Anda di halaman 1dari 28

PERKEMBANGAN MOBILE BANKING SEBAGAI PEMANFAATAN

KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI KEUANGAN

DAN PERBANKAN

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun Oleh Kelompok 1 :

- Sony Anderson ( B1012201025)

- Debora ( B1012201018 )

- Helmizan Syafriadi Suhyta (B1012201024)

- Muhammad Raihan Al – Ghifari ( B1012201019

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK
2021

A. Latar Belakang

Perkembangan information and communicatton technology (CT) bagi

dunia bisnis memudahkan berbagai transaksi perdagangan dapat dengan

mudah dengan cyberspace melalui electronic transaction (Rajagukpuk &

Sihombing, 2012). Dewasa ini, bank telah memanfaatkan perkembangan

teknologi informasi dalam layanan perbankannya dengan meluncurkan media

layanan transaksi perbankan berbasis teknologi informasi, yatu mobile

banking (m banking). Layanan m-banking membuka kesempatan bagi

nasabah untuk melakukan transaksi perbankan melalui perangkat handphone

atau Personal Data Assistant (PDA).

Industri perbankan menyediakan fasilitas m-banking guna mencapai

kepuasan nasabah. Dengan adanya berbagai kemudahan layanan m banking

diharapkan nasabah akan memperoleh kepuasan dalam menggunakan

berbagai macam produk dan Jasa yang diberikan oleh pihak bank (Wmdarti,

2012). Berdasarkan survei yang dilakukan, diperoleh data jumlah pengguna.

banking di Indonesia mencapai 19,9 juta nasabah dari delapan bank besar di

Indonesia, seperti bank Mandin, bank BRI, bank BCA, bank BNI, bank CIMB

Niaga, bank Danamon, bank Pemnata, dan bank Panin. Kedelapan bank

terbesar di Indonesia tersebut berdasarkan aset yang dimilikinya

(Sharingvision'M, 2014, Otoritas Jasa Keuangan, 2015).


Kualitas layanan merupakan kunci dari ukuran kepuasan nasabah. Jika

kinerja gagal memenuhi ekspektasi pelanggan, maka pelanggan akan tidak

puas. Jika kinerja sesuai “dengan ekspektasi pelanggan, maka pelanggan akan

puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi pelanggan, maka pelanggan akan sangat

puas dan kenang (Kotler & Keller, 2009.)

Berbagai alasan nasabah membutuhkan mobile banking yatu: praktis

karena tidak perlu datang ke bank atau ATM (46,594), transaksi menjadi lebih

cepat (32,745), mempermudah untuk cek saldo melalui handphone 07,80),

mempermudah mencari informasi tentang produk” bank (386), dan cara

pengoperasiannya mudah (196) (MARS Research Specialist, 2010).

Berdasarkan penelitian pendahuluan (preliminary research) yang

dilakukan terhadap 100 orang nasabah pengguna layanan m-banking dari

delapan bank terbesar dj Indonesia sebagai penyedia layanan m-banking di

Indonesia yattu: bank Mandiri, bank BRI, bank BCA, bank BNI, bank CIMB

Niaga, bank Danamon, bank Permata, dan bank Panin, diperoleh data bahwa

masih terjadi ketidakpuasan nasabah dalam menggunakan layanan mbanking

yang antara lam sebagai berikut: (a) kepercayaan nasabah terhadap resiko

keamanan dalam menggunakan layanan m-banking masih kurang yang

dikarenakan tidak dienkripsinya server penyedia layanan ponsel agar tidak

mudah di-hack sebesar 44%: (b) akurasi dan layanan m banking masih belum

sepenuhnya akurat dalam memberikan infonnasi pencatatan transaksi finansial

atau mon-finansial sebesar 12%: (c) ketergantungan layanan m-banking

dengan operator seluler sangat berkaitan dengan performa kecepatan dari


transaksi layanan sebesar 28% (d) kegagalan akses yang disebabkan karena

terjadinya blankspot atau ketidaktersediaan jaringan, dan lain sebagainya

sebesar 16%

Dengan adanya beberapa keluhan yang masih dirasakan oleh nasabah

pengguna layanan m banking, maka pihak bank penyedia layanan m banking

harus mendengarkan keluhan dan nasabah dan dapat memperbaiki aplikasi

layanan mbanking agar fitur fayanan perbankan m banking dapat digunakan

secara maksimal Oleh konsumen, serta memberikan manfaat terbaik dalam

kenyamanan bertransaksi. Oleh karena itu, pihak bank dalam memberikan

layanan 1 banking harus memperhatikan hal-hal benkut (Turban, 2012):

1. User frendiy: dalam hal mi fitur fitur yang ada dapat dengan mudah

digunakan dimana menu-menu dan proses penggunannya harus intuitif,

2. Tersedia di multr platform operation system dari gadger yang digunakan

nasabah sehingga bank dapat memastikan layanan m banking digunakan lebih

luas.

3. Kemampuan admimustrasi aplikasi mulai dar pendaftaran pemakai (user)

baru, aktivasi pemakai, hingga proses download aplikasi yang mudah akan

menjadi pertimbangan tersendiri dalam memaksimalkan penerimaan dar

nasabah.
4. Aplikasi harus aman, yaitu harus dipastikan kerahasiaan data dan transaksi

nasabah dapat terjaga, mulai dan perangkat elektronik yang digunakan oleh

nasabah hingga ke sistem aplikasi di bank.

5. Penggunaan jaringan operator seluler yang optimal.

Melihat perubahan zaman yang sudah semakin maju dan juga semakin

canggih membuat banyak sekali perubahan khususnya dalam industry

perbankan dan keuangan. Oleh sebab itu didalam makalah ini akan dibahas

lebih jauh seputar perubahan khususnya dalam industry keuangan yang

awalnya menggunakan transaksi manual menjadi transaksi mobile.

B. Kajian Literatur

Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992tentan Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 (Bank Indonesia, 2013) adalah: “Bank adalah badan

usaha yangmenghimpun dana dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Sedangkan definisi bank menurut UU No. 14 / 1967 Pasal 1 tentang pokok-

pokok Perbankan adalah, “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasajasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran

uang”. Dengan demikian,lembaga keuangan menurut undang- undang tersebut


ialah, “semua badan yang melalui kegiatan- kegiatannya di bidang keuangan,

menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat”.

Mobile banking atau yang lebih dikenal dengan sebutan m-banking

merupakan sebuah fasilitas atau layanan perbankan menggunakan alat

komunikasi bergerak seperti hanphone, dengan penyediaan fasilitas untuk

bertransaksi perbankan melalui aplikasi pada handphone. Dengan adanya

handphone dan layanan mobile banking, transaksi perbankan yang biasanya

dilakukan secara manual, artinya kegiatan yang sebelumnya dilakukan

nasabah dengan mendatangi bank, kini dapat dilakukan tanpa harus

mengunjungi gerai bank, hanya dengan menggunakan handphone nasabah

dapat menghemat waktu dan biaya. Layanan mobile banking memberikan

kemudahan kepada para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti

ceksaldo, transfer antar rekening, pembayaran tagihan dan isi pulsa. Mobile

banking secara umum saat ini dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Informational (bersifat memberi informasi)

Di dalam sistem ini, hanya memuat informasi mengenai

produkprodukdan layanan-layanan yang dimiliki oleh suatu bank. Risiko

dari sistem initergolong cukup rendah, karena sistem ini sama sekali tidak

terhubung dengan server utama dan jaringan yang ada di bank, tetapi

hanya terhubung dengan server hosting situs. Risiko yang mungkin terjadi

ialah pengubahan isi dari situs di internet (atau sering dikenal dengan

istilah deface). Hal ini tidak membahayakan keseluruhan sistem dari bank
tersebut, tetapi akan dapat mengacaukan informasi yang ada di situs bank

yang bersangkutan.

2. Communicative (bersifat komunikatif)

Tipe yang kedua ini lebih bersifat interaktif dibandingkan dengan tipe

yang pertama. Pada tipe sistem ini, dimungkinkan terjadinya interaksi

antara konsumen (nasabah) dengan sistem yang ada di bank. Interaksi itu

dapat berupa informasi saldo, laporan transaksi, pengubahan data pribadi

nasabah, maupun formulir-formulir keanggotaan layanan dari bank yang

bersangkutan. Dilihat dari cara kerjanya, risiko dari sistem ini jelas lebih

besar dibandingkan dengan yang pertama. Hal ini dikarenakan adanya

hubungan antara nasabah dengan beberapa server di jaringan di bank.

Untuk itu diperlukan pengawasan dan penjagaan lebih di sistem ini, untuk

mencegah penyusup maupun program-program yang dapat merusak

sistem seperti virus, trojan, dan lain-lain.

3. Transactional (dapat melakukan transaksi)

Tipe yang terakhir merupakn tipe yang paling lengkap dibandingkan

dengan tipe-tipe yang lain, dan pada umumnya juga memuat sistem pada

dua tipe sebelumnya. Pada sistem di tipe yang ketiga ini, nasabah

dimungkinkan untuk melakukan transaksi secara langsung. Karena sistem

ini memiliki jalur langsung ke server utama dan jaringan yang ada di bank,

maka risiko yang dimiliki sistem ini juga cukup besar, paling besar
dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya. Oleh sebab itu, kontrol yang

ketat diperlukan di dalam sistem ini. Transaksi yang dapat dilakukan di

sistem ini dapat meliputi akses langsung ke account di bank, seperti

informasi saldo ataupun transaksi terakhir, pembayaran tagihan, transfer

dana, isi ulang pulsa, dan lain-lain.

Model Penerimaan Teknologi atau biasa disebut dengan Technology

Acceptance Model (TAM) digunakan untuk memprediksi penerimaan

pengguna terhadap pengggunaan teknologi baru. Model yang dikenalkan oleh

Davis(1989) ini merupakan model yang paling banyak dipergunakan dalam

penelitian sistem informasi, karena menghasilkan validitas yang baik. TAM

merupakan adaptasi dari teori yang dikembangkan oleh Fishbein, yaitu

Theory of Reasoned

Action (TRA) yang merupakan teori tindakan yang berlandaskan dengan

satu asumsi bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal akan

menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. TAM diformulasikan untuk

mencapai tujuan ini dengan mengidentifikasi sejumlah kecil variabel pokok

yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terhadap teori dan faktor penentu

dari penerimaan teknologi, serta menggunakan TRA sebagai latar belakang

teoritis untuk memodelkan hubungan antar variabel.


C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan transaksi keuangan pada masa sekarang ?

2. Faktor Apa yang menyebabkan perubahan transaksi keuangan pada

industri perbankan, dari transaski manual menjadi transaski mobile?

3. Apa saja keuntungan dari transasksi mobile dibandingkan dengan

transaksi manual ?

D. Tujuan

Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah, agar kita semua

mengetahui bagaimana keadaan dalam industri keuangan di era industri 4.0

ini. Dan jika ada perubahan mekanisme dalam sistem keuangan kita akan

mengetahui faktor faktor apa sajakah yang menyebabkan perubahan tersebut,

dan tentu saja kita juga akan mengetahui tentang bagaiaman keuntungan dari

perubahan sistem keuangan di masa sekarang.


E. Pembahasan

1. Keadaan Transaksi Keuangan Masa Kini Dan Pemanfaatan

Kemajuan Teknologi dalam Industri Keuangan Dan Perbankan.

Perkembangan teknologi digital yang terjadi dalam beberapa decade

terakhir disebut-sebut sebagai Revolusi Industri 3.0 (ketiga). Sejak

pertama kalinya terjadi revolusi industri pada abad ke-18 di Inggris,

revulusi industri selalu menyebabkan perubahan tatanan industri yang

mempengaruhi hampir setiap bidang, baik secara positif maupun negatif.

Begitu juga dengan teknologi digital yang telah merubah secara radikal

(disruptive), dimulai dengan teknologi informasi yang membuat arus

informasi begitu cepat dan akses terhadap informasi pun menjadi sangat

mudah.

Namun, di sisi lain informasi kemudian menjadi aset yang

palingpenting dan bahkan menjadi komoditas yang sangat mahal.

Informasi yang dimaksud adalah informasi dalam jumlah yang sangat

besar (big data) dan jika dianalisis dengan baik dapat dimanfaatkan untuk

tujuan tertentu secara efektif. Dalam perspektif ekonomi, maka muncullah

istilah ekonomi digital (digital economy) sebagai sebuah konsep aktivitas

ekonomi yang bebasis pada teknologi digital. Ekonomi digital pertama


kali dicetuskan oleh Tapscott (1994) yaitu tentang bagaimana teknologi

dan strategi bisnis bertranformasi tidak hanya pada proses bisnisnya, akan

tetapi juga transformasi cara produk dan jasa diproduksi dan dipasarkan,

struktur dan tujuan perusahaan, serta dinamika kompetisi bisnis. Selain

itu, ekonomi

digital juga membawa kita pada episentrum komputer, telokomunikasi,

dan hiburan. Sejauh ini ekonomi digital paling dapat dirasakan dengan

adanya fenomena perdagangan secara elektronik (e-commerce) dan

marketplace bagi jasa-jasa, seperti transportasi dan hotel.

Industri selanjutnya yang akan terdisrupsi adalah industri jasa

keuangan, yang kemudian dikenal sebagai Teknologi Finansial/tekfin

(Financial Technology). Terminologi tekfin mengacu pada perpaduan

antara teknologi informasi dan jasa keuangan yang mampu merubah

model bisnis dan kemudahan dalam memasuki industri. Menurut FSB

cakupan Tekfin terdiri dari empat ketegori yaitu 1) deposit, lending,

capital raising, 2) market provisioning, 3) payment, clearing, & settlement,

4) investment & risk management (Bank Indonesia, 2016)

Perbankan sebagai salah satu sektor ekonomi yang menjadi roda

perputaran dana di suatu negara haruslah berkembang dan mengikuti

kebutuhan pasar. Perbankan harus selalu menjadi pilihan utama individu

dalam melakukan kegiatan pembayaran dan kegiatan ekonomi lainnya.

Untuk mencapai target dan tujuan tersebut, perbankan haruslah melakukan

inovasi sesuai dengan kebutuhan dan mempermudah nasabah untuk


melakukan segala kegiatan ekonominya.Di zaman digital saat ini

teknologi berkembang sangat pesat dan cepat. Dengan berkembangnya

teknologi ini membuat berbagai sektor kehidupan melakukan inovasi dan

juga penyesuaian untuk mempermudah manusia. Dengan sentuhan jari

saja di smartphone, kini setiap orang bisa melakukan apapun dengan

sangat mudah bahkan melakukan hal hal yang dulu dianggap tabu dan

tidak mungkin, saat ini semua menjadi sangat mungkin karena adanya

perkembangan digital yang luar biasa.

Perkembangan digital telah menyentuh seluruh aspek kehidupan

termasuk sektor ekonomi perbankan. Dengan berkembanya digital

ekonomi memudahkan manusia untuk melakukan kegiatan perbankannya

tanpa harus datang ke kantor bank terkait. Melihat mundur kebelakang,

dahulu sektor perbankan mengharuskan setiap nasabahnya untuk datang

langsung ke kantor cabang untuk setiap transaksi. Mulai dari melakukan

setoran tunai hingga tarikan tunai, semua itu dilakukan dengan manual dan

mengharuskan setiap nasabah untuk datang dan berlama lama antri untuk

dapat melakukan transaksinya. Seiring berkembangnya zaman dan juga

teknologi, manusia akan melakukan berbagai cara untuk menghemat

waktunya di era globalisasi ini.Penemuan yang luar biasa dari perbankan

ialah ditemukannya ATM ( Automatic Teller Machine), penemuan ini

membuat setiap nasabah yang ingin melakukan tarikan tunai untuk tidak

harus datang ke teller dan menunggu berlama lama. Saat ini, ATMtidak

hanya dapat memenuhi kebutuhan transaki nasabah untuk melakukan


tarikan tunai. Anda bisa melakukan transaksi pembayaran, transfer di

mesin ini. Bahkan saat ini sudah ada ribuan ATM yang dapat melakukan

setoran tunai yang semakin memudahkan nasabah untuk melakukan setiap

transaksi. Hal ini membuat perbankan di Indonesia tidak terlalu gencar

melakukan perluasan jaringan dengan membuka kantor cabang.

Berdasarkan informasi dari Statistik Perbankan Indonesia yang

dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank

umum per Juli 2017 tercatat sebanyak 32.659 unit kantor. Jumlah tersebut

menyusut 0,3% dibandingkan dengan kondisi pada periode yang sama

pada tahun lalu yakni sebanyak 32.772 unit kantor.

Sementara itu perkembangan mesin ATM di Indonesia selama 3 tahun

terakhir ini terbilang fluktuatif dibandingkan dengan 5 tahun ke belakang.

Sementara itu, menurut data Bank Indonesia (BI), jumlah mesin ATM

juga hanya tumbuh tipis. Terhitung Juli 2017, jumlah ATM yang tersebar

sebanyak 103.953 unit mesin, jumlah ini hanya bertambah 0,51%

dibandingkan posisi pada akhir tahun lalu . Seiring dengan

berkembangnya teknologi dan juga keunggulan smartphone yang makin

berkembang, perbankan mencoba untuk mengikuti perkembangan

teknologi itu pula. Langkah pertama yang dilakukan perbankan untuk

mengimbangi perkembangan teknologi ialah dengan mengeluarkan jasa

sms banking. Meskipun terdengar kuno, fasilitas dari perbankan ini

sempat menjadi salah satu solusi untuk mengirim uang dan melakukan

pembayaran di wilayah yang jauh dari mesin atm.Selain itu ada internet
banking yang memudahkan para nasabahnya untuk melakukan berbagai

transaksi mulai dari pengecekan saldo hingga membayar tagihan bulanan.

Dengan internet banking anda bisa melakukan berbagai transaksi

perbankan di berbagai penjuru dunia tanpa terikat waktu dan hanya

membutuhkan koneksi internet. Setelah smartphone semakin mudah untuk

dimiliki, berbagai bank mulai melirik aplikasi m-banking. Dibandingkan

dengan sms banking dan juga internet banking, mbanking lebih diminati

para nasabah. Mereka bisa menggunakan fasilitas mbanking dengan

sangat mudah untuk menyelesaikan segala transaki

perbankan.Perkembangan pengguna e banking di Indonesia sendiri cukup

pesat. Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan secara data dan pengguna

e-banking cukup meyakinkan. Di mana jumlah pengguna e-banking (SMS

banking, phonebanking, mobile banking, dan internet banking) meningkat

menjadi 270%, dari 13,6 juta nasabah pada tahun 2012 meningkat

menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016. Sementara jumlah transaksi

pengguna e-banking meningkat 169%, dari 150,8 juta transaksi pada tahun

2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada tahun 2016. Perkembangan

perbankan 3 hingga 5 tahun terakhir ini memang didominasi oleh

perkembangan teknologi perbankan menyusul perkembangan digital

ekonomi, perbankan semakin memanjakan para nasabahnya dengan

melakukan berbagai inovasi agar nasabah dapat melakukan transaksi

keuangan tanpa harus kehilangan waktu berlebih.


Perkembangan teknologi dan internet yang semakin cepat dan gesit jangan

dijadikan sebuah ancaman dan hambatan, melainkan dijadikan sebagai

tantangan dan pemicu untuk berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang

akan membantu pekerjaan manusia lebih teratur dan terarah. Indonesia

sendiri merupakan negara dengan pertumbuhan pengguna internet tercepat

di dunia. Hal ini dibuktikan dengan survei yang dilakukan oleh perusahaan

riset "We Are Social", mereka merilis data yang menunjukan pengguna

internet di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Di Indonesia pada awal

tahun 2016 pengguna internet berjumlah 88,1 juta jiwa dan bertambah

sebesar 51 % menjadi 132, 7 juta jiwa. 69 % diantara pengguna internet

tersebut mengakses internet menggunakan handphone genggam mereka.

Dengan jumlah yang sangat besar ini, peluang usaha di dunia digital akan

semakin berkembang termasuk dunia usaha perbankan di era digital

ekonomi.

Dunia digital sudah memasuki industri keuangan seperti e commerce

yang semakin meningkat transaksinya dari hari ke hari. Masyarakat di era

digital ini menginginkan dan menyukai kemudahan. Mereka dengan

terbuka akan menerima segala keterbukaan dan kemajuan teknologi. Di

industri keuangan sendiri sudah ada berbagai uang elektronik yang

dimaksudkan untuk mempermudah berbagai kegiatan manusia sehari hari.

Mulai dari uang elektronik yang tertempel di handphone hingga saldo di

aplikasi tertentu untuk memudahkan pembayaran. Peluang dan tantangan


di era digital ini akan dirasakan oleh semua sektor termasuk industri

keuangan dan juga industri perbankan.

Di industri keuangan seperti pasar modal, tantangan terbesarnya ialah

ketika pasar modal tidak lagi melihat peluang yang terjadi di era digital

ini. Apabila pasar modal menanggapi kemajuan digital ekonomi ini

dengan baik, maka pasar modal dapat menjaring banyak investor baru

khususnya dari anak muda. Dengan mudahnya akses ke pasar modal yang

tidak lagi terbatas, Dalam waktu yang cukup lama, pasar modal hanya

terpusat di pulau jawa, sedangkan potensi investor dari luar pulau jawa

cukup potensial. Dengan berkembangnya digital ekonomi, pasar modal

akan menjangkau investor dari luar jawa. Hal ini dapat dicapai dengan

menerapkan pembuatan sistem online untuk para investor yang saat ini

sudah diterapkan dan dikembangkan di pasar modal.

Selain itu inovasi yang bisa terus dikembangkan ialah dengan membuat

dan menjalankan sistem transaksi surat utang secara elektronik.

Pendaftaran perusahaan go public di luar jawa juga akan lebih mudah,

cepat dan juga efisien. OJK saat ini sudah melakukan berbagai rangkaian

persiapan penerapan pendaftaran elektronik yang dibagi menjadi 2 tahap

yaitu pada tahap pertama ialah registrasi online untuk pernyataan

pendaftaraan dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas, Efek

Bersifat Utang atau Sukuk, dan Penawaran Umum Berkelanjutan Efek

Bersifat Utang dan atau Sukuk Untuk Penawaran Umum Terbatas,

Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dan Pernyataan


Penawaran Tender (wajib dan sukarela) akan dilakukan pada tahap kedua

yaitu pada 2018 -- 2019.

Sementara pada industri perbankan, tantangan di dunia digital ini

semakin keras. Hal ini karena bank tidak hanya bersaing dengan bank

lainnya, namun di era digital ekonomi ini bank juga harus bersaing dengan

perusahaan teknologi keuangan lainnya yang menawarkan keamanan dan

kenyamanan bagi para penggunanya. Menurut para ahli keuangan salah

satunya Mckinsey memprediksi terdapat risiko penurunan profit pada

perbankan di tahun 2025 sebesar 60% dari bisnis pembiayaan, 35% pada

SME lending dan payment channel, 30% pada wealth management, dan

30% pada mortgage. Namun, hal ini bukanlah ancaman yang berarti

apabila perbankan melihatnya dari sisi yang positif. Perbankan bisa

melakukan kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk menghadapi

persaingan yang ketat ini. Hingga saat ini sudah ada 45 % lembaga

keuangan yang melakukan kerjasama dengan perusahaan teknologi untuk

mengembangkan bisnisnya.

Tantangan terbesar bagi perbankan ialah perubahan perilaku para

nasabahnya. Para nasabah saat ini lebih menyukai cara digital yang

membuat bisnis mereka lebih cepat, lebih aman dan juga hemat waktu.

Para nasabah menyukai cara bertransaksi yang tidak lagi dibatasi waktu

dan juga tempat, inilah sebenarnya yang menjadi tantangan bagi

perbankan di dunia digital ini. Tantangan yang tidak kalah

mengkhawatirkan ialah terjadinya tren penurunan margin. Hal ini


dikarenakan persaingan yang sangat ketat diantara pelaku usaha yang

menyebabkan penurunan kulaitas kredit dan juga dikarenakan kebijakan

terhadap besar kecilnya suku bunga dasar pinjaman. Untuk menghadapi

segala tantangan ini bank harus melakukan penyesuaian atas perubahan

kebutuhan mendasar.

2. Faktor Penyebab Perubahan Transaksi dari Manual Menjadi Mobile

Serta Masalah Yang Di Hadapi Oleh Pengguna Transaksi Mobile

Mobile banking diluncurkan pertama kali oleh Excelcom pada akhir

1995. Peluncuran tersebut mendapatkan respons yang beragam dari

masyarakat. Kemunculan mobile banking ini dilatar belakangi oleh

keinginan bank-bank untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari para

nasabahnya. Salah satu caranya adalah memanfaatkan teknologi.

(infobanknews.com, 2015)

Saat itu, teknologi yang tumbuh dengan pesat harus dimanfaatkan

dengan

cermat dan tepat. Berbagai macam teknologi memberikan terobosan-

terobosan baru yang dapat digunakan oleh bank untuk meningkatkan

kualitas layanankepada nasabahnya. Dari hal tersebut, bank-bank yang ada

di seluruh dunia membuat suatu inovasi baru dengan meluncurkan mobile

banking. (infobanknews.com, 2015)


Munculnya mobile banking itu sendiri tidak hanya berhubungan

dengan

bank saja, tetapi juga bekerja sama dengan operator selular. Sehingga

dapat dilihatbahwa keberadaan mobile banking memberikan keuntungan

kepada semua kalangan seperti bank, operator selular dan nasabah bank

pengguna mobile banking. (infobanknews.com,2015) Mobile banking

merupakan layanan yang memungkinkan nasabah bank melakukan

transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone. Layanan mobile

banking dapat digunakan dengan menggunakan menu yang sudah tersedia

melalui aplikasi yang dapat diunduh dan di instal oleh nasabah.

Mobile banking menawarkan kemudahan jika dibandingkan dengan

SMS banking karena nasabah tidak perlu mengingat format pesan SMS

yang akan dikirimkan ke bank dan juga nomor tujuan SMS banking.

(Shinhanbank, 2017) Fitur-fitur layanan mobile banking antara lain

layanan informasi (saldo, mutasi rekening, suku bunga, dan lokasi

cabang/ATM terdekat); dan layanan transaksi, seperti transfer,

pembayaran tagihan (listrik, air, internet), pembelian pulsa, dan berbagai

fitur lainnya.(Shinhanbank, 2017)

Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir pemakaian mobile banking

oleh

nasabah perbankan meningkat signifikan dengan rata-rata peningkatan

135,3% pertahun. Pada tahun 2003 pengguna mobile banking baru sekitar

315 ribu orang, namun empat tahun kemudian (2007) sudah menjadi 8,2
juta orang. Dan pada 2008 diperkirakan meningkat hingga 50% menjadi

sekitar 12,32 juta orang. (kompasiana.com, 2018) Saat ini hampir seluruh

bank sudah mengaplikasikan layanan mobile banking. Berdasarkan hasil

riset MARS Indonesia yang dimuat dalam "Studi Pasar & Perilaku

Nasabah Mobile Banking 2008" ada 3 alasan utama mengapa nasabah

bank membutuhkan layanan mobile banking,yaitu; (1) praktis karena tidak

perlu datang ke bank/ATM (46,5%), (2) transaksi menjadi lebih cepat

(32,7%), dan (3) mempermudah untuk cek saldo melalui HP (17,8%).

(kompasiana.com, 2018)

Faktor-faktor yang berkontribusi pada penggunaan layanan mobile

banking terkait dengan kenyamanan, akses ke layanan terlepas dari waktu

dan tempat, privasi dan penghematan waktu. Namun, faktanya adalah

bahwa adopsi teknologi baru tidak tumbuh pada kecepatan yang sama

dengan pengenalan yang sama. Konsumen menahan diri untuk tidak

menggunakan layanan yang berteknologi canggih ini, sebagian karena

kurangnya kesadaran dan sebagian karena masalah keamanan, fungsi

perangkat. Mobilebanking, yang memungkinkan pengguna untuk

melakukan transaksi keuangan menggunakan perangkat seluler, tidak

terkecuali untuk resistensi yang dihadapi konsumen.(Bhatt, 2016) Namun,

masalah-masalah terkait pendaftaran pelanggan seperti pendaftaran nomor

ponsel, proses pembuatan M-PIN, masalah terkait keamanan, pendidikan

staf bank dan kesadaran dan pendidikan pelanggan, dan masalah teknis

yang dihadapi oleh bank termasuk saluran akses untuk transaksi, proses
transaksi yang rumit dan berkoordinasi dengan Operator Jaringan Seluler

dalam sistem seluler mobile banking akan menghambat penggunaan

layanan mobile banking.(Bhatt, 2016)

Penghalang terbesar penggunaan mobile banking untuk transaksi

finansial adalah masalah keamanan. 32% pengguna mobile di Indonesia

menyebutkan hal ini sebagai masalah utama yang membuatnya khawatir

menggunakan solusi ini. Hal yang keamanan menjadi hal klasik yang

harus dipecahkan bersama oleh semua layanan yang berbasis elektronik

dan online.(dailysocial.id,2017) Beberapa bank besar mencatat kenaikan

transaksi melalui mobilebanking mencapai dua digit. Kenaikan transaksi

lewat aplikasi mobile ini sudah melebihi kenaikan transaksi di ATM dan

internet banking.(keuangan.kontan 2018). Rico Usthavia Frans, Direktur

Teknologi dan Operasi Bank Mandiri mengatakan transaksi melalui

mobile banking pada kuartal I-2018 naik sekitar 40%-50% secara tahunan

atau year on year (yoy).Sebanyak 90%-92% transaksi diBank Mandiri

dilakukan melalui channel elektronik(e-channel).(keuanga kontan.co.id,

2018)

Bank Mandiri mencatatkan kenaikan transaksi melalui mobile

bankingmelebihi kenaikan transaksi ATM yang hanya 7% yoy. Sebagai

gambaran, saat ini pengguna kartu debit Bank Mandiri sebesar 17,7 juta

nasabah, sedangkan pengguna mobile dan internet banking masing-masing

7,5 juta dan 2,3 juta nasabah. (keuangan.kontan.co.id, 2018)


Santoso Liem, Direktur BCA juga mencatat kenaikan transaksi digital

bankinguntuk mobile dan internet banking mencapai dua digit.Untuk

mengantisipasi lonjakan transaksi di mobile dan internet banking, BCA

akan memperkuat infrastruktur dan kapasitas data serta komunikasi.

"Investasi di sektor ini tidak besar karena dikembangkan oleh internal

BCA.(keuangan.kontan.co.id, 2018) Lani Darmawan, Direktur Konsumer

Bank CIMB Niaga saat ini 98% transaksi sudah dilakukan melalui

electronic channel dan mobile banking yakni CIMB Niaga go-mobile.

Kenaikan transaksi dan pengguna aplikasi mobile banking CIMB Niaga

go mobile di atas 25%.CIMB Niaga terus memperbarui sistem agar dapat

melayani transaksi digital yang diperkirakan semakinmeningkat.

(keuangan.kontan .co.id.2018)

Pertumbuhan penggunaan digital banking di Indonesia mengalami

pertumbuhan 2,5 kali lipat sejak 2014. Saat ini aktivitas digital banking

berkontribusi 32% pada populasi bank. Pertumbuhan ini, kata Guillaume,

menjadi signifikan mengingat konsumer aktif secara digital lebih

menguntungkan bagi bisnis bank. (cnbcindonesia.com, 2019) Dalam

laporannya, McKinsey & Company menyimpulkan dengan bertambahnya

konsumer yang aktif secara digital maka loyalitas dan aktivitas

pengeluaran konsumer bertambah setidaknya dua kali lipat. Konsumer

yang aktif secara digital lebih loyal dua kali lipat dan lebih banyak

melakukan pembelian.
(cnbcindonesia.com, 2019) Di sisi lain, kata Guillaume, konsumer bank di

Indonesia juga termasuk yang memiliki adaptasi digital banking kedua

terbaik dibanding Negara berkembang lainnya setelah Myanmar. Hasil

laporan McKinsey terbaru menyebut 55% dari 900 konsumer nondigital

Indonesia yang disurvey menyebut berkeinginan beralih ke digital banking

dalam waktu enam bulan kedepan. (cnbcindonesia.com, 2019)

Meski dinilai cukup terbuka dengan digitalisasi bank, orang Indonesia

masih membutuhkan kantor cabang. Sehingga hal itu masih relevan.

Kostumer Indonesia membutuhkan cabang dan ATM karena transaksi

digital dinilai masihmembingungkan, juga karena alasan keamanan.

(cnbcindonesia.com, 2019)Selain itu, pelanggan yang menggunakan

mobile banking menemukan bahwa keunggulannya terletak pada

efektivitas waktu, kenyamanan, keamanan, kesederhanaan operasional,

dan kemudahan navigasi. Ini membantu dalammemperkay pengalaman

mobile banking mereka dan memiliki potensi untukmeningkatkan layanan

mobile banking. (Bhatt, 2016)

3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Mobile Banking

Keuntungan Mobile Banking

Layanan Mobile banking memiliki kelebihan dibandingkan internet

banking karena relatif mudah dalam mendapatkan konektivitas, sedangkan

untuk internet banking tidak semua tempat ada jaringan internet. Hal ini
memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi keuangan sehingga

menghemat banyak waktu.

Fitur yang sederhana membuat mobile banking melalui ponsel sangat

mudah untuk dimengerti. Semua isntruksi diberikan secara mudah dan

rinci sehingga efektif dari segi biaya. Selain itu fasilitas mobile banking

mempunyai biaya yang rendah dibandingkan online banking.

Dari sisi keamanan mobile banking bisa mengurangi resiko penipuan

karena nasabah akan mendapatkan SMS ketika terdapat aktivitas pada

rekening nasabah baik setoran, penarikan uang, atau transfer antar

rekening.

Bank juga merasa untung dengan layanan Mobile banking karena bisa

mengurangi biaya dari tele-banking dan lebih ekonomis, selain itu fasilitas

tambahan ini bisa mempermudah konsumen melakukan transaksi,

sehingga bank dapat meningkatkan kepuasan nasabah mereka. Selain itu

bank juga merasa lebih dekat dan dapat menjangkau nasabah mereka

dengan mobile banking.

Produk bank juga bisa dipromosikan dengan mudah melalui iklan

layanan mobile banking seperti kartu kredit, pinjaman, dan lainnya pada

kelompok nasabah tertentu. Selain promosi produk, berbagai layanan bank

yang bisa diakses melalui mobile banking meliputi informasi pembayaran

rekening, informasi jumlah tabungan, histori transaksi, fasilitas

pengiriman uang, dan lainsebagainya dapat diakses langsung melalui

handphone nasabah.
Hal lain yang membuat mobile banking makin populer adalah nasabah

dapat mentransfer uang secara langsung pada rekening bank yang sama

maupun beda melalui mobile banking dengan jangkauan konektivitas

jaringan yang luas melebihi melebihi internet banking.

Walaupun canggih, ternyata mobile banking punya kelemahan juga yang

harus disadari oleh pengguna mobile banking. Berikut ini merupakan

kekurangan dari mobile banking:

Kekurangan Mobile Banking

Fitur keamanan menjadi salah satu isu penggunaan mobile banking ini.

Hal ini setelah para ahli keamanan secara umum setuju bahwa mobile

banking lebih aman daripada online banking karena sangat sedikit virus

dan trojan yang menyerang smartphone, namun demikian pengguna

mobile banking ternyata lebih rentan diserang penipuan yang dinamakan

“smishing.”

Penyebab penipuan ini lebih banyak disebabkan oleh pengguna mobile

banking menerima SMS palsu yang menanyakan detil rekening bank dari

seorang hacker yang menyamar sebagai institusi keuangan. Modus seperti


ini telah berhasil membuat banyak orang yang terjebak dan uangnya

terkuras.

Walaupun sistem online banking punya fitur keamanan melalui koneksi

yang terenkripsi sehingga hacker tidak dapat membaca data yang

dikirimkan, namun hal ini tidak berlaku manakala smartphone-nya dicuri.

Celakanya lagi banyak orang mengatur agar perangkat smartphone mereka

dapat menyimpan password atau menggunakan password dan pin yang

tidak aman atau dapat ditebak dengan mudah.

Isu kekurangan mobile banking yang lain adalah mengenai

Kompabilitas. Untuk dapat mengakses mobile banking secara maksimal

nasabah memerlukan smartphone. Bahkan beberapa bank tidak

menyediakan mobile banking untuk ponsel selain smartphone seperti

iPhone, dan Blackberry.

Selain itu dukungan software mobile banking pihak ketiga tidak selalu

kompatibel bagi semua jenis smartphone. Jika nasabah tidak memiliki

smartphone, tipe dari mobile banking yang dapat digunakan biasanya

terbatas sehingga beberapa fitur tidak dapat diakses.

Melakukan pengecekan rekening tabungan melalui SMS tidak menjadi

masalah, akan tetapi fitur yang lebih canggih misalnya transfer antar

rekening umumnya tidak tersedia bagi pengguna ponsel model lama

sehingga tetap saja harus menggunakan smartphone.

Operabilitas ponsel menjadi tantangan tersediri bagi layanan mobil

ebanking ini, di mana ada sejumlah besar perangkat ponsel yang berbeda
dan itu merupakan tantangan besar bagi bank untuk menawarkan solusi

mobile banking pada setiap jenis perangkat. Beberapa dari perangkat ini

mendukung Java ME dan lain mendukung SIM Application Toolkit,

browser WAP, atau hanya SMS.

Biaya sebenarnya tidak terlalu signifikan berpengaruh jika nasabah

telah memiliki perangkat yang sesuai, namun sayangnya beberapa institusi

finansial mengharuskan pembayaran lebih untuk layanan mobile banking.

Di luar itu masih ada juga biaya software. Biaya ekstra untuk nasabah ini

secara cepat bertambah, terutama ketika nasabah sering mengakses mobile

banking sehinggga menjadi tambahan pendapatn tersendiri bagi bank.

DAFTAR PUSTAKA

Ardela, Fransiska.2018. Apa Itu Mobile Banking? Yuk Ketahui Kelebihan

dan Kekurangannya. https://www.finansialku.com/mobile-banking/.

(Diakses Tanggal 1 April 2021 )

Ilman, Hadi Abdul, Muhammad Nurjihadi, Gita Noviskandariani.

2019.Peran Teknologi Finansial Bagi Negara Berkembang. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 4(1) 29.


Imamah, Nur, Dinda Ayu Safira. 2021. Pengaruh Mobile Banking

Terhadap Profibilitas Bank Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Administrasi

Bisnis, Vol 15(1), 96

Wardhana, Aditya. 2015. Pengaruh Kualitas Layanan Mobile Banking

Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Di Indonesia. DaReMa Jurnal

Manajemen, Vol 10(2) 273-275

Wulandari, Novitasari Putri, Nadya Novandriani Karina Moelinono.2017.

Analisis Faktor-Faktor Penggunaan Layanan Mobile Banking di Bandung.

Bisnis dan Iptek, Vol 10(2), 141-142.

Wanitia P. 2019.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Layanan

Mobile Banking Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang. Skripsi

Tidak di Terbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera

Utara.

Anda mungkin juga menyukai