Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP PENDAPATAN

ASLI DAERAH SEMUA PROVINSI DIWILAYAH INDONESIA

Verliani Dasmaran
(Dosen Program Studi Akuntansi–FE Universitas Math’laul Anwar Banten)
Email : eeytea@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the research is to know how the impact of unemployment and inflation
on the income of the original region that occurred in 34 provinces in the region of
Indonesia 2016 case study, data collection related to unemployment, and Inflation
and Revenue Original obtained from BPS of each province, which is used to
determine the dependent variable in influencing the independent variable is multiple
regression analysis. And first tested the classical assumption that is test of normality,
heterokedasitas and multikolinieritas and result of research that data free from
classical assumption, then use regression test, correlation and determination is used
to know the result of hypothesis simultaneously between independent variable to
dependent variable, partial The results can be concluded Unemployment variables
have a negative effect on Local Revenue and Inflation does not have a significant
effect on Local Revenue, as well as simultaneously unemployment and Inflation has
no significant effect.

Keywords: Unemployment, Inflation, Local Original Income (PAD)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana dampak dari pengangguran
dan inflasi terhadap pendapatan Asli daerah yang terjadi pada 34 provinsi diwilayah
Indonesia studi kasus 2016, Pengumpulan data yang berkaitan dengan pengangguran,
dan Inflasi serta Pendapatan Asli Daerah di peroleh dari BPS masing masing
provinsi, adapun teknik yang digunakan untuk mengetahui variabel terikat di
pengaruhi variabel bebas yaitu analisis regresi berganda. Dan terlebih dahulu diuji
asumsi klasik yaitu uji normalitas, heterokedasitas dan multikolinieritas dan hasil
penelitian bahwa data terbebasdari asumsi klasik, selanjutnya mengunakan uji regresi,
korelasi dan determinasi digunakan untuk mengetahui hasil hipotesis secara simultan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat, Sedangkan uji t digunakan pengujian
secara parsial Hasil penelitian dapat disimpulaka variabel Pengangguran berpengaruh
negatif terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah, begitupula secara simultan pengangguran dan
Inflasi tidak berpengaruh signifikan
.
Kata kunci : Pengangguran, Inflasi, Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 1


A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Hingga juli 2017 penduduk Indonesia mencapai 262 juta lebih, dibanten
sendiri berdasarkan BPS tahun 2016 mencapai 1,263 juta jiwa dan menurut
survey BPS Banten agustus 2017 angka pengangguran terbuka 9,28% dan
pertumbuhan ekonomi mencapai 5,26% berkurang dari tahun sebelumnya dilihat
dari data jelas bagaimana masyarakat banten membangun perekonomian dan
wilayah agar menjadikan masyarakatnya lebih mandiri dan income percapita
meningkat begitu juga dengan PAD ( Pendapatan Asli daerah) bisa meningkat
terus.
Indonesia menjadi peringkat ke 7 seasia tenggara dengan nilai GDP
perkapita $ 11700 dan peringkat ke 130 didunia tertinggal dari Negara Malaysia
dan Thailand, bila ditingkat nasional indikator GDP sebagai tingkat kemakmuran
dan dilingkungan wilayah yang menjadi indikator kemampuan daerah adalah
Pendapatan Asli Daerah. Indonesia memiliki peringkat 3 di asia tenggara
mengenai pengangguran dan terkenal dengan Negara yang jumlah penduduknya
besar tetapi ironisnya tidak searah dengan Gross Domestik Produk (GDP)
idealnya semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar kemungkinan
GDP yang diperoleh tetapi realitanya jumlah penduduk besar tidak dapat
mendongkrak nilai GDP yang besar hal ini menjadi suatu permasalahan yang
penting untuk diketahui sehingga Negara indonesia bisa melaju kearah yang
lebih baik
Inflasi adalah suatu kondisi perekonomian yang sering diartikan negatif
bagi masyarakat karena selalu ditandai dengan meningkatnya harga harga yang
terjadi dipasar sehingga inflasi dapat didefinisikan suatu proses meningkatnya
harga secara umum dan terus menerus ( continue) berkaitan dengan mekanisme
pasar, banyak faktor yang menjadi penyebab dari terjadinya inflasi antara lain
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas dipasar dan
memicu konsumsi masyarakat meningkat bahkan dapat berdampak pada
spekulasi. Prof. Firmanzah., PhD berpendepat Terlalu rendah angka inflasi tentu
tidak baik bagi perekonomian, namun terlalu tinggi juga akan membahayakan.
Hal inilah yang saat ini menjadi tantangan setiap otoritas di banyak Negara,
sehingga dapat dikatakan bahwa inflasi memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan ekonomi tetapi dalam angka tertentu menjadi kriteria aman dan
rasio yang lebih besar akan berdamfak negatif terhadap perekonomian.
Dari permasalahan diatas maka penulis tertarik utnuk meneliti bagaimana
“Dampak pengangguran dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah”

Masalah Penelitian

Dari uraian permasalahan diatas penulis membuat pertanyaan penelitian


menjadi 2 hal yaitu

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 2


1. Bagaimana Dampak pengangguran terhadap Pendapatan Asli Daerah?
2. Bagaimana Dampak Inflasi terhadap pendapat Asli Daerah?
3. Bagaimana Dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli
Daeran?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana dampak penganguran dan


inflasi dapat berpengaruh terhadap pendapatan asli Daerah

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya tentang Pengaruh Pengangguran dan Inflasi
terhadap PAD
2. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan Peningkatan
PAD Seluruh provinsi diindonesia
3. Menambah wawasan bagi seluruh masyarakat tentang Tingkat
pengangguran, inflasi dan PAD
b. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
pengangguran, inflasi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari
sebab masalah atau kegagalan mengenai Pengangguran, Inflasi dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dengan demikian akan memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut
3. Sebagai referensi bagi pemecahan permasalahan yang relevan dengan
penelitian ini.
.
B. KERANGKA TEORITIS

Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang
tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah
SD, SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno :


Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 3


Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak :
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang
tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

Inflasi
Teori Keynes menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat
cenderung ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini
ditunjukkan oleh permintaan masyarakat akan barang-barang yang melebihi
jumlah barang- barang yang tersedia. Hal ini menimbulkan inflationary gap.
pemikiran Keynes tentang inflasi dapat dirumuskan menjadi : Inflasi = f(jumlah
uang beredar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, investasi)

Teori inflasi Moneterisme berpendapat bahwa, inflasi timbul disebabkan


oleh kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang
beredar di masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat
akan menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil.
Menurut golongan moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan
menghilangkan kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang
bersifat kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta
penghapusan terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing. Sehingga teori inflasi
menurut Moneterisme dapat dinotasikan sebagai berikut :
Inflasi = f(kebijakan moneter ekspansif, kebijakan fiskal ekspansif)

Pendapatan Asli Daerah


Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah
Pasal 1 angka 18 bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD
adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli daerah
(PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah
daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan
usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah”.

Penelitian Terdahulu
Tahun Judul Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian
2014 Analisis Iwan Uji Asumsi Klasik terdapat uji 1. PDRB Konstan
Pengaruh PDRB, Susanto Normalitas, Uji mempunyai
Penduduk, dan Multikolinearitas, Uji pengaruh positif
Inflasi Terhadap Autokorelasi, dan Uji terhadap
Pendapatan Asli Heterokedastisitas. Dalam peningkatan

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 4


Daerah (PAD) penelitian ini metode analisis pendapatan asli
(Studi Kasus Kota data menggunakan regresi daerah Kota
Malang Tahun linear berganda Uji Hipotesis Malang,
1998 – 2012) untuk menguji pengaruh 2. Penduduk Kota
secara simultan anatara Malang
variabel bebas terhadap berpengaruh
variabel terikat maka signifikan
diperlukan uji F, sedangkan 3. UMK (Upah
untuk mengetahui pengaruh Minimum Kerja )
per variabel dilakukan Kota Malang selalu
pengujian parsial yang mengalami
menggunakan uji t dan Uji peningkatan setiap
Koefesien Determinasi (R²) tahunnya, juga
akan mengalami
dampak postif
terhadap perolehan
pendapatan asli
daerah yang
berupa menaikkan
tingkat pajak dan
retribusi di Kota
Malang yang telah
ditentukan oleh
pemerintah daerah
.
2012 PENGARUH Rovia Uji Asumsi Klasik terdapat uji  variabel
PENGANGGURA Nugrahani Normalitas, Uji pengangguran
N DAN INFLASI Pramesthi Multikolinearitas, Uji berpengaruh
TERHADAP Autokorelasi, dan Uji signifikan terhadap
PERTUMBUHAN Heterokedastisitas. Dalam pertumbuhan
EKONOMI DI penelitian ini metode analisis ekonomi di
KABUPATEN data menggunakan regresi Kabupaten
TRENGGALE linear berganda Uji Hipotesis Trenggalek.
untuk menguji pengaruh  inflasi berpengaruh
secara simultan anatara signifikan terhadap
variabel bebas terhadap 14 pertumbuhan
variabel terikat maka ekonomi di
diperlukan uji F, sedangkan Kabupaten
untuk mengetahui pengaruh Trenggalek.
per variabel dilakukan  pengangguran dan
pengujian parsial yang inflasi berpengaruh
menggunakan uji t dan Uji signifikan terhadap
Koefesien Determinasi (R²) pertumbuhan
Olah data dibanti softwere

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 5


Eviews 7 ekonomi di
Kabupaten
Trenggalek pada
tahun 2002-2011.
2010 Threshold Alexander memperkenalkan model menyatakan bahwa
effects of Bick ambang panel umum dengan terjadi hubungan
inflation on memungkinkan penyadapan yang signifikan antara
economic rezim. Penerapan empiris inflasi dengan
growth in terhadap hubungan antara pertumbuhan
developing inflasi dan pertumbuhan ekonomi
countries menegaskan bahwa bias
variabel yang diabaikan dari
model ambang panel standar
secara statistik dan ekonomi
signifikan.
memperkenalkan model
ambang panel umum dengan
memungkinkan penyadapan
rezim. Penerapan empiris
terhadap hubungan antara
inflasi dan pertumbuhan
menegaskan bahwa bias
variabel yang diabaikan dari
model ambang panel standar
secara statistik dan ekonomi
signifikan.

Perumusan Hipotesa

Pengaruh Penganguran terhadap Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah diapakai sebagai tolak ukur kemandirian daerah,
dilihat dari sumbernya PAD diperoleh dari pajak daerah, hasil retribusi daerah,
hasil perusahaan milik daerah. Dan hasil Pengelolaan Kekayaan daerah lainnya
yang dipisahkan dan pendapatn daerah lainnya yang dipisahkan, menurut (
kuncoro, 2014) PAD mencerminkan local taxing power yang cukup sebagai
Necessary Condition bagi terwujudnya Ekonomi yang bagus. Pengaruh
pengangguran terhadap perekonomian dan kondisi social yaitu menurunkan
pendapatan masyarakat, menurunkan tingkat investasi modal, menurunkan
penerimaan pemerintah, menurunkan keterampilan masyarakat dan
meningkatkan biaya social dengan adanya dampak tersebut besar kemungkinan

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 6


berpengaruh terhadap PAD pada daerah masing masing yang tersebar diwilayah
Indonesia, Amir (2007) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Inflasi dan Pertumbuhan Terhadap Pengangguran di Indonesia Pada Tahun 1980-
2005”. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang nyata
antara inflasi dengan pengangguran tetapi pertumbuhan ekonomi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap pengangguran di Indonesia. Nurbaeti (2013) Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah baik secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap IPM ( Index pertumbuhan Manusia), sehingga Penulis
tertarik mengambil hipotesis:
H1 : Pengangguran berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pengaruh yang signifkan Inflasi terhadap PAD


Indikator Inflasi bisanya dilihat dari kenaikan harga tetapi inflasi tidak selalu
berdampak negatif, terutama jika terjadi inflasi ringan, inflasi ringan jika inflasi
kurang dari 2 digit atau dibawah 10% inflasi ringan justru dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi, karena bisa member semangat pada pengusaha, untuk
lebih memperluas produksi. Pengusaha bersemangat memperluas produksi,
karena dengan kenaikan harga yang terjadi mereka mendapat lebih banyak
keuntungan. Selain itu, perluasan produksi memberi dampak positif lain berupa
penyediaan lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif jika sudah di
atas 10%. Iwan susanto ( 2013 ) Inflasi mempunyai nilai yang tidak signifikan
atau hanya mempunyai pengaruh rendah terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) karena Inflasi merupakan dampak pergerakan ekonomi secara positif
ataupun negative, dengan demikian penulis mengambil hipotesis
H2 : Terdapat Pengaruh yang Signifikan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
(PAD)

Pengaruh Yang signifikan Pengangguran dan inflasi secara simultan


Dalam teori Inflasi A.W Phillips menemukan hubungan erat antara tingkat
pengangguran dengan tingkat perubahan nominal, hasil pengolahan data empiric
perekonomian inggris 1861-1957, kurva yang menggambarkan hubungan
diantara dan tingkat pengangguran yang disebut dengan kurva Phillips, yang
sdigunakan untuk mengukur inflasi, untuk mengetahui sejauh mana kedua
variable pengangguran dan inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan
hipotesis
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan Pengangguran dan Inflasi secara
simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

C. METODE PENELITIAN

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 7


Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif artinya
penelitian ini bertujuan menghimpun informasi awal yang akan membantu upaya
menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis. Kemudian uji hipotesis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel dependen atau
variable terikat adalah Pendapatan Asli daerah (PAD) sedangkan variabel
independen atau variable Bebas adalah pengangguran dan inflasi di 34 Provinsi
diindonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah data pengangguran, Inflasi dan
Pendapatan Asli Daerah 34 Provinsi diindonesia. Sedangkan Sampel dalam
penelitian ini adalah data mengenai pengangguran, inflasi, dan Pendapatan Asli
daerah Pada 34 Provinsi (Sampel Sensus ) Pada tahun 2016 dari Badan Pusat
Statistik (BPS). Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data suatu objek yang kemudian digunakan untuk menyusun
hasil penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
Sekunder.
Data sekunder merupakan metode pengumpulan data yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Frekuensi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross
section. Pengambilan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini
bersumber dari luar yaitu badan yang bertugas mengumpulkan data yang relevan
dalam berbagai masalah. Data sekunder yang diperoleh berupa dokumen, yaitu
dari BPS (Badan Pusat Statistik). Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data jumlah pengangguran, inflasi danPendapatan Asli daerah 34 Provinsi
diindonesia.
Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi
klasik meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji
regresi berganda dimana bertujuan untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya
variabel bebas terhadap variabel terikat dan seberapa besar pengaruhnya dengan
tingkat signifikansi sebesar 5 persen (α = 5%). Formula regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Y = a + β1X1 + β2X2 + e1
Dimana:
Y : Pendapatan Asli Daerah
a : konstanta
β1,2 : Koefisien Regresi
X1 : Pengangguran X2 : Inflasi
e1 : variabel error Model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang
harus
dipenuhi untuk menghasilkan estimasi

Tabel 1
Operasionalisasi Variabel

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 8


Variabel Definisi variabel Indikator Skala
Variabel Pengangguran adalah orang yang Jumlah Rasio
Independen X1 tidak bekerja, sedang mencari Penganggurantahun
(Pengangguran) pekerjaan, mempersiapkan suatu 2016pada Laporan
usaha baru, dan tidak mencari BPS 34 Provinsi di
pekerjaan karena merasa tidak wilayah Indonesia
mungkin mendapatkan
pekerjaan.
Variable suatu proses meningkatnya Tingkat Inflasi rasio
Independen harga-harga secara umum dan tahun 2016 pada
X2 terus-menerus (continue) Laporan BPS 34
(Inflasi) berkaitan dengan mekanisme Provinsi di wilayah
pasar yang dapat disebabkan oleh Indonesia
berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang
Variabel Penerimaan yang Jumlah PAD tahun rasio
dependent diperoleh daerah dari sumber- 2016 pada Laporan
Y sumber dalam wilayahnya sendiri BPS 34 Provinsi di
Pendapatan Asli yang dipungut berdasarkan wilayah Indonesia
Daerah (PAD) PeraturanDaerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku (Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum menguji Hipotesis, penulis menggunakan uji asumsi klasik dengan
tujuan untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan
memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. menguji hipotesis
dibantu alat bantu dalam proses pengolahan data yaitu dengan SPSS versi 20 uji
asumsi klasik terdiri dari uji Normalitas, uji Multikolinieritas, Uji
heterokedasitas.

Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah,sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 9


tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Tujaunnya dalam penelitian ini untuk
menentukan data yang digunakan dalam penelitian ini berdistri normal atau
tidak,uji normalitas dapat terlihat pada tabel 2

Tabel 2
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 34

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation .83908273
Absolute .153
Most Extreme Differences Positive .153
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z .893
Asymp. Sig. (2-tailed) .403
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dilihat dari nilai Asymp sig 0,403 > 0,05 tingkat signifikansi sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukkan adanya korelasi
atau hubungan kuat antara dua variabel bebas atau lebih dalam sebuah model
regresi berganda. Dalam situasi terjadi multikolinearitas dalam sebuah model
regresi berganda, maka nilai koefisien beta dari sebuah variabel bebas atau
variabel predictor dapat berubah secara dramatis apabila ada penambahan atau
pengurangan variabel bebas di dalam model. Oleh karena itu, multikolinearitas
tidak mengurangi kekuatan prediksi secara simultan, namun mempengaruhi nilai
prediksi dari sebuah variabel bebas. Nilai prediksi sebuah variabel bebas disini
adalah koefisien beta. Oleh karena itu, sering kali kita bisa mendeteksi adanya
multikolinearitas dengan adanya nilai standar error yang besar dari sebuah
variabel bebas dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji multikolinieritas
tergambar pada tabel 3.

Tabel 3
Tabel Multikolinieritas
Correlations

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 10


log_pad log_penganggur inflasi
an
log_pad 1.000 .364 .016
Pearson Correlation log_pengangguran .364 1.000 -.018
Inflasi .016 -.018 1.000
U
j log_pad . .017 .465
i Sig. (1-tailed) log_pengangguran .017 . .459
M Inflasi .465 .459 .
u log_pad 34 34 34
l
N log_pengangguran 34 34 34
t
i Inflasi 34 34 34
kolinieritas dapat dilihat dari nilai korelasi semua variable Pad nilai korelasinya
0,016 < 0,8 maka nilai korelasi pengangguran 0,364< 0,8 dan nilai korelasi
inflasi 0.018< 0,8 atau semua nilai korelasi setiap variable <0,08 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat multikol pada data semua variable penelitian

Uji Heterokedasitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
gejalaheteroskedastisitas table 4 menunjukan uji heterokedasitas dengan uji
Gletser.

Tabel 4.
Uji Heterokedasitas
a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) .179 .734 .244 .809

1 log_pengangguran -.011 .143 .013 .078 .938


Inflasi .105 .056 .321 1.888 .068
a. Dependent Variable: res2
Dari tabel diatas dapat niliht Nilai signifikansi semua variable >0,05 atau
variabel pengangguran 0,938>0,05 dan variable inflasi 0,068> 0,05 sehingga
dapat di simpulkan bahwa semua terbebas dari heterokedasitas.

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 11


Uji Regresi
Analisis regresi adalah. Amalisis digunakan melakukan prediksi dan ramalan,
dengan penggunaan yang saling berpengaruh antar variabel. Analisis ini juga
digunakan untuk memahami variabel bebas mana saja yang berhubungan dengan
variabel terikat, dan untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungan tersebut. Dalam
penelitian ini uji regresi digambarkan dalam tabel 5

Tabel 5
Uji Regresi
a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta

(Constant) 9.994 1.086 9.199 .000

1 log_pengangguran -.461 .212 .365 2.180 .037


Inflasi .011 .083 .022 .134 .895

a. Dependent Variable: log_pad

Tabel diatas maka dapat dilihat persamaan regresi kedalamam persamaan


dibawah ini:
Y=9,994-0,461x2+0,011x2 maka dari persaam tersebut dapat disimpulkan bahwa
:
 Nilai konstanta sebesar 9,994 artinya jika pengangguran di 34 provinsi tidak
ada dan inflasi tidak terjadi makan Pendapatan Asli Daerah diseluruh
provinsi diwilayah Indonesia sebesar 9,994
 Nilai -0,461 x1 artinya jika pengangguran meningkat sebesar 1% maka
Pendapatan Asli Daerah akan menurun sebesar 0,46 %
 Nilai 0,011 x2 artinya jika inflasi naik 1% maka Pendapatan Asli Daerah
akan meningkat sebsar 0,011 %

Korelasi
Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment merupakan
alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan)
dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio. KPM dikembangkan oleh
Karl Pearson (Hasan, 1999). Tujuan dari korelasi untuk mengetahui keeratan
hubungna dari setiap variable independen ter variable terikat dalam penelitian ini
tergambar pada tabel 6

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 12


Tabel 6

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 .365 .133 .077 .86573
a. Predictors: (Constant), inflasi, log_pengangguran
b. Dependent Variable: log_pad

Dari tabel.6 dapat dilihat nilai R ( Korelasi ) Sebesar 0,365 artinya keeratan
hubungan pengangguran dan inflasi rendah jika dilihat dari table interprestasi
nilai r dibawah ini

Tabel7
Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber :Riduwan ( 2012 : 228 )

Koefisien Determinasi
Makna Koefisien Determinasi [Adjusted R Square] dalam Analisis. dapat
digunakan untuk memprediksi kontribusi pengaruh variabel Pengangguran dan
Inflasi terhadap variabel Pendapatan Asli daerah. Arti Koefisien Determinasi R2
Uji Regresi Linear berganda dengan SPSS. maka pengaruh tersebut akan
semakin kuat. jika nilai R Square semakin mendekati 1.
Dalam penelitian ini penulis menjelaskan Koefisien determinasi pada
table.6 diatas di peroleh Adjusted R square sebesar 0,077 artinya pengangguran
dan inflasi memberikan kontribusi sebesar 7,7 % terhadap pendapatan Asli
daerah dan sisanya sebesar 82,3% dijelaskan oleh variable lain yang tidak diteliti
oleh penulis (omitted Variabel)

Uji Hipotesis
Untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan pengujian hipotesis yang
ada pada penelitian ini perlu dilakukan analisis statistik terhadap data yang telah
diperoleh. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda. Di bawah ini akan dibahas hasil analisi regresi berganda
menggunakan uji t dan analisis regresi berganda menggunakan uji F yang

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 13


dilakukan dengan bantuan program SPSS 20. Hasil pengujian hipotesis
menggunakan teknik analisis regresi dijelaskan pada tabel .5
Uji t (Secara parsial) digunakan untuk menguji hubungan variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dengan kriteria pengujian pada
tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% (α = 5%), sebagai berikut:
1) Jika T hitung > T table Maka Ho Ditolak dan Ha Diterima
2) Jika T hitung < T table Maka Ho Diterima dan Ha ditolak
Untuk kaidah hipotesis penulis mengambil H0 dan Ha sebagai Berikut
H0 : Tidak terdapat Pengaruh yang signifikan variable x ( pengangguran, Inflasi
) terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD)
Ha : Terdapat Pengaruh yang signifikan variable x ( pengangguran, Inflasi )
terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD)
 Nilai t hitung pada variable pengangguran 2,180 dan t tabel 2,039 maka t
hitung > dari t table maka hipotesis diterima bahwa pengangguran
berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
 Nilai t hitung pada variable inflasi 0,037 sedangkan t table 2,039 maka
thirung<t tabel artinya hipotesis ditolak atau tidak terdapat pengaruh
signifikan inflasi terhadap PAD

Untuk uji Simultan penulis menggunakan Uji F yaitu membandingkan nilai


F hitung dengan F table, uji F digambarkan pada tabel 8

Table.8
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 3.568 2 1.784 2.380 .109
1 Residual 23.234 31 .749

Total 26.802 33
a. Dependent Variable: log_pad
b. Predictors: (Constant), inflasi, log_pengangguran

Dari tabel diatas diperoleh nilai tabel F hitung sebesar 2,380 dan F tabel
diperoleh dengan 3,30 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Pengangguran dan inflasi tidak berpengaruh secara simultan karena F hitung >
F tabel.

E. KESIMPULAN DANSARAN

Dari pemaparan diatas maka penulis dapat menyimpulkan ;

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 14


1. Pengangguran Berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah semakin besar angka penganguran di setiap provinsi
diwilayah indonesia maka semakin berkurangnya Pendapatan Asli Daerah (
PAD) hal ini sependapat dengan hasil penelitian Rovia Nugrahani
Pramesthi (2012) bahwa pengangguran berdapak negative terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
padahal inflasi yang bagus adalah inflasi yang dibawah 10% dan realita
data membuktikan bahwa tingkat inflasi seluruh provinsi diwilayah
indonesia berkisar dibawah 10 % seharusnya inflasi tersebut menandakan
pertumbuhan ekonomi tetapi hal tersebut tidak dapat membuktikan bahwa
inflasi berpengaruh terhadap PAD karena inflasi tidak berpengaruh secara
langsung terhadap PAD, PAD dipengaruhi secara langsung oleh kebijakan
Otonomi daerah, dana perimbangan keuangan, Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum, Dana alokasi khusus, pajak daerah, retribusi daerah,
belanja daerah hal ini yang menyebabkan inflasi tidak berpengaruh
signifikan
3. Pengangguran dan inflasi tidak berpengaruh secara simultan karena F
hitung > F tabel. Hasil penelitian membuktikan inflasi tidak berpengaruh
secara parsial ataupun simultan

Saran yang usulkan yaitu


1. Pengangguran terbuka harus diperkecil angkanya agar PAD bertambah, hal
ini dapat dilakukan membuka lapangan kerja baru dengan cara bekerja
sama dengan investor membangun pabrik atau sejenisnya yang dapat
menyerap banyak tenaga kerja sehingga orang banten tidak banyak yang
harus bulak balik Jakarta untuk mencari pekerjaan
2. Pembangunan sector usaha bertempat tidak dipusat kota seperti serang tapi
didaerah pelosok seperti pandeglang dan lebak sehingga pemerataan PAD
diseluruh wilayah dapat terwujud
3. Dengan bertambahnya income perkapita, akan bertambah mendorong
inflasi keangka yang lebih terkendali sebagai indikator pertumbuhan
ekonomi

F. DAFTARPUSTAKA
Arif Eka Atmaja (2011) Analisis faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Semarang
Boediono, (2012.) Teori Pertumbuhan Ekonomi Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
BPS, (2016) Banten Dalam Angka
Ghozali Imam ( 2006 ) ,Analisis Multivariante; UGM

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 15


Gujarati,Basic Econometrics edisi 4 ( McGraw-Hill, 2003)
Indra Randy Weley, Anderson Guntur Kumenaung, Jacline Sumual ( )
Analisis pengaruh Inflasi Dan Produk Domestik Regional Bruto (
PDRB) terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado
Putri Ambar (2014) Analisis Pengaruh Pdrb, Pengeluaran Pemerintah, Inflasi
Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) 33
Provinsi Di Indonesia
Rovi Nugrahani Pramesthi (2012) Pengaruh Pengangguran Dan Inflasi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Dikabupaten Trenggalek
Siti Nurul Afiyah (2010) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Laju Inflasi
terhadap Produk Domestik Regional Bruto tahun 1998 – 2008
Sukirno, Sadono.( 2000.) Makro Ekonomi Modern. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada. W
Tri Cahyono (2002) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi PAD
Kabupaten Karanganyar periode 1990-2002

Jurnal Ekonomika@ Edisi ke-10 – Universitas Math’laul Anwar Banten Page 16

Anda mungkin juga menyukai