Anda di halaman 1dari 11

ABDI EQUATOR

Volume 2 Nomor 2, September 2022, (48-58)

e-ISSN: 2775-7382 p-ISSN: 2776-2130


https://jurnal.untan.ac.id/index.php/abdiequator

MODERASI KOMITE AUDIT PADA DETERMINAN KECURANGAN


LAPORAN KEUANGAN
Nur Asni1), Elok Heniwati2)*
1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
2)FEB UNTAN, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
*email: elok.heniwati@ekonomi.untan.ac.id

Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan
analisis kecurangan pentagon dan melalui moderasi komite audit. Fraud pentagon merupakan konsep yang
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan penipuan, yaitu tekanan, kesempatan,
rasionalisasi, kemampuan, dan kesombongan. Dalam penelitian ini faktor tekanan diproksikan dengan
menggunakan target keuangan (ROA). Faktor peluang diproksi dengan menggunakan pemantauan yang efektif
(PLG). Faktor rasionalisasi diproksi dengan menggunakan pergantian auditor (RAS). Faktor kapabilitas diproksi
dengan menggunakan pergantian direksi (ABI). Terakhir, faktor arogansi diproksikan dengan menggunakan
banyaknya foto CEO (ARO). Penelitian ini menggunakan model F-Score untuk melihat potensi kecurangan
laporan keuangan (KLK) dan jumlah komite audit (KAU) sebagai variabel moderasi. Sampel dalam penelitian
ini adalah 26 perusahaan sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021 yang memenuhi
kriteria tertentu. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan pengujian hipotesis menggunakan uji t.
Hasil riset ini menyatakan bahwa peluang dan rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Tekanan, kemampuan, dan arogansi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Komite audit
mampu memoderasi pengaruh peluang terhadap kecurangan laporan keuangan. Pengaruh tekanan, rasionalisasi,
kemampuan dan arogansi tidak dapat dimoderasi dengan komite audit terhadap kecurangan laporan keuangan.

Kata kunci: Fraud pentagon, Kecurangan laporan keuangan, Komite audit

Article History: Received:1st Sept 22 Revised:10th Sept 22 Accepted:15th Sept 22

ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©


48
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

memperlihatkan bahwa tekanan, peluang


PENDAHULUAN
dan rasionalisasi berpengaruh signifikan
Kecurangan laporan keuangan menjadi dengan kecurangan laporan keuangan.
perhatian auditor sejak kasus Enron dan Kajian sebelumnya (Murtanto & Sandra,
WorldCom di Amerika Serikat telah 2019; Yusof, Mohamed, & Simon, 2015)
memaksa pembubaran sebuah kantor terkait faktor kemampuan dan arogansi
akuntan dan menyebabkan kerugian besar menyatakan berpengaruh signifikan
bagi investor. Kecurangan laporan keuangan terhadap kecurangan laporan keuangan.
membuat keandalan atas laporan keuangan Sementara itu, hasil empiris menyebutkan
perusahaan menyesatkan pihak-pihak bahwa komite audit dapat memoderasi
berkepentingan dalam mengambil hubungan antara faktor pentagon terhadap
keputusan. Akibat dari kecurangan pada kecurangan laporan keuangan (Murtanto &
laporan keuangan tidak hanya merugikan Sandra, 2019).
keuangan perusahaan, namun juga dapat
berimbas kepada reputasi serta kepercayaan Penelitian ini mengacu pada beberapa
publik atas perusahaan yang memanipulasi penelitian terdahulu dalam proses
laporan keuangan. Oleh karena itu, sejumlah perumusahan hipotesisnya dengan fraud
pihak sangat concern dengan masalah pentagon sebagai faktor utamanya.
pendeteksian kecurangan laporan keuangan. Sejumlah elemen yang dimiliki oleh fraud
pentagon berpotensi sebagai indikator
Sejumlah faktor dapat memicu terjadinya kecurangan laporan keuangan
terjadinya tindakan kecurangan pada laporan seperti tekanan (financial targets), peluang
keuangan perusahaan. Pada umum, (ineffective monitoring), rasionalisasi
penipuan laporan keuangan dipicu oleh adanya (change in auditor), kemampuan individu
tekanan, peluang, dan rasionalisasi (Cressey, (change in director), dan arogansi (frequent
1953) plus faktor lainnya yaitu individu number of CEO’s picture) serta ditambah
(Wolfe & Hermanson, 2004). Dalam dengan adanya komite audit sebagai
perkembangannya, faktor tersebut bertambah pemoderasi. Penelitian ini bertujuan untuk
dengan memasukkan unsur arogansi sehingga menguji dan menganalisis determinan
kelima faktor tersebut identik dengan penyebutan kecurangan laporan keuangan menggunakan
fraud pentagon. teori fraud pentagon dengan komite audit
sebagai variabel moderasi. Penelitian ini
Kualitas laporan keuangan tidak lepas
diharapkan dapat berguna bagi semua pihak
dari peran sejumlah pihak seperti komite
Akuntan publik dan KAP, akademik, dan
audit (Ika & Ghazali, 2012), pengendalian
peneliti untuk mengetahui pengaruh
internal dan audit internal. Optimalnya
terhadap fraud pentagon.
peran mereka dalam mekanisme tata kelola
diharapkan dapat mencegah terjadinya KAJIAN PUSTAKA
kecurangan dalam laporan keuangan
Teori Agensi
(Tiapandewi, Suryandari, & Sudandya,
2020). Kusumaningrum & Murtanto (2016) Agency Theory adalah teori yang
dan Murtanto & Sandra (2019) menjelaskan tentang kesepakatan antara satu
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
49
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

atau lebih principal dengan agent. Agency Crowe’s Pentagon Fraud banyak dikaji oleh
theory (Jensen & Meckling, 1976) sejumlah akademisi. Dalam pandangannya,
menjelaskan masalah keagenan antara prinsipal sejumlah faktor diasumsikan telah menjadi
dengan agen dimana masing-masing pihak pemicu terjadinya tindakan kecurangan
berusaha memaksimal fungsi utilitasnya. laporan keuangan, yaitu tekanan, peluang,
Hal yang sering terjadi dalam konteks rasionalisasi, kemampuan dan arogansi
hubungan tersebut adalah keputusan agen (Siddiq & Hadinata, 2016).
tidak selalu menjadi yang terbaik untuk
kepentingan prinsipal. Teori ini dilandasi Tekanan untuk mencapai target
oleh sejumlah asumsi yaitu sifat manusia, keuangan perusahaan sering menjadi pemicu
keorganisasian dan informasi (Eisenhardt, karyawan antau manajemen untuk
1989). Manusia cenderung mengutamakan melakukan tindakan kecurangan. Semakin
kepentingan diri sendiri, memiliki tinggi target yang ditentukan, semakin tinggi
keterbatasan rasionalitas, dan menghindar tekanan yang dihadapi. Salah satu target
dari risiko. Sementara itu, masalah konflik, keuangan yang sering ditekankan adalah
efisien dan asimetri informasi sering tercapainya return on assets/ROA (Hidayah
menjadi masalah dalam organisasi. Terakhir, & Saptarini, 2019; Yusrianti, Ghozali,
asumsi informasi berkaitan dengan kondisi Yuyetta, Aryanto, & Meirawati, 2020).
bahwa informasi merupakan suatu Pemenuhan target ini sering diidentikkan
komoditas yang dapat dibeli. Konflik dengan kerentanan pada tindakan
keagenan dalam perusahaan dapat terjadi kecurangan. Peluang sering menjadi
antara beberapa pihak seperti pemegang motivasi lain untuk melakukan kecurangan.
saham-manajer, manajer-kreditur, dan Peluang terjadi karena lemahnya atau
manajer-pemegang saham-kreditur dan inefisiensi pengawasan yang seharusnya
kondisi tersebut dapat memicu timbulnya dilakukan oleh dewan komisaris
biaya yang disebut dengan agency cost. independen. Pelaku kecurangan sering
merasionalisasi bahwa tindakan yang
Fraud Pentagon dan Kecurangan dilakukan adalah masuk akal dan dapat
Laporan Keuangan diterima karena tujuannya untuk
memecahkan masalah tertentu (Cressey,
Kecurangan laporan keuangan dapat 1953). Tindakan penggantian auditor
dilakukan dengan sengaja (kelalaian) dalam eksternal sering diikuti dengan terjadinya
bentuk seperti manipulasi, pemalsuan, atau kecurangan yang semakin meningkat.
perubahan catatan akuntansi atau dokumen Kemampuan juga sering dikatkan dengan
pendukung lainnya; kesalahan penyajian terjadinya kecurangan dalam laporan
atau kelalaian yang disengaja terhadap keuangan. Pergantian dewan direksi
pengungkapan peristiwa, transaksi, atau merupakan salah satu indikasi yang
informasi penting lainnya; dan kesalahan digunakan dalam mendeteksi aspek ini.
penerapan prinsip akuntansi dalam jumlah, Arogansi adalah faktor lain yang
klasifikasi, atau pengungkapan. Untuk diperhitungkan dapat memengaruhi tindakan
mendeteksi hal tersebut, sebuah model yang kecurangan. Sejumlah kajian (Ariyanto,
dikembangkan oleh Crowe (2012) yaitu Jhuniantara, Ratnadi, Putri, & Dewi, 2021;
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
50
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

Hidayah & Saptarini, 2019; Sasongko & Hipotesis Penelitian


Wijayantika, 2019) menggunakan foto CEO Pengaruh tekanan terhadap kecurangan
yang ditampilkan untuk menggambarkan laporan keuangan
aspek ini.
Saat eksekutif di perusahaan
Komite Audit menunjukkan minat finansial yang besar
terhadap kesejahteraan institusi, maka
Komite audit merupakan sekumpulan kinerja keuangan perusahaan akan
personil yang ditentukan oleh kelompok mempengaruhi situasi keuangan pribadinya.
yang lebih besar dengan tujuan mengerjakan Kinerja yang baik akan bermanfaat bagi
aktivitas atau tugas-tugas yang telah kebutuhan keuangan pribadi para eksekutif.
ditentukan atau beberapa anggota dewan ROA merupakan salah satu minat atau target
komisaris yang memiliki tugas dan keuangan yang sering dijadikan motivasi
tanggungjawab membantu auditor untuk untuk melakukan tindakan kecurangan. Ia
menjaga independensi dari manajemen merupakan ukuran kinerja operasional yang
perusahaan. Keberadaan komite audit dalam berkaitan dengan efisiensi penggunaan
perusahaan dapat memberi pengawasan aktiva. Kajian Hidayah & Saptarini (2019)
yang lebih terhadap kinerja manajemen dan dan Yusrianti et al. (2020) menunjukkan
informasi yang akurat dan tepat terhadap financial target berpengaruh signifikan
pelaporan perusahaan (Murtanto & Sandra, dengan kecurangan laporan keuangan.
2019). Dengan demikian, peran sebagai
pengawas dari komite audit cukup penting H1: Tekanan berpengaruh positif
dalam pendeteksian laporan keuangan. terhadap kecurangan laporan keuangan

Kerangka konseptual Pengaruh peluang terhadap kecurangan


laporan keuangan
Merujuk pada penjelasan tersebut,
kerangka konseptual yang dibangun dalam Ketidakefektifan pengawasan oleh
penelitian dutampilkan dalam Gambar 1 dewan komisaris independen dapat
sebagai berikut: dimanfaatkan oleh pihak manajemen (agen)
untuk melakukan fraud sehingga dapat
Tekanan
Target keuangan (ROA)
H1
memicu konflik kepentingan antara prinsipal
Peluang H2
dengan agen. Ratmono, Darsono, &
Inefektif pengawasan (PLG)
Cahyonowati (2020) menemukan bahwa
H3
Rasionalisasi
Perubahan auditor (RAS)
Kecurangan Laporan
Keuangan (KLK) ketidakefektifan dalam pengawasan tidak
Kemampuan
H4
terkait dengan iregularitas dalam laporan
Perubahan direksi (ABI)
H5 keuangan. Sebaliknya, Murtanto & Sandra
Arogansi
Jumlah foto CEO (ARO)
H6 H7 H8 H9 H10
(2019) yang mengukur faktor peluang dengan
proksi ineffective monitoring menemukan
Komite Audit (KAU)
bahwa ketidakefektifan pengawasan
berpengaruh terhadap kecurangan laporan
Gambar 1. Model Penelitian keuangan.

ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©


51
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

H2: Peluang berpengaruh terhadap kemampuannya untuk melakukan penipuan.


kecurangan laporan keuangan Perubahan dewan direksi dapat memicu
terjadinya stres antar waktu (stress period)
Pengaruh rasionalisasi terhadap sehingga potensi kemampuan untuk
kecurangan laporan keuangan melakukan fraud menjadi meningkatkan
(Skousen et al., 2009). Penelitian terdahulu
Ukuran rasionalisasi dapat ditinjau dari
yang dilakukan oleh Septriani & Handayani
pergantian auditor karena ada upaya untuk
(2018) menemukan bahwa rasionalisasi
menghilangkan jejak-jejak kecurangan yang
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
ditemukan oleh auditor sebelumnya (Simon
laporan keuangan.
et al., 2015). Hidayah & Saptarini (2019),
Murtanto & Sandra (2019) dan Ratmono et H4: Kemampuan berpengaruh terhadap
al. (2020) menemukan bahwa penggantian kecurangan laporan keuangan
auditor tidak berpengaruh pada kecurangan
laporan keuangan. Sebaliknya, kajian yang Pengaruh Arogansi terhadap
dilakukan oleh Septriani & Handayani kecurangan laporan keuangan
(2018) menemukan hubungan yang
signifikan dan positif antara kedua variabel. Kecurangan dapat didahului oleh
arogansi yang kuat karena perasaan
H3: Rasionalisasi berpengaruh terhadap superioritas CEO dapat membuat mereka
kecurangan laporan keuangan merasa kebal terhadap kontrol internal apa
pun karena status dan posisinya (Ariyanto et
Pengaruh Kemampuan terhadap al., 2021). Seseorang CEO cenderung lebih
kecurangan laporan keuangan ingin menumbuhkan sifat angkuh dan
sombong dengan status dan kedudukan yang
Tujuan pergantian direksi yang
dimilikinya dalam suatu perusahaan (Aprilia,
merupakan pelimpahan tugas dan wewenang
2017). Salah satu ukuran arogansi dapat
dari direksi lama kepada direksi baru adalah
dilihat dari seringnya foto CEO muncul
untuk meningkatkan kinerja direksi
dalam laporan tahunan perusahaan. Jika
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
seorang CEO memiliki cukup banyak foto
kinerja direksi lama kurang baik/dinilai
dalam laporan tahunan perusahaan, maka
kurang memuaskan dan dapat
CEO tersebut dianggap memiliki keinginan
mengindikasikan adanya kecurangan dalam
untuk dikenal oleh masyarakat luas (Yusof
laporan keuangan (Ariyanto et al., 2021;
et al., 2015) dan ini dinilai dengan adanya
Septriani & Handayani, 2018). Pergantian
arogansi pada CEO. Hal ini sependapat
direksi dikatakan berhasil bila direksi baru
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dapat mencegah dan mengurangi
Ratmono, Darsono, & Cahyonowati (2020)
kecurangan dalam laporan keuangan.
yang menunjukkan kecurangan laporan
Sebaliknya, jika direksi baru tidak dapat
keuangan dipengaruhi secara signifikan oleh
mencegah dan mengurangi kecurangan
seberapa sering citra CEO muncul. Ini
laporan keuangan di perusahaan, pergantian
karena jumlah foto CEO yang ditampilkan
direksi dinyatakan gagal. Lebih buruk lagi,
dalam laporan tahunan sebuah institusi
jika direktur baru menggunakan
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
52
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

dapat menunjukkan seberapa arogan dan hubungan antara peluang yang di proksikan
superiornya persepsi mereka. Namun hal melalui ineffective monitoring untuk
tersebut tidak didukung oleh penelitian mendeteksi kecurangan laporan keuangan
(Ariyanto et al., 2021; Sasongko & akan semakin memperlemah dengan
Wijayantika, 2019) yang menunjukkan keberadaan komite audit yang terlibat dalam
bahwa seberapa sering muncul gambar CEO pemantauan dan pengawasan pada
tidak berpengaruh pada pelaporan laporan perusahaan tersebut. Sejalan dengan
keuangan yang curang. penelitian sebelumnya (Murtanto & Sandra,
2019) komite audit tidak memperlemah
H5: Arogansi berpengaruh terhadap pengaruh peluang terhadap kecurangan
kecurangan laporan keuangan laporan keuangan.

Pengaruh tekanan terhadap kecurangan H7: Komite Audit memoderasi pengaruh


laporan keuangan dengan komite audit peluang terhadap kecurangan laporan
sebagai variable moderasi keuangan

Keberadaan komite audit dalam Pengaruh rasionalisasi terhadap


perusahaan dapat memberikan pengawasan kecurangan laporan keuangan dengan
yang lebih terhadap kinerja manajemen dan komite audit sebagai variable moderasi
memberikan informasi yang akurat dan tepat
terhadap pelaporan perusahaan. Sehingga, Change in auditor merupakan bagian
hubungan financial target untuk mendeteksi dari faktor rasionalisasi dimana memiliki
kecurangan laporan keuangan akan semakin keterkaitan dengan teori agensi yakni agen
lemah dengan keberadaan komite audit di berpeluang memberikan informasi palsu
perusahaan tersebut. Penelitian sebelumnya kepada pemegang saham. Komite Audit
(Murtanto & Sandra, 2019) menemukan berperan untuk mengawasi audit eksternal
bahwa komite audit dapat memoderasi terutama terkait informasi yang tidak
pengaruh tekanan terhadap kecurangan relevan disampaikan oleh manajemen dalam
laporan keuangan. menyusun laporan kuangan. Sebagaimana
penelitian sebelumnya (Murtanto & Sandra,
H6: Komite Audit memoderasi pengaruh 2019) bahwa komite audit dapat
tekanan terhadap kecurangan laporan memperkuat hubungan rasionalisasi yang di
keuangan wakili oleh change in auditor terhadap
indikasi terjadinya keurangan laporan
Pengaruh peluang terhadap kecurangan
keuangan.
laporan keuangan dengan komite audit
sebagai variable moderasi H8: Komite Audit memoderasi pengaruh
rasionalisasi terhadap kecurangan
Keberadaan komite audit di suatu
laporan keuangan
perusahaan diharapkan dapat semakin
membantu terciptanya kondisi perusahaan Pengaruh kemampuan terhadap
yang baik dan dapat terhindar dari terjadinya kecurangan laporan keuangan dengan
kecurangan laporan keuangan. Sehingga, komite audit sebagai variable moderasi
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
53
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

Komite audit memiliki tugas dan Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan
tanggung jawab untuk menelaah aktivitas sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek
pelaksanaan manajemen risiko yang Indonesia (BEI) selama kurun waktu 2017–
dilakukan oleh direktur, komite audit juga 2021. Berdasarkan observasi dokumenter,
terdapat 26 perusahaan yang memenuhi kriteria
melakukan pengawasan terhadap
sampel penelitian. Variabel laporan keuangan
pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan
yang curang (KLK) dalam penelitian ini
oleh direktur atas temuan auditor internal. penggunaan model skor penipuan yang
Dengan pemenuhan tugas dan tanggung dikemukakan oleh Dechow, Weili, Chad, &
jawab dari komite audit pada suatu Richard (2011). Skousen, Smith, & Wright
perusahaan diharapkan akan semakin (2008) Skousen et al. menjelaskan bahwa model
membantu dalam pendeteksian komite audit F-score merupakan penjumlahan dari dua
di perusahaan tersebut. Pada penelitian variabel yaitu kualitas akrual dan kinerja
sebelumnya menemukan bahwa komite keuangan. Variabel tekanan diproksikan dengan
audit memoderasi pengaruh kemampuan return on assets (ROA), yaitu pembagian antara
terhadap kecurangan laporan keuangan laba bersih dengan total aset. Dewan komisaris
independen yang merupakan persentase dari
(Murtanto & Sandra, 2019).
total dewan komisaris menjadi ukuran bagi
H9: Komite Audit memoderasi pengaruh variabel peluang (PLG). Variabel rasionalisasi
(RAS) dan kemampuan (ABI) diukur dengan
kemampuan terhadap kecurangan
dengan skala ordinal yang mengindikasikan 1
laporan keuangan
jika perusahaan berturut-turut melakukan
penggantian auditor dan direksi dan 0 jika
Pengaruh arogansi terhadap
berturut-turut perusahaan tidak melakukan
kecurangan laporan keuangan dengan
penggantian auditor atau direksi. Arogansi
komite audit sebagai variable moderasi (ARO) diproksikan dengan menampilkan
jumlah foto CEO pada laporan keuangan
Komite audit memiliki tugas dan
tahunan perusahaan untuk tahun penelitian.
tanggung jawab untuk menelaah aktivitas Sementara itu, komite audit (KAU) diukur dari
pelaksanaan manajemen risiko yang jumlah anggota komite audit di perusahaan.
dilakukan oleh Direksi, serta komite audit Analisis data yang dilakukan adalah analisis
juga melakukan pengawasan terhadap jalur (path analysis).
pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan
oleh Direksi atas temuan auditor internal. HASIL DAN DISKUSI
Bukti empiris yang dilakukan oleh Murtanto
Penelitian ini menggunakan uji kecocokan
& Sandra (2019) menjelaskan bahwa komite outer model dengan melihat validitas konvergen
audit dapat memoderasi pengaruh arogansi dan validitas diskriminan (lihat Tabel 1). Dilihat
terhadap kecurangan laporan keuangan. nilai factor loading (SE) yang lebih dari 0.50,
maka kriteria validitas konvergen terpenuhi.
H10: Komite audit memoderasi pengaruh Demikian juga dengan validitas diskriminan
arogansi terhadap kecurangan laporan yang menunjukkan nilai loadingnya lebih besar
keuangan dibandingkan dengan cross loading pada
variabel laten. Untuk uji reliabilitas, kajian ini
METODE PENELITIAN menggunakan nilai uji cronbach’s alpha dan
composite reliability dan hasilnya menunjukkan
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
54
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

Hubungan Koefisien Nilai p Nilai t Keterangan Hipotesis


bahwa keduanya memenuhi syarat yaitu ROAàKLK -.02 .42 -.21 Tidak bepengaruh H1 ditolak
PLGàKLK .25 .00 2.92 Berpengaruh H2 diterima
memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 0.70. RASàKLK .12 .04 .199 Berpengaruh H3 diterima
ABIàKLK -.08 .17 -.96 Tidak berpengaruh H4 ditolak
AROàKLK .08 .17 .96 Tidak berpengaruh H5 ditolak
KAU*ROAàKLK .04 .32 .46 Tidak berpengaruh H6 ditolak
Tabel 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas KAU*PLGàKLK .03 .04 1.98 Berpengaruh H7 diterima
KAU*RASàKLK -.08 .19 -.88 Tidak berpengaruh H8 ditolak
KAU*ABIàKLK .12 .08 1.42 Tidak berpengaruh H9 ditolak
ROA PLG RAS ABI ARO KLK KAU KAU*ROA KAU*RAS KAU*ABI KAU*ARO TYPE (a) SE VALUE KAU*AROàKLK -.03 .36 -.36 Tidak berpengaruh H10 ditolak
ROA 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Reflect 0.069 0.001
PLG 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Reflect 0.069 0.001
RAS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 Reflect 0.069 0.001
ARO
KLK
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Reflect
Reflect
0.069
0.069
0.001
0.001 Merujuk pada hasil yang ditampilkan pada
KAU 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 Reflect 0.069 0.001
KAU*ROA
KAU*PLG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
Reflect
Reflect
0.069
0.069
0.001
0.001
Tabel 2, dapat dilihat bahwa faktor tekanan
KAU*RAS 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Reflect 0.069 0.001
KAU*ABI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 Reflect 0.069 0.001 tidak memengaruhi tindakan kecurangan laporan
KAU*ARO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Reflect 0.069 0.001

keuangan (koefisien=-.02; nilai p=.42) yang


Hasil inner model ditampilkan dalam mengindikasikan H1 ditolak. Alasan yang
Gambar 2. Semakin meningkat nilai R2 semakin mungkin untuk menjelaskan hasil tersebut
baik prediksi yang dikembangkan dalam adalah besarnya target keuangan perusahaan
penelitian dan semakin lebih besar dari nol nilai masih dinilai wajar dan bisa dicapai (Tiapandewi
Q2 semakin baik validitas prediktif. Dalam et al., 2020). Hasil ini tidak mendukung teori
penelitian ini, nilai R2=0.12 yang dimaknai Crowe (2011), namun sebelumnya sejalan
bahwa prediktor dalam kajian ini hanya mampu dengan temuan kajian ini (Saputra &
memprediksi sebesar 11.4 persen sedang sisanya Kesumaningrum, 2017). Saat hubungan tersebut
88.6 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang dimoderasi oleh komite audit (H6), ternyata
tidak dimasukkan dalam model ini. hasilnya juga tidak signifikan. Fungsi komite
audit sebagai pengawas mungkin telah berjalan
Tekanan
Target keuangan (ROA)
β=-.02 dengan baik sehingga fungsi moderasi tidak
Peluang β=.25
terjadi. Hasil ini didukung oleh peneliti
Inefektif pengawasan (PLG)
sebelumnya (Murtanto & Sandra, 2019).
Rasionalisasi β=.12 Kecurangan Laporan
Perubahan auditor (RAS) Keuangan (KLK)

Kemampuan
β=-.08 R2=0.12 Hasil yang sama juga terjadi untuk faktor
Perubahan direksi (ABI)
β=.08 kemampuan (H4) dan arogansi (H5). Koefisien
Arogansi
Jumlah foto CEO (ARO)
β=.04 β=.03 β=-.08 β=.12 β=-.03
variabel kemampuan (ABI) sebesar -.08 dengan
nilai p=.17 dan koefisien variabel arogansi
Komite Audit (KAU)
(ARO) sebesar .08 dengan nilai p=.17 dapat
dimaknai bahwa kedua variabel tersebut secara
Gambar 2. Model struktural penelitian statistik tidak memengaruhi kecurangan laporan
keuangan. Artinya, H4 dan H5 ditolak dan hasil
Setelah kedua uji terpenuhi, selanjutnya data ini tidak mendukung teori Crowe (2011).
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Namun sejumlah kajian empiris mendukung
Tabel 2 menyajikan hasil uji hipotesis. Nilai temuan penelitian ini (Ariyanto et al., 2021;
koefisien dan nilai signifikansi (nilai p) Murtanto & Sandra, 2019). Demikian juga saat
menunjukkan hubungan antar konstruk. moderasi fungsi komite audit untuk kedua
Perbandingan antara nilai t dan nilai p hubungan prediktor tersebut dengan kecurangan
selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk laporan keuangan diterapkan. Komite audit tidak
mengambil keputusan dengan tingkat memoderasi kedua hubungan yang dibangun
signifikansi 0.05. sehingga H9 dan H10 ditolak. Sedikitnya jumlah
kecurangan pada sampel penelitian (35 persen)
Tabel 3. Hasil uji hipotesis
diduga menjadi sebab mengapa komite audit
tidak bisa memoderasi hubungan antara
kemampuan dengan kecurangan laporan
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
55
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

keuangan. Sedang tidak adanya moderasi komite SIMPULAN DAN SARAN


audit dalam hubungan antara arogansi dengan
Kesimpulan
kecurangan dijelaskan bahwa pergantian direksi
yang kompeten dianggap lebih efektif dalam Kajian ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dibandingkan mengevaluasi determinan kecurangan
dengan meningkatkan citra perusahaan. laporan keuangan menggunakan teori fraud
pentagon dengan komite audit sebagai
Penelitian ini menemukan bahwa faktor
peluang (koefisien=.25; nilai p=.00) dan variabel moderasi. Temuan penelitian
rasionalisasi (koefisien=.12; nilai p=.04) menunjukkan bahwa peluang dan
memengaruhi kecurangan laporan keuangan rasionalisasi berpengaruh terhadap
sehingga H2 dan H3 diterima. Rasio rata-rata kecurangan laporan keuangan sedang faktor
komisaris independen pada sampel penelitian tekanan, kemampuan, dan arogansi tidak
adalah 41.19 persen dan ketidakefektifan berpengaruh terhadap kecurangan laporan
pengawasan dapat terjadi karena dominasi keuangan. Komite audit mampu
manajemen, tidak adanya kontrol atas memoderasi pengaruh peluang terhadap
kompensasi dan tidak efektifnya pengawasan kecurangan laporan keuangan namun tidak
dewan direksi dan komite audit atas tindakan
mampu memoderasi hubungan antara
kecurangan laporan keuangan. Sementara itu,
tekanan, rasionalisasi, kemampuan dan
sebanyak 42 persen dari sampel penelitian telah
melakukan penggantian auditor setidaknya tiga
arogansi terhadap kecurangan laporan
kali dalam kurun waktu lima tahun. Ini keuangan.
mengindikasikan bahwa aturan terkait auditor
tidak menghilangkan kemampuan untuk Keterbatasan riset adalah menggunakan
mendeteksi kecurangan (Hidayah & Saptarini, data sekunder pada laporan tahunan emiten
2019). Kedua temuan tersebut mendukung teori energi pada BEI, dan tidak memperoleh
Crowe (2011). persepsi langsung dari pihak manajemen
perusahaan dan auditor. Implikasi praktis
Lebih lanjut, saat komite audit digunakan dari riset yaitu, dapat memberikan saran dan
sebagai moderasi untuk kedua variabel (peluang solusi bagi emiten terkait terhadap
dan rasionalisasi) dengan kecurangan laporan
pendeteksian kecurangan laporan keuangan.
keuangan, hasil kajian ini menemukan temuan
Implikasi teoritis yaitu, dapat memberikan
yang berbeda, yaitu komite audit memoderasi
hubungan antara peluang dengan kecurangan
masukan dan evaluasi mengenai keefektifan
(koefisien=.03; nilai p=.04) sehingga H7 dan keefisienan peraturan dalam
diterima dan komite audit tidak bisa memoderasi menentukan standar-standar, peraturan serta
hubungan antara rasionalisasi dengan kebijakan yang lebih baik. Riset mendatang
kecurangan (koefisien=-.08; nilai p=.19) dapat mempertimbangkan proksi lain dalam
sehingga H8 ditolak. Pembentukan komite audit mengukur variabel dalam fraud pentagon.
bersamaan dengan dewan komisaris sebagai
wujud dari pelaksanaan tata kelola perusahaan DAFTAR PUSTAKA
yang baik dapat membantu dalam mengawasi Aprilia. (2017). Analisis pengaruh fraud
operasional perusahaan terutama dalam pentagon terhadap kecurangan laporan
penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini keuangan menggunakan Beneish model
didukung oleh penelitian sebelumnya (Samudro pada perusahaan yang menerapkan
& Murtanto, 2017). Asean corporate governance scorecard.
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
56
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 9(1), diamond dalam mendeteksi kecurangan


52–59. laporan keuangan. Jurnal Akuntansi
https://doi.org/10.17509/jaset.v9i1.525 Dan Bisnis, 2(September), 412–422.
9 Murtanto, & Sandra, D. (2019). Pengaruh
fraud diamond dalam mendeteksi
Ariyanto, D., Jhuniantara, I. M. G., Ratnadi,
tingkat accounting irregularities dengan
N. M. D., Putri, I. G. A. M. A. D., &
komite audit sebagai variabel
Dewi, A. A. (2021). Fraudulent
moderating. Media Riset Akuntansi,
financial statements in pharmaceutical
Auditing & Informasi, 19(2), 209–226.
companies: Fraud pentagon theory
https://doi.org/10.1025105/mraai.v19i2
perspective. Journal of Legal, Ethical
.5320
and Regulatory Issues, 24(6), 1–9.
Ratmono, D., Darsono, & Cahyonowati, N.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2021.5.009
(2020). Financial statement fraud
Cressey, D. R. (1953). Other people’s
detection with Beneish M-score and
money: a study in the social psychology
Dechow F-score model: an empirical
of embezzlement. Free Press.
analysis of fraud pentagon theory in
Dechow, P. M., Weili, G., Chad, R. L., &
Indonesia. International Journal of
Richard, G. S. (2011). Predicting
Financial Research, 11(6), 154–164.
material accounting misstatements.
https://doi.org/10.5430/ijfr.v11n6p154
Contemporary Accounting Research,
Samudro, A., & Murtanto, M. (2017).
28(1), 17–82.
Pengaruh tekanan waktu, risiko audit,
https://doi.org/10.1111/j.1911-
naterialitas, locus of control dan
3846.2010.01041.x
tindakan supervisi terhadap
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency theory:
penghentian prematur atas prosedur
An assessment and review. Academy of
audit. Jurnal Akuntansi Trisakti, 4(1),
Management Review, 14(1), 57–74.
31–51.
https://doi.org/10.2307/258191
https://doi.org/10.25105/jat.v4i1.4970
Hidayah, E., & Saptarini, G. D. (2019).
Saputra, A. R., & Kesumaningrum, M. D.
Pentagon fraud analysis in detecting
(2017). Analisis faktor-faktor yang
potential financial statement fraud of
mempengaruhi fraudulent financial
banking companies in Indonesia. In
reporting dengan perspektif fraud
Uii-Icabe 2019 (pp. 89–102).
pentagon pada perusahaan perbankan
Ika, S. R., & Ghazali, N. A. M. (2012).
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Audit committee effectiveness and
tahun 2011-2015. Jurnal Akuntansi
timeliness of reporting: Indonesian
Dan Keuangan, 22(2), 121–134.
evidence. Managerial Auditing
Sasongko, N., & Wijayantika, S. F. (2019).
Journal, 27(4), 403–424.
Faktor risiko fraud pentagon terhadap
https://doi.org/10.1108/0268690121121
pelaksanaan fraudulent financial
7996
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). reporting (berdasarkan pendekatan
Crown’s fraud pentagon theory). Riset
Theory of the firm: managerial
Akuntansi Dan Keuangan Indonesia,
behavior, agency costs and ownership
4(1), 67–76.
structure. Journal of Financial
https://doi.org/10.23917/reaksi.v4i1.78
Economics, 3(4), 305–360.
09
https://doi.org/10.1016/0304-
Septriani, Y., & Handayani, D. (2018).
405X(76)90026-X
Mendeteksi kecurangan laporan
Kusumaningrum, A. W., & Murtanto.
keuangan dengan analisis fraud
(2016). Analisis pengaruh fraud
pentagon. Jurnal Akuntansi Keuangan
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
57
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022

Dan Bisnis, 11(1), 11–23. The fraud diamond: considering four


Siddiq, F. R., & Hadinata, S. (2016). Fraud elements of fraud. The CPA Journal,
diamond dalam financial statement 74(12), 38–42.
fraud. Jurnal Bisnis Dan Manajemen https://doi.org/10.1016/S1361-
IslamBisnis, 4(2), 98–114. 3723(04)00065-X
Skousen, C. J., Smith, K. R., & Wright, C. J. Yusof, K., Mohamed, A. K. A. H., &
(2008). Detecting and predicting Simon, J. (2015). Fraudulent financial
financial statement fraud: the reporting: an application of fraud
effectiveness of the fraud triangle and model to Malaysian public listed
SAS No. 99. SSRN Electronic Journal, companies. The Macro Theme Review,
40. 4(3).
https://doi.org/10.2139/ssrn.1295494 Yusrianti, H., Ghozali, I., Yuyetta, E.,
Tiapandewi, N. K. Y., Suryandari, N. N. A., Aryanto, & Meirawati, E. (2020).
& Sudandya, A. A. P. G. B. A. (2020). Financial statement fraud risk factors
Dampak fraud triangle dan komite of fraud triangle: evidence from
audit terhadap kecurangan laporan Indonesia. International Journal of
keuangan. Kharisma, 2(2), 156–173. Financial Research, 11(4), 36–51.
Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004). https://doi.org/10.5430/ijrf.v11n4p36

ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©


58

Anda mungkin juga menyukai