Anda di halaman 1dari 13

HUKUM PERBANKAN

Dr. Surach Winarni, S.H., M.Hum.


Rabu, 5 Oktober 2021

Pengertian Bank menurut pasal 1 No 2 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No 7


Tahun 1992 tentang Perbankan (selanjutnya disingkat UUP) yaitu Badan Usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (Funding) dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan difinisi tersebut ada 2 produk utama yaitu ;
1. Funding mnrt UUP berupa Tabungan, deposito dan giro.
2. Lending mnrt UUP berbagai jenis kredit yg ada dlm praktek perbankan
Produk produk yg ada dlm Bank mayoritas berhubungan dg dana masyarakat sehingga bisnis
perbankan termasuk bisnis yg berisiko tinggi (high risk business). Risiko adalah potensi
mengalami kerugian.
Dlm praktek selain 2 produk utama tsb ada juga Other Services (Jasa2 Lain). Berbagai
produk jasa2 lain saat ini yg menjadi ajang persaingan antar Bank2 besar di Indonesia antara
lain;
1. Bancasurance, hasil kerjasama dengan asuransi (contoh : axa mandiri)
2. Safe Deposit Box / SDB, masing masing bank mengatur sendiri, benda yang disimpan
tanggung jawab nasabah (syarat benda yang tidak boleh disimpan : benda yang
gampang rusak, benda yang berasal dari kejahatan, benda yang dilarang oleh undang
undang)
3. Letter of Credit, perantara sebagai exportir dan importir
4. Bank Garansi,
5. Mobile Banking,

Berbagai produk produk baru dimasa yang akan selalu ditawarkan Bank kepada nasabahnya
disesuaikan dengan perkembangan masyarakat
Ada beberapa risiko yg potensi dihadapi Bank yaitu :
 Risiko Pasar
 Risiko Operasional
 Risiko Kredit
 Risiko Hukum
 Risiko Kepatuhan
 Risiko Strategik
 Risiko Likuiditas
 Risiko Reputasi
Berbagai risiko dalam operasional bank tersebut yg menyebabkan Perbankan harus diatur
secara khusus selain juga tunduk pada ketentuan umum. Berbagai ketentuan yang mengatur
operasional bank ini yg melahirkan cabang ilmu hukum yaitu Hukum Perbankan.
Ketentuan umum yg masih digunakan Bank dlm operasionalnya yaitu
1. KUHPerdata adalah Ketentuan mengenai Perjanjian, Hkm Perkawinan, Pewarisan.
2. KUHPidana adalah Berbagai kejahatan yg terjadi dlm praktek perbankan yg tdk dpt
dikategorikan sbg Tipibank yg tunduk pada UU Perbankan.
3. KUH Dagang misalnya Cheque msh tunduk.pd KUH Dagang
Sedangkan ketentuan ketentuan khusus yg masuk kategori hukum perbankan adalah
1. Undang2 al UU No 10 thn 1998 tentang Petubahan UU No 7 thn 1992 tentang
Perbankan (UU Perbankan)
2. UU lain yg terkait operasional Bank adalah UU no 24 thn 2004 ttg LPS, UU tentang
OJK dsb
3. Peraturan yg terkait operasional Bank adalah PBI, POJK
4. Ketentuan internal Bank yg hanya mengikat Bank yg menerbitkan berbagai ketentuan
yg mengatur operasional Bank wajib dipatuhi yg tujuan utamanya untuk
memininalisir munculnya berbagai risiko yg potensi merugikan Bank. Ketidakpatuhan
Bank pd berbagai peraturan tsb sngt membahayakan Bank (Risiko Kepatuhan/
complience risk)
Selain Bank wajib mematuhi berbagai ketentuan yg ada jg terikat pada prinsip bisnis
perbankan yaitu;
1. Fiduciary Principle/ Prinsip Berdasar Kepercayaan yaitu Suatu prinsip yg mjd dasar/
landasan bisnis bank dg nasabahnya. Tanpa kepercayaan dr nasabah maka bisnis bank
tdk akan berkembng. Oleh sebab itu bank wajib menjaga kepercayaan nsbhnya
2. Prudential Principle/ Prinsip Kehati2an Psl 2 UU Perbankan mengatur bahwa dlm
menjalankn operasionalnya perbankan di Indonesia berdasarkn demokrasi ekonomi
dgn menerapkn prinsip kehati2an. Kewajiban unt hati2 ini selain krn bisnis perbankan
penuh risiko jg unt menjaga kepercayaan dr nasabahnya.
3. Confidentiap Principle/ Prinsip Kerahasiaan
4. Know Your Customer Principle/ Prinsip Mengenal Nasabah, Pada prinsipnya Bank
wajib mengenal nasabah, hal ini diatur dalam PBI dan atau POJK. KYC ini juga sbg
bentuk penerapn prinsip kehati2an.

Ada 3 hal yg wajib dikenal oleh Bank


a. Mengenal scr Fisik, Ini dilakukan ketika nsbh pertama kali membuka rekening. Bank
wajib memastikn bahwa rekening tsb ada pemiliknya baik perorangn maupun badan.
b. Mengenal scr yuridis , Hal ini menyangkut legalitas pemilik rek yg wajib dicantumkn
dlm aplikasi pembukaan rek. Berbagai data ada pd aplikasi tsb selanjutnya petugas
Bank akan memasukkan data tsb pada sistem internal Bank yg disebut CIF
( Customer Identity File).
c. Mengenal transaksi keuangan. Bank wajib mengenal transaksi keuangn dr nsbhnya yg
diamanatkn oleh UU No 8 thn 2010 ttg Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang ( TPPU). Bank mjd salah satu media/ tempat unt menyimpan
dana yg patut diduga sumbernya berasal dr kejahatan. Menyimpn di rek dan atau SDB
sbg upaya menyembunyikn asal usul harta yg berasal dr kejahatan.

Berbagai cara wajib dilakukan oleh Bank sbg bentuk kepatuhan pada UU TPPU tsb. Yaitu;
1. Nasabah wajib mengisi aplikasi pembukaan rek scr lengkap dan benar
2. Nasabah wajib melampirkn copy legalitas diri scr benar
3. Ada pernyataan dr nsbh bhw sumber dana yg tersimpan di Bank dijamin bkn berasal
dr tindak pidana.
4. Bank wajib membuat laporan ke PPATK terkait transaksi keuangan nsbh yaitu;
a. Cash transaction Report/ CTR Yaitu setiap transaksi tunai yg wajib dilaporkan
yaitu untuk nasabah dengan transaksi Rp. 500 jt ke atas sedangkan untuk yang
bukan nasabah Rp. 100 jt ke atas
b. Suspicious Transaction / STR Transaksi dikategorikn mencurigakan jika - tdk
sesuai profil nsbh - dilakukan berkali2 - transaksi tunai yg besar
HUKUM PERBANKAN
Dr. Surach Winarni, S.H., M.Hum.
Rabu, 13 Oktober 2021

4. Confidential Principle / Prinsip Kerahasiaan


Dlm praktek disebut Rahasia Bank atau Bank Secrecy yaitu suatu kewajiban bagi Bank unt
merahasikn keterangan / data nasabah penyimpan beserta simpanannya.
Teori rahasia bank ada 2
a. Teori Absolut dimana rahasia bank tdk dpt dibuka unt alasan apapun ( Swiss)
b. Teori Nisbi dimana rahasia bank dpt dibuka unt alasan tertentu dg tata cara tertentu.
Indonesia menganut teori nisbi dan dlm UU Perbankan disebutkan 7 alasan beserta tata cara
pembukaan rahasia bank di Indonesia

Mnrt UU Perbankan ada 7 alasan


1. Unt keperluan perpajakan. Hrs ada perintah tertulis dr pimpinan.OJK atas permohonan
Menkeu)
2. Unt piutang negara yg sdh diserahkn ke BUPLN. ( idem no 1)
3. Unt perkara pidana ( idem no 1 atas permohonan Kapolri atau kajagung atau Ketua MA)
4. Unt perkara perdata ( para pihak yg berperkara hrs Bank vs nasabah tujuannya unt
pembuktian di dpn sidang pengadilan)
5. Unt tukar menukar informasi antar direktur bank
6. Unt keperluan ahli waris l( hrs ada dolumen yg menunjukan siapa ahli waris dr nsbh)
7. Atas persetujuan tertulis dari nasbh

Ketentuan Pembukaan rahasia bank di luar UU Perbankan


1. Mnrt UU No 24 thn 2004 mengingat LPS menjamin nsbh penyimpan yg memiliki dana
maks 2M maka seluruh data nsbh penyimpan tsb wajib dilaporkn ke LPS. Artinya bagi nsbh
penyimpan dg saldo 2 M maka rahasia bank tdk berlaku unt kepentingn penjaminan LPS.
2. Mnrt UU No 8 thn 2010 kewajiban Bank menyampaikn laporan CTR dan atau STR terkait
transaksi keuangan nsbh menyebabkn rahasia bank tdk berlaku apabila nsbh penyimpn
melakukan transaksi keuangan sesuai kriteria CTR dan atau STR
3. Putusan MK thn 2015 yg menyatakn bhw rahasia bank tdk diberlaku unt psngan suami istri
yg dlm proses cerai unt keperluan pembagian harta gono gini

1. Risiko Hkm terkait Hkm Perdata


Hub hkm Bank dg Nsbh masuk ranah hkm perdata krn dasarnya perjanjian yi kesepaktn
antara Bank dg nsbh dlm berbagai hal. Mis perintah transfer, penarik dana, pembukaan rek,
perjanjian krdt dll. 80 % kasus gugatan perdata di PN posisi Bank sbg Tergugat sdngkn nsbh
( termsk dbtr) sbg penggugat. Tingkt kemenangn Bank smp berkekuatn hkm tetap sktr 65 %
dg tenggang wkt antara 3 thn sd 7thn. Mengingat proses gugatan perlu waktu yg lama, perlu
effort luar biasa dr kedua belah pihak, serta adanya risiko reputasi bg Bank maka BI
mendirikn Lembaga Mediasi Perbankn Independe (LMPI) yg saat ini diubah mjd Lembaga
Alternatif Penyelesaian Sengketa Independen (LAPSPI). Syarat sengketa antara Bank dng
nsbh diselesaikn mll mediasi ini antara lain
- ada persoalan antara bank dg nsbh dan ada upaya menyelesaikn namun tdk berhasil
- yg mengajukn nsbh
- tdk ada unsur pidana murni perdata
- ada kerugian materiil dr nsbh
- kerugian maks 500 Jt
- pr pihak sepakt diselesaikn mll mediasi

Risiko Hukum Operasional Bank


Dlm praktekh perbankan di Indonesia, Bank sering menghadapi risiko hukum / Legal Risk
yaitu terjadi karena adanya tuntutan hukum atau persoalan hukum baik gugatan perdata atau
pidana.
Persoalan hukum muncul krn berbagai sebab
a. Bankir tdk paham hukum dan atau ketentuan
b. Bankir menggampangkn persoalan
c. Tidak tertib administrasi
d. Nasabah cari perkara
d. Adanya persoaln nsbh dg phk ke 3
e. Blm ada ketentuan or ketentuan tdk jelas
f. Kelemahan dlm kontrak/ perjanjian
Menghadapi berbagai sebab di atas salah satu yg dilakukan bank memberi bekal pengetahuan
hukum kpd pegawainya selain in house training jg manual aspek hukum

2. Risiko Hukum terkait Hukum Pidana


Meski hub hkm Bank dg nasabah ada di ranah hkm perdata tdk menutup kemungkinan ada jg
yg masuk ranah hkm pidana krn ada kejahatan yg terkait operasional bank.
a. Kategori PIDUM
Tunduk pd KUHP, sanksi jauh lbh ringan ( pidana penjara tanpa denda, tdk dikenal pid
minimum), pelakunya siapa saja.
Contoh kejahatannya
- perampokn bank
- pembunhn petugas bank
- gendam nsbh bank
- pemalsuan check, bank garansi

b. Kategori PIDSUS
Dlm UU Perbankan diatur juga mengenai kejahatan yg terkait dgn Bank dan masuk kategori
pidana khusus krn
- diatur scr khusus dlm UU Perbankan ( tdk di dlm KUHP)
- kejahatannya masuk kategori kejahatan kerah putih krn diperlukan keahlian, strategi dan
pengetahuan khusus.
- sanksi pidananya jauh lbh berat dibanding dg yg diatur dlm KUHP
- pelakunya bisa siapa sj atau disebut scr limitatif
- tdk dikenal adanya suatu jumlah ttt terkait tipibank ini.
TIPIBANK YG DIATUR DLM UU PERBANKAN
A. Pelaku siapa sj
1. Psl 46 ayat 1 ttg Bank Gelap
2. Psl 47 ayat 1 memaksa pihak Bank membocorkn rahasia bank
B. Pelaku disebut scr limitatif yi dewan komisaris, direksi atau pegawai
1. Psk 47 ay 2 ttg pembocor rhs bank ( termsk pihak terafiliasi)
2. Psl 47 A, 48
Dgn sengaja tdk memberikn ket terkait rhs bank meski tlh ada alas hak
3. Psl 49 ayat 1 a, b, c
Melakukan pemalsuan, menghilangkn atau tdk memasukan serta mengubah, mengaburkn dll
4. Psl 49 ayat 2 a terkait gratifikasi yg diterima atau diminta dmm
5. Psl 49 ayat 2 b terkait ketidaktaatan pd UUPerbankan dan ketentuan peraturan per uuan
lainnya
6. Psl 50 phk terafiliasi yg tdk taat pd UU Perbankan dan peraturan per uu an
7. Psl 50 A pemegang saham yg dg sengaja menyuruh unt tdk taat pd UU Perbankan dan
Peraturan per UU an lainnya
HUKUM PERBANKAN
Dr. Surach Winarni, S.H., M.Hum.
Rabu, 27 Oktober 2021

Materi tentang Aspek Hukum Perkreditan


A. Dasar Hukum
psl 1 no 11 UUPerbankan bahwa kredit adalah penyediaan dana atau tagihan yg dpt
dipersamakan dg itu berdasarkn persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank
dg pihak lain yg mewajibkn pihak peminjam unt melunasi utangnya stlh jo wkt tertentu
disertai bunga.
Pengertian kredit ini tdk dijumpai di KUHPerdata namun pinjam meminjam.

B. Unsur2 Kredit
- Kreditur
- Debitur
- Kesepakatan
- Jumlah tertentu
- Jangka waktu tertentu
- Peminjam wajib melunasi
- Disertai bunga
Dlm praktek perbankn bhw bunga ini bentuk prestasi yg diberikn debitur kpd kreditur.

C. Jenis2 Kredit
1. Berdasar peruntukan
- Kredit konsumtif (KPR dll
- Kredit usaha (K Investasi, k. Modal Kerja)
2. Berdasar Jk Wkt.
- Jk Pendek
- Jk Menengah
- Jk Panjang
3. Berdsr cara pencairan
- Cash Loan
- Non Cash Loan
4. Berdsr Pemohon
- Perorangan
- Badan

D. Bank umumnya mengatur berbagai ketentuan internal ttg produk kredit al jenis kredit,
syarat dan ketentuan, proses kredit, unit kredit yg memproses, pejabat yg memutus kredit,
SPPK, Perjanjian Kredit dsb. Ketentuan internal ini sbg pedoman dan keseragaman bg
seluruh pegawai Bank.

E. Bank jg hrs mematuhi psl 8 ayat 1 UU Perbankan yg menyebutkn sbb


Bank dlm memberikn kredit wajib mempunyai keyakinan berdasrkn analisis yg mendalam
atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan dbtr unt melunasi utangnya sesuai dg yg
diperjanjikn. Penjelasan psl 8 menyebutkn yg wajib dianalisis adalah watak, kemampuan,
modal, agunan dan prospek usaha. Hal ini sesuai dengan teori analisis kredit yg plng tua yi
teori 5C ( character, capacity, capital, collateral dan condition of economic). Sehingga dlm
praktek proses kredit tdk mudah dan hrs mengikuti SOP yg dibuat msng2 bank. Hal ini sesuai
psl 8 ayat 2 yg menyebutkn bhw Bank wajib memiliki dan menerapkn pedoman perkreditan
sesuai ketentuan BI.

F. Proses Kredit
1. PERMOHONAN KREDIT
a. Setiap bank akan memproses kredit apabila ada permohonan dari caldeb ( tiada kredit
tanpa permohonan) baik yg perorangan maupun yg badan. Permohonan dpt berupa surat
( biasanya unt kredit besar) atau dlm bentuk pengisian aplikasi ( biasanya unt kredit
konsumtif atau kredit usaha mikro limit krng dr 300 jt). Baik dlm bentuk srt atau aplikasi
isinya hampir sama yaitu
a. Data pemohon/ caldeb
b. Jumlah kredit yg diajukan
c. Tujuan kredit
d. Jangka waktu
e. Agunan
Permohonan krdt disertai foto copy dokumen legalitas pemohon dan agunan.
b. Dokumen legalitas caldeb
1) caldeb perorangan
Ktp, npwp, kk, buku nikah ( jk sdh menikah ktp pasangan kecuali ada perjanjian pisah harta
yg jg dilampirkn maka data pasangan tdk diperlukan). Pssangan dilibatkn dlm permohonan
kredt jika tdk ada perjanjian kawin krn kredit termask harta bersama mengingat pengertian
harta selain aktiva jg pasiva. Jika istrinya yg sah lbh dr 1 maka semua jg hrs dilibatkan.
Dilampirkn Jg Copy legalitas perijinan jika kredt unt usaha/ bisnis. Umumnya perijinan tsb
berups SIUP, TDP, HO dan atau perijinan lainnya yg menunjukkan bhw usaha yg dijalankn
tsb memiliki ijin dan msh berlaku.

3a. ASPEK PEMOHON


1) Pemhn Perorngn
Ada 3 hal yg dianalis yi legalitas pemohon ( & usaha jika krdt unt usaha), status perkawinan
dan dinyatakn pailit or tidak.
Bank akan meneliti baik kebenaran formil menyangkut dokumn maupun materiil agar bank
dpt meyakini bhw pemohon tsb benar termsk usahanya.
Unt analisis status perkawinan ( blm kawin, kawin, janda/ duda) termsk hal penting
mengingat hutang trmsk harta bersama jika tdk ada perjanjian pisah harta maka persetujuan
spouse hal yg wajib artinya kredit tsb mjd tanggung jawab bersama.
2) Pemohon Badan ( BH maupun bkn BH) ada 3 hal yg dianalisis
- legalitas badan ( anggaran dasar & perubhn ) termsuk pengurus badan tsb
- legalitas usaha
- siapa yg berwenang mewakili Badan terkait Kredit hrs dilihat pd AD besrta perubhnnya.
Khusus yg bkn BH ada bank yg mensyaratkn spouse jg dilibatkn krn kk bkn BH tanggung
jwb pengurus smp harta pribadi yg dimiliki.

3b. ASPEK KEUANGAN inti dr analisis ini adalh apakah caldeb akan mampu membayar
kewajibn kredit smp lunas scr tepat waktu dan tepat jumlah. Penghitungn kemampuan
keuangn ini berdasar data yg diserahkn caldeb. Bank wajib melakukn penelitian scr seksama
dan bank jg hrs jujur. Bbrp bank cara menghitung sdh by system ( tdk manual) RM/ Analis
kredit tinggal mengisi datanya.

3c. ASPEK AGUNAN


Dlm praktek benda2 yg umumnya dijadikn agunan adlh benda tetap ( tanah, bangunan, kapal
ukuran di atas 20 M3 dan pesawat terbang) sedangkn benda bergerak al kendaraan bermotor,
mesin, peralatan, kapal krng dr 20 M3, persediaan/ stock dan emas ( tdk semua Bank
bersedia)
Terhadap benda yg akab dijadikn agunan tsb ada 3 hal yg dianalisis bank yaitu
1) penelitian fisik unt mengetahui apkh benda tsb layak atau tdk dijadikn agunan
2) penelitian yuridis
Unt mengetahui dokumen kepemilikn atas benda tsb dan apakh dpt dilakukn pengiktn scr
yuridis sempurna yi unt benda tetap berupa tnh bngun diikat dg Akta Hak Tanggungan, unt
kapal dan pesawt terbng dg Akta Hipotik. Unt benda bergerak dg Akta Jamian Fidusia.
Dlm praktek jg dimungkinkn adanya agunan perorangn yg diikat dg Akta Borgtocht/ personal
guarantee dan corporate guarantee.
3) penentuan nilai agunan. Unt menentukn berapa nilai agunan dpt dilakukn oleh internal
bank atau menunjuk penilai profesional yi Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Inti dr menilai
agunan adlh menentukn brp nilai benda tsb berdasar nilai pasar dan atau nilai lain. Nilai
agunan ini jg akan mempengaruhi besarnya jumlah kredt umumnya nilai agunan 120% sd
150% dr krdt.

4. Proses Persetujuan Pejabat Yg berwenang


Setiap bank mengatur pejbt yg berwenang memutus krdt berdasarkn jenis dan jumlah
kreditnya. Semakin besar krdt maka jbtn dr pejbt tsb jg semakin tinggi. Pejbt pemutus wajib
membaca setiap usulan scr teliti, mempertimbngkn besarnya risiko kredit serta ada tdknya
ketentuan perkreditan. Stlh itu pjbt mempunyai kewenangn menyetujui atau menolak.

5. Penerbitan Offering Letter


Jk krdt disetujui maka mayoritas Bank akan menerbitkn srt pemberitahuan penawaran krdt/
offering letter. Jk caldeb setuju dg penawaran bank termsk biaya dan syarat krdt ( sngt
mungkin persetujuan bank tdk sama dg permohonan) maka caldeb akan menandatangni OL
tsb sbg bentuk persetujuan.

6. Perjanjian Kredit/ PK
Setiap persetujuan kredit akan dituangkn dlm PK scr tertulis baik dlm bentuk Akta Notaris
maupun Akta di bawah tangan. PK adalh kesepakatan antara Bank selaku kreditur dg debitur
ttg kredit yg diberikn bank kpd dbtr.
a. Hal penting terkait PK
- tunduk pd psl 1320 KUHPerdata ttg syarat sahnya Perjanjian
- mrpkn perjanjian pokok krn ada perjanjian ikutannya yi akta notaris pengiktn agunan
b. Sistematika PK
1) Pembukaan yg berisi
- judul PK
- nomor
- tgl saat td tngn
- komparisi para pihak ( phk bank diwakili pjbt ttt dan phk dbtr sama dg aspek pemohon)
- premis ( jk diperlukn)
2) Isi PK
- jumlah krdt
- tujuan
- jk waktu
- bunga & denda
- biaya
- agunan
- syarat kredit
- pilihan hukum kl terjadi sengketa
3) penutup berisi tanda tangn para pihak dan saksi jk ada
Penutupan asuransi dipilih risiko terbesar dr benda tsb
- Tanah tdk diasuransikan krn relatif risiko dr tanah tdk ada ( kec longsor)
- Bangunan dg kebakaran
- pesawat / kapal, mesin dg peledakan
- unt kendaraan bermotor ada 2 jenis yi
*Total Loss Only/ TLO kl tdk hancur mk asuransi tdk akan membayar klaimnya, premi
murah.
*ALL Risk apabila terjadi risiko ( apapun) maka asuradur akan membyr klaim. Premi mahal.
PK ini mrpkn dokumen yg sngt penting terutama ketika terjadi masalh hukum antara Bank
dgn Debitur oleh sebab itu hrs dibuat scr hati2 dan teliti. Berbagai mslh hukum baik perdata,
pidum/ pidsus bahkn tipikor dpt sj terjadi yg sering tdk terduga datangnya.

7. Penandtanganan Akta Pengikatan agunan ( Akta Hak Tanggungan unt tanah dan
bangunan, Akta Hipotik unt kapal dan pesawat terbang dan Akta Jaminan Fidusia unt semua
benda bergerak) mrpk perjanjian accesoir dr PK, umumnya dilaksnkn bersamaan dg
penandatngn PK. Tujuan utamanya agar Bank dpt menjangkau benda dimanapun berada krn
bank berkedudukn sbg kreditur yg diutamakn.
8. Pencairan Kredit
Stlh semua akta ditandatangni dan notaris menerbitkn cover note serta semua syarat dipenuhi
maka selanjutnya proses pencairan krdt sesuai dg kesepakatan antara Bank dan dbtr.
Pencairan kredit ini mrpkn akhir dari proses kredit.

9. Monitoring / Pengawasan Kredit Setelah kredit dicairkn selanjutnya Bank melakukan


pengawasan atas
a. Kelancaran pembayran kewajiban scr tepat waktu dan tepat jumlah.
b. Kelangsungn usaha dbtr sehingga bank dpt segera mengetahui jika ada mslh dr usaha dbtr
dan atau jika dbtr ingin mengembangkn usahanya sehingga perlu tbhn kredit. Termsk jika
dbtr akan memperpjng jangka waktu kredit pd saat jatuh tempo ( krdt modal kerja jk wkt 1
thn roll over/ dpt diperpnjng)
c. Pengamanan dokumen perkreditan terutama yg termsk legal file al srt permohonan krdt,
nota analisa, offering letter, PK beserta Addendum/ perbhn, asli dokmn kepemilikn agunan
dan pengiktnnya, dokmn pencairn krdt dan polis asuransi.
d. Pengamanan benda agunan. Benda yg dijadikn agunan ( yg dikuasai dbtr) dpt rusak,
hilang, musnah atau hancur sedangkn benda agunan hrs tetap dijaga agar nilainya tdk turun
oleh sebab itu Bank melibatkn asuransi ( mengalihkn risiko) dan biaya premi ditanggung dbtr

10. Kredit Bermasalah/ Non Performing Loan/ NPL


Selama masa supervisi jika dbtr membyr kewajibn tepat waktu dan tepat jumlah ( kol 1 tdk
ada tunggakan sama sekali) maka dbtr ini termsk dbtr prima dan Bank cenderung memberikn
tbhn kredit atau memberi krdt baru krn dbtr prima ini menguntungkn bisnis bank.
A. Penyehatan Kredit/ Restrukturisasi
Di atas telah dijelaskn mengenai risiko kredit yg terjd krn dbtr tdk membyr kewajibn scr tepat
waktu dan tepat jumlah sehingga kol nya mjd 2 ( Dlm Perhatian Khusus). Bank berusaha
terus unt menagih agar semua tunggakn dibayar dan mjd kol 1 kembali. Apabila ternyata
tunggakn semakin besar maka bank stlh berkomunikasi dg dbtr akan berusaha melakukan
penyehatan kredit/ restrukturisasi dgn tujuan stlh restrukturisasi kredit mjd sehat kembali.
Restrukturisasi akan berhasil apabila
- dbtr msh beritikad baik unt membyr krdtnya ( sesuai kemampuan)
- dbtr msh ada kemampuan bayar
- tdk ada persoaln hukum
Jika 3 syart tdk terpenuhi mk restrukturisasi akan sia2.

Anda mungkin juga menyukai