Berbagai produk produk baru dimasa yang akan selalu ditawarkan Bank kepada nasabahnya
disesuaikan dengan perkembangan masyarakat
Ada beberapa risiko yg potensi dihadapi Bank yaitu :
Risiko Pasar
Risiko Operasional
Risiko Kredit
Risiko Hukum
Risiko Kepatuhan
Risiko Strategik
Risiko Likuiditas
Risiko Reputasi
Berbagai risiko dalam operasional bank tersebut yg menyebabkan Perbankan harus diatur
secara khusus selain juga tunduk pada ketentuan umum. Berbagai ketentuan yang mengatur
operasional bank ini yg melahirkan cabang ilmu hukum yaitu Hukum Perbankan.
Ketentuan umum yg masih digunakan Bank dlm operasionalnya yaitu
1. KUHPerdata adalah Ketentuan mengenai Perjanjian, Hkm Perkawinan, Pewarisan.
2. KUHPidana adalah Berbagai kejahatan yg terjadi dlm praktek perbankan yg tdk dpt
dikategorikan sbg Tipibank yg tunduk pada UU Perbankan.
3. KUH Dagang misalnya Cheque msh tunduk.pd KUH Dagang
Sedangkan ketentuan ketentuan khusus yg masuk kategori hukum perbankan adalah
1. Undang2 al UU No 10 thn 1998 tentang Petubahan UU No 7 thn 1992 tentang
Perbankan (UU Perbankan)
2. UU lain yg terkait operasional Bank adalah UU no 24 thn 2004 ttg LPS, UU tentang
OJK dsb
3. Peraturan yg terkait operasional Bank adalah PBI, POJK
4. Ketentuan internal Bank yg hanya mengikat Bank yg menerbitkan berbagai ketentuan
yg mengatur operasional Bank wajib dipatuhi yg tujuan utamanya untuk
memininalisir munculnya berbagai risiko yg potensi merugikan Bank. Ketidakpatuhan
Bank pd berbagai peraturan tsb sngt membahayakan Bank (Risiko Kepatuhan/
complience risk)
Selain Bank wajib mematuhi berbagai ketentuan yg ada jg terikat pada prinsip bisnis
perbankan yaitu;
1. Fiduciary Principle/ Prinsip Berdasar Kepercayaan yaitu Suatu prinsip yg mjd dasar/
landasan bisnis bank dg nasabahnya. Tanpa kepercayaan dr nasabah maka bisnis bank
tdk akan berkembng. Oleh sebab itu bank wajib menjaga kepercayaan nsbhnya
2. Prudential Principle/ Prinsip Kehati2an Psl 2 UU Perbankan mengatur bahwa dlm
menjalankn operasionalnya perbankan di Indonesia berdasarkn demokrasi ekonomi
dgn menerapkn prinsip kehati2an. Kewajiban unt hati2 ini selain krn bisnis perbankan
penuh risiko jg unt menjaga kepercayaan dr nasabahnya.
3. Confidentiap Principle/ Prinsip Kerahasiaan
4. Know Your Customer Principle/ Prinsip Mengenal Nasabah, Pada prinsipnya Bank
wajib mengenal nasabah, hal ini diatur dalam PBI dan atau POJK. KYC ini juga sbg
bentuk penerapn prinsip kehati2an.
Berbagai cara wajib dilakukan oleh Bank sbg bentuk kepatuhan pada UU TPPU tsb. Yaitu;
1. Nasabah wajib mengisi aplikasi pembukaan rek scr lengkap dan benar
2. Nasabah wajib melampirkn copy legalitas diri scr benar
3. Ada pernyataan dr nsbh bhw sumber dana yg tersimpan di Bank dijamin bkn berasal
dr tindak pidana.
4. Bank wajib membuat laporan ke PPATK terkait transaksi keuangan nsbh yaitu;
a. Cash transaction Report/ CTR Yaitu setiap transaksi tunai yg wajib dilaporkan
yaitu untuk nasabah dengan transaksi Rp. 500 jt ke atas sedangkan untuk yang
bukan nasabah Rp. 100 jt ke atas
b. Suspicious Transaction / STR Transaksi dikategorikn mencurigakan jika - tdk
sesuai profil nsbh - dilakukan berkali2 - transaksi tunai yg besar
HUKUM PERBANKAN
Dr. Surach Winarni, S.H., M.Hum.
Rabu, 13 Oktober 2021
b. Kategori PIDSUS
Dlm UU Perbankan diatur juga mengenai kejahatan yg terkait dgn Bank dan masuk kategori
pidana khusus krn
- diatur scr khusus dlm UU Perbankan ( tdk di dlm KUHP)
- kejahatannya masuk kategori kejahatan kerah putih krn diperlukan keahlian, strategi dan
pengetahuan khusus.
- sanksi pidananya jauh lbh berat dibanding dg yg diatur dlm KUHP
- pelakunya bisa siapa sj atau disebut scr limitatif
- tdk dikenal adanya suatu jumlah ttt terkait tipibank ini.
TIPIBANK YG DIATUR DLM UU PERBANKAN
A. Pelaku siapa sj
1. Psl 46 ayat 1 ttg Bank Gelap
2. Psl 47 ayat 1 memaksa pihak Bank membocorkn rahasia bank
B. Pelaku disebut scr limitatif yi dewan komisaris, direksi atau pegawai
1. Psk 47 ay 2 ttg pembocor rhs bank ( termsk pihak terafiliasi)
2. Psl 47 A, 48
Dgn sengaja tdk memberikn ket terkait rhs bank meski tlh ada alas hak
3. Psl 49 ayat 1 a, b, c
Melakukan pemalsuan, menghilangkn atau tdk memasukan serta mengubah, mengaburkn dll
4. Psl 49 ayat 2 a terkait gratifikasi yg diterima atau diminta dmm
5. Psl 49 ayat 2 b terkait ketidaktaatan pd UUPerbankan dan ketentuan peraturan per uuan
lainnya
6. Psl 50 phk terafiliasi yg tdk taat pd UU Perbankan dan peraturan per uu an
7. Psl 50 A pemegang saham yg dg sengaja menyuruh unt tdk taat pd UU Perbankan dan
Peraturan per UU an lainnya
HUKUM PERBANKAN
Dr. Surach Winarni, S.H., M.Hum.
Rabu, 27 Oktober 2021
B. Unsur2 Kredit
- Kreditur
- Debitur
- Kesepakatan
- Jumlah tertentu
- Jangka waktu tertentu
- Peminjam wajib melunasi
- Disertai bunga
Dlm praktek perbankn bhw bunga ini bentuk prestasi yg diberikn debitur kpd kreditur.
C. Jenis2 Kredit
1. Berdasar peruntukan
- Kredit konsumtif (KPR dll
- Kredit usaha (K Investasi, k. Modal Kerja)
2. Berdasar Jk Wkt.
- Jk Pendek
- Jk Menengah
- Jk Panjang
3. Berdsr cara pencairan
- Cash Loan
- Non Cash Loan
4. Berdsr Pemohon
- Perorangan
- Badan
D. Bank umumnya mengatur berbagai ketentuan internal ttg produk kredit al jenis kredit,
syarat dan ketentuan, proses kredit, unit kredit yg memproses, pejabat yg memutus kredit,
SPPK, Perjanjian Kredit dsb. Ketentuan internal ini sbg pedoman dan keseragaman bg
seluruh pegawai Bank.
F. Proses Kredit
1. PERMOHONAN KREDIT
a. Setiap bank akan memproses kredit apabila ada permohonan dari caldeb ( tiada kredit
tanpa permohonan) baik yg perorangan maupun yg badan. Permohonan dpt berupa surat
( biasanya unt kredit besar) atau dlm bentuk pengisian aplikasi ( biasanya unt kredit
konsumtif atau kredit usaha mikro limit krng dr 300 jt). Baik dlm bentuk srt atau aplikasi
isinya hampir sama yaitu
a. Data pemohon/ caldeb
b. Jumlah kredit yg diajukan
c. Tujuan kredit
d. Jangka waktu
e. Agunan
Permohonan krdt disertai foto copy dokumen legalitas pemohon dan agunan.
b. Dokumen legalitas caldeb
1) caldeb perorangan
Ktp, npwp, kk, buku nikah ( jk sdh menikah ktp pasangan kecuali ada perjanjian pisah harta
yg jg dilampirkn maka data pasangan tdk diperlukan). Pssangan dilibatkn dlm permohonan
kredt jika tdk ada perjanjian kawin krn kredit termask harta bersama mengingat pengertian
harta selain aktiva jg pasiva. Jika istrinya yg sah lbh dr 1 maka semua jg hrs dilibatkan.
Dilampirkn Jg Copy legalitas perijinan jika kredt unt usaha/ bisnis. Umumnya perijinan tsb
berups SIUP, TDP, HO dan atau perijinan lainnya yg menunjukkan bhw usaha yg dijalankn
tsb memiliki ijin dan msh berlaku.
3b. ASPEK KEUANGAN inti dr analisis ini adalh apakah caldeb akan mampu membayar
kewajibn kredit smp lunas scr tepat waktu dan tepat jumlah. Penghitungn kemampuan
keuangn ini berdasar data yg diserahkn caldeb. Bank wajib melakukn penelitian scr seksama
dan bank jg hrs jujur. Bbrp bank cara menghitung sdh by system ( tdk manual) RM/ Analis
kredit tinggal mengisi datanya.
6. Perjanjian Kredit/ PK
Setiap persetujuan kredit akan dituangkn dlm PK scr tertulis baik dlm bentuk Akta Notaris
maupun Akta di bawah tangan. PK adalh kesepakatan antara Bank selaku kreditur dg debitur
ttg kredit yg diberikn bank kpd dbtr.
a. Hal penting terkait PK
- tunduk pd psl 1320 KUHPerdata ttg syarat sahnya Perjanjian
- mrpkn perjanjian pokok krn ada perjanjian ikutannya yi akta notaris pengiktn agunan
b. Sistematika PK
1) Pembukaan yg berisi
- judul PK
- nomor
- tgl saat td tngn
- komparisi para pihak ( phk bank diwakili pjbt ttt dan phk dbtr sama dg aspek pemohon)
- premis ( jk diperlukn)
2) Isi PK
- jumlah krdt
- tujuan
- jk waktu
- bunga & denda
- biaya
- agunan
- syarat kredit
- pilihan hukum kl terjadi sengketa
3) penutup berisi tanda tangn para pihak dan saksi jk ada
Penutupan asuransi dipilih risiko terbesar dr benda tsb
- Tanah tdk diasuransikan krn relatif risiko dr tanah tdk ada ( kec longsor)
- Bangunan dg kebakaran
- pesawat / kapal, mesin dg peledakan
- unt kendaraan bermotor ada 2 jenis yi
*Total Loss Only/ TLO kl tdk hancur mk asuransi tdk akan membayar klaimnya, premi
murah.
*ALL Risk apabila terjadi risiko ( apapun) maka asuradur akan membyr klaim. Premi mahal.
PK ini mrpkn dokumen yg sngt penting terutama ketika terjadi masalh hukum antara Bank
dgn Debitur oleh sebab itu hrs dibuat scr hati2 dan teliti. Berbagai mslh hukum baik perdata,
pidum/ pidsus bahkn tipikor dpt sj terjadi yg sering tdk terduga datangnya.
7. Penandtanganan Akta Pengikatan agunan ( Akta Hak Tanggungan unt tanah dan
bangunan, Akta Hipotik unt kapal dan pesawat terbang dan Akta Jaminan Fidusia unt semua
benda bergerak) mrpk perjanjian accesoir dr PK, umumnya dilaksnkn bersamaan dg
penandatngn PK. Tujuan utamanya agar Bank dpt menjangkau benda dimanapun berada krn
bank berkedudukn sbg kreditur yg diutamakn.
8. Pencairan Kredit
Stlh semua akta ditandatangni dan notaris menerbitkn cover note serta semua syarat dipenuhi
maka selanjutnya proses pencairan krdt sesuai dg kesepakatan antara Bank dan dbtr.
Pencairan kredit ini mrpkn akhir dari proses kredit.