Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya

sama seperti perusahaan lainnya yaitu tujuannya mencari keuntungan. Dalam

perjalanan perbankan saat ini, bank sudah berkembang dan dapat dibagi menjadi 2

golongan besar yaitu Bank konvensional dan Bank syariah. Keberadaan bank harus

bermanfaat dan harus dapat dirasakan langsung oleh siapa saja baik oleh debitur,

pelaku bisnis dan karyawan.1

Teknologi informasi mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan

kemajuan dan perkembangan zaman. Kemajuan teknologi mempunyai efek yang

sifatnya multiplier (pengganda), yang artinya kemajuan teknologi menyebabkan

kemajuan dibidang lainnya, salah satu bidang tersebut adalah sistem pembayaran.

Kemajuan teknologi dibidang komunikasi, terutama internet dan handphone sangat

berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembayaran.2

Belakangan ini peran teknologi tidak hanya sebagai faktor pendukung,

namun berkembang pesat menjadi aspek penentu bagi kemajuan dunia perbankan

yang kompetitif. Bank yang tidak mengedepankan teknologi dalam pelayanannya

cenderung sulit untuk maju dan berkembang. Kengunggulan teknologi yang

diterapkan bahkan dapat membangun kepercayaan publik.3

1
Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan, (Yogyakarta: ANDI, 2011), hal. 1.
2
Ujang Sumarwan, PerilakuKonsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hal. 346
3
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2014), hal. 324.

1
2

Menyadari semakin ketatnya persaingan yang terjadi di dunia perbankan ini,

kualitas pelayanan perbankan semakin meningkat dan persaingan pada jasa

perbankan semakin kompleks setelah keluarnya penjaminan terbatas (dana nasabah)

yang dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sementara dari sisi produk,

banyak bank menawarkan produk yang hampir sama. Salah satu hal yang bisa

membedakan bank dengan yang lainnya adalah dengan meningkatkan kualitas

pelayanan, sehingga pelayanan merupakan faktor utama yang mampu menentukan

kelangsungan kegiatan perbankan, termasuk dalam menarik minat nasabah.

Beberapa bank berusaha untuk meningkatkan teknologi dan sistem informasi agar

dapat memberikan pelayanan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada

nasabah. Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah adalah pelayanan jasa yang

cepat dan akurat. Saat ini harapan-harapan nasabah dalam pelayanan jasa bank

adalah kecepatan dan keakuratannya, sehingga bank berlomba-lomba untuk selalu

berinovasi dalam memberikan produk layanan jasanya.4

Perkembangan dunia perbankan pada saat ini sangatlah pesat. Banyaknya

pesaing menyebabkan perusahaan sulit untuk mempertahankan nasabah. Dalam

usaha memenangkan pesaingan tersebut, maka pemanfaatan teknologi merupakan

hal yang wajib dilakukan oleh lembaga perbankan. Peranan teknologi dalam

pengembangan dan penyediaan produk baru atau fasilitas jasa perbankan sangatlah

signifikan. Untuk mengantisipasi persaingan tersebut Bank Syariah Cabang Kota

Langsa juga mulai bersaing dan berupaya untuk mengembangkan teknologi Mobile

Banking.

4
Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Kencana Pranamedia Group, 2010), hal. 6

.
3

Mobile banking merupakan sebuah fasilitas dari bank dalam era modern ini

yang mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi. Penggunaan layanan

mobile banking pada telepon seluler memungkinkan para nasabah dapat lebih mudah

untuk menjalankan aktivitas perbankannya tanpa batas ruang dan waktu. Dengan

adanya layanan mobile banking diharapkan dapat memberikan kemudahan dan

manfaat bagi para nasabah dalam melakukan akses ke bank tanpa harus datang

langsung ke bank.5

Mobile banking merupakan salah satu hasil layanan bank yang banyak diminati

oleh para nasabah karena layanan ini membuat nasabah suatu bank mampu melakukan

transaksi perbankan serta melihat informasi tentang rekeningnya dengan hanya

menggunakan handphone.6 Namun pada kenyataannya layanan Mobile banking yang

disediakan oleh Bank Syariah masih sering eror atau gangguan jaringan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil wawancara pada nasabah Bank Syariah Cabang Kota Langsa

yaitu Bapak Buchari yang sering mengalami kesulitan saat ingin bertransaksi

menggunakan mobile banking.7

Fasilitas mobile banking juga membuka peluang timbulnya kejahatan cyber.

Dibuktikan dari hasil observasi yang peneliti lakukan, saat ini sedang marak

terjadinya penipuan online/phising dari akun-akun palsu yang mengatasnamakan

Bank Syariah.8 Masalah keamanan dan kerahasiaan data-data pribadi maupun

keuangan dalam penggunaan fasilitas mobile banking sering kali dipertanyakan oleh
5
Wahyu Agus Winarno, Analisis Minat Penggunaan Mobile Banking Dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM) Yang Telah Dimodifikasi (Analysis Behavioral Intention to
Uses of Mobile Banking Technology Acceptance Model (TAM) Approach Modified), e-Journal
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2017, Volume IV (1). hal.24
6
Wiji Nurastuti, Teknologi Perbankan, (Yogyarkarta: Graha Ilmu, 2011), hal.130
7
Hasil wawancara peneliti terhadap Bapak Buchari Nasabah Bank Aceh Cabang Kota Langsa,
tanggal 21 Agustus 2023.
8
Hasil observasi pada tanggal 18 Agustus 2023.

.
4

nasabah sebelum mereka memutuskan untuk menggunakan fasilitas tersebut.

Fasilitas mobile banking yang mampu meyakinkan nasabahnya akan keamanan dan

kerahasiaan data-data nasabah akan memperoleh kepercayaan dari nasabah.

Kepercayaan dari nasabah terhadap Bank Syariah merupakan faktor utama

yang harus dicapai oleh Bank Syariah. Karena apabila nasabah sudah memiliki

kepercayaan terhadap Bank Syariah, tentu saja nasabah akan loyal menjadi nasabah

di Bank Syariah. Namun nyatanya tidak demikian, masih banyak nasabah Bank

Syariah yang kurang percaya atau tidak merasa yakin pada Bank Syariah. Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang nasabah Bank

Syariah Langsa yaitu Ibu Rina yang menyatakan bahwa pada bulan Juni lalu terjadi

gangguan jaringan Bank Syariah dengan waktu yang cukup lama. Gangguan

jaringan ini membuat banyak nasabah merasa dirugikan dan memilih untuk menarik

seluruh uang yang ada di rekening Bank Syariah dan memindahkannya ke Bank

yang lainnya. Salah satu penyebab yang membuat nasabah kurang percaya pada

Bank Syariah ialah tentang keamanan.

Keamanan didalam layanan mobile banking yaitu sebuah keamanan privasi

data nasabah dan keamanan dalam melakukan transaksi. Apabila pihak Bank

Syariah memberikan jaminan keamanan dalam melakukan transaksi dengan baik,

tentu akan membuat nasabah berminat dan mengadopsi layanan mobile banking.

Namun nyatanya tidak demikian, gangguan jaringan atau error yang sering terjadi di

Bank Syariah membuat nasabah merasa tidak merasa aman dalam menyimpan uang.

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan salah seorang nasabah Bank Syariah

yaitu Ibu Muliza yang menyatakan bahwa Ia pernah melakukan transfer ke rekening

.
5

sesama Bank Syariah dan saldo sudah terpotong, namun uang yang ditransfer tidak

masuk ke rekening yang ditujukan. Hal ini sangat merugikan nasabah yang

kemudian harus membuat laporan ke Bank dan menunggu hingga 7 hari ke depan

agar dana dapat dikembalikan. Karena takut hal yang sama kembali terulang, maka

Ibu Muliza memilih untuk memindahkan uang di dalam rekening Bank Syariah ke

Bank Aceh.

Risiko merupakan suatu ketidakpastian yang dirasakan oleh pengguna yang

menimbulkan kerugian kepada pengguna. Risiko yang awal dirasakan oleh

pengguna adalah risiko kejahatan cyber (cyber risk).9 Demikian halnya dengan

penggunaan mobile banking. Kejahatan cyber dapat mengancam setiap transaksi

yang dilakukan nasabah, keamanan data pribadi setiap pengguna juga tidak luput

dari ancaman kejahatan cyber. Kebocoran data pribadi dan penyalahgunaan data

dapat merugikan pengguna. Namun nyatanya, sebagian nasabah yang mengadopsi

mobile banking di Bank Syariah berpresepsi tidak terlalu mengahawatirkan risiko

yang ada dalam penggunaan mobile banking, meskipun nasabah sudah mengetahui

risikonya, namun sebahagian besar nasabah tetap menggunakannya dikarenakan

penggunaan mobile banking sangat memudahkan nasabah dalam melakukan

transaksi.

Sebagaimana yang diketahui bahwa di Aceh sudah diwajibkan sistem

perbankan seluruhnya ialah syariah. Namun nyatanya berdasarkan hasil observasi

dan wawancara peneliti masih saja terdapat nasabah yang tinggal di Aceh khususnya

di Kota Langsa yang masih menjadi nasabah Bank konvensional dengan alasan

9
Muhammad Afdi Nizar, Teknologi Keuangan: Konsep dan Implementasinya di Indonesia.
(WartaFiskal Edisi V, Kementrian Keuangan, 2017). hal. 58.

.
6

layanan bank syariah di Aceh sering mengalami jaringan error, sedangkan Bank

konvensional tidak. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran diri nasabah.

….. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan (Disini harus dilihat ada

nggk perbedaan-perbedaan hasil penelitian masing-masing) shg tertarik mau dikaji

lebih lanjut tentang penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan pengkajian lebih mendalam mengenai “Pengaruh Kepercayaan,

Persepsi Keamanan, Persepsi Risiko dan Kesadaran Nasabah terhadap

Penggunaan Mobile Banking (Studi Kasus Bank Syariah Indonesia (BSI) Kota

Langsa)”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Bagaimana pengaruh kepercayaan nasabah terhadap penggunaan mobile

banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa?

2. Bagaimana pengaruh persepsi nasabah tentang keamanan dalam menggunakan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa?

3. Bagaimana pengaruh persepsi nasabah tentang risiko dalam menggunakan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa?

4. Bagaimana pengaruh kesadaran nasabah terhadap penggunaan mobile banking

Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa?

5. Bagaimana pengaruh kepercayaan, persepsi keamanan, persepsi risiko dan

.
7

kesadaran nasabah terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah

Indonesia di Kota Langsa?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh kepercayaan nasabah terhadap penggunaan mobile

banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

2. Mengetahui pengaruh persepsi nasabah tentang keamanan dalam

menggunakan mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

3. Mengetahui pengaruh persepsi nasabah tentang risiko dalam menggunakan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

4. Mengetahui pengaruh kesadaran nasabah terhadap penggunaan mobile

banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

5. Mengetahui pengaruh kepercayaan, persepsi keamanan, persepsi risiko dan

kesadaran nasabah terhadap penggunaan mobile banking Bank Syariah

Indonesia di Kota Langsa.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah kajian

teori yang berkaitan dengan pengaruh kepercayaan, keamanan, persepsi risiko

.
8

dan kesadaran nasabah terhadap penggunaan mobile banking.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang

memerlukan sebagai tambahan informasi atau untuk sesama mahasiswa,

dosen serta seseorang yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh kepercayaan, keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah

terhadap penggunaan mobile banking.

1.4 Sistematika Pembahasan

- BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini membahas latar belakang masalah

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

- BAB II : KAJIAN TEORI, Bab ini membahas tentang kajian teori yang

berkaitan dengan pengaruh kepercayaan, keamanan, persepsi risiko dan kesadaran

nasabah terhadap penggunaan mobile banking. Selain itu, pada bab ini juga

membahas tentang kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

- BAB III : METODE PENELITIAN, Bab ini membahas kerangka pemikiran

yang digunakan dalam menyusun metode penelitian dalam penelitian ini yaitu

pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, data

penelitian dan teknik analisis data.

- BAB IV : HASIL PENELITIAN, Bab ini mencakup analisis hasil penelitian

dari pembahasan yang telah disusun sebelumnya.

.
9

- BAB V : PENUTUP, Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.

Kesimpulan dan saran-saran tersebut disusun berdasarkan hasil analisis

penelitian.

.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Mobile Banking

2.1.1 Pengertian Mobile Banking

Mobile banking merupakan sebuah fasilitas dari bank dalam era modern

ini yang mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi. Layanan perbankan

ini dapat diakses langsung melalui jaringan seluler/handphone GSM (Global for

Mobile Communication) atau CDMA dengan menggunakan layanan data yang

sudah disediakan oleh operator telepon seluler yang digunakan oleh nasabah

melalui SMS (Short Message Service).10

Penggunaan layanan mobile banking pada telepon seluler memungkinkan

para nasabah dapat lebih mudah untuk menjalankan aktivitas perbankannya tanpa

batas ruang dan waktu. Dengan adanya layanan mobile banking diharapkan dapat

memberikan kemudahan dan manfaat bagi para nasabah dalam melakukan akses

ke bank tanpa harus datang langsung ke bank.11

Mobile banking merupakan salah satu hasil layanan bank yang banyak

diminati oleh para nasabah karena layanan ini membuat nasabah suatu bank

mampu melakukan transaksi perbankan serta melihat informasi tentang

rekeningnya dengan menggunakan handphone jenis apapun.12 Mobile banking

10
Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan,(Yogyakarta: ANDI, 2011), hal. 67
11
Wahyu Agus Winarno, Analisis Minat Penggunaan Mobile Banking Dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM) Yang Telah Dimodifikasi (Analysis Behavioral Intention to
Uses of Mobile Banking Technology Acceptance Model (TAM) Approach Modified), e-Journal
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2017, Volume IV (1). hal.24
12
Wiji Nurastuti, Teknologi Perbankan, (Yogyarkarta: Graha Ilmu, 2011), hal.130

10
11

merupakan salah satu hasil pengembangan teknologi mobile yang digunakan

dalam domain komersial. Mobile banking ini mengkombinasikan teknologi

informasi dan aplikasi bisnis secara bersama. Berkat mobile banking, nasabah

dapat menggunakannya untuk mendapatkan layanan 24 jam sehari tanpa harus

mendatangi kantor cabang bank untuk transaksi personal. Mobile Banking

merupakan layanan relatif baru yang ditawarkan oleh perbankan terhadap

pelanggannya dan karena kenyamanannya. Nasabah sekarang menginginkan

sesuatu yang lebih dari sekedar layanan perbankan. Nasabah menginginkan

kenyamanan dan fleksibilitas pada produk dan jasa yang sesuai kebutuhan mereka

serta mudah digunakan yang tidak bisa ditawarkan oleh perbankan tradisional.

Selain dari segi kemudahan yang ditawarkan oleh mobile banking seperti

halnya mudah dalam melakukan transaksi isi ulang pulsa, transfer, hingga

pembayaran tagihan kartu kredit, ada juga kelemahan yang dimiliki oleh mobile

banking, salah satunya adanya hacker yang berusaha meretas informasi account

atau debit dan informasi kartu kredit dari nasabah. Ada beberapa kelemahan

lainnya selain yang disebutkan di atas, yaitu:13

a. Notifikasi yang terlambat diterima oleh nasabah

b. Kesalahan pengiriman ke nomor lain

c. Tidak ada notifikasi atau pemberitahuan dari pihak bank, meskipun

nasabah sudah melakukan suatu transaksi

d. Pengiriman SMS sering tertunda atau pending, sehingga transaksi yang

harusnya real time menjadi tidak real time lagi.

13
Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan,(Yogyakarta: ANDI, 2011), hal. 69
12

Jenis transaksi yang bisa dilayani melalui fasilitas mobile banking sebagai

berikut:

a. Transfer dana

b. Informasi saldo, mutasi rekening, dan informasi nilai tukar

c. Pembayaran untuk tagihan kartu kredit, listrik, telepon, handphone, serta

asuransi Pembelian isi ulang pulsa dan juga saham.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keamanan dalam

bertransaksi menggunakan mobile banking adalah sebagai berikut:14

a. Nasabah wajib mengamankan PIN mobile banking

b. Bebas membuat PIN sendiri, namun apabila dirasa PIN kita sudah

diketahui orang lain, hendaknya segera melakukan penggantian PIN

c. Jika SIM card GSM kita hilang, dicuri, atau dipindahtanganan kepada

pihak lain, maka harus segera telepon ke provider yang berkaitan dengan

SIM card nasabah dan lapor call center bank tersebut agar segera

dilakukan penanganan.

Transaksi yang didukung oleh fasilitas mobile banking yaitu:15

a. Informasi Saldo,

b. Pembayaran PLN, telepon, tiket, asuransi, internet, BPJS, PDAM,

Penerimaan Negara, Zakat/Infaq, Multi Payment, eCommerce,

c. Pembelian Voucher HP, PLN Prepaid, e-money, paket data, TopUp (Link

Aja, Gopay, Paytren, OVO)

d. Zakat/Infaq, Wakaf, Donasi 20.000 manfaat, Kalkulator Zakat,


14
Murni Anugrah L, Layanan Jasa Perbankan, (Yogyakarta:KTSP, 2018), hal.33
15
Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking,(Jakarta: Raja Grafindo, 2005)
hal.83
13

e. Pembukaan Rekening Tabungan Mabrur, Mudharabah, Wadiah,

f. Transfer ke BSM, Non BSM, QRIS, Tarik Tunai,

g. Pembelian, Pembayaran, Transfer Favorit,

h. Blokir Kartu,

i. Layanan Islami,

j. TopUp eWallet

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan mobile banking

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan mobile banking

adalah sebagai berikut;

1. Kemudahan

Menurut Jogiyanto, kemudahan didefinisikan sebagai sejauh mana seorang

percaya bahwa meggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha.16 Sedangkan

menurut Davis dalam Amijaya mendefinisikan kemudahan penggunaan sebagai

suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi dapat dengan mudah

dipahami dan mudah digunakan sehingga tidak memerlukan usaha keras dari

pemakainya.17Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemudahan merupakan sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan

terhadap suatu sistem atau teknologi bukan hal yang sulit untuk dipahami dan

tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya untuk bisa menggunakannya.

16
Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan, (Yogyakarta: Andi, 2007), hal.115
17
Amijaya, Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Resiko dan Fitur
Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam Menggunakan Internet Banking,
(Semarang: Skripsi tidak diterbitkan, 2010), hal. 14
14

Kemudahan untuk mengakses layanan secara online melalui media mobile

banking merupakan salah satu faktor yang menentukan kesediaan nasabah untuk

menggunakan jasa layanan mobile banking yang telah ada tersebut. Dan semakin

mudah konsumen dalam mengakses situs atau website perusahaan jasa layanan

perbankan tersebut, maka akan meningkatkan sikap konsumen pada jasa layanan

perusahaan. Begitu pun sebaliknya jika seseorang tersebut merasa bahwa layanan

mobile banking sulit digunakan maka ia juga akan enggan untuk

menggunakannya.

Adapun beberapa indikator kemudahan pada mobile banking adalah

sistem sangat mudah dipelajari, sistem dapat mengerjakan dengan mudah apa

yang diinginkan oleh pengguna, keterampilan pengguna bertambah dengan

menggunakan sistem tersebut dan sistem sangat mudah untuk dioperasikan.18

2. Persepsi Risiko

Persepsi adalah proses seseorang dalam mengetahui beberapa hal melalui

panca indranya.19 Persepsi pada dasarnya adalah pola respon seseorang

tentang sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kesiapan, tujuan, kebutuhan,

pengetahuan, pengalaman dan faktor lingkungannya. Resiko sering dipahami

sebagai bentuk perbedaan reflektif dalam sebuah distribusi hasil yang mungkin

terjadi, kemungkinan pengguna dan penilaian subjektif mereka. Resiko dapat

diukur baik dengan non-linieritas yang direvaluasi atau dengan berbagai bentuk

keuntungan dan kerugian yang dapat diterima.20 Resiko merupakan ekpektasi


18
Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan, (Yogyakarta: Andi, 2007), hal.115
19
Ali M. Bdan T.Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung:Penabur Ilmu,
2013), hal. 880
20
Irmadhani dan Mahendra Adi Nugroho, Pengaruh Kemudahan Penggunaan dan
Computer Self Efficacy Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. .Jurnal FEUNY,Vol.1 No.3. hal. 45.
15

atas kerugian, dimana penilaian atas kerugian dilakukan secara subjektif oleh

individu, jika semakin besar kerugian maka semakin besar resiko dianggap ada.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi risiko adalah

respon seseorang tentang anggapan negatif individual terhadap kerugian ataupun

keuntungan yang mungkin diterima.

3. Efisiensi

Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu

proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya

dikatakan semakin efisien. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

efisiensi yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak

membuang-buang waktu, tenaga, biaya dan juga tepat guna.21

Efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu efisiensi waktu dan efisiensi biaya.

Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat pelaksanaan

hingga kapan proyek itu selesai. Sedangkan efisiensi biaya adalah tingkat

kehematan dan pengorbanan ekonomi yang dilakukan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

4. Kesadaran Nasabah

Kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti hal yang dirasakan atau

dialami oleh seseorang. Kesadaran diri seorang individu adalah sebuah tindakan

dimana seorang manusia mampu mengamati dirinya sendiri dan mampu

membedakan dirinya dengan orang lain, serta memungkinkan manusia untuk

dapat menyesuaikan diri dengan jaman. Kesadaran diri adalah proses untuk

mengenali motivasi, dan pilihan sebuah kepribadian untuk menyadari sebuah


21
www.kamusbesarbahasaindonesia.co.id, diakses 04 Maret 2022
16

kepribadian yang kemudian menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas

penilaian, keputusan, dan interaksi kita dengan orang lain. 22 Kesadaran diri adalah

mengetahui apa yang dirasakan dan menggunakannya untuk memandu

pengambilan keputusannya sendiri. Pada hakekatnya semakin kita mengenal diri

kita sendiri maka kita akan lebih memahami apa yang kita rasakan dan apa yang

akan kita lakukan.23

5. Kepercayaan

Menurut Erna kepercayaan adalah keyakinan bahwa pernyataan pihak lain

dapat dipercaya untuk memenuhi kewajibannya. 24 Ketidakpercayaan dapat terjadi

sejalan dengan kurangnya informasi dalam perencanaan dan pengukuran kinerja.

Kepercayaan atau ketidakpercayaan seseorang yang muncul dalam perilakunya

ditentukan oleh faktor-faktor seperti informasi, pengaruh dan kontrol.

Kepercayaan akan meningkat ketika informasi yang diterima dinilai akurat,

relevan dan lengkap. Tingkat kepercayaan juga dipengaruhi oleh pengalaman

masalalu, pengalaman positif yang ada konsisten di masa lalu dengan suatu pihak

akan meningkatkan rasa saling percaya sehingga akan menumbuhkan harapan

untuk hubungan yang baik di masa depan yang akan datang. Menurut Griffin

menyatakan bahwa kepercayaan sebagai kemauan untuk menyadarkan dirinya

terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak yang dipercaya berdasarkan

22
Hendra Sastrawinata, Pengaruh Kesadaran Diri, Pengaturan Diri, Motivasi, Empati, dan
Keterampilan Sosial Terhadap Kinerja Auditor Pada Kap Di Kota Palembang, Politeknik Negeri
Sriwijaya Palembang, hal 4
23
Anthony Dio Martin, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi, dan Revitalisasi
Hidup melalui Kekuatan Emosi, Penerbit Aga, Jakarta, 2013, hal 190
24
Erna Ferrinadewi, Merek dan Psikologi Konsumen, (Jakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 124.
17

keyakinan.25 Kepercayaan dapat diartikan sebagai harapan umum bahwa individu

memiliki kata-kata yang berasal dari pihak lain yang dapat diandalkan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

merupakan kepercayaan dari pihak tertentu terhadap pihak lain dalam hubungan

antara kedua belah pihak berdasarkan keyakinan bahwa pihak yang dipercayainya

akan memenuhi semua kewajiban seperti yang diharapkan.

6. Keamanan

Keamanan berarti bahwa penggunaan teknologi tersebut aman, resiko

hilangnya data atau informasi itu sangat kecil, dan resiko pencurian rendah.

Keamanan yang diberikan oleh pihak bank ini akan memunculkan rasa percaya

kepada nasabah. Namun, dalam hal penggunaan mobile banking, kebanyakan

pengguna tidak memahami betul resiko keamanan dari mobile banking. Mereka

hanya beranggapan bahwa pihak bank telah memperhatikan keamanan, padahal

pengguna tidak mengetahui seberapa kuatnya keamanan dari layanan mobile

banking tersebut. Sehingga, dalam hal ini pihak bank harus mampu menjaga

kepercayaan nasabah salah satunya dengan memperkuat sistem keamanan pada

layanan mobile banking tersebut.

Menurut Arasu dan Viswanathan dalam Yusuf, indikator keamanan

meliputi jaminan keamanan dan kerahasiaan data. Jaminan keamanan berupa

perlindungan terhadap nasabah dalam transaksi di perbankan khususnya melalui

layanan online dari ancaman pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

25
Jill Griffin, Cutomer Loyalty: Menumbuhkan &Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,
(Jakarta: Erlangga, 2015), hal. 87.
18

Kerahasiaan data dijamin oleh perbankan agar tidak tersebar kepada pihak lain

yang tidak berwenang untuk mengakses atau mengetahuinya.26

7 . Kesesuaian

Persepsi kesesuaian merupakan kecocokan dan kekonsistenan suatu

inovasi produk akan ide-ide, nilai, kepercayaan, pengalaman masa lalu dan

kebutuhan saat ini. Para pengguna mobile banking akan merasakan kesesuaian

jika mereka sudah merasa percaya bahwa layanan tersebut memiliki kemudahan

dan manfaat. Adapun indikator yang dapat diukur dengan persepsi kesesuaian

adalah kebutuhan transaksi, gaya hidup dan kesesuaian dengan keinginan

bertransaksi.27

Berdasarkan faktor-faktor penggunaan mobile banking yang sudah

dijelaskan di atas, maka pada penelitian ini peneliti hanya memilih empat faktor

yang akan menjadi variabel bebas pada penelitian ini yaitu kepercayaan,

keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah. Alasan peneliti memilih

keempat faktor tersebut dikarenakan keempat faktor tersebut yang paling relevan

dengan masalah yang ada dalam penggunaan mobile banking di BSI Kota

Langsa.

26
Yusuf Fitra Mulyana, Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Risiko, dan Keamanan
Terhadap Minat Beli Konsumen pada Toko Online, (Yogyakarta: Skripsi tidak diterbitkan, 2016),
hal. 31
27
Giga Bawa Laksana, Endang Siti Astuti, dan Rizki Yudhi Dewantara, Pengaruh
Persepsi Kemanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Resiko dan Persepsi
Kesesuaian Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26
(2), September 2015, hal. 3
19

2.2 Kepercayaan

2.2.1 Pengertian Kepercayaan

Menurut Erna kepercayaan adalah keyakinan bahwa pernyataan pihak lain

dapat dipercaya untuk memenuhi kewajibannya. 28 Ketidakpercayaan dapat terjadi

sejalan dengan kurangnya informasi dalam perencanaan dan pengukuran kinerja.

Kepercayaan atau ketidakpercayaan seseorang yang muncul dalam perilakunya

ditentukan oleh faktor-faktor seperti informasi, pengaruh dan kontrol.

Kepercayaan akan meningkat ketika informasi yang diterima dinilai akurat,

relevan dan lengkap. Tingkat kepercayaan juga dipengaruhi oleh pengalaman

masalalu, pengalaman positif yang ada konsisten di masa lalu dengan suatu pihak

akan meningkatkan rasa saling percaya sehingga akan menumbuhkan harapan

untuk hubungan yang baik di masa depan yang akan datang. Menurut Griffin

menyatakan bahwa kepercayaan sebagai kemauan untuk menyadarkan dirinya

terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak yang dipercaya berdasarkan

keyakinan.29 Kepercayaan dapat diartikan sebagai harapan umum bahwa individu

memiliki kata-kata yang berasal dari pihak lain yang dapat diandalkan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

merupakan kepercayaan dari pihak tertentu terhadap pihak lain dalam hubungan

antara kedua belah pihak berdasarkan keyakinan bahwa pihak yang dipercayainya

akan memenuhi semua kewajiban seperti yang diharapkan.

Kepercayaan nasabah dapat diartikan sebagai pengetahuan nasabah

tentang objek, atributnya dan manfaatnya. Berdasarkan konsep tersebut, maka


28
Erna Ferrinadewi, Merek dan Psikologi Konsumen, (Jakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 124.
29
Jill Griffin, Cutomer Loyalty: Menumbuhkan &Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,
(Jakarta: Erlangga, 2015), hal. 87.
20

pengetahuan nasabah erat kaitannya dengan pembahasan sikap karena

pengetahuan nasabah adalah kepercayaaan nasabah. Kepercayaan nasabah atau

pengetahuan nasabah mengenai keyakinan suatu produk memiliki berbagai atribut

dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. 30 Kepercayaan nasabah merupakan

sejumlah keyakinan tertentu mengenai kejujuran pihak yang dipercaya dan

memampuan untuk menepati janji (integrity), perhatian dan motivasi pihak yang

dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pihak yang

mempercayainya (benevolence), kemampuan pihak yang dapat dipercaya untuk

melakukan kebutuhan yang mempercayai (competency) dan konsitensi perilaku

pihak yang dipercaya (predictability).

2.2.2 Indikator Kepercayaan

Adapun indikator kepercayaan sebagai berikut:31

1. Kehandalan

Kehandalan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang telah disepakati.

2. Integritas (Kejujuran)

Integritas disini adalah kejujuran dengan kebenaran. Menilai apakah orang

lain dapat dipercaya atau tidak. Jika kita menciptakan komunikasi dengan

rasa saling menghormati maka kita dapat menciptakan kerjasama yang

baik.

3. Kepedulian (Empati)
30
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori Penerapannya Dalam Pemasaran, (Bogor:
Graha Indonesia, 2011), hal. 165-166.
31
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, edisi 13, h. 219.
21

Kepedulian adalah memiliki tingginya sikap empati yang dapat dirasakan

dan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada.

4. Kredibilitas

Kredibilitas adalah kualitas atau kekuataan yang dimiliki perusahaan untuk

membangun kepercayaan konsumen.

2.3 Keamanan

2.3.1 Pengertian Keamanan

Menurut Casalo dari sudut pandang konsumen, keamanan adalah

kemampuan untuk melindungi informasi atau data konsumen dari tindak penipuan

dan pencurian dalam bisnis perbankan online. 32 Menurut Lallmahamood,

keamanan dan privasi merupakan keyakinan nasabah atas terjaminnya transaksi

yang aman dan terjaganya informasi pribadi. 33 Keamanan dan privasi merupakan

salah satu faktor penting yang mendorong minat nasabah untuk menggunakan.

Sejak mudahnya bagi seseorang untuk melakukan kejahatan atau mencuri data

pribadi orang lain, suatu layanan mobile banking harus mempunyai keamanan

yang memadai sehingga nasabah merasa aman saat menggunakan layanan

tersebut.

Menurut Simons, Keamanan informasi adalah bagaimana dapat mencegah

suatu penipuan (cheating) atau paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di

32
Nauman Zahid, Asif Mutjaba dan Adnan Riaz. “Consumer Acceptance Of Online
Banking”. European Journal of Economics, Żinance and Administrative Science”. (online) Vol.
27, No. 1, 2010, hal. 47
33
Lallmahamood, “An Examination of Individual‟s Perceived Security and Privacy of the
Internet in Malaysia and the Influence of This on Their Intention to Use Ecommerce: Using an
Extension of the Technology Acceptance Model. Journal of Internet Banking and Commerce,
12(3). 2007.
22

sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya tidak memiliki suatu

arti fisik. Keamanan adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi

terhadap ancaman yang mungkin timbul, sehingga keamanan secara tidak

langsung dapat menjamin kelangsungan bisnis dan mengurangi risiko-risiko yang

terjadi.34 Menurut Park dan Kim (2006) mendefinisikan keamanan sebagai suatu

kemampuan dalam melakukan pengontrolan dan penjagaan suatu keamanan atas

transaksi data.35 Lebih lanjut Park dan Kim mengatakan bahwa jaminan

keamanan dan kerahasiaan data berperan penting dalam pembentukan keamanan

dengan mengurangi perhatian konsumen tentang penyalahgunaan data pribadi dan

transaksi data yang mudah rusak. Keamanan adalah hal yang mutlak disediakan

oleh para pelaku bisnis, baik produk, layanan, maupun keduannya. Keamanan

memberikan kenyamanan pada pengguna (atau dalam hal ini konsumen) dan

meningkatkan kepercayaan konsumen (costumer trust), yang berujung kepada

peningkatan jumlah penjualan.35 Demikian dapat disimpulkan bahwa keamanan

merupakan suatu kemampuan dalam melakukan pengontrolan atau penjagaan

terhadap informasi yang sifatnya rahasia atau data privacy seorang konsumen dari

tindak penipuan bahkan pencurian perbankan online. Keamanan didalam layanan

mobile banking yaitu sebuah keamanan privasi data nasabah dan keamanan dalam

melakukan transaksi.

2.3.2 Indikator Keamanan


34
Ahmad, Bambang Setyo Pambudi. “Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan,
Keamanan dan Ketersediaan Fitur terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam Menggunakan
Internet Banking (Studi pada Program Layanan Internet Banking BRIẓ.” Jurnal Studi Manajemen.
Vol. 8. No. 1, 2014. Hal. 5.
35
Putu Agus Eka Pratama, E-Commerce, E-Business dan Mobile Commerce Berbesiskan
Open Source, (Bandung: Informatika, 2015), hal.197
23

Indikator keamanan meliputi dua hal yaitu:

1. Jaminan Keamanan

Terjaminnya keamanan mengurangi rasa kekhawatiran nasabah terhadap

penyelewengan atau penyalahgunaan data pribadi.

2. Integritas dan ketersediaan data

Menjamin tidak adanya perubahan data nasabah tanpa izin dari pihak yang

bersangkutan dan memastikan ketersediaan data pada saat dibutuhkan serta

menerima data secara utuh.

3. Kerahasiaan Data

Apabila bank mampu menjaminan keamanan bahwa pengetahuan bank

tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah tidak akan disalahgunakan atau

disebar luaskan. Karena hal tersebut,bank harus memegang teguh prinsip

kerahasiandan menjaga keamanan data nasabahnya. Sehingga tidak menimbulkan

kerugian untuk kedua belah pihak.36

2.4 Persepsi Risiko

2.4.1 Pengertian Persepsi Risiko

Secara bahasa persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu perception yang

artinya penglihatan/tanggapan daya memahami/menanggapi. 37 Namun secara

istilah persepsi adalah proses seseorang dalam mengetahui beberapa hal melalui

panca indranya.38 Persepsi pada dasarnya adalah pola respon seseorang


36
Shinta Nurul, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keamanan Informasi: Keamanan
Informasi, Teknologi Informasi Dan Network, dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, Vol.3, Issue 5, Mei 2022, hal. 565
37
Jhon M. Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:PT. Gramedia, 2015), hal. 42
38
Ali M. Bdan T.Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung:Penabur Ilmu, 2013),
hal. 880
24

tentang sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kesiapan, tujuan, kebutuhan,

pengetahuan, pengalaman dan faktor lingkungannya.

Resiko sering dipahami sebagai bentuk perbedaan reflektif dalam sebuah

distribusi hasil yang mungkin terjadi, kemungkinan pengguna dan penilaian

subjektif mereka. Resiko dapat diukur baik dengan non-linieritas yang

direvaluasi atau dengan berbagai bentuk keuntungan dan kerugian yang dapat

diterima.39 Resiko merupakan ekpektasi atas kerugian, dimana penilaian atas

kerugian dilakukan secara subjektif oleh individu, jika semakin besar kerugian

maka semakin besar resiko dianggap ada. Berdasarkan definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa persepsi risiko adalah respon seseorang tentang anggapan

negatif individual terhadap kerugian ataupun keuntungan yang mungkin diterima.

Resiko merupakan suatu ketidakpastian yang akan diterima pengguna

dalam menggunakan Fintech. Risiko dapat dibagi dalam lima dimensi,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Resiko Psikologi (physcological risk), perasaan, emosi ataupu nego

yang dirasakan oleh individu karena membeli atau menggunakan suatu

produk

b. Resiko Keuangan (financial risk), individu merasakan masalah

keuangan setelah membeli atau menggunakan suatu produk

c. Resiko Kinerja (functionalrisk), individu tidak mendapatkan fungsi

dari suatu produk sesuai yang mereka harapkan

d. Resiko fisik (pysicalrisk), dampak negatif dari suatu produk yang


39
Irmadhani dan Mahendra Adi Nugroho, Pengaruh Kemudahan Penggunaan dan
Computer Self Efficacy Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. .Jurnal FEUNY,Vol.1 No.3. hal. 45.
25

dirasakan oleh pengguna setelah menggunakannya

e. Resikososial (social risk), resiko ini dipengaruhi oleh lingkungan

sekitar pengguna atas penggunaan suatu produk.40

Semakin tinggi tingkat resiko yang didapat oleh individu, maka semakin

rendah tingkat kepercayaan individu. Sebaliknya semakin rendah tingkat risiko

yang didapat oleh individu, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan individu.

Sebuah risiko persepsian menjadi lebih tinggi apabila:

a. Minimnya informasi tentang produk

b. Produk merupakan hal yang baru

c. Produk tersebut sangat kompleks

d. Kepercayaan diri pengguna dalam mengevaluasi merk rendah

e. Tingginya harga produk

f. Pentingya produk tersebut bagi pengguna.41

Semakin tinggi resiko yang dihasilkan maka pengguna akan termotivasi

untuk menghindari menggunakan produk tersebut.

2.4.2 Indikator Persepsi Risiko

Untuk mengukur persepsi risiko ada beberapa indikator yang dapat

digunakan diantaranya adalah:

1. Ada resiko yang di timbulkan

2. Ada kerugian yang dialami

40
Meiliyah Ariani dan Zulhawati, Pengaruh Kualitas Layanan, Keamanan dan Risiko
Terhadap Minat Menggunakan LinePay. Jurnal, Conferenceon Management and Behavioral
Studies, Universias Tarumanegara,Jakarta.ISSN No.2541-3406,e-ISSNNo.2541, 2017. hal. 81.
41
PaulA.Pavlou., Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating, Trustand
Risk with the Technology Acceptance Model”.International journal of Electronic Commerce,
Vol.7. 2010, hal. 59.
26

3. Ada anggapan bahwa produk tersebut berisiko.42

2.5 Kesadaran Nasabah

2.5.1 Pengertian Kesadaran Nasabah

Kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti hal yang dirasakan atau

dialami oleh seseorang. Tingkat adalah lapisan dari sesuatu yang bersusun atau

berlenggek lenggek, tinggi rendah, pangkat, derajat, taraf, dan kelas. Kesadaran

diri seorang individu adalah sebuah tindakan dimana seorang manusia mampu

mengamati dirinya sendiri dan mampu membedakan dirinya dengan orang lain,

serta memungkinkan manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan jaman.

Kesadaran diri adalah proses untuk mengenali motivasi, dan pilihan sebuah

kepribadian untuk menyadari sebuah kepribadian yang kemudian menyadari

pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan, dan interaksi kita

dengan orang lain.43 Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan dan

menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusannya sendiri. Pada

hakekatnya semakin kita mengenal diri kita sendiri maka kita akan lebih

memahami apa yang kita rasakan dan apa yang akan kita lakukan..44

2.5.2 Indikator Kesadaran Nasabah

Adapun indikator kesadaran nasabah ialah sebagai berikut:

42
Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Yayasan Penertbitan Fakultas
Psikologi UGM, 2008), hal. 32
43
Hendra Sastrawinata, Pengaruh Kesadaran Diri, Pengaturan Diri, Motivasi, Empati, dan
Keterampilan Sosial Terhadap Kinerja Auditor Pada Kap Di Kota Palembang, Politeknik Negeri
Sriwijaya Palembang, hal 4
44
Anthony Dio Martin, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi, dan Revitalisasi
Hidup melalui Kekuatan Emosi, Penerbit Aga, Jakarta, 2013, hal 190
1. Pengetahuan yang dimiliki tentang bank syariah

2. Faktor lingkungan sekitar

3. Kebutuhan

4. Kecerdasan di dalam mengambil sebuah keputusan

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama Peneliti Metode Hasil Penelitian
(tahun), Judul Penelitian
Penelitian
1. Moh. Faqih Afghani Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
dan Emma Yulianti menggunakan bahwa kepercayaan dan
(2017) metode kesadaran memiliki pengaruh
Pengaruh penelitian positif dan signifikan terhadap
kepercayaan, kuantitatif. adopsi e-banking. Namun,
keamanan, persepsi keamanan dan risiko yang
risiko, serta kesadaran dirasakan tidak berpengaruh
nasabah terhadap positif dan signifikan terhadap
adopsi e-banking di adopsi layanan e-banking.
Bank BRI Surabaya
2. BQ. Elok Nirwana Penelitian ini Hasil penelitian ini
(2021) menggunakan menunjukkan bahwa variabel
Pengaruh Tingkat metode kepercayaan (X1), keamanan
Kepercayaan, penelitian (X2), kemudahan (X3) dan
Keamanan, kuantitatif. ketersediaan fitur (X4) masing-
Kemudahan Dan masing memiliki pengaruh
Ketersediaan Fitur positif dan signifikan terhadap
Terhadap Minat variabel minat menggunakan
Menggunakan mobile banking (Y).
Layanan Mobile
Banking Bank NTB
Syariah Untuk
Pembayaran Online
Shop
3. Lina Rizqia, (2019), Penelitian ini Hasil penelitian ini
PENGARUH menggunakan menunjukkan bahwa variabel
TINGKAT penelitian tingkat kesadaran nasabah
KESADARAN kuantitatif. berpengaruh positif dan
NASABAH DAN signifikan terhadap minat
FASILITAS menabung mahasiswa. Hal ini

27
PELAYANAN dibuktikan dengan nilai
BANK SYARIAH signifikansi sebesar 0,001
TERHADAP MINAT (lebih kecil dari taraf
MENABUNG signifikansi 0,05) dan variabel
MAHASISWA fasilitas pelayanan bank
PENERIMA syariah juga berpengaruh
BEASISWA BI UIN positif dan signifikan terhadap
WALISONGO minat menabung mahasiswa.
TAHUN 2018 Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000
(lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05). Pengaruh
variabel X1 terhadap Y
sebanyak 29,85% dan
pengaruh variabel X2 terhadap
Y sebesar 38,62%.
4. Wisda Dewi Sartika Penelitian ini Hasil penelitian ini
(2016) menggunakan menunjukkan bahwa
Pengaruh penelitian kepercayaan, kemudahan dan
Kepercayaan, kuantitatif. persepsi resiko berpengaruh
kemudahan dan positif dan signifikan terhadap
Persepsi Resiko penggunaan e-banking Bank
terhadap Penggunaan BRI di Surabaya. Artinya
E-Banking Nasabah semakin tinggi kepercayaan,
Bank BRI di Surabaya kemudahan dan persepsi resiko
dalam bertransaksi
menggunakan e-banking Bank
BRI maka akan meningkatkan
keputusan penggunaan e-
banking Bank BRI di kota
Surabaya.
5. Indah Kasman Penelitian ini Hasil penelitian ini diketahui
(2023) menggunakan bahwa secara parsial variabel
Pengaruh penelitian kepercayaan berpengaruh
Kepercayaan Dan kuantitatif. positif dan signifikan terhadap
Risiko Terhadap minat nasabah menggunakan
Minat Nasabah mobile banking di PT. BNI di
Menggunakan Mobile Lubuk Alung dengan nilai
Banking Di PT. BNI thitung (7,823) > ttabel (1,662)
Di Lubuk Alung dan nilai signifikan 0,000 <
0,05 dan risiko berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan
mobile banking di PT. BNI di
Lubuk Alung dengan nilai
nilai thitung (-2,172) < ttabel

28
(1,662) dan nilai signifikan
0,033 < 0,05. Variabel
kepercayaan dan risiko secara
simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat
nasabah menggunakan mobile
banking di PT. BNI di Lubuk
Alung dengan nilai Fhitung
(7,493) > Ftabel (3,10) dan
nilai signifikan sebesar 0,000 <
0,05
6. Esi Arliyani, Penelitian ini Hasil penelitian ini
Rahmanita Vidyasari menggunakan menunjukan bahwa persepsi
(2022) penelitian keamanan dan risiko secara
Analisis Pengaruh kuantitatif. simultan berpengaruh positif dan
Persepsi Keamanan signifikan terhadap keputusan
dan Risiko terhadap penggunaan Kartu ATM dan
Keputusan Cardless Mobile Banking BCA.
Penggunaan antara
Kartu ATM dan
Cardless Mobile
Banking BCA
7. Margaretha Oktavia Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
Pranoto dan R. menggunakan bahwa persepsi manfaat
Gunawan Setianegara penelitian berpengaruh positif dan
(2020) kuantitatif. signifikan terhadap minat
ANALISIS nasabah menggunakan mobile
PENGARUH banking pada PT Bank Rakyat
PERSEPSI Indonesia (Persero) Tbk
MANFAAT, Cabang Semarang Pandanaran.
PERSEPSI Persepsi kemudahan
KEMUDAHAN, berpengaruh negatif dan
DAN KEAMANAN signifikan terhadap minat
TERHADAP MINAT nasabah menggunakan mobile
NASABAH banking pada PT Bank Rakyat
MENGGUNAKAN Indonesia (Persero) Tbk
MOBILE BANKING Cabang Semarang Pandanaran
(Studi Kasus pada PT dan Keamanan berpengaruh
Bank Rakyat positif dan signifikan terhadap
Indonesia (Persero) minat nasabah menggunakan
Tbk Kantor Cabang mobile banking pada PT Bank
Semarang Rakyat Indonesia (Persero)
Pandanaran) Tbk Cabang Semarang
Pandanaran.
8. Jhon Fernos dan Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
Mairizal Alfadino menggunakan bahwa variabel manfaat

29
(2021) penelitian berpengaruh negatif dan
PENGARUH kuantitatif. signifikan terhadap minat
MANFAAT, nasabah dengan nilai t-hitung
KEPERCAYAAN, sebesar (1.1381.655),
DAN KEMUDAHAN selanjutnya untuk kemudahan
PENGGUNAAN penggunaan berpengaruh
TERHADAP MINAT positif dan signifikan terhadap
NASABAH minat nasabah dengan nilai
MENGGUNAKAN thitung sebesar (2.810>1.655).
LAYANAN MOBILE
BANKING PADA
PT. BANK
PEMBANGUNAN
DAERAH
SUMATERA BARAT
CABANG KOTO
BARU,
DHARMASRAYA
9. Akhmad Fakhrurozi Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
(2018) menggunakan bahwa hanya variabel
FAKTOR-FAKTOR penelitian kemudahan yang berpengaruh
YANG kuantitatif. positif dan signifikan terhadap
MEMPENGARUHI minat menggunakan mobile
MINAT banking. Sedangkan variabel
MENGGUNAKAN kegunaan, risiko dan
MOBILE BANKING kepercayaan berpengaruh
PADA MAHASISWA negatif dan tidak signifikan
UNIVERSITAS terhadap minat menggunakan
MUHAMMADIYAH mobile banking. Hal ini
SURAKARTA menunjukan bahwa pada
penelitian ini minat
menggunakan mobile banking
hanya dipengaruhi oleh faktor
kemudahan penggunaan.
10. Jasmiko Hendri Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
(2020) menggunakan bahwa keamanan berpengaruh
PENGARUH penelitian negatif dan tidak signifikan
KEAMANAN, kuantitatif. terhadap loyalitas nasabah
RESIKO DAN bank muamalat kota Bengkulu,
KUALITAS sedangkan resiko dan kualitas
LAYANAN layanan berpengaruh positif
TERHADAP dan signifikan terhadap
LOYALITAS loyalitas nasabah bank
NASABAH muamalat kota bengkulu. Hal
PENGGUNA ini dibuktikan dengan nilai
MOBILE BANKING signifikan variabel keamanan

30
31

(Studi pada Nasabah (x1) (sig) 0,053 > (ά) 0,05, dan
Bank Muamalat nilai variabel resiko dan
Cabang Kota kualitas layanan adalah (sig)
Bengkulu) 0,000 < (ά) 0,05 dan (sig)
0,006 < (ά) 0,05.

Berdasarkan tabel di atas, dapat deskripsikan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Faqih Afghani dan Emma Yulianti

tahun 2017 memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini.

Adapun persamaan penelitian Moh. Faqih Afghani dan Emma Yulianti

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti mengenai kepercayaan,

keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah terhadap adopsi atau

pemggunaan mobile banking serta sama-sama menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Sedangkan perbedaan penelitian Moh. Faqih

Afghani dan Emma Yulianti dengan penelitian ini adalah jika penelitian,

Moh. Faqih Afghani dan Emma Yulianti meneliti di Bank BRI Surabaya,

sedangkan penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Indonesia Kota

Langsa

2. Penelitian yang dilakukan oleh BQ. Elok Nirwana tahun 2021 memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaan

penelitian dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti kepercayaan,

keamananan, serta sama-sama meneliti metode penelitian kuantitatif.

Sedangkan perbedaan penelitian BQ. Elok Nirwana dengan penelitian ini

adalah jika penelitian BQ. Elok Nirwana meneliti di Bank NTB Syariah,

maka penelitian ini di Bank Syariah Indonesia Kota Langsa.


32

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lina Rizqia tahun 2019 meemiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaan

penelitian Lina Rizqia dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

mengenai kesadaran nasabah serta sama-sama menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Sedangkan perbedaan penelitian Lina Rizqia dengan

penelitian ini adalah jika penelitian Lina Rizqia meneliti terhadap minat

menabung mahasiswa penerima beasiswa BI UIN Walisingo, sedangkan

penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Indonesia Kota Langsa.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Wisda Dewi Sartika tahun 2016 memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaan

penelitian Wisda Dewi Sartika dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti mengenai kepercayaan, kemudahan dan persepsi resiko serta

sama-sama menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan perbedaan

penelitian Wisda Dewi Sartika dengan penelitian ini adalah jika penelitian

Wisda Dewi Sartika meneliti terhadap penggunaan e banking nasabah BRI

Surabaya, maka penelitian ini meneliti terhadap penggunaan mobile

banking di Kota Langsa.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Kasman tahun 2023 memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaan

penelitian Indah dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

mengenai kepercayaan, risiko terhadap mobile banking. Sedangkan

perbedaan penelitian Indah dengan penelitian ini adalah jika penelitian

Indah meneliti terhadap minat nasabah menggunkan mobile banking di


33

PT. BNI di Lubuk Alung, maka penelitian ini meneliti terhadap

penggunaan mobile banking di Kota Langsa.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Esi Arliyani dan Rahmanita Vidyasari tahun

2022 memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun

persamaan penelitian Esi Arliyani dan Rahmanita Vidyasari dengan

penelitian ini adalah sama-sama menenliti mengenai variabel persepsi dan

resiko serta sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Sedangkan perbedaan penelitian Esi Arliyani dan Rahmanita Vidyasari

dengan penelitian ini adalah penelitian Tirsa meneliti terhadap keputusan

penggunaan antara Kartu ATM dan Cardless Mobile Banking BCA,

sedangkan penelitian ini meneliti terhadap penggunaan mobile banking di

Kota Langsa.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha Oktavia Pranoto dan R.

Gunawan Setianegara tahun 2020 memiliki persamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini. Adapun persamaan penelitian Margaretha Oktavia

Pranoto dan R. Gunawan Setianegara dengan penelitian ini adalah sama-

sama meneliti mengenai variabel persepsi, keamanan dan mobile nanking

serta sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sedangkan

perbedaan penelitian Margaretha Oktavia Pranoto dan R. Gunawan

Setianegara dengan penelitian ini adalah persepsi manfaat, persepsi

kemudahan dan keamanan, penelitian, sedangkan penelitian ini meneliti

mengenai kepercayaan, keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah.


34

8. Penelitian yang dilakukan oleh Jhon Fernos dan Mairizal Alfadino tahun

2021 memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun

persamaan penelitian Jhon dan Mairizal dengan penelitian ini adalah sama-

sama menggunakan variabel kepercayaan dan penggunaan mobile banking

serta sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun

perbedaan penelitian Jhon dan Mairizal dengan penelitian ini adalah

penelitian Jhon dan Mairizal meneliti penggunaan mobile banking di PT.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat Cabang Kota Baru, sedangkan

penelitian ini meneliti terhadap penggunaan mobile banking di Kota

Langsa.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Fakhrurozi tahun 2018 memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaan

penelitian Akhmad Fakhrurozi dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti mengenai penggunaan mobile banking dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kauntitatif. Adapun perbedaan penelitian

Akhmad Fakhrurozi dengan penelitian ini adalah penelitian Akhmad

Fakhrurozi meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat

menggunakan mobile banking, sedangkan penelitian ini meneliti mengenai

pengaruh kepercayaan, keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah

terhadap penggunaan mobile banking.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Jasmiko Hendri tahun 2020 memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaan

penelitian Jasmiko Hendri dengan penelitian ini sama-sama meneliti


35

menegenai keamanan, resiko terhadap penggunaan mobile banking serta

sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun perbedaan

penelitian Jasmiko Hendri dengan penelitian ini adalah penelitian Jasmiko

Hendri meneliti mengenai variabel kualitas pelayanan, sedangkan penelitian

ini meneliti mengenai kesadaran nasabah.

2.7 Kerangka Berfikir

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :

Kepercayaan (X1)

Keamanan (X2) Adopsi Mobile


Banking (Y)

Persepsi Risiko (X3)

Kesadaran Nasabah (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Deskripsikan kerangkan berpikir di atas………

2.8 Hipotesis Penelitian


36

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus

dilakukan pengujian.45 Hipotesis penelitian ini dinyatakan baik secara parsial

maupun simultan. Adapun hipotesis penelitian secara parsial dan simultan adalah

sebagai berikut:

H01: Kepercayaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

Ha1: Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan mobile

banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

H02: Keamanan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

Ha2: Keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan mobile

banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

H03: Persepsi Risiko tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penggunaan mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

Ha3: Persepsi Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

H04: Kesadaran nasabah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penggunaan mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

Ha4: Kesadaran nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

H05: Kepercayaan, keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah secara

simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan


45
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 13.
37

mobile banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.

Ha5: Kepercayaan, keamanan, persepsi risiko dan kesadaran nasabah secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan mobile

banking Bank Syariah Indonesia di Kota Langsa.


38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan data-data yang bersifat angka-

angka statistik yang dapat dikuantifikasi yang digunakan untuk meneliti objek,

populasi/sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang ditetapkan. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan,

data yang dikumpulkan dan sumber data yang dibutuhkan serta alat pengumpul

data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.46

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana proses penelitian itu

dilakukan.47 Dalam memilih lokasi penelitian harus didasari pertimbangan yang

baik agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat atau sesuai

dengan tujuan penelitian. Adapun lokasi penelitian pada penelitian ini dilakukan

di Bank Syariah Kota Langsa. Waktu penelitian direncanakan akan dilakukan

pada bulan November 2023.

46
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal: 13.
47
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi
Aksara,2008),hal. 53

38
39

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti dalam suatu

penelitian.48 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga

merupakan sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. 49 Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh nasabah yang menggunakan mobile banking di Bank Syariah

Kota Langsa.50

Jumlah nasabah yang menggunakan mobile banking berapa…

3.3.2 Sampel

Jumlah Sampel berapa dan metode pengambilan sampel bagaimana…

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa

anggota populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak

memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada, sehingga dibentuk

sebuah perwakilan populasi. 51 Teknik sampling adalah teknik yang digunakan

untuk pengambilan sampel. Pada umumnya, teknik pengambilan sampel ada dua

metode yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang

48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka
Cipta,2010). hal. 130.
49
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2011), hal.93.
50
Dokumentasi PT.Pegadaian Syariah Cabang Kota Langsa Tahun 2021.
51 ?
Azhari Akmaltarigan, et.al., Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Ekonomi Islam,
(Medan: Wal Ashri Publishing, 2013), h.76.
40

sama kepada setiap anggota populasi yang terpilih menjadi sampel. Sedangkan

Non Probability adalah sampel yang dipilih secara acak. Oleh karena itu,

populasi yang dipilih secara kebetulan, dipilih tanpa perencanaan sebelumnya.

Pada penelitian ini, teknik sampel yang digunakan adalah non probability dengan

teknik yang diambil yaitu menggunakan Accidental Sampling. Menurut

Sugiyono, accidental sampling (random) adalah proses pemilihan responden

berdasarkan sampel yang peneliti temui secara kebetulan. Kemudian responden

yang dirasa cocok untuk digunakan sebagai sumber data. 52 Jadi, sampel yang

digunakan pada penelitian ini berjumlah 75 orang. Adapun alasan peneliti

memilih teknik accidental sampling pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Jumlah populasi atau jumlah pengguna mobile banking yang tidak

diketahui secara pasti berapa jumlahnya.

2. Peneliti memilih sampel yang dianggap mampu menjawab pertanyaan

angket secara tepat.

3. Proses dalam menentukan sampel lebih cepat dan tidak membutuhkan

waktu lama

4. Pengambilan sampel dilakukan dengan mudah dan lebih fleksibel.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan sata sekunder. Adapun penjelasan dari data primer dan data sekunder

adalah sebagai berikut:

52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h.72.
41

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang ada dalam penelitian

ini adalah data-data yang diperoleh dari kuesioner. Kuesioner akan

diberikan kepada nasabah pengguna mobile banking di Bank Syariah.

2. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari berbagai

studi pustaka, baik berupa buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang

ada hubungannya dengan materi kajian pada penelitian ini.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner dan dokumentasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-

masing instrumen penelitian.

1. Kuesioner atau Angket

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan apa yang

dibutuhkan kepada responden dengan harapan memberi pernyataan atau daftar

pertanyaan.53 Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mencari informasi yang

lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir jika

responden memberikan jawaban. Dalam penelitian ini bentuk kuesioner yang

digunakan adalah angket tertutup (angket berstruktur) yaitu angket yang disajikan

53
Soeratno dan Lincolin Arsyed, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2018), h. 91.
42

oleh peneliti dalam bentuk pilihan jawaban sehingga responden meminta untuk

memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.54

Dasar skala Likert yaitu variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif menjadi sangat

negatif. Dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk mengukur persepsi

responden digunakan Skala Likert pada penelitian ini menggunakan 5 angka

penelitian, yaitu:55

Sangat setuju diberi skor (5)

Setuju diberi skor (4)

Ragu-Ragu diberi skor (3)

Tidak Setuju diberi skor (2)

Sangat Tidak Setuju diberi skor (1)

2. Dokumentasi

Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan alat bantu berupa

kamera. Kamera yang ada digunakan untuk mengambil gambar yang ada di

lapangan. Gambar yang diambil bisa digunakan sebagai dokumentasi dalam

penelitian.56 Selain itu dokumentasi pada penelitian ini juga ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi: buku-buku yang

54
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 8.
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
142.
56 ?
Ibid.
43

relevan, jurnal, peraturan-peraturan, penelitian terdahulu yang relevan dan data

penelitian yang relevan pada penelitian.57

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan dan menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.58

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan

yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan

mengenai apa yang ingin diketahui.59 Penelitian kuantitatif juga merupakan

penelitian yang berdasarkan data-data yang bersifat angka-angka statistik yang

dapat dikuantifikasi yang digunakan untuk meneliti objek, populasi/sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

ditetapkan.60 Selain itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

57
Riduwan, Metode & Teknik Penyusunan Tesi, (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 105
58
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.335
59
Ary, et.al.,Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Surabaya:Usaha Nasional, 2013),
hal. 11
60
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 13.
44

sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.61

3.7.1 Uji Kualitas Data

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji ini merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

keabsahan suatu alat ukur. Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang

dibangun untuk mengukur suatu konsep adalah benar-benar dapat mengukur

konsep tersebut. Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar kuisioner pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. 62

Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada

objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Data yang valid berarti

data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Dalam penelitian ini, pengujian instrumen penelitian menggunakan

bantuan komputer program SPSS. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5% dari degree of freedom

(df)= n-2, dalam hal ini jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan

atau indikator tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya. Dalam hal ini digunakan

rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu dengan membandingkan hasil

koefisiensi korelasi rhitung dengan nilai kritis rtabel.63

61
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012),.hal. 144.
62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), hal. 89
63
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 142.
45

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus konsisten (reliabel).

Reliabel yaitu derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentu. 64Reliabilitas

merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel/handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha (0,6). Cronbach Alpha digunakan untuk mengetahui reliabilitas konsisten

inter item atau menguji kekonsistenan responden dalam merespon seluruh item.

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6.65

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka

teknik analisis data yang digunakan bertujuan untuk menguji apakah terdapat

pengaruh yang signifikan atau tidak antara komponen kepercayaan (X1) keamanan

(X2) persepsi risiko (X3) dan kesadaran nasabah (X4) terhadap keputusan adopsi

mobile banking (Y)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

64
Ibid., hal. 143
65
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19,
(Semarang:Badan Penerbit UNDIP, 2011), hal. 48.
46

Adapun uji asumsi klasik dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah

data yang digunakan telah memenuhi syarat ketentuan model regresi. Pengujian

asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas,

uji linearitas dan uji autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresivariabel independen dan variabel dependen memiliki

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat

diketahui dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik

atau histogram dari residualnya. Adapun ketentuannya dikatakan normal jika titik-

titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik data searah

mengikuti garis diagonal. Dalam penelitian ini dapat juga dilakukan dengan Uji

Kolmogrov-Smirnov Test yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel residu memiliki distribusi normal/tidak. Pedomannya jika nilai

Sig.< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan sebaliknya Sig.>0,05 maka

data berdistribusi normal.66

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel saling

berhubungan secara linear. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi

adalah tidak adanya multikolinieritas. Cara Uji multikolinearitas dapat dilihat dari

Variance Inflation Faktor (VIF) dan nilai tolerance. Kedua ukuran ini

66
Azuar Juliandi dan Irfan, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Bisnis,
(Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2013), hal. 169
47

menunjukkan sikap variabel independen manakah yang dijelaskan variabel

independen lainnya. Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance >0.1 dan nilai

VIF < 10. Jika nilai VIF dibawah 10 (VIF<10) berarti tidak terjadi

multikolineritas, sebaliknya jika nilai VIF diatas 10 (VIF>10) atau nilai tolerance

< 0,10 maka telah terjadi multikolinearitas.67

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang

tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika varians residualnya dari satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu

ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika scatterplot membentuk pola tertentu

hal ini menunjukkan adanya masalah heterokedastisitas pada model regresi yang

dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu

menunjukkan tidak terjadinya masalah heterokedastisitas pada model regresi yang

dibentuk.68

3.7.2.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas

dan variabel terikat mempunyai linear atau tidak. Dengan ketentuan jika koefisien

signifikansi > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa garis regresi berbentuk linear.
67
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit UNDIP, 2007), hal: 91
68 ?
Ibid,hal: 93
48

3.7.2.5 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan bagian dari uji asumsi klasik (normalitas,

multikolinearitas, linearitas dan heteroskedastisitas) dalam analisis regresi linear

sederhana maupun berganda. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganngu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi

maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari gejala autokorelasi.69

3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Analisis

regresi linear berganda merupakan sebuah teknik yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan dari satu/dua variabel bebas dan variabel terikat serta

bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen, baik

secara simultan maupun parsial. Model analisis yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan perhitungan software SPSS, dengan rumus:70

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :
Y = Penggunaan mobile banking (Variabel Terikat)
X1 = Kepercayaan (Variabel Bebas)
X2 = Keamanan (Variabel Bebas)
X3 = Persepsi risiko (Variabel Bebas)
X4 = Kesadaran nasabah (Variabel Bebas)
b0 = Konstanta
b1, b2, b3 =

69
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit UNDIP, 2005). hal. 117.
70 ?
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistika Parametrik, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2000), hal. 212
49

e = Error Term

3.7.4 Uji Hipotesis

Selanjutnya hasil dari persamaan regresi diinterpretasikan untuk

mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi jika terjadi perubahan terhadap

variabel terikat.

3.7.4.1 Uji T (Uji Parsial)

Uji parsial digunakan untuk menunjukkan sebarapa jauh satu variabel

independen secara individu (parsial) dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Proses pengambilan kesimpulan adalah dengan melihat nilai

signifikansi yang dibandingkan dengan nilai α (5%). Dimana hipotesis yang

digunakan sebagai berikut:71 Nilai kepuasan berdasarkan nilai probabilitas:

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung :

1. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak Ha diterima (signifikan).

2. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima Ha ditolak (tidak signifikan).

3.7.4.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F digunakan pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan

apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria dari uji ini

dengan cara melihat nilai sig. Jika nilai sig <0,05 maka variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dalam hipotesis yang

digunakan sebagai berikut, dimana kriterianya :72

71
Sujarweni, V. Wiratma dan Poly Endrayanto, Statistik Untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), hal. 93
72
Ibid, hal. 95
50

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Fhitung :

1. Jika Fhitung> ttabel maka H0 ditolak Ha diterima (signifikan).

2. Jika Fhitung<ttabel maka H0 ditolak Ha ditolak (tidak signifikan).

3.7.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien ini antara 0 dan

1. Jika hasil lebih mendekati angka 0 maka kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika mendekati

angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.73

73
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS19,...., hal. 87

Anda mungkin juga menyukai