Anda di halaman 1dari 39

Hukum Perbankan

Magister Ilmu Hukum


SEMESTER Gasal 2023
Peer to Peer Lending(LPBBTI) dan
Securities Crowdfunding (SCF)
• UU No.4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sistem Keuangan
• POJK NOMOR 77 /POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi
• POJK Nomor 10 /POJK.05/2022 Tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi
Informasi
• SEOJK No. 19/SEOJK.06/ 2023 Tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama
Berbasis Teknologi Informasi
• SEOJK No. 6 /SEOJK.05/2021 Tentang Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang
Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi
• Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18 /SEOJK.02/2017 Tentang Tata Kelola Dan
Manajemen Risiko Teknologi Informasi Pada Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi
UU No.4 Tahun 2023 Tentang
Pengembangan dan Penguatan Sistem
Keuangan
• Pasal 1 Angka 34
Inovasi Teknologi Sektor Keuangan yang selanjutnya
disingkat ITSK adalah inovasi berbasis teknologi yang
berdampak pada produk, aktivitas, layanan, dan model
bisnis dalam ekosistem keuangan digital.
Pasal 213 Huruf C dan F
Huruf C dan F
Ruang lingkup ITSK meliputi penghimpunan modal (Huruf
C) penghimpunan dan/atau penyaluran dana (Huruf F)
UU No.4 Tahun 2023 Tentang
Pengembangan dan Penguatan Sistem
Keuangan
• Huruf f
• ITSK dalam penghimpunan dan/atau penyaluran dana
di antaranya mencakup digital banking, pinjam
meminjam berbasis aplikasi teknologi (peer-to-peer
lending), funding agent, financing agent, dan project
financing.
Peer to Peer Lending (LPBBTI)

Definisi :
Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi
yang selanjutnya disingkat LPBBTI adalah penyelenggaraan
layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi dana
dengan penerima dana dalam melakukan pendanaan
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah secara langsung
melalui sistem elektronik dengan menggunakan internet.
(Sebelumnya dikenal dengan Layanan Pinjam meminjam uang
berbasis teknologi informasi (LPMUBTI)) kini diubah menjadi
(LPBBTI)
Penyelenggara LPBBTI adalah badan hukum Indonesia
yang menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi.

Bentuk Badan Hukum: Perseroan Terbatas

Penyelenggara wajib mengajukan izin usaha kepada OJK.


Kepemilikan badan hukum perseroan Terbatas dapat
dimiliki oleh:
1.Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia
2.Warga Negara Asing atau Badan Hukum Asing dengan
ketentuan kepemilikan saham baik secara langsung
maupun tidak langsung maksimal 85%
Permodalan P2P Lending

Penyelenggara berbentuk badan hukum perseroan


terbatas wajib memiliki modal disetor paling sedikit
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) pada
saat pendirian. (Ps 4)
Penyelenggara wajib setiap saat memiliki ekuitas paling
sedikit Rp12.500.000.000,00 (dua belas miliar lima ratus juta
rupiah).
KEGIATAN USAHA P2P
LENDING
Penyelenggara menyediakan, mengelola, dan
mengoperasikan LPBBTI dari pihak Pemberi Pinjaman
kepada pihak Penerima Pinjaman yang sumber dananya
berasal dari pihak Pemberi Pinjaman.
Penyelenggara dapat bekerja sama dengan
penyelenggara layanan jasa keuangan berbasis teknologi
informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BMPK P2P LENDING

Penyelenggara wajib memenuhi ketentuan batas


maksimum total pemberian pinjaman dana kepada setiap
Penerima Pinjaman.
Batas maksimum total pemberian pinjaman dana
ditetapkan sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
OJK dapat melakukan peninjauan kembali atas batas
maksimum total pemberian pinjaman dana.
PENERIMA PINJAMAN

Penerima Pinjaman harus berasal dan berdomisili di wilayah


hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penerima Pinjaman terdiri dari:
a. orang perseorangan warga negara Indonesia; atau
b. badan hukum Indonesia.
Pemberi Pinjaman dapat berasal dari dalam dan/atau luar
negeri.
Pemberi Pinjaman terdiri dari:
a. orang perseorangan warga negara Indonesia;
b. orang perseorangan warga negara asing;
c. badan hukum Indonesia/asing;
d. badan usaha Indonesia/asing;
e. lembaga internasional.
Kualitas Pendanaan Penyelenggara terdiri atas:
• a. lancar;
• b. dalam perhatian khusus;
• c. kurang lancar;
• d. diragukan; dan
• e. macet.
Mitigasi Resiko

Penyelenggara dan Pengguna harus melakukan mitigasi


risiko.
Penyelenggara wajib menggunakan escrow account dan
virtual account dalam rangka Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi.
Penyelenggara wajib menyediakan virtual account bagi
setiap Pemberi Pinjaman.
Dalam rangka pelunasan pinjaman, Penerima Pinjaman
melakukan pembayaran melalui escrow account
Penyelenggara untuk diteruskan ke virtual account
Pemberi Pinjaman.
Sekilas mengenai Inovasi Keuangan
Digital (IKD)
• UU No.4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan
Penguatan Sistem Keuangan

• POJK NO 13/POJK.02/2018 TENTANG INOVASI KEUANGAN


DIGITAL
• Inovasi Keuangan Digital yang selanjutnya disingkat IKD
adalah aktivitas pembaruan proses bisnis, model bisnis,
dan instrumen keuangan yang memberikan nilai tambah
baru di sektor jasa keuangan dengan melibatkan
ekosistem digital.
• Penyelenggara terdiri dari:
a. Lembaga Jasa Keuangan; dan/atau
b. pihak lain yang melakukan kegiatan di sektor jasa
keuangan.
• Harus berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi
Penyelenggaraan Regulatory Sandbox

• Regulatory Sandbox dilaksanakan dalam jangka waktu


paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang
selama 6 (enam) bulan apabila diperlukan.
UU No.4 Tahun 2023 Tentang
Pengembangan dan Penguatan Sistem
Keuangan
• Pasal 216 angka 3
• Ruang lingkup pengaturan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan ITSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. penyediaan ruang dan/atau fasilitasi uji coba/ pengembangan
inovasi (sandbox);
Pasal 217 angka 1
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dapat berkoordinasi
dalam rangka pengaturan, pengawasan, dan penyelenggaraan
ITSK.
Angka (4)
• Mekanisme dan tata cara penyelenggaraan ruang uji
coba/pengembangan inovasi (sandbox) ITSK diatur oleh
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
Pasal 219 Angka 1 dan 2

• (1) Otoritas berwenang melakukan evaluasi dan/atau


tindak lanjut hasil uji coba/pengembangan inovasi
(sandbox) terhadap penyelenggara ITSK.
(2) Terhadap suatu produk, aktivitas, layanan, atau
model bisnis dari penyelenggara ITSK yang telah lulus
proses uji coba/ pengembangan inovasi (sandbox) dan
mendapatkan perizinan dari otoritas sektor keuangan
terkait, pengaturan, pengawasan, dan pengenaan sanksi
tunduk pada ketentuan industri yang bersangkutan.
Penjelasan Angka 1

• Hasil evaluasi uji coba/pengembangan inovasi (sandbox)


dapat dijadikan pertimbangan dalam perumusan
pengaturan, pengawasan, dan pengembangan produk,
aktivitas, layanan, dan model bisnis dalam
pengembangan ekonomi dan keuangan.
Equity Crowdfunding (ECF) – Security
Crowdfunding (SCF)
UU No.4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sistem Keuangan
POJK NO 37/POJK.04/2018 TENTANG LAYANAN URUN DANA MELALUI PENAWARAN SAHAM
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI (EQUITY CROWDFUNDING)digantikan dengan
POJK No. 57/POJK/2020 tentang Penawaran Efek melalui Layanan Urun Dana Berbasis
Teknologi Informasi (Securities Crowdfunding (SCF)) digantikan dengan
POJK NOMOR 16 /POJK.04/2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 57/Pojk.04/2020 Tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis
Teknologi Informasi
SEOJK NOMOR 17 /SEOJK.04/2022 Tentang Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian
Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Penyelenggara Layanan Urun Dana
Berbasis Teknologi Informasi
POJK NO 13/POJK.02/2018 TENTANG INOVASI KEUANGAN DIGITAL
POJK No 8 TAHUN 2023 Tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang, Pencegahan
Pendanaan Terorisme, Dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal Di
Sektor Jasa Keuangan
UU No.4 Tahun 2023 Tentang
Pengembangan dan Penguatan Sistem
Keuangan
• Huruf c
ITSK dalam penghimpunan modal di antaranya mencakup
inovasi teknologi dalam penghimpunan dana masyarakat
melalui penawaran efek dengan menggunakan jasa
penyelenggara sistem elektronik (securities crowdfunding)
dengan menggunakan jasa penyelenggara sistem
elektronik dan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait termasuk di bidang pasar
modal.
• Latar Belakang
´ Perkembangan teknologi informasi di bidang jasa keuangan
(Fintech) melahirkan PJK baru, salah satunya Penyelenggara/Platform
Securities Crowdfunding.
´ Platform Securities Crowdfunding termasuk Pihak Pelapor dalam UU
PPTPU.
• Securities Crowdfunding menjadi alternatif sumber
pendanaan bagi dunia usaha (khususnya UMKM) dan
menjadi sarana investasi bagi masyarakat (yang melibatkan
banyak orang).
´ Potensi aliran dana yang berputar dalam ekosistem
Securities Crowdfunding sangat besar.
´ Securities Crowdfunding berpotensi dimanfaatkan pelaku
kejahatan sebagai sarana TPPU dan TPPT
EQUITY CROWDFUNDING
SECURITIES CROWDFUNDING
DEFINISI :
penyelenggaraan layanan penawaran saham yang dilakukan
oleh penerbit untuk menjual saham secara langsung kepada
pemodal melalui jaringan sistem elektronik yang bersifat
terbuka.
Definisi Securities Crowdfunding :
Penyelenggaraan layanan penawaran efek yang dilakukan
oleh penerbit untuk menjual efek secara langsung kepada
pemodal melalui jaringan sistem elektronik yang bersifat terbuka
Kegiatan Layanan Urun Dana merupakan kegiatan jasa
keuangan di sektor Pasar Modal.
Pihak pada kegiatan layanan urun dana terdiri dari:
Penyelenggara Layanan Urun Dana
Penerbit
Pemodal

Penyelenggara yang akan melakukan Layanan Urun Dana


wajib memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan.
Penawaran saham oleh setiap Penerbit melalui Layanan
Urun Dana bukan merupakan penawaran umum
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal jika:
a. penawaran saham dilakukan melalui Penyelenggara
yang telah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan;
b. penawaran saham dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 12 (dua belas) bulan; dan
c. total dana yang dihimpun melalui penawaran saham
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Kegiatan usaha SCF

Penyelenggara menyediakan, mengelola, dan


mengoperasikan Layanan Urun Dana bagi Pengguna.
Persyaratan SCF

Badan hukum Penyelenggara adalah badan hukum


Indonesia berbentuk:
a. perseroan terbatas; atau
b. koperasi.
Permodalan SCF

Penyelenggara ECF baik berbentuk Perseroan Terbatas


maupun Koperasi harus memiliki modal disetor paling sedikit
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) pada
saat mengajukan permohonan perizinan
PENGGUNA JASA LAYANAN URUN
DANA
Penerbit harus berbentuk perseroan terbatas.
Pemodal
Pemodal yang dapat membeli saham melalui Layanan
Urun Dana yaitu pihak yang memiliki kemampuan untuk
membeli saham Penerbit, memiliki kemampuan analisis
risiko terhadap saham Penerbit, dan memenuhi kriteria
Pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini.
Dalam kegiatan SCF terdapat perjanjian :
Antara penyelenggara dengan Penerbit
Antara penyelenggara dengan pemodal

MITIGASI RESIKO
Penyelenggara wajib menggunakan escrow account
pada bank yang digunakan untuk menerima dana hasil
penawaran saham melalui Layanan Urun Dana.
Ancaman Risiko TPPU & TPPT pada Securities Crowd/unding (SCF)
8
Pemodal
Nasabah/
Pengguna Jasa
Penerbit

5 Area geografis/
Point of wilayah
Concern
SRA SJK Ekuitas/saham
updated 2019
Produk/Layanan
Ebus (saat ini masih terkendala KBLI)

Saluran Distribusi Platform elektronik, escrow account


(Delivery Channel)

Modus operandi Nominee, mingling, structuring


Kerentanan SCF terhadap TPPU TPPT

Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris

Ketersediaan kebijakan dan prosedur penerapan APU


dan PPT

Ketersediaan Sistem Pengendalian internal

Kehandalan Sistem Informasi Manajemen

Kecukupan dan kapabilitas SDM dalam mendukung


penerapan APU PPT
Potensi SCF sebagai sarana TPPU TPPT

Pengendali sebenarnya (pemilik manfaat/Beneficial Owner) dari penerbit dan investor;

Kemungkinan adanya hubungan afiliasi antara penerbit dan investor pada platform;

Sumber dana yang sebenarnya dari investor;

Kemungkinan penyetoran transaksi penyertaan dana dari investor dilakukan oleh


bukan investor (pihak ketiga);

Kemungkinan investor melakukan penyertaan dana pada lebih dari 1 penerbit


untuk menghindari nilai investasi yang mencurigakan;

Kemungkinan adanya hubungan antara pemilik/pengelola platform dengan penerbit


dan/atau investor;

Penggunaan identitas palsu;

Anda mungkin juga menyukai