Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA
Disusun Oleh :
Kelompok 4 :
Henri William Dani (217017051)
Ricky Martin Sitorus (217017046)
B. Kapabilitas Organisasi
Kapabilitas organisasi adalah elemen fundamental dari pandangan berbasis sumber daya
(RBV) perusahaan. Sejalan dengan RBV, inovasi, pembelajaran organisasi, orientasi pasar dan
kewirausahaan diakui sebagai kapabilitas utama untuk mencapai keunggulan kompetitif, untuk
menyamai dan menciptakan perubahan pasar (Henri 2006, 532). Penelitian ini mengadopsi model
Lin et al. (2008) dimana keempat kapabilitas diprediksi sebagai elemen yang secara kolektif
memberikan kontribusi pada pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan yang
menghasilkan kinerja yang lebih baik. Keempat kapabilitas tersebut saling terkait sebagai berikut:
1) Kewirausahaan memiliki dampak positif terhadap orientasi pasar (Matsuno et al. 2002).
2) Orientasi pasar membutuhkan pembelajaran organisasi yang luas. Keduanya sangat
berkorelasi dan saling bergantung (Day 1994; Slater dan Narver 1995; Bell et al. 2002).
Orientasi pembelajaran sangat diperlukan untuk orientasi pasar dan kewirausahaan (Hurley
dan Hult 1998).
3) Orientasi pembelajaran memediasi hubungan antara orientasi pasar dan keinovatifan, dan
hubungan antara orientasi kewirausahaan dan keinovatifan (Jaworski dan Kohli 1993; Baker
dan Sinkula 2002; Slater dan Narver 1995; Hurley dan Hult 1998).
4) Semakin tinggi tingkat orientasi pembelajaran, semakin kuat pengaruhnya terhadap
keinovatifan (Goes dan Park 1997; Hurley dan Hult 1998; Baker dan Sinkula 1999).
Keinovatifan adalah penentu penting dari kinerja bisnis (Narver dan Slater 1990; Jaworski
dan Kohli 1993; Greenley 1995).
Dalam penelitian ini, tujuan penggunaan teori kontinjensi pada penelitian sistem
pengendalian manajemen (MCS) (mengacu pada SMA) adalah untuk menjelaskan keefektifan
desain sistem pengendalian manajemen yang paling sesuai dengan variabel kontekstual (mengacu
pada kapabilitas organisasi) seperti strategi, lingkungan eksternal, teknologi, struktur organisasi,
ukuran dan budaya. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mengidentifikasi
mekanisme kritis, seperti teknik SMA, yang paling bertanggung jawab dalam menciptakan,
mempertahankan, atau mengeksploitasi sumber daya yang menghasilkan keunggulan kompetitif.
Penelitian terbaru tentang RBV perusahaan menekankan bahwa secara kolektif empat kapabilitas
organisasi (orientasi pasar, kewirausahaan, keinovatifan, dan pembelajaran organisasi)
berkontribusi pada keunggulan kompetitif kompetitif yang berkelanjutan, dan perusahaan harus
memiliki sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang memiliki karakteristik khusus, seperti
nilai, langka, tidak dapat ditiru dan tidak dapat digantikan, atau VRIN (Hult et al. 2003; Henri
2006; Lin et al. 2008). Dan dalam penelitian ini, praktik SMA diasumsikan lebih efektif pada
perusahaan yang menerapkan strategi orientasi pasar, kewirausahaan, dan inovasi, serta pada
perusahaan yang mengedepankan pembelajaran organisasi. Meskipun SMA dianggap sebagai
kontrol formal, SMA lebih fleksibel daripada akuntansi manajemen tradisional, dan cocok untuk
penggunaan interaktif yang mendorong ide dan kreativitas (Wilson 1995; Simons 1995).
2. KRITIK
Ada beberapa hal yang menurut kami sebagai pembaca yang bisa kami kritik dari
penelitian ini ,adapun itu adalah sebagai berikut:
1) Pembaca melihat focus penelitian adalah hasil dari kinerja perusahaan yang di dukung oleh
indicator- indicator pendukung yang harusnya dibahas lebih dalam lagi daripada apa yang
terlihat .karena pembaca melihat peneliti tidak membahas kinerja perusahaan dari segi apa
atau kinerja perusahaan yang bagaimana yang diarahkan oleh peneliti .pembaca masih
melihat sebuah batasan terkait hal ini dari penelitian ini.
2) Penggunaan Teori kontijensi dan teori pandangan sumber daya atau RBV yang seharusnya
adalah Grand Theory dari penelitiaan ini tidak begitu diperjelas oleh peneliti pada saat
perumusan Hipotesis.
3) Kinerja perusahaan sebagai variable Dependen yang harusnya lebih di bahas oleh peneliti
tidak begitu terlihat dibandingkan Variabel akuntansi manajemen strategis atau pada
penelitian ini sebagai variable moderating yang lebih dibahas sebagai focus pada penelitian
ini.
4) Pada tinjauan literature dan pengembangan hipotesis teori mengenai kinerja perusahaan
tidak dicantumkan ,seperti teori akuntansi manajemen strategis dan kapabilitas/kemampuan
organisasi.
5) Penelitian ini belum memberikan gambaran yang mampu menggambarkan keadaan
sebenarnya dikarena ukuran sampel yang masih terbatas.
6) Penelitian ini menggunakan 103 perusahaan sebagai Responden dengan jumlah 54
pertanyaan padahal seharusnya dalam penelitian,peneliti harus menggunakan jumlah
sampel sebesar 270 perusahaan atau dengan kata lain 5 kali lebih banyak dari jumlah
pertanyaan yang diajukan pada kuisioner.