Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

DAMPAK UPAH MINIMUM TERHADAP PENGANGGURAN DI

KECAMATAN MURUNG

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh :

Asril Ami Mahendra

1810311310050

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKNOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang masuk dalam kategori negara
berkembang, dimana negara ini memiliki sumber daya alam yang kaya dan
memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Selain itu, luas wilayah yang
sangat luas terdiri dari beribu-ribu pulau baik yang berpenghuni maupun tidak
berpenghuni. indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penduduk
ke-empat terbesar di dunia. Jumlah penduduk yang melimpah ini merupakan
modal yang besar untuk pembangunan ekonomi namun jiakdengan jumlah
penduduk yang besar hal ini akan menjadi jaminan bagi proses produksi
(Pamungkas dan Suman, 2016).
Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan modal dasar dalam
pembangunan nasional. Pengelolaan jumlah penduduk yang tidak tepat akan
menimbulkan masalah kependudukan terutama di bidang ketenagakerjaan
(Effendy, 2019) Lapangan pekerjaan yang ada belum mampu mencukupi
kebutuhan pekerjaan sehingga timbul masalah pengangguran.
Dalam pembangunan ekonomi di negara berkembang pengangguran yang
semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah rumit dan lebih serius.
Keadaan di negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukkan
bahwa pembangunan ekonomi tidak sanggup menciptakan kesempatan kerja yang
lebih cepat dari pertambahan penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk akan
selalu diwarnai dengan munculnya masalah-masalah akibat kehidupan penduduk
yang dinamis.
Pengangguran adalah kegiatan seseorang yang sedang tidak bekerja dan
pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan seperti mereka yang
belum pernah bekerja dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, mereka
yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan bekerja
dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan (Badan Pusat Statistik, 2015).
Permasalahan jumlah pengangguran merupakan permasalahan yang
sampai saat ini belum bisa diatasi baik oleh pemerintah pusat pada umumnya dan
pemerintah daerah pada khususnya. Pengangguran adalah angkatan kerja yang
sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, atau sudah memiliki pekerjaan tapi
belum mulai bekerja (Hussmanns et al. 1990). Berbagai cara Semakin maraknya
pertumbuan penduduk di suatu wilayah maka akan semakin banyak pula
masyarakat yang menganggur atau tidak punya pekerjaan karena lapangan kerja
yang tercipta tidak memenuhi syarat untuk jumlah penduduk yang bertambah tiap
tahunnya (Subandi, 2011). Konsep standar angkatan kerja dan tingkat pertisipasi
adalah sulit untuk didefinisikan dengan tepat. Cara konvensional keluar dari
kesulitan ini yang diadopsi dalam survei angkatan kerja adalah memperlakukan
sebagai anggota angkatan kerja mereka yang bekerja untuk mendapatkan upah (H.
W. Arndt & R. M. Sundrum, 1980). DePrince dan Morris (2008), mengemukakan
bahwa banyaknya tenaga kerja yang lama mencari kerja karena adanya
ketidaksesuaian sisi permintaan dan sisi penawaran tenaga kerja. Kuhn (2004)
bahwa pencarian kerja menggunakan internet tidak mempersingkat waktu mencari
kerja.
Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan
lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja lebih-
lebih bagi negara berkembang terutama Indonesia dimana pertumbuhan angkatan
kerja lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Melihat keadaan tersebut
maka pertumbuhan penduduk biasanya dapat menimbulkan berbagai masalah
seperti meningkatnya jumlah pengangguran dan sebagainya (Subandi, 2011)
Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja yang berumur
minimal 15 tahun atau lebih yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.
Ini berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk
yang berumur muda yang sudah bekerja dan mencari pekerjaan (Simanjuntak,
2001).
Produktifitas tenaga kerja yang diberikan kepada perusahaan berupa
produksi barang dan jasa, maka produktifitas tersebut haruslah mandapat imbalan
berupa upah yang diberikan berdasarkan kepada produktifitas tenaga kerja dalam
menghasilkan barang atau jasa. Dengan upah tersebut maka tenaga kerja bisa
memnuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Namun, banyak kasus
memperlihatkan bahwa upah yang diberikan tidak sesuai dengan produktifitas
yang diberikan, atau upah yang diberikan tidak terlalu rendah dari kebutuhan
hidup mereka. Produktivitas secara sederhana dapat diartikan dengan peningkatan
kuantitas dan kualitas. Menurut Utami (2015) produktivitas tenaga kerja dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, tingkat pendidikan formal,
pengalaman bekerja, upah, dan curahan tenaga kerja.Terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja antara lain tingkat
pendidikan, usia, pengalaman kerja, dan jenis kelamin.
Perusahaan mengeluarkan imbalan berupa upah terhadap tenaga kerja
yang mereka miliki berdasarkan produktifitas dan keseimbangan dalam pasar
tenaga kerja. Oleh karena itu saat jumlah penawaran jasa tenaga kerja lebih
banyak dari pada permintaannya akan membuat perusahaan memberikan upah
yang rendah. Namun, banyak pengamat yang menilai bahwa upah yang diberikan
terhadap pekerja masih dibawah dari produktifitas yang diberikan dan juga upah
yang diberikan sangat rendah.
Melihat kenyataan bahwa upah yang diterima oleh pekerja lebih rendah
dari upah seharusnya, maka diusulkan kebijakan upah minimum. Kebijakan ini
ditunjukan untuk membantu pekerja dengan gaji rendah, para tenaga kerja muda,
mengurangi kesenjangan pendapatan dan alat untuk memerangi kemiskinan.
Kebijakan upah minimum sendiri tidak bearti diterima secara menyeluruh.
Beberapa akademisi dan praktisi mempertanyak keefektifan kebijakan upah
minimum ini baik terhadap pengaruhnya pada tingkat upah maupun terhadap
kondisi pasar tenaga kerja.
Penerapan kebijakan upah minimum di indonesia sendiri diterapkan agar
menjadi batas minimum bagi perusahaan dalam memberikan upah terhadap
pekerja. kebijakan ini ditunjukan untuk membantu tenaga kerja yang berada
dalam jebakan kemiskinan. Diharapkan dengan upah yang meningkat setiap tahun
sesuai dengan kebutuhan hidup layak dan berbagai pertimbangan lainnya ikut
sehingga nominal upah terus disesuaikan.
Secara konsisten tingkat rata-rata upah minimum di 33 provinsi ini terus
meningkat, tujuannya adalah meningkatkan upah bagi pekerja dengan gaji rendah.
Namun, pengaruh kebijakan ini masih menjadi perdebatan seperti yang sudah
dipaparkan sebelumnya bagi para pendukung kebijakan ini berpendapat bahwa
upah minimum akan mampu meningkatkan upah bagi pekerja dengan upah
rendah dan memerangi kemiskinan.
Pengaruh dari kebijakan upah minimum sendiri di Indonesia khusunya di
pulau jawa masih menjadi perdebatan. apakah kebijakan upah minimum ini bisa
mengatasi masalah upah rendah dan memerangi kemiskinan atau sebaliknya
justru dengan upah minimum diterapkan akan membuat kesempatan kerja baik di
sektor formal ataupun informal menjadi berkurang dan terjadi pemutusan
hubungan kerja yang masif. Selain itu, apakah kebijakan ini bisa mempengaruhi
rata-rata upah di pasar tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah kemiskinan
berkurang. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Dampak Upah Minimum Terhadap Pengangguran
Di Kecamatan Murung”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa besar pengaruh dari upah minimum terhadap tingkat pengangguran
Di Kecamatan Murung?
2. Bagaimanakah hubungan antara naiknya upah minimum yang ditetapkan
pemerintah dengan tingkat pengangguran?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh dari upah minimum terhadap tingkat
pengangguran Di Kecamatan Murung.
2. Untuk mengetahui hubungan antara naiknya upah minimum yang
ditetapkan pemerintah dengan tingkat pengangguran.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan mengenai pengaruh yang akan ditimbulkan dengan adanya
upah minimum terhadap jumlah pengangguran di Kecamatan Murung, serta
untuk mengembangkan motivasi bagi penulis dan akan menjadi wacana baru
untuk kedepannya.
b. Bagi Lingkungan Akademik
Semoga dapat membantu untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pihak akademik, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi para
mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian yang lebih mendalam kedepannya.
1.4.2.Manfaat praktis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi kepada :
a. Pengambil Kebijakan
Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi yang berguna di dalam memahami faktor-faktor yang mmempengaruhi
jumlah pengangguran, dimana permasalahan pengangguran hingga sampai saat ini
masih belum sepenuhnya dapat teratasi.
b. Ilmu Pengetahuan
Secara umum hasil penelitian ini di harapkan dapat menambahkan ilmu
ekonomi, khususnya pada ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu
pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian mengenai pengaruh upah minimum
terhadap tingkat pengangguran di Kecamatan Murung
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.2 PENELITIAN TERDEHULU


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Alur Pikir Penelitian

Kota Banjarmasin berusaha untuk melakukan pembedahan kota, baik dari

segi ekonominya maupun dari segi infrastrukturnya. Kemacetan, kepadatan

penduduk, dan juga kota Banjarmasin merupakan kota yang dijuluki sebagai kota

seribu sungai, karena memiiki banyak sungai. Oleh karena itu perlunya

pembangunan infrastruktur jalan agar mempermudah aksebilitas kota untuk

masyarakat.

Pemerintah Kota Banjarmasin akhirnya merenovasi Jembatan Sei Alalak

untuk mengatassi nya. Yang dimana pada saat sebelum adanya pembangunan

jembatan Sei Alalak ada yang ekonomi mikro dan ekonomi kreatif nya adanya

banyak pembeli, mungkin saat proses pembangunan tersebut mungkin ada yang

berdampak karena macet dll nya sehingga menyebabkan minat pembeli menurun.

Karena bangunan-bangunan di sekitar di undurkan, ya walaupun kemungkinan

mendapatkan uang ganti rugi pemunduran bangunan tersebut malah ada yang

mengalami kerugian bagi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di sekitar Jl. H

Hasan Basri malah ada yang mengalami kerugian atau mungkin bias juga

bangkrut bagi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di sekitar Jl. H Hasan Basri.

Namun di sisi lain apabila jembatan Sei Alalak sudah selesai di renovasi

kemungkinan akan berdampak baik bagi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di
sekitar, karena jembatan tersebut sudah selesai, yang dimana jembatan tersebut

sebagai penghubung antar kabupaten yang tentunya sangat ramai di lewati oleh

pengendara roda dua dan roda empat.


3.2 Kerangka Pikir Penelitian
BAB IV

METODOLIGI PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran, factual dan akurat

mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang sedang di selidiki,

penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang

aglomerasi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif yang berada di sekitar jembatan

Sei Alalak dengan adanya pembanguna jembatan Sei Alalak.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber Data ini adalah bersifat deskriptif, Penelitian ini berupa

sistematis fakta, karakteristik populasi, atau bidang tertentu. Metode Deskriptif ini

yaitu metode yang didasarkan oleh fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian

ini bertujuan untuk mencari fakta-fakta suatu fenomena mengani aglomerasi

pembangunan jembatan Sei Alalak terhadap ekonomi mikro dan ekonomi kreatif

yang berada di sekitar jembatan Sei Alalak. Pemilihan lokasi ini dilakukan

peneliti dengan purposive yaitu pemilihan lokasi di sengaja dengan tujuan untuk

menentukan daerah yang relevan dengan tujuan penelitian. Alasan di pilihnya

lokasi ini karena merupakan daerah yang berdampak langsung dengan adanya

proyek pembangunan Jembatan Sei Alalak, sebelum adanya pembangunan

banyaknya ekonomi mikro dan ekonomi kreatif yang bertahun-tahun sudah ada di

daerah tersebut sehingga dengan adanya proyek pembangunan tersebut akan


berpengaruh, pada saat dan akan lebih berpengaruh sesudah jembatan selesai.

Sumber data pada penelitian ini adalah Data Primer yang dimana memperoleh

datanya secara langsung dari lapangan melalui wawancara dengan melakukan

tanya jawab yang menggunakan kuisioner untuk semua ekonomi mikro dan

ekonomi kreatif yang berada di sekitar Jembatan Sei Alalak.

4.3 Tempat/Lokasi Penelitian

Tempat dari lokasi penelitian ini adalah di sekitar Jembatan Sei Alalak di

Jl. H Hasan Basri yang berada di Kota Banjarmasin.

4.4 Unit Analisis

Peneliti ingin mengetahui dengan adanya aglomerasi pembangunan

Jembatan Sei Alalak terhadap ekonomi mikro dan ekonomi kreatif sebelum dan

sesudah di sekitar Jl. H Hasan Basri.

4.5 Populasi & Sampel

4.6 Teknik Pengumpulan Data

4.7 Definisi Operasional Variabel

4.8 Teknik Analisis Data


DAFTAR PUSTAKA

UUD 1945 di alinea ke-4

(Adisasmita, 2006, hal. 171)

(Kodoatie, 2003, hal. 9)

(banjarmasin.tribunnews.com)

(Malmberg dan Maskell, 2001)

Montgomery dalam Kuncoro (2002)

(Hadi Prayitno Pengantar Ekonomika Pembangunan Edisi I, Hal 26)

(Sadono Sukirno Edisi Ketiga)

(Digitalisasi dan Humanisme dalam Ekonomi Kreatif editor Nigar Pandrianto,

Roswita Oktavianti, Wulan Purnama Sari)

(Poerwadarminta, 2006, hal. 96)

(Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan M.L. JHINGAN PENGANTAR)

Deddy T. Tikson 2005

Alexander 1994

Nugraha dan Rochmin Dahuri 2004

Ginanjar Kartasas Armita 2004

Portes 1976
(trans jawa : menjalin infrastruktur berkelanjutan, oleh Nirwono Joga, Endra

Saleh Atmawidjaja, Dhaneswara Nirwana Indrajoga)

N. Gregory Mankiw

Neil S. Grigg

Robert J. Kodoatie

(menaja jalan ekonomi politik pembangunan infrastruktur Indonesia oleh Jamie S.

Davidson)

(sustainable groundwater infrastructure infrastruktur air tanah yang berkelanjutan

oleh M. Basuk Hadimuljono dan Paulus Kurniawan)

Bradley and Gans (1996)

(Kuncoro, 2002)

Anda mungkin juga menyukai