pengguna untuk melakukan transaksi keuangan melalui perangkat seluler seperti smartphone
atau tablet. Dalam perspektif hukum, M-Banking diatur oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku di negara masing-masing. M-Banking diatur oleh undang-undang tentang
perbankan dan juga regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas
perbankan di Indonesia. Regulasi ini mencakup berbagai aspek, seperti keamanan transaksi,
perlindungan data pribadi, dan tata cara penggunaan layanan M-Banking.
Perlindungan data pribadi juga menjadi hal yang penting dalam penggunaan M-
Banking. Bank Indonesia meminta bahwa bank dan lembaga keuangan yang menyediakan
layanan M-Banking harus menjaga kerahasiaan data pribadi nasabah dan memenuhi regulasi
perlindungan data pribadi yang berlaku di Indonesia. Dalam hal perlindungan konsumen, M-
Banking diatur oleh Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan. Peraturan ini memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban nasabah dalam menggunakan layanan M-Banking, serta kewajiban bank dan
penyelenggara M-Banking dalam memberikan layanan yang aman, jujur, transparan, dan
bertanggung jawab.
Selain itu, pengguna M-Banking juga harus memperhatikan kewajiban dan hak
mereka sebagai nasabah, seperti hak atas informasi, hak untuk memperoleh penjelasan atas
setiap transaksi yang dilakukan, serta kewajiban untuk menjaga kerahasiaan data dan
password yang digunakan. Dalam perspektif hukum, jika terjadi sengketa terkait dengan
transaksi M-Banking, maka pengguna dapat melakukan upaya penyelesaian secara damai
melalui mediasi atau arbitrase, atau melalui jalur peradilan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Di sisi lain, dalam perspektif hukum konsumen,
pengguna M-Banking juga memiliki hak dan kewajiban yang perlu dijaga. Sebagai pengguna,
mereka berhak mendapat akses yang mudah dan transparan terhadap informasi tentang biaya
layanan, cara penggunaan, dan tata cara pengaduan jika terjadi masalah.