Anda di halaman 1dari 2

M-Banking atau mobile banking adalah layanan perbankan yang memungkinkan

pengguna untuk melakukan transaksi keuangan melalui perangkat seluler seperti smartphone
atau tablet. Dalam perspektif hukum, M-Banking diatur oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku di negara masing-masing. M-Banking diatur oleh undang-undang tentang
perbankan dan juga regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas
perbankan di Indonesia. Regulasi ini mencakup berbagai aspek, seperti keamanan transaksi,
perlindungan data pribadi, dan tata cara penggunaan layanan M-Banking.

Di Indonesia, M-Banking diatur oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang


Perdagangan Elektronik (e-commerce) dan juga Peraturan Bank Indonesia Nomor
18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Layanan Keuangan Berbasis Teknologi Informasi.
Undang-Undang ini menegaskan bahwa transaksi yang dilakukan melalui perangkat
elektronik, termasuk M-Banking, mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan transaksi
yang dilakukan secara konvensional. Undang-undang dan peraturan ini mengatur ketentuan-
ketentuan yang harus dipenuhi oleh bank dan penyelenggara M-Banking, seperti persyaratan
legalitas, keamanan, privasi, transparansi, dan perlindungan konsumen.

Dalam hal keamanan transaksi, Bank Indonesia mengeluarkan regulasi yang


mengharuskan penggunaan teknologi keamanan seperti password, PIN, dan token untuk
memastikan bahwa transaksi dilakukan oleh pemilik rekening yang sah. Selain itu, M-
Banking juga harus memenuhi standar keamanan teknologi yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia untuk mencegah penyalahgunaan sistem dan pelanggaran keamanan data. Namun,
dalam melakukan transaksi M-Banking, pengguna perlu memperhatikan beberapa hal dalam
rangka menjaga keamanan dan keabsahan transaksi. Hal ini terkait dengan kewajiban bank
sebagai penyelenggara M-Banking, seperti keharusan untuk mengimplementasikan sistem
keamanan yang memadai, serta memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada
nasabah terkait risiko dan tanggung jawab atas penggunaan layanan M-Banking.

Dalam perspektif hukum, M-Banking juga memiliki beberapa kelebihan dan


kekurangan yang perlu diperhatikan. Kelebihan M-Banking adalah dapat mempermudah
nasabah dalam melakukan transaksi keuangan kapan saja dan di mana saja tanpa harus datang
ke kantor bank. Selain itu, M-Banking juga memungkinkan nasabah untuk melakukan
transaksi dengan cepat dan mudah, serta dapat menghindari risiko kehilangan uang tunai.
Namun, M-Banking juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satu
kekurangan M-Banking adalah risiko keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
transaksi di kantor bank. Hal ini terkait dengan potensi penyalahgunaan data pribadi dan
kebocoran informasi keuangan yang dapat merugikan nasabah. Oleh karena itu,
penyelenggara M-Banking harus memastikan bahwa sistem keamanan yang diterapkan
memenuhi standar keamanan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Perlindungan data pribadi juga menjadi hal yang penting dalam penggunaan M-
Banking. Bank Indonesia meminta bahwa bank dan lembaga keuangan yang menyediakan
layanan M-Banking harus menjaga kerahasiaan data pribadi nasabah dan memenuhi regulasi
perlindungan data pribadi yang berlaku di Indonesia. Dalam hal perlindungan konsumen, M-
Banking diatur oleh Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan. Peraturan ini memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban nasabah dalam menggunakan layanan M-Banking, serta kewajiban bank dan
penyelenggara M-Banking dalam memberikan layanan yang aman, jujur, transparan, dan
bertanggung jawab.

Selain itu, pengguna M-Banking juga harus memperhatikan kewajiban dan hak
mereka sebagai nasabah, seperti hak atas informasi, hak untuk memperoleh penjelasan atas
setiap transaksi yang dilakukan, serta kewajiban untuk menjaga kerahasiaan data dan
password yang digunakan. Dalam perspektif hukum, jika terjadi sengketa terkait dengan
transaksi M-Banking, maka pengguna dapat melakukan upaya penyelesaian secara damai
melalui mediasi atau arbitrase, atau melalui jalur peradilan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Di sisi lain, dalam perspektif hukum konsumen,
pengguna M-Banking juga memiliki hak dan kewajiban yang perlu dijaga. Sebagai pengguna,
mereka berhak mendapat akses yang mudah dan transparan terhadap informasi tentang biaya
layanan, cara penggunaan, dan tata cara pengaduan jika terjadi masalah.

Dalam kesimpulannya, M-Banking adalah layanan perbankan yang sah dan


mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan transaksi konvensional. Namun, pengguna
M-Banking harus memperhatikan kewajiban dan hak mereka sebagai nasabah, serta menjaga
keamanan dan kerahasiaan data pribadi dan password yang digunakan. Secara keseluruhan,
M-Banking merupakan layanan perbankan yang mengikuti perkembangan teknologi dan
memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi keuangan. Namun, dalam
perspektif hukum, M-Banking harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh
regulasi untuk memastikan keamanan dan perlindungan konsumen yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai