Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan
analisis kecurangan pentagon dan melalui moderasi komite audit. Fraud pentagon merupakan konsep yang
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan penipuan, yaitu tekanan, kesempatan,
rasionalisasi, kemampuan, dan kesombongan. Dalam penelitian ini faktor tekanan diproksikan dengan
menggunakan target keuangan (ROA). Faktor peluang diproksi dengan menggunakan pemantauan yang efektif
(PLG). Faktor rasionalisasi diproksi dengan menggunakan pergantian auditor (RAS). Faktor kapabilitas diproksi
dengan menggunakan pergantian direksi (ABI). Terakhir, faktor arogansi diproksikan dengan menggunakan
banyaknya foto CEO (ARO). Penelitian ini menggunakan model F-Score untuk melihat potensi kecurangan
laporan keuangan (KLK) dan jumlah komite audit (KAU) sebagai variabel moderasi. Sampel dalam penelitian
ini adalah 26 perusahaan sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021 yang memenuhi
kriteria tertentu. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan pengujian hipotesis menggunakan uji t.
Hasil riset ini menyatakan bahwa peluang dan rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Tekanan, kemampuan, dan arogansi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Komite audit
mampu memoderasi pengaruh peluang terhadap kecurangan laporan keuangan. Pengaruh tekanan, rasionalisasi,
kemampuan dan arogansi tidak dapat dimoderasi dengan komite audit terhadap kecurangan laporan keuangan.
atau lebih principal dengan agent. Agency Crowe’s Pentagon Fraud banyak dikaji oleh
theory (Jensen & Meckling, 1976) sejumlah akademisi. Dalam pandangannya,
menjelaskan masalah keagenan antara prinsipal sejumlah faktor diasumsikan telah menjadi
dengan agen dimana masing-masing pihak pemicu terjadinya tindakan kecurangan
berusaha memaksimal fungsi utilitasnya. laporan keuangan, yaitu tekanan, peluang,
Hal yang sering terjadi dalam konteks rasionalisasi, kemampuan dan arogansi
hubungan tersebut adalah keputusan agen (Siddiq & Hadinata, 2016).
tidak selalu menjadi yang terbaik untuk
kepentingan prinsipal. Teori ini dilandasi Tekanan untuk mencapai target
oleh sejumlah asumsi yaitu sifat manusia, keuangan perusahaan sering menjadi pemicu
keorganisasian dan informasi (Eisenhardt, karyawan antau manajemen untuk
1989). Manusia cenderung mengutamakan melakukan tindakan kecurangan. Semakin
kepentingan diri sendiri, memiliki tinggi target yang ditentukan, semakin tinggi
keterbatasan rasionalitas, dan menghindar tekanan yang dihadapi. Salah satu target
dari risiko. Sementara itu, masalah konflik, keuangan yang sering ditekankan adalah
efisien dan asimetri informasi sering tercapainya return on assets/ROA (Hidayah
menjadi masalah dalam organisasi. Terakhir, & Saptarini, 2019; Yusrianti, Ghozali,
asumsi informasi berkaitan dengan kondisi Yuyetta, Aryanto, & Meirawati, 2020).
bahwa informasi merupakan suatu Pemenuhan target ini sering diidentikkan
komoditas yang dapat dibeli. Konflik dengan kerentanan pada tindakan
keagenan dalam perusahaan dapat terjadi kecurangan. Peluang sering menjadi
antara beberapa pihak seperti pemegang motivasi lain untuk melakukan kecurangan.
saham-manajer, manajer-kreditur, dan Peluang terjadi karena lemahnya atau
manajer-pemegang saham-kreditur dan inefisiensi pengawasan yang seharusnya
kondisi tersebut dapat memicu timbulnya dilakukan oleh dewan komisaris
biaya yang disebut dengan agency cost. independen. Pelaku kecurangan sering
merasionalisasi bahwa tindakan yang
Fraud Pentagon dan Kecurangan dilakukan adalah masuk akal dan dapat
Laporan Keuangan diterima karena tujuannya untuk
memecahkan masalah tertentu (Cressey,
Kecurangan laporan keuangan dapat 1953). Tindakan penggantian auditor
dilakukan dengan sengaja (kelalaian) dalam eksternal sering diikuti dengan terjadinya
bentuk seperti manipulasi, pemalsuan, atau kecurangan yang semakin meningkat.
perubahan catatan akuntansi atau dokumen Kemampuan juga sering dikatkan dengan
pendukung lainnya; kesalahan penyajian terjadinya kecurangan dalam laporan
atau kelalaian yang disengaja terhadap keuangan. Pergantian dewan direksi
pengungkapan peristiwa, transaksi, atau merupakan salah satu indikasi yang
informasi penting lainnya; dan kesalahan digunakan dalam mendeteksi aspek ini.
penerapan prinsip akuntansi dalam jumlah, Arogansi adalah faktor lain yang
klasifikasi, atau pengungkapan. Untuk diperhitungkan dapat memengaruhi tindakan
mendeteksi hal tersebut, sebuah model yang kecurangan. Sejumlah kajian (Ariyanto,
dikembangkan oleh Crowe (2012) yaitu Jhuniantara, Ratnadi, Putri, & Dewi, 2021;
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
50
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022
dapat menunjukkan seberapa arogan dan hubungan antara peluang yang di proksikan
superiornya persepsi mereka. Namun hal melalui ineffective monitoring untuk
tersebut tidak didukung oleh penelitian mendeteksi kecurangan laporan keuangan
(Ariyanto et al., 2021; Sasongko & akan semakin memperlemah dengan
Wijayantika, 2019) yang menunjukkan keberadaan komite audit yang terlibat dalam
bahwa seberapa sering muncul gambar CEO pemantauan dan pengawasan pada
tidak berpengaruh pada pelaporan laporan perusahaan tersebut. Sejalan dengan
keuangan yang curang. penelitian sebelumnya (Murtanto & Sandra,
2019) komite audit tidak memperlemah
H5: Arogansi berpengaruh terhadap pengaruh peluang terhadap kecurangan
kecurangan laporan keuangan laporan keuangan.
Komite audit memiliki tugas dan Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan
tanggung jawab untuk menelaah aktivitas sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek
pelaksanaan manajemen risiko yang Indonesia (BEI) selama kurun waktu 2017–
dilakukan oleh direktur, komite audit juga 2021. Berdasarkan observasi dokumenter,
terdapat 26 perusahaan yang memenuhi kriteria
melakukan pengawasan terhadap
sampel penelitian. Variabel laporan keuangan
pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan
yang curang (KLK) dalam penelitian ini
oleh direktur atas temuan auditor internal. penggunaan model skor penipuan yang
Dengan pemenuhan tugas dan tanggung dikemukakan oleh Dechow, Weili, Chad, &
jawab dari komite audit pada suatu Richard (2011). Skousen, Smith, & Wright
perusahaan diharapkan akan semakin (2008) Skousen et al. menjelaskan bahwa model
membantu dalam pendeteksian komite audit F-score merupakan penjumlahan dari dua
di perusahaan tersebut. Pada penelitian variabel yaitu kualitas akrual dan kinerja
sebelumnya menemukan bahwa komite keuangan. Variabel tekanan diproksikan dengan
audit memoderasi pengaruh kemampuan return on assets (ROA), yaitu pembagian antara
terhadap kecurangan laporan keuangan laba bersih dengan total aset. Dewan komisaris
independen yang merupakan persentase dari
(Murtanto & Sandra, 2019).
total dewan komisaris menjadi ukuran bagi
H9: Komite Audit memoderasi pengaruh variabel peluang (PLG). Variabel rasionalisasi
(RAS) dan kemampuan (ABI) diukur dengan
kemampuan terhadap kecurangan
dengan skala ordinal yang mengindikasikan 1
laporan keuangan
jika perusahaan berturut-turut melakukan
penggantian auditor dan direksi dan 0 jika
Pengaruh arogansi terhadap
berturut-turut perusahaan tidak melakukan
kecurangan laporan keuangan dengan
penggantian auditor atau direksi. Arogansi
komite audit sebagai variable moderasi (ARO) diproksikan dengan menampilkan
jumlah foto CEO pada laporan keuangan
Komite audit memiliki tugas dan
tahunan perusahaan untuk tahun penelitian.
tanggung jawab untuk menelaah aktivitas Sementara itu, komite audit (KAU) diukur dari
pelaksanaan manajemen risiko yang jumlah anggota komite audit di perusahaan.
dilakukan oleh Direksi, serta komite audit Analisis data yang dilakukan adalah analisis
juga melakukan pengawasan terhadap jalur (path analysis).
pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan
oleh Direksi atas temuan auditor internal. HASIL DAN DISKUSI
Bukti empiris yang dilakukan oleh Murtanto
Penelitian ini menggunakan uji kecocokan
& Sandra (2019) menjelaskan bahwa komite outer model dengan melihat validitas konvergen
audit dapat memoderasi pengaruh arogansi dan validitas diskriminan (lihat Tabel 1). Dilihat
terhadap kecurangan laporan keuangan. nilai factor loading (SE) yang lebih dari 0.50,
maka kriteria validitas konvergen terpenuhi.
H10: Komite audit memoderasi pengaruh Demikian juga dengan validitas diskriminan
arogansi terhadap kecurangan laporan yang menunjukkan nilai loadingnya lebih besar
keuangan dibandingkan dengan cross loading pada
variabel laten. Untuk uji reliabilitas, kajian ini
METODE PENELITIAN menggunakan nilai uji cronbach’s alpha dan
composite reliability dan hasilnya menunjukkan
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
54
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022
Kemampuan
β=-.08 R2=0.12 Hasil yang sama juga terjadi untuk faktor
Perubahan direksi (ABI)
β=.08 kemampuan (H4) dan arogansi (H5). Koefisien
Arogansi
Jumlah foto CEO (ARO)
β=.04 β=.03 β=-.08 β=.12 β=-.03
variabel kemampuan (ABI) sebesar -.08 dengan
nilai p=.17 dan koefisien variabel arogansi
Komite Audit (KAU)
(ARO) sebesar .08 dengan nilai p=.17 dapat
dimaknai bahwa kedua variabel tersebut secara
Gambar 2. Model struktural penelitian statistik tidak memengaruhi kecurangan laporan
keuangan. Artinya, H4 dan H5 ditolak dan hasil
Setelah kedua uji terpenuhi, selanjutnya data ini tidak mendukung teori Crowe (2011).
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Namun sejumlah kajian empiris mendukung
Tabel 2 menyajikan hasil uji hipotesis. Nilai temuan penelitian ini (Ariyanto et al., 2021;
koefisien dan nilai signifikansi (nilai p) Murtanto & Sandra, 2019). Demikian juga saat
menunjukkan hubungan antar konstruk. moderasi fungsi komite audit untuk kedua
Perbandingan antara nilai t dan nilai p hubungan prediktor tersebut dengan kecurangan
selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk laporan keuangan diterapkan. Komite audit tidak
mengambil keputusan dengan tingkat memoderasi kedua hubungan yang dibangun
signifikansi 0.05. sehingga H9 dan H10 ditolak. Sedikitnya jumlah
kecurangan pada sampel penelitian (35 persen)
Tabel 3. Hasil uji hipotesis
diduga menjadi sebab mengapa komite audit
tidak bisa memoderasi hubungan antara
kemampuan dengan kecurangan laporan
ABDI EQUATOR by JURUSAN AKUNTANSI FEB UNTAN©
55
ABDI EQUATOR Vol 2, September 2022