Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Risiko dan Materialistis Pengauditan


Pengauditan kas dan setara kas melibatkan pengecekan terhadap transaksi keuangan yang
melibatkan uang tunai dan instrumen keuangan yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi
uang tunai. Dalam pengauditan kas dan setara kas, terdapat dua jenis risiko yang harus
diperhatikan, yaitu risiko pengendalian dan risiko deteksi. Risiko pengendalian berkaitan
dengan kemampuan perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan atau kecurangan
dalam transaksi kas dan setara kas, sedangkan risiko deteksi berkaitan dengan kemampuan
auditor untuk mendeteksi kesalahan atau kecurangan yang telah terjadi.
Selain risiko, pengauditan kas dan setara kas juga melibatkan aspek materialistis.
Materialitas adalah konsep yang berkaitan dengan pentingnya suatu kesalahan atau
ketidakakuratan dalam laporan keuangan. Dalam pengauditan kas dan setara kas, auditor
harus mempertimbangkan materialitas dari kesalahan atau ketidakakuratan dalam transaksi
kas dan setara kas. Auditor harus memastikan bahwa kesalahan atau ketidakakuratan yang
signifikan telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
Dalam melakukan pengauditan kas dan setara kas, auditor harus memperhatikan risiko dan
materialitas. Auditor harus melakukan pengujian yang memadai untuk mengurangi risiko
pengendalian dan risiko deteksi serta memastikan bahwa kesalahan atau ketidakakuratan yang
signifikan telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus
mempertimbangkan materialitas dari kesalahan atau ketidakakuratan dalam transaksi kas dan
setara kas.

2.3.1 Resiko Pengauditan

Secara singkat pembahasan mengenai resiko yang dihadapi oleh auditor dalam pengauditan
telah dimuat dalam pengantar singkat sebelumnya. Namun penulis merasa penting untuk
membahas ini secara lebih mendetail. Berikut pembahasan tentang resiko yang bisa muncul
dan penting utuk dipertimbangkan.
 Resiko Bawaan
Resiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan
dan prsedur dan pengendalian intern yang terkait.
Jika dikaitkan dengan kas dan setara kas, resiko bawaan ini memiliki kemungkinan
untuk memengaruhi tindakan pengauditan. Resiko ini bisa muncul ketika
pengendalian intern perusahaan kurang baik sehingga data kas dan setara kas bisa
dimanipulasi dengan tujuan tertentu

.
 Resiko Pengendalian
Resiko pengendalian adalah resiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern
entitas. Resiko pengendalian berhubungan dengan bagaimana entitas itu berjalan.
Seorang auditor akan mendeteksi apa saja yang berpotensi mengalami salah saji
dan manipulasi dalam laporan keuangan perusahaan.
 Risiko Deteksi
Risiko ini merupakan akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang
ada dalam suatu asersi. Ini berkaitan dengan kemampuan auditor dalam melakukan
tugas pengauditan terhadap sebuah entitas yang menggunakan jasanya. Jika
dihubungkan dengan kas dan setara kas, secara langsung risiko ini akan muncul
manakala seorang auditor tidak mendapatkan pelaporan yang lengkap dari pihak
entitas mengenai keadaan kas dan setara kas milik entitas.

2.3.2 Konsep Materialistis


FASB mendefinisikan materialistis sebagai besarnya kealpaan dan salah saji informasi
akuntansi, yang dalam lingkungan tersebut membuat kepercayaan seseorang berubah atau
terpengaruh oleh adanya kealpaan dan salah saji tersebut.
Seorang auditor bertugas untuk menemukan apakah laporan keuangan yang ia audit
memiliki potensi kesalahan materialistis. Tugas auditor ini pada intinya mengharuskan auditor
untuk melihat keadaan yang berkaitan dengan entitas dan pihak yang akan meletakan
kepercayaan terhadap informasi atas laporan keuangan audit. Ada dua hal yang berpengaruh
dalam pengukuran tingkat materialistis yaitu kondisi sekeliling yang memengaruhi sebuah
perusahaan berubah dan kedua tambahan informasi tentang klien yang mungkin diperoleh
selama proses audit dijalankan.
Konsep tentang materialistis diadakan pada saat perencanaan kegiatan audit. Proses
perencanaan ini akan mementukan materialistis dalam dua tingkat yaitu materialistis dalam
tingkat laporan keuangan dan materialistis dalam tingkat saldo akun.
Matrialistis dalam laporan keuangan dapat dilihat dari salah saji laporan yang dapat
disebabkan oleh salah penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, penyimpangan dari
kenyataan sesungguhnya, dan penyembunyian informasi yang mestinya perlu diungkapkan.
Jika ditilik lebih lanjut, materialistis dalam kas dan setara kas bisa saja terjadi jika kita kaitkan
dengan materialistis dalam laporan keuangan, bahwa hal ini bisa muncul ketika ada informasi
yang disembunyikan oleh perusahaan mengenai kas dan setara kas sehingga
pengungkapannya tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Konsep materialistis dan konsep risiko melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor.
Konsep materialistis menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh auditor
agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Sedangkan konsep
risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas
laporan keuangan yang berisi salah saji material. Konsep mengenai risiko dan materialistis ini
akan berkaitan dengan kas dan setara kas, sebab dalam tugasnya, seorang auditor akan
mendalami informasi mengenai kas dan setara kas dan menggali informasinya apakah
memang keadaan kas dan setara kas entitas memang demikian atau perlu dikaji lebih dalam.

Sumber.:
Muchtar Hardiwinoto. 2023. Materialitas dan Risiko Audit. Diaskes pada 11 Februari 2024,
dari https://hardiwinoto.com/materialitas-dan-risiko-audit/

Anda mungkin juga menyukai