id
Fatahul Rahman
Abstrak
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000 Riset / 1816
1. Agency Theory dan Good Corporate secara material baik yang disebabkan oleh
Governance kesalahan atau kecurangan (ACIPA; 1997).
Riset / 1817 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
Untuk hal tersebut auditor dituntut untuk mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan
memahami standar auditing pada setiap melakukan secara wajar dalam semua hal yang material,
pekerjaannya dalam hal ini khususnya yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
berkaitan dengan bentuk-bentuk kecurangan umum, sedangkan risiko audit adalah risiko yang
pelaporan keuangan. Pengertian kecurangan timbul karena auditor tanpa disadari tidak
laporan keuangan menurut Beasly (1996) dibatasi memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya
pada dua tipe yaitu tipe pertama, termasuk atas suatu laporan keuangan yang mengandung
kejadian dimana manajemen secara sengaja salah saji material. Dimana kedua konsep tersebut
mengeluarkan informasi laporan keuangan yang seperti yang disimpulkan menurut Mulyadi dan
secara material menyesatkan bagi para pemakai Kanaka (1998) sebagai berikut: konsep materialitas
eksternal, dan tipe kedua, termasuk adanya berkaitan dengan seberapa besar salahsaji yang
ketidaktepatan asset oleh top manajemen. Sama terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor
yang dikemukakan dalam SAS No. 53 paragraf 03, agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh
bahwa kedua kecurangan tersebut menunjukkan oleh besarnya salah saji tersebut dan konsep risiko
penghilangan atau salah pernyataan yang audit berkaitan dengan resiko kegagalan auditor
disengaja dari jumlah atau keterangan dalam dalam mengubah pendapatnya atas laporan
laporan keuangan: Adapun bentuk kecurangan keuangan yang benarnya berisi salah saji material.
yang dinyatakan dalam SA Seksi 316, lebih lanjut
bahwa ada dua tipe salah saji yang relevan dengan Di dalam konsep materialitas apabila salah
pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam saji yang terdapat pada pelaporan keuangan
audit atas laporan keuangan – salah saji yang mempunyai pengaruh yang cukup signifikan baik
timbul sebagai akibat dan kecurangan dalam secara “individual maupun seluruhan yang
laporan keuangan dan kecurangan yang timbul dari disajikan secara tidak wajar, maka auditor harus
perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva. melakukan judgement profesional dalam
mengambil kesimpulan yang berkaitan dengan
Adapun masing-masing tipe salah saji materialitas tersebut dilakukan dalam hubungannya
seperti yang dijelaskan dalam SA Seksi 316, dengan sifat dan jumlah dari nilai pos-pos laporan
sebagai berikut: Salah saji yang timbul pada angan yang diaudit dan juga berhubungan dengan
kecurangan dalam peluporan keuangan adalah kondisi serta mencakup judgement kuantitatif
salah saji atau penghilangan secara sengaja ataupun kualitatif.
jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk mengelabui pemakai laporan Kecurangan (fraud) umumnya dapat
keuangan. Kecurangan dalam laporan keuangan dilakukan oleh siapa saja dengan cara yang tidak
dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan fair, seperti tindakan berbohong, penipuan, atau
berikut ini : tindakan lain yang menguntungkan diri sendiri
a. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan dengan tidak mengindahkan kerugian orang lain.
akuntansi atau dokumen pendukungnya yang Kecurangan tersebut merupakan tindakan kriminal
menjadi sumber data bagi penyaji laporan yang sering melibatkan perusakan atau
keuangan, menghancurkan terhadap suatu kepercayaan,
b. Representasi yang salah dalam atau kecurangan ini dikenal dengan istilah white collar
penghilangan dari laporan keuangan, peristiwa, crime. Kecurangan bisa dilakukan oleh seseorang
transaksi, atau informasi signifikan, di dalam suatu perusahaan (kecurangan internal)
c. Salah penerapan secara sengaja prinsip atau oleh seseorang dari pihak luar perusahaan
akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, (kecurangan eksternal). Kecurangan internal dapat
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. dikategorikan kepda (1) kecurangan pegawai, yang
biasanya dilakukan oleh pegawai atau sekelompok
Salah satu yang timbul dari perlakuan tidak pegawai untuk mengambil keuntungan keuangan,
semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut (2) kecurangan laporan keuangan, dilakukan
dengan penyalahgunaan atau penggelapan) terhadap laporan keuangan yang secara sengaja
berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang dibuat untuk menutupi kesalahan atau kerugian
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai yang berakibat salahnya informasi keuangan yang
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. diberikan kepada pihak ketiga, dan (3) kecurangan
manajemen, biasanya dilakukan oleh manajemen
yang memiliki wewenang yang cukup tinggi untuk
3. Materialitas Dan Risiko Audit
mengacaukan kontrol internal (Ali Masjono M,
1999). Sedangkan risiko kecurangan (fraud risk)
Menurut SA Seksi 312, bahwa laporan adalah berkaitan dengan kerugian yang dapat
keuangan mengandung salah saji material apabila terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan dan atau
laporan keuangan tersebut mengandung salah saji moral dan perilaku yang kurang baik dari
yang dampaknya, secara individu atau manajemen (management fraud), karyawan
keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000 Riset / 1818
(employee fraud), dan nasabah (customer fraud) (b) Perturan perilaku yanghrus ditaati oleh profesi
(Amin Widjaya, 2000). akuntan publik,
(c) Interpretasi,
Menurut Ramsay yang dikutip oleh M. (d) Kelengkapan etika.
Rasuli (Media Akuntansi; 2000), kecurangan (fraud)
menyangkut kesalahan disengaja yang dapat Sedangkan menurut SPAP (2001) AE 100,
diklasifikasikan ke dalam dua tipe : (1) fraudulent meliputi independensi, integritas dan objektivitas.
financial reporting yang meliputi manipulasi, Perilaku profesional yang diisyaratkan dalam SPAP
pemalsuan, atau merubah (alteration) catatan tersebut menuntut auditor harus mempunyai sikap
akuntansi atau dokumen pendukung dari laporan yang independen dalam melaksanakan setiap
keuangan yang disusun, tidak menyajikan dalam pekerjaannya disamping mempunyai integritas
atau sengaja menghilangkan kejadian, transaksi yang merupakan kualitas yang dapat menimbulkan
dan inforamsi penting dari laporan keuangan dan kepercayaan masyarakat dan memberikan tatanan
sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang salah, nilai bagi jasa auditor, dan serta objektivitas yang
dan (2) misappropriation of assets yang meliputi merupakan suatu keyakinan atas kualitas dalam
penggelapan penerimaan kas, pencurian aktiva, memberikan nilai bagi jasa auditor.
dan hal-hal yang menyebabkan suatu entitas
5. Peran Dewan Komisaris
membayar untuk barang atau jasa yang tidak
diterima. Fraudulent financial reporting atau juga
Dewan komisaris memiliki sejumlah
dikenal dengan istilah management fraud, yang
tanggung jawab dalam kaitannya dengan
dapat menyebabkan laporan keuangan salah saji
kepercayaan pemegang saham kepadanya dan
sedangkan misappropriation of assets, diantaranya
beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki.
dapat berupa lapping dan kiting.
Mengenai hal ini, Fama dan Jensen (1983)
menjelaskan secara panjang lebar :
4. Tanggungjawab Auditor dan Etika
Profesional Stockholder’ delegation of responsibilities
of internal control to the board of directors makes
Menurut SA Seksi 110, bahwa auditor the board apex of decision control within the large
bertanggung jawab untuk merencanakan dan and small corporate organization. Although the
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan board delegates most decision management
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas functions and many decision control functions to
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh top management, the board has ultimate control
kekeliruan atau kecurangan. Tanggungjawab over top management. Such control includes the
tersebut tentunya dalam rangka untuk menilai board right to ratify and monitor important decision,
kewajaran laporan keuangan dari salah saji secara and to choose dismiss and reward important
material yang sesuai dengan prinsip akuntansi decision, board of directors assumes responsibility
yang berterima umum, standar auditing dan kode for establishing as appropriate control system
etik akuntan. Apabila terjadi pelanggaran atau within a firm and monitoring top management’s
penyimpangan terhadap etika profesi seperti yang compliance with this system.
diisyaratkan dalam standar auditing dan kode etik
akuntan berarti auditor kurang menunjukkan atau Poin terpenting dari definisi yang diberikan
tidak memiliki idealisme yaitu sebagai sikap yang oleh Fama dan Jensen adalah, bahwa keberadaan
dependen dan tidak menghindarkan terjadi dewan komisaris untuk semakin memperkuat
berbagai kepentingan.. pengawasan dan pengendalian terhadap berbagai
keputusan manajemen yang berpotensi dapat
Kualitas audit yang dimaksud merupakan mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham.
sesuatu yang mengharuskan atau kewajiban yang
mendorong auditor mempunyai perilaku yang Penelitian mengenai keberadaan sebuah
sesuai dengan etika profesional (kode etik). sistem pengendalian internal yang lemah ini telah
Adapun kode etik merupakan norma dan asas yang dilakuka oleh beberapa peneliti, seperti Loebecke
diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai et.al (1989) dan Bet et.al (1991). Kedua penelitian
landasan ukuran tingkah laku. Perilaku profesional tersebut mengistilahkan kelemahan tersebut
auditor seperti yang telah ditetapkan oleh AICPA, sebagai “weak internal control environments” yang
meliputi : akan semakin membuka peluang bagi pihak
(a) Prinsip-prinsip yang meliputi tanggungjawab, manajemen untuk melakukan beberapa tindakan
bertindak untuk kepentingan masyarakat, curang. Lebih rinci mereka mengatakan :
bertindak jujur, integritas, objektivitas, dan
independensi, bekerja cermat, serta
mengevaluasi kelayakan lingkup dan sifat jasa,
Riset / 1819 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
The significance of “weak internal control Dari beberapa penelitian di atas dapatlah
environment” that allow management carry out ditarik kesimpulan bahwa komposisi dewan
such fraud. komisaris juga berpengaruh terhadap kinerja
dewan komisaris dan kepercayaan dari para
Lebih jauh, penelitian yang dilakukan oleh pemegang saham. Lebih lanjut, Fama (1980) dan
Williamson (1984), mengemukakan secara terinci Fama and Jensen (1983), mengemukakan
mengenai bagaimana peluang kecurigaan tersebut hipotesis :
dapat dilakukan oleh para manajer dengan bantuan
dewan komisaris. Williamson menjelaskan : The viability of the board as an internal
control mechanism is enhanced by the inclusion of
Because managers have huge information outside directors outside directors have incentives
advantages due to their full-time status and insider to develop reputations as experts in decision
knowledge, the board of directors can easily control because the external market for their
became an instrument of management, thereby, services prices them according to their
sacrificing the interest of stockholders performance as outside directors.
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000 Riset / 1820
melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan mereorganisasi kembali perusahaannya pasca
kondisi) yang konsisten dengan asersi manajemen kebangkrutan, memiliki hubungan yang positif dan
yang tercantum dalam laporan keuangan. signifikan dengan proporsi komisaris eksternal
yang ada di dalam dewan komisaris.
Sampai saat ini eksistensi peran dari
manajemen dalam seluruh aspek kehidupan Arifin Sabeni (2002), dalam penelitiannya
organisasi banyak mengalami perubahan dan juga menemukan bukti bahwa komposisi dari
mendapat sorotan terutama adanya tuntutan untuk komisaris mempunyai hubungan terhadap
mewujudkan good corparate governance yang volountary disclosure, dan hal ini bertentangan
dalam salah satu penerapannya menerima dengan keberadaan audit komite yang menjadi
keberadaan komite audit sebagai suatu bagian dari faktor penting terhadap volountary disclosure.
organisasi perusahaan (corparate governance).
Komite audit sendiri menurut Turpin dan De Zoort Melihat luasnya peran manajemen seperti
(1998) adalah sebagai suatu sub komite dari diuraikan diatas dalam mendeteksi kesalahan
dewan komisaris dan berperan memberikan penyajian pelaporan keuangan atau mengurangi
evaluasi secara bebas terhadap pelaporan kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan
keuangan dan proses pengauditan. Berdasarkan menurut National Center for Computer Crime Data
penelitian empiris oleh Porter dan Gendall (1998) yang dikutip oleh Ali Masjono M (1997) yaitu :
dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa komite 1. Membangun lingkungan organisasi untuk
audit dianggap sebagai sarana untuk memberikan kontribusi pada integrasi proses
mengamankan laporan-laporan keuangan untuk pembuatan laporan keuangan,
kepentingan pihak eksternal dan menjadi 2. Mengidentifikasi dan mengerti faktor-faktor
bermanfaat bagi pelaksanaan pengendalian yang mungkin menjurus kepada pelaporan
perusahaan (private sector) dan bukan berfungsi di yang tidak benar,
dalam membantu lembaga-lembaga corporate 3. Menilai risiko jika terjadi kesalahan laporan
dalam menyelamatkan laporan-laporan keuangan keuangan di perusahaan, dan
eksternal serta pengendalian corporate yang 4. Mendesain dan mengimplementasikan
menjadi tanggungjawab mereka (manajemen). pengendalian internal yang bisa mencegah
Dijelaskan juga secara tegas menurut Porter dan terjadi kecurangan pelaporan keuangan.
Gendall (1998) bahwa komite audit memiliki
jangkauan fungsi yang luas yaitu berhubungan
dengan pelaporan keuangan eksternal, auditing DAFTAR PUSTAKA
eksternal, auditing internal, dan masalah-masalah
pengendalian perusahaan. Dan seperti yang Ali Masjono Mukhtar, 1999, Audit Sistem Informasi,
disimpulkan oleh Pincus et.al (1989), bahwa Cetakan Pertama, Penerbit Rineka Cipta,
dengan adanya komite audit dapat dianggap Jakarta.
sebagai indikasi kualitas yang lebih tinggi dan Amin Widjaya. T, 2002, Memahami Konsep-Wide
secara signifikan mempunyai pengaruh pada Risk Management, Harvarindo, 2003
pengurangan kemungkinan kecurangan laporan
keuangan. Arens & Loebbecke, 1996, Auditing Pendekatan
Terpadu, Edisi Indonesia, Adaptasi Amir
Lain halnya dengan penelitian empiris yang Abadi Yusuf, Penerbit Salemba Empat,
dilakukan oleh Beasly (1996) yang lebih banyak Jakarta.
menyoroti dari aspek komposisi dewan direktur Arifin Sabeni, An Empirical Analysis of The Relation
dalam hubungannya dengan kecurangan laporan Between The Board of Director’s
keuangan, yang hasilnya menunjukkan bahwa Composition and The Level of Volountary
perusahaan yang tidak melakukan kecurangan Disclosoure, Preceeding for The Fifth
terhadap laporan keuangan memiliki persentase Indonesian Conference on Accounting,
lebih besar dewan direktur yang berasal dari luar Semarang, 2002.
jika dibandingkan perusahaan yang memiliki dewan
direktur dari dalam. Beasly, S. Mark, 1996, Empirical Analysis of the
Relation Between the Board of Director
Penelitian sejenis mengenai komposisi dari Composition and Financial Statement Fraud,
komisaris eksternal juga telah dilakukan oleh Daily The Accounting Review, No. 4, Oktober, pp.
(1995) yang menguji bagaimana hubungan antara 443 – 465.
keberadaan komisaris eksternal dengan berbagai IAI – Kompetensi Akuntan Publik, 2001, Standar
alternatif yang dihadapi perusahaan pada kondisi Profesional Akuntan Publik, Penerbit
bangkrut. Daily yang menggunakan analisis Salemba Empat, Jakarta.
diskriminan untuk analisisnya ini menemukan
bahwa untuk perusahaan yang sukse
Riset / 1821 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000 Riset / 1822