LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
Page 1 of 11
16. Peraturan Bank Indonesia No. 19/8/PBI/2017 tentang Gerbang
Pembayaran Nasional (National Payment Gateway);
17. Peraturan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia No.
19/10/PADG/2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional (National
Payment Gateway);
18. Peraturan Otoritas Jasa Keungan No. 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di
Sektor Jasa Keuangan;
19. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi
Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan;
20. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 20/SEOJK.02/2019 tentang
Mekanisme Pencatatan Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital;
21. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 21/SEOJK.02/2019 tentang
Regulatory Sandbox;
22. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 22/SEOJK.02/2019 tentang
Penunjukan Asosiasi Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital;
C. RUMUSAN MASALAH
D. PEMBAHASAN
Page 2 of 11
c. Persentase kepemilikan saham dihitung berdasarkan nilai nominal
saham. Secara khusus di dalam Pasal 6 ayat (3) Peraturan BKPM No. 5
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan BKPM No. 6 Tahun 2018
tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman
Modal (“Peraturan BKPM 5/2019”), nilai nominal saham untuk masing-
masing pemegang saham paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
Rupiah).
Page 3 of 11
- Dilansir dari simulasikredit(dot)com, payment gateway dipahami
sebagai suatu gerbang pembayaran dalam layanan e-commerce yang
memproses transaksi pembayaran baik menggunakan kartu kredit
maupun debit secara mudah dan cepat dengan mengotorisasi. Sebagai
pembayaran global, teknologi ini memungkinkan sebuah bisnis
menerima pembayaran dari seluruh dunia melalui internet. Sistem ini
memvalidasi dan mengotorisasi transaksi pembayaran antara merchant
dengan konsumen. Melalui sistem ini, merchant tidak perlu
menyediakan banyak rekening bank untuk sistem pembayaran sebab
payment gateway memungkinkan merchant untuk menerima pembayaran
dari berbagai rekening bank yang kemudian disalurkan ke satu rekening
milik merchant. Keamanan data konsumen juga lebih dilindungi dengan
adanya teknologi fraud detection dan enkripsi data.
(biasanya dalam situasi ini, konsumen akan diminta memasukkan kode CVV
dan masa berlaku kartu, baik kartu kredit maupun debit).
Page 4 of 11
6. Sebagai pembanding, aplikasi payment gateway yang populer di dunia adalah
PayPal. Sementara beberapa aplikasi yang sudah digunakan oleh pengguna
online di Indonesia antara lain; Doku, Finpay dan Midtrans.
7. Pada akhir 2017, Bank Indonesia juga telah meluncurkan program Gerbang
Pembayaran Nasional / National Payment Gateway (“GPN”) (selengkapnya klik
link).
Persyaratan Bisnis
Page 5 of 11
b. penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran - penyelenggara
jasa sistem pembayaran (otorisasi di Bank Indonesia (“BI”));
c. penyelenggaraan gerbang pembayaran/payment gateway (otorisasi di BI);
d. penyelenggara uang elektronik (otorisasi di BI); dan
e. penyelenggara inovasi keuangan digital (otorisasi di Otoritas Jasa
Keuangan (“OJK”)).
a. Registrasi identitas;
b. Keamanan Sistem Elektronik; dan
c. Kebijakan privasi.
12. Tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik lebih lanjut diatur di
dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 36 Tahun 2014
(“Perkominfo 36/2014”). Adapun Menteri Komunikasi dan Informatika akan
menerbitkan Tanda Terdaftar bagi Perusahaan yang disahkan sebagai daftar
penyelenggara sistem elektronik dan berlaku untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak tanggal pengesahannya.
Page 6 of 11
13. Berdasarkan Pasal 3 PBI 18/2016, konsep payment gateway erat kaitannya
dengan jasa pembayaran dengan konsep financial technology, sehingga
penyelenggara payment gateway digolongkan menjadi Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (“PJSB”) yang termasuk dalam kategori acquiring services. Sebagai
konsekuensi, setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran wajib memperoleh
izin dari Bank Indonesia terlebih dahulu. Izin tersebut wajib diajukan juga
apabila setelah memperoleh izin, Perusahaan akan melakukan:
14. Pihak yang bermaksud untuk mengajukan izin untuk menjadi PJSB harus
memenuhi persyaratan umum dan aspek kelayakan sebagai PJSB. Lebih lanjut
di dalam Pasal 6 PBI 18/2016, pihak yang mengajukan izin untuk menjadi
penyelenggara switching atau penyelenggara payment gateway harus berupa
perseroan terbatas yang di dalam anggaran dasarnya mencantumkan bahwa
perseroan terbatas tersebut melakukan kegiatan usaha di bidang teknologi
informasi dan/atau sistem pembayaran (lihat juga Surat Edaran Bank Indonesia
No. 18/41/DKSP tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran
(“SEBI 18”)).
16. Dalam rangka memproses permohonan izin sebagaimana kami sebutkan pada
nomor 13 dan 14, Bank Indonesia akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Penelitian administratif;
Page 7 of 11
b. Analisa kelayakan bisnis; dan
c. Pemeriksaan.
17. Seluruh persetujuan atau penolakan atas izin yang dimohonkan kepada Bank
Indonesia dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Menjaga efisiensi nasional;
b. Mendukung kebijakan nasional;
c. Menjaga kepentingan publik;
d. Menjaga pertumbuhan industri; dan/atau
e. Menjaga persaingan usaha yang sehat.
18. Dari portal BI, pengajuan izin sebagai PJSB dilakukan dengan cara online
melalui sistem e-licensing (http://bi.go.id/elicensing) yang didahului dengan
pembuatan surat permohonan secara tertulis dan disampaikan kepada:
Bank Indonesia
Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran
Gedung D Lantai 5, Jalan M.H. Thamrin No.2 – Jakarta Pusat 10350
19. Sebagai informasi tambahan, bagi PJSB yang bermaksud untuk memperoleh
izin sebagai principal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan
penyelenggara penyelesaian akhir mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
Page 8 of 11
yang mengatur mengenai alat pembayaran dengan menggunakan kartu atau
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai uang elektronik. Sementara
persyaratan dan tata cara memperoleh izin sebagai penyelenggara transfer dana
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transfer
dana.
21. Merujuk pada Pasal 3 PBI 19/2017, ruang lingkup dari peraturan ini adalah:
a. Interkoneksi switching;
b. Interkoneksi dan interoperabilitas kanal pembayaran berupa kalan ATM,
electronic data captured (EDC), agen, payment gateway, dan kanal
pembayaran lainnya; dan
c. Interoparibilitas instrument pembayaran berupa kartu ATM dan/atau
kartu debet, kartu kredit, uang elektronik, dan instrument pembayaran
lainnya.
Page 9 of 11
a. Sharing insfrastructure;
b. Terminal usage fee (TUF); atau
c. Merchant discount rate (MTR).
Page 10 of 11
koperasi dan tidak diperkenankan untuk mengelola portofolio atau exposure.
Berdasarkan Pasal 3 POJK No. 13/2018 ruang lingkup IKD meliputi:
1) Penyelesaian transaksi
2) Penghimpunnan modal
3) Pengelolaan investasi;
4) Penghimpunan dan penyaluran dana;
5) Perasuransian;
6) Pendukung pasar;
7) Pendukung keuangan digital lainnya; dan/atau
8) Aktivitas jasa keuangan lainnya.
Page 11 of 11
Dalam Peraturan OJK ini, penyelenggara IKD juga harus melewat proses
Regulatory Sandbox. Regulatory Sandbox adalah mekanisme pengujian yang
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk menilai keandalan proses
bisnis, model bisnis, instrumen keuangan, dan tata kelola Penyelenggara.
1. direkomendasikan;
2. perbaikan; atau
Page 12 of 11
3. tidak direkomendasikan
Apabila hasil uji coba berstatus perbaikan, maka OJK dapat memberikan
perpanjangan waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal penetapan
kasus. Namun, apabila Penyelenggara memperoleh status tidak
direkomendasikan, maka Penyelenggra tidak dapat mengajukan kembali
IKD dengan jenis yang sama dan bagi Penyelenggara dengan status
demikian akan dikeluarkan dari pencatatan sebagai Penyelenggara.
Penyelenggara yang telah terdaftar di OJK wajib untuk menyampaikan laporan risk
self assessment secara bulanan berdasarkan ketentuan Pasal 24 POJK No. 13/2018.
Page 13 of 11
berbentuk perseroan terbatas dapat didirikan dan dimiliki oleh Warga
Negara Indonesia (“WNI”) dan/atau badan hukum Indonesia dan/atau
Warga Negara Asing (“WNA”) dan/atau badan hukum asing. Terkait
dengan kepemilikan saham dari badan hukum tersebut, khusus untuk
Penyelenggara oleh WNA baik secara langsung maupun tidak langsung
jumlah kepemilikan sahamnya dibatasi sebanyak 85% (delapan puluh lima
persen).
Page 14 of 11
sebagai portal ke internet, seperti situs
media yang menyediakan isi yang
diperbaharui secara berkala, baik secara
langsung ataupun tidak langsung dengan
tujuan komersial.
Page 15 of 11
a) Pemegang saham yang memiliki saham paling sedikit 20%
b) Dewan Direksi
c) Dewan Komisaris
3) Fotokopi NPWP
4) Surat Keterangan Domisili Penyelenggara
5) Bukti kesiapan operasional kegiatan usaha berupa dokumen terkait
Sistem Elektronik yang digunakan Penyelenggara dan data kegiatan
operasional.
6) Nomor Induk Berusaha (NIB)
7) BPJS Ketenagakerjaan
8) Bukti pemenuhan permodalan yang telah dilegalisasi
Pada Pasal 43 ayat POJK No. 77/2016 terdapat beberapa hal yang menjadi
larangan bagi Penyelenggara diantaranya:
Page 16 of 11
7) melakukan penawaran layanan kepada Pengguna dan/atau
masyarakat melalui sarana komunikasi pribadi tanpa persetujuan
Pengguna; dan
8) mengenakan biaya apapun kepada Pengguna atas pengajuan
pengaduan.
E. KESIMPULAN
Dalam hal kegiatan usaha Inovasi Keuangan Digital diatur dalam POJK No.
13/2018. Dalam Peraturan OJK ini, penyelenggara IKD juga harus melewat
proses Regulatory Sandbox. Regulatory Sandbox adalah mekanisme pengujian
yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk menilai keandalan proses
bisnis, model bisnis, instrumen keuangan, dan tata kelola Penyelenggara.
Page 17 of 11
Setelah melalui tahap Regulatory Sandbox, OJK akan mengeluarkan hasil dari
keikutsertaan Penyelenggara dalam Regulatory Sandbox yaitu Penyelenggara
dapat direkomendasikan, diperbaiki dan tidak direkomendasikan.
Page 18 of 11