Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farhan Fauzi Mutaqin

NIM : 20190401345
UTS Hukum Pasar Modal & Perbankan
Pertanyaan
1. Uraikan dan analisa tentang perjanjian kredit?

2. Uraikan dan analisa tentang Hak Tanggungan berikut cara eksekusi Hak Tanggungan
menurut UU Nomor 4 Tahun 1996?

3. Uraikan dan analisa tentang layanan perbankan digital dan Bank Digital serta uraikan
uang elektronik

Jawab
1. Perjanjian kredit menurut hukum perdata indonesia merupakan suatu perjanjian pinjam
meminjam yang diatur didalam pasal 1754-1769 kuh perdata. Menurut pasal 1754 kuh
perdata: “pinjam meminjam adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang menghabisi karena
pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan
sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula.”

2. Hak Tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor
lain. Dalam arti, bahwa jika debitor cidera janji, kreditor pemegang Hak Tanggungan
berhak menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan, dengan hak mendahulu dari
padak kreditor-kreditor yang lain.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-Benda Yang Berkaitan dengan Tanah, Pasal 6. Apabila debitor cidera janji,
pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak
Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Seluruh tata cara eksekusi hak tanggungan ada
pada pasal 20 UU no 4 Tahun 1996.

3. Bank digital adalah Bank Berbadan Hukum Indonesia (Bank BHI) yang menyediakan
dan menjalankan kegiatan usahanya melalui saluran elektronik. Sehingga, tidak ada
kantor fisik selain kantor pusat atau hanya menggunakan kantor fisik yang terbatas.
Biasanya, bank ini akan menawarkan berbagai layanannya melalui aplikasi atau secara
online, sehingga Anda tak perlu tatap muka secara langsung. Mulai dari tahap pendaftaran
yang menggunakan digital signature, proses KYC, dan sebagainya.
berikut dasar hukum digital bank di Indonesia:
- POJK Nomor 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum
- POJK Nomor 13/POJK.03/2021 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum
- POJK Nomor 14/POJK.03/2021 sebagai Perubahan POJK Nomor 34/POJK.03/2018
tentang Penilaian Kembali Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan
Uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk elektronik
dimana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus
menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media
elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika digunakan,
nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar
nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (top-up). Media elektronik untuk
menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server. Penggunaan uang
elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan dapat
membantu kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan
mikro, sehingga perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol,
di bidang transportasi seperti kereta api maupun angkutan umum lainnya atau
transaksi di minimarket, food court, atau parkir.
Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam :
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang
Uang Elektronik (Electronic Money).
- Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Uang
Elektronik (Electronic Money).

Layanan perbankan digital merujuk pada kemampuan untuk melakukan transaksi


keuangan dan mengakses layanan perbankan melalui platform digital, seperti aplikasi
perbankan di ponsel pintar, situs web perbankan, atau perangkat elektronik lainnya.
Ini memungkinkan nasabah untuk mengelola rekening mereka, mentransfer dana,
membayar tagihan, melacak transaksi, dan melakukan aktivitas perbankan lainnya
dengan mudah dan cepat, tanpa perlu mengunjungi cabang fisik bank.
Dasar hukum untuk layanan perbankan digital di Indonesia mencakup beberapa
undang-undang dan peraturan, di antaranya:

1. UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan: Undang-undang ini merupakan dasar


hukum utama yang mengatur sektor perbankan di Indonesia. Meskipun undang-
undang ini tidak secara khusus membahas layanan perbankan digital, namun berbagai
ketentuan yang terkandung dalam undang-undang ini berlaku secara umum bagi
semua jenis layanan perbankan, termasuk layanan perbankan digital.

2. PBI Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Layanan Keuangan Berbasis Teknologi


Informasi: Peraturan ini diterbitkan oleh Bank Indonesia dan mengatur tentang
penyelenggaraan layanan keuangan berbasis teknologi informasi, termasuk layanan
perbankan digital. Peraturan ini mencakup persyaratan operasional, keamanan,
perlindungan konsumen, dan pengawasan terhadap penyelenggara layanan perbankan
digital.

3. PBI Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial:


Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan teknologi finansial di Indonesia,
yang mencakup layanan perbankan digital. Peraturan ini memberikan kerangka kerja
bagi penyelenggara teknologi finansial, termasuk persyaratan perizinan, kerahasiaan
data, perlindungan konsumen, manajemen risiko, dan pengawasan oleh Bank
Indonesia.
4. PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Uang Elektronik:
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan layanan uang elektronik, yang
merupakan bagian penting dari layanan perbankan digital. Peraturan ini mencakup
persyaratan perizinan, keamanan, kepatuhan, transparansi, dan perlindungan
konsumen terkait dengan penyelenggaraan layanan uang elektronik di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai