai Kemungkinan
Penipuan di Pasar Negara Kecurangan Laporan Keuangan-
Berkembang: Sebuah Analisis Lintas Sebuah Studi Empiris pada
Negara. (Online). (http:// Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
ssrn.com/abstract =1340586, diakses Efek Mesir. Jurnal Internasional Ilmu
pada tanggal pada 14 Oktober 2017). Sosial dan Penelitian Ekonomi. Vol
St Pierre, K. & Anderson, J. 1984. Analisis 02. No. 02. Edisi 02.
Faktor-Faktor yang Berhubungan ISSN: 2455-8834.
dengan Tuntutan Hukum Terhadap
Akuntan Publik. The Accounting
Review. Vol 59. No
2. Hal 242-263.
142