Anda di halaman 1dari 3

Nama : Leni Gaswira

NPM : 210203008
Prodi : Akuntansi 02
MK : Auditing

Materialitas

1. Jelaskan pengertian dari materialistis dan apa tanggung jawab auditor dalam
menentukan tingakat materialitis audit?

Materialitas yaitu suatu informasi akuntansi yang dihilangkan atau salah saji dalam
lingkungan yang berlaku, mungkin akan mengubah pertimbangan seseorang yang
bersandar pada informasi tersebut karena hilangnya atau salah saji informasi tersebut.
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam penetapan laporan auditor yang
layak. Tanggung jawab auditor adalah menentukan apakah laporan keuangan
mengandung kesalahan penyajian yang material, jika Auditor memutuskan bahwa
terdapat suatu salah saji yang Material, maka ia akan menunjukkannya pada klien
sehingga suatu koreksi atas kesalahan tersebut dapat dilakukan..

2. Jelaskanlah apa saja yang menyebabkan tingkat materialitis audit dapat berubah-ubah
dan berikan contoh tingkat matirialitisnya?

Karena sifatnya yang relatif maka tingkat materialitas dapat berubah. Selama
pelaksanaan audit tingkat materialitas bisa berubah-ubah karena;
• Keadaan yang berkaitan dengan entitas
• Tambahan informasi tentang klien mungkin diperoleh selama pelaksanaan
audit.
contohnya, tingkat materialitas yang direncanakan bagi perusahaan yang
terancam bangkrut adalah 0,5 % dari modal sendiri. Apabila perusahaan itu
dapat melepaskan diri dari masalah kebangkrutan tersebut, maka tingkat
materialitas akan dinaikkan misalnya menjadi 1 % dari modal sendiri

3. Bagaimana auditor memeberikan keyaakinan pada auditee atas hasil audit laporan
keuangannya?

Dalam audit atas laporan keuangan auditor memberikan keyakinan berikut ini:
1. Auditor dapat memberi keyakinan bahwa jumlah–jumlah yang disajikan dalam laporan
keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan
dikompilasi.
2. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit
kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
3. Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat, bahwa laporan
keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji
material karena kekeliruan dan kecurangan.
4. Bagaimana auditor menentukan tingkat materialitas dalam audit?

Auditor menentukan tingkat materialitas dengan mengandalkan aturan praktis dan


penilaian profesional. Mereka melakukan penilaian berdasarkan keadaan sekitar,
kebutuhan informasi keuangan pengguna, dan ukuran atau sifat salah saji yang mungkin
terjadi.

5. Apa hubungan antara materialitas, risiko audit, dan strategi audit awal?

Materialitas, risiko audit, dan strategi audit awal saling terkait dalam perencanaan audit.
Auditor menggunakan konsep materialitas untuk menentukan tingkat risiko audit yang
dapat diterima. Risiko audit menggambarkan tingkat risiko kegagalan auditor dalam
mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang mengandung kesalahan material.
Strategi audit awal didasarkan pada penilaian risiko audit dan materialitas untuk
menentukan sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit yang diperlukan.

Risiko Audit
1. Jelaskan pengertian dari resiko audit?

Resiko audit dapat diartikan sebagai risiko yang dihadapi auditor yang berkemungkinan
menghambat/menghalangi auditor untuk mencapai tujuan audit yaitu memberikan opini
yang benar sesuai dengan kondisi riil entitas yang diperiksa. Jadi pengertian dari resiko
audit yaitu kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru (inappropriate audit
opinion) atas laporan keuangan yang mengandung salah saji yang material.

2. Tuliskan dan jelaskan model risiko audit?

Rumus ini digunakan terutama untuk tahap perencanaan dalam menentukan berapa
besar bahan bukti yang harus dikumpulkan dalam tiap siklus.

Rumusnya:

PDR= AAR
IR X CR

PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk), adalah risiko
bahwa bahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang
melewati jumlah yang dapat ditoleransi, apabila salah saji semacam itu timbul.

AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk), adalah ukuran
ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara
material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah
diberikan.

IR = Risiko bawaan (Inherent Risk), adalah penetapan auditor akan kemungkinan


adanya salah saji alam segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum
memperhitungkanfaktor efektifitas pengendalian intern. Risiko bawaan merupakan
faktor kerentanan laporan keuangan terhadap salah saji yang material, dengan asumsi
tidak ada pengendalian intern.
CR = Risiko pengendalian (Control Risk), adalah ukuran penetapan auditor akan
kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas
toleransi,yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien.

3. Sebutkan faktor yang dapat dijadikan sebagai petunuk tingkat ketergantungan pada
suatu laporan keuangan untuk memperkecil risiko audit?

Apabila pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada laporan keuangan, risiko
audit perlu diperkecil. Faktor yang dapat dijadikan petunjuk tingkat ketergantungan
pemakai pada suatu laporan keuangan:
1. Ukuran perusahaan klien
2. Distribusi kepemilikan
3. Jumlah dan sifat kewajiban perusahaan

4. Apa yang dimaksud dengan Plannes Detection Risk (PDR) dan bagaimana seorang
auditor dapat menentukan besarnya nilai PDR?

Planned Detection Risk adalah risiko yang akan dihadapi auditor berupa munculnya
salah saji yang material pada laporan keuangan meskipun bukti dirasa cukup oleh
auditor. Dalam menentukan besaran nilai PDR, auditor akan mempertimbangkan
jumlah bukti yang dikumpulkan, apabila jumlah bukti yang dikumpulkan banyak maka
auditor dapat menurunkan nilai PDR. Nilai dari PDR juda dapat ditentukan oleh auditor
dengan menggunakan perhitungan:
PDR = AAR / ( IR x CR )
Dimana :
AAR : Acceptable Audit Risk
IR : Inherent Risk
CR : Control Risk
PDR : Planned Detection Risk

5. Bagaimana seorang auditor menerima tingkat resiko atau ketidakpastian dalam


melaksanakan fungsi audit?

Auditor menerima beberapa tingkat risiko atau ketidakpastian dalam melaksanakan


fungsi audit. misalnya, auditor mengakui ketidakpastian yang melekat tentang
ketetapan bukti, ketidakpastian tentang keefektifan pengendalian internal klien, serta
ketidakpastian apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar ketika audit
selesai dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai