NPM : 210203008
Prodi : Akuntansi 02
MK : Pratikum Auditing
Regional CEO BRI Regional Office Jakarta 3, Nazaruddin, memberikan klarifikasi soal
oknum pegawai yang melakukan tindak pembobolan bank sampai Rp 5,1 Miliar. BRI
mengapresiasi aparat kepolisian dan Kejaksaan Tinggi Banten yang telah bertindak cepat
dengan menangkap pelaku, serta menyerahkan penyelesaian kasus secara hukum dan
menghormati seluruh proses hukum."Dukungan penyelesaian kasus tersebut merupakan
bentuk komitmen BRI dalam menerapkan praktik bisnis yang bersih sesuai GCG," kata dia
dalam keterangannya pada Jumat (27/10/2023). BRI menerapkan zero tolerance pada oknum
pelaku yang telah merugikan BRI baik materil dan immateril dengan melakukan
pemecatan/PHK kepada oknum pelaku tindak kejahatan tersebut. "Dalam menjalankan
operasionalnya, BRI menjunjung tinggi nilai - nilai good corporate governance dan prudential
banking dalam semua aktivitas operasional perbankan," tambahnya.
Berikut fakta-fakta pasangan suami istri (pasutri) yang membobol dana di bank milik
pemerintah. Pasutri berinisial FRW (38) dan HS (40) nekat melakukan pembobolan dana di
Bank BUMN BRI hingga Rp5,1 miliar. Rupanya FRW adalah mantan pegawai BRI cabang
BSD Tangerang. Saat bekerja di BRI cabang BSD Tangerang, FRW menjabat sebagai priority
banking officer (PBO). FRW melakukan kongkalikong dengan suaminya, HS, untuk
membobol dana di bank milik pemerintah hingga Rp5,1 miliar. Kedua pelaku telah ditangkap
petugas Kejati Banten di rumah kontrakan di wilayah Cinere, Tangerang pada Rabu 25 Oktober
2023. Pelaku Pakai 41 KTP, Kepala Kejati Banten, Didik Farkhan Alisyahdi mengatakan,
modus kedua pelaku dengan cara membuat kartu kredit prioritas di bank tersebut. "Mereka
menggunakan KTP atau identitas orang lain untuk menbuat kartu kredit tersebut," katanya.
Didik menjelaskan, dalam menjalankan aksinya pelaku memiliki peran yang berbeda. HS
berperan sebagai pengumpul dan penyuplai KTP. Sedangkan FRW yang menjabat PBO
berperan untuk melayani dan membuat kartu kredit prioritas. "Mereka mengisi uang 500 juta
untuk mendapatkan kartu kredit prioritas. Setelah kartu jadi, diserahkan pada HS," ujarnya.
Menurut Didik, HS dan FRW kemudian menarik dana di dalam kartu kredit tersebut. \
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Banten menangkap pasangan suami istri (Pasutri)
berinisial FRW dan HS. Mereka ditangkap dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam
pengajuan kartu kredit di BRI cabang BSD, Tangerang. Setelah uang tertarik, keduanya
kemudian membuat kartu lagi menggunakan KTP orang lain. Hal itu pelaku lakukan sejak
tahun 2020-2021. "Sampai 41 KTP atau identitas orang lain. Bahkan HS ini memiliki 10
identitas, fotonya dia, namun namanya berbeda," pungkasnya. Akibat perbuatannya, pelaku
dijerat pasal 2 ayat 1 junto pasal 18 pasal 3 uu nomor 1 tahun 1999 sebagaimana diubah uu
nomor 20 tahun 2021. Pasangan suami-istri itu membobol dana Bank BUMN, BRI, senilai Rp
5,1 Miliar menggunakan modus kartu kredit. Setelah membobol Bank BUMN itu, pasutri itu
membelikan mobil mewah merek Mercy dan Honda CRV. Selain itu, FRW juga membeli tas
branded. Hal itu diungkap oleh Kepala Kejati Banten Didik Farkhan Alisyahdi. "Kan kartu
kredit, dibelanjakan sama dia (tersangka) untuk membeli tas, konsumsi pribadi. Tidak menutup
kemungkinan dia beli tas branded terus dijual lagi. Karena kartu kredit kan ga bisa tunai, harus
dibelanjakan," ujarnya. Kini, sejumlah kendaraan mewah dan tas brended itu sudah disita.
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Banten menjebloskan FRW (38) dan HS (40) ke Rutan
Kelas IIB Serang, Kamis (26/10/2023). "Pelaku ditahan di rutan selama 20 hari ke depan," kata
Asisten Pidus Kejati Banten, Ricky Tommy Hasiholan, Kamis (26/10/2023) Ricky
mengatakan, pertimbangan Jaksa melakukan penahanan pada pelaku karena sering berpindah-
pindah untuk bersembunyi. Pertimbangan lain lanjut Ricky, para pelaku dikhawatirkan
menghilangkan barang bukti kejahatan tersebut. "Bahkan pihak bank juga tidak tahu
keberadaan FRW ini," katanya.
Link kasus
https://aceh.tribunnews.com/2023/10/27/kasus-pasutri-bobol-bank-bumn-rp-51-miliar-pakai-
41-ktp-palsu-bri-beri-klarifikasi.
Latar Belakang