Anda di halaman 1dari 7

1. a.

- Prinsip itikad baik dalam penegakan hukum perdagangan berbasis teknologi informasi

merupakan jaminan kepastian hukum bagi para pihak pelaku perjanjia.

- Pelaksanaan prinsip/asas itikad baik yang merupakan salah satu prinsip dalam Pasal 3

UU No. 11 Tahun 2008 tetap harus memperhatikan asas yang lain, artinya asas itikad

baik tidak dapat berdiri sendiri.

- melakukan Transaksi Elektronik tidak bertujuan untuk secara sengaja dan tanpa hak

atau melawan hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak lain tanpa sepengetahuan pihak

lain tersebut.

b. Artikel

Marak Penipuan Online saat Konsumen Hijrah ke Digital di Masa Pandemi

Modus penipuan online semakin beragam di tengah melonjaknya jumlah konsumen

digital akibat pandemi corona. Pakar informasi dan teknologi menilai, pemerintah dan

DPR perlu segera menerbitkan Undang-undang perlindungan data pribadi (UU PDP)

guna mengurangi potensi serangan siber. Kasus penipuan yang terbaru yakni

GrabToko yang memakan korban 980 orang, dengan total kerugian diperkirakan Rp

17 miliar. Pelaku, YMP (33 tahun) menggunakan nama Grab dan beriklan di televisi

agar calon korban percaya. YMP bahkan menyewa kantor di Kuningan, Jakarta

Selatan dan mempekerjakan enam karyawan sebagai customer services. Selain itu,

GrabToko menawarkan ponsel pintar (smartphone) dengan harga ‘miring’ untuk

menjaring lebih banyak korban. eneliti keamanan siber dari Communication

Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama


Persadha mengatakan, peningkatan kasus penipuan online selaras dengan pencurian

data pribadi. “Banyaknya data yang dicuri menjadi bahan utama kejahatan siber,” kata

dia kepada Katadata.co.id, Jumat (22/1).

Analisis

Sampai saat ini, terdapat beberapa peraturan hukum yang mengatur mengenai

transaksi elektronik, diantaranya KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana),

KUHPer (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), Undang-Undang No. 8 Tahun 1998

Tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82

Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Sistem Dan Transaksi Keuangan, Undang-

Undang No. 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 11 Tahun

2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang No. 7 Tahun 2014

Tentang Perdagangan.

c. Adapun hak dan kewajiban dari konsumen menurut Undang-Undang Perlindungan

Konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa, hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta

mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan, hak untuk diperlakukan dan dilayani secara jujur, mendapatkan

kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian sebagaimana mestinya. Sementara itu,

kewajiban dari konsumen adalah membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan

prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, beritikad baik dalam

melakukan transaksi pembelian dan/atau jasa, dan membayar sesuai kesepakatan.


2. a. Perbuatan melawan hukum di dalam KUHPdt diatur dalam Pasal 1365 KUHPdt. Agar

kreditur penerima jaminan fiducia, maka unsur-unsur perbuatan melawan hukum harus

terpenuhi. Adapun unsur-unsur perbuatan melawan hukum adalah: (1) Adanya suatu

perbuatan; (2) Perbuatan tersebut melawan hukum; (3) Adanya kesalahan dari pihak

pelaku; (4) Adanya kerugian bagi korban; (5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan

dengan kerugian.

b. Perbedaan paling mendasar antara Wanprestasi dan PMH adalah dasar pengaturannya,

Pengaturan Wanprestasi secara khusus diatur dalam ketentuan Pasal 1343 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPer) yang didasarkan pada adanya cedera janji dalam

suatu perjanjian sehingga salah satu pihak harus bertanggung jawab.

3. Essay

Antisipasi Kejahatan Perbankan Menjaga Data Nasabah

Pendahuluan

Tindak pidana perbankan pada umumnya dapat terjadi dengan berbagai cara atau

modus. Sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

tidak dapat disangkal pula bermunculannya modus baru di bidang kejahatan perbankan

sehingga dikenal berbagai macam kejahatan perbankan di dunia dan di Indonesia pada

khususnya. Penyalahgunaan kredit, kredit macet, pimpinan atau pengurus bank melarikan

uang nasabah, mendirikan sejenis usaha perbankan tanpa ijin, pemalsuan giro atau

tabungan, pemalsuan letter of credit dan 1 Artikel skripsi. 2 NIM: 090711024.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado. lain-lainnya

merupakan sebagian banyak contoh dari tindak pidana di bidang perbankan yang

umumnya dikenal dan terjadi di Indonesia. Beberapa kasus yang terungkap belakangan
ini menjadi bukti dan contoh bahwa tindak pidana di bidang perbankan masih merupakan

gejala yang umum terjadi di Indonesia antara lain kasus Bank yang terkena likuidasi yang

mengandung unsur pidana, yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan masalah

pemindahan kepemilikan bank tersebut dan pembayaran hutang-hutang bank, termasuk

uang simpanan nasabahnya.

Isi

Kehidupan bank sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat. Masyarakat

hanya akan menjadi nasabah bank yang bersangkutan apabila dari bank ada jaminan,

bahwa terhadap keadaan rekening atas uang yang ada pada bank tersebut dapat

dipertahankan kerahasiannya. Kerahasiaan informasi yang terlahir dalam kegiatan

perbankan, diperlukan baik itu untuk kepentingan bank maupun untuk kepentingan

nasabah itu sendiri. Hal tersebut didasarkan atas Asas kerahasiaan. Asas kerahasiaan

adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank sebagai lembaga keuangan untuk

merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari

nasabah yang menurut kelaziman dunia perbankan, wajib dirahasiakan. Ketentuan

tersebut menegaskan bahwa lembaga perbankan harus memegang teguh keterangan yang

tercatat olehnya, ketentuan ini juga berlaku bagi pihak terafiliasi dalam kegiatan

operasional perbankan. Rahasia bank merupakan hal yang sangat penting bagi institusi

perbankan itu sendiri, dan secara umum telah diakui sebagai sesuatu hal yang

lazimberlaku dan dijaga demi kepentingan nasabah bank.Jika rahasia bank diterobos,

tentunyaterkait erat dengan masalah kepercayaan terhadap institusi perbankan, mengingat

faktor kepercayaan nasabah bank adalah faktor yang menentukan sekali.


Pada dasarnya setiap orang, baik sebagai pribadi maupun sebagai pengusaha,

tidak menginginkan keadaan mengenai pribadinya termasuk keadaan keuangannya

diketahui oleh orang lain. Tiap-tiap kepentingan dari setiap orang itu harus mendapat

perhatian dan dihormati sepenuhnya oleh siapapun juga termasuk negara. Oleh karena

itu,maka hal tersebut perlu dilindungi dengan mempergunakan hukum pidana yaitu

sejauh kepentingan itu secara langsung maupun tidak langsung. Rahasia bank adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan halhal lain dari nasabah bank

yang menurut kelaziman dunia perbankan tidak boleh secara terbuka diungkapkan kepada

pihak masyarakat. Dalam hubungan ini yang menurut kelaziman wajib dirahasiakan oleh

bank, adalah seluruh data dan informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungnan

dengan keuangan, dan hal-hal lain dari orang, dan badan yang diketahui oleh bank karena

kegiatan usahanya. Dalam perkembangannya Bank Indonesia dipandang perlu untuk bisa

menyempurnakan sistem pengawasannya terhadap bank. Adapun salah satu upaya yang

dilakukan oleh Bank Indonesia untuk pengembangan metode pengawasannya adalah

dengan mengembangkan metode pengawasan berbasis pada resiko (riskbased

supervision), selain itu juga dilakukan upaya konsolidasi organisasi pengawasan yang

ada. Pembenahan ke dalam yang juga dilakukan, yaitu berupa reorganisasi struktur

pengawasan bank.

Penutup

Simpulan

Adanya prinsip kerahasiaan bank, kemudian semakin ketatnya prinsip

tersebut dalam suatu negara, akan menjadi salah satu faktor yang membuat
seseorang untuk melakukan pencucian uang dengan menempatkan uangnya pada

bank dalam suatu negara, terutama dalam negara yang prinsip rahasia banknya

masih sangat ketat. Bahkan dikatakan bahwa semakin ketat sistem kerahasiaan

perbankan suatu negara maka semakin sering dipergunakan sebagai sarana

melakukan pencucian uang.Ketatnya aturan kerahasian mengenai nasabah dan

simpanannya, akan memancing orang yang berniat buruk untuk menggunakan

aturan mengenai rahasia bank, demi memperoleh keuntungan. Misalnya untuk

menyembunyikan uang atau harta kekayaan yang asal usulnya berasal dari hal

yang dilarang oleh Undang-undang atau dari suatu tindak pidana, karena berpikir

bahwa prinsip kerahasiaan bank ini akan membantunya menyimpan dan untuk

menyamarkan asal usul harta kekayaannya.

Saran

1. Perlu meningkatkan kemampuan dan pembinaan serta kesejahteraan pegawai bank,

sehingga terhindar dari segala keinginan untuk melakukan tindak pidana dibidang

perbankan yang hanya akan merugikan dirinya sendiri, nasabah, bahkan Negara.

2. Perlu meningkatkan peranan dan fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia terhadap

jajaran Perbankan nasional. Dalam rangka pengawasan dari Bank Indonesia

diharapkan tidak sampai membawa akibat buruk bagi nasabah suatu bank, misalnya

berakibat dari bangkrutnya bank dengan sejumlah uang nasabahnya yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan oleh bank yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai