Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang penganguran di Batam

Nama:
Jevon Sbastian Bawamenewi
Kelas:
XI.F11
Guru Biadang Studi:
Yoshi Sandra

SMA N 10 PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,
Berkaitan dengan hal tersebut kami ingin membahas salah satu topik yang menjadi
perhatian besar di Kota Batam yaitu masalah pengangguran. Batam, salah satu kota yang
memiliki posisi penting dalam perekonomian Indonesia, menghadapi tantangan serius terkait
tingginya angka pengangguran.

Pesatnya pertumbuhan industri di Batam tentunya akan berdampak positif terhadap


pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan penduduk. Sayangnya,
pengangguran juga merupakan dampak dari dinamika ini. Banyak lulusan sekolah dan
universitas yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya,
sehingga kesulitan memasuki pasar kerja.

Pengangguran tidak hanya menjadi masalah ekonomi tetapi juga menambah masalah
sosial dan psikologis bagi individu yang terkena dampaknya. Dalam konteks Batam,
pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan perekonomian di tingkat rumah tangga,
meningkatkan angka kemiskinan dan mempengaruhi kebahagiaan masyarakat. Peran
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sangat penting untuk menyelesaikan masalah ini.
Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
dan memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat.Dunia usaha juga harus berpartisipasi
aktif dalam menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan kepada para pencari
kerja.

Selain itu, masyarakat dapat berkontribusi dengan mengembangkan keterampilan dan


pengetahuan yang memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja, dan dengan berpartisipasi dalam
program pendidikan dan pelatihan lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Selain itu, para
pencari kerja dapat memilih untuk membuka usaha dan mengembangkan usaha mikro dan
menengah. Pengangguran di Batam memang menjadi tantangan yang berat, namun dengan
kerja sama dan upaya konsisten semua pihak, kami yakin permasalahan ini dapat diatasi.
Bersama-sama, mari kita ciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat Batam untuk
menghadapi kehidupan kerja yang semakin kompetitif dan global.

Terimakasih.
Daftar tabel
daftar gambar
Datar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Terletak di provinsi Kepulauan Riau, kota Batam telah mengalami pertumbuhan


ekonomi yang pesat sejak ditetapkan sebagai kawasan industri pada tahun 1970an.
Dikenal sebagai pusat industri dan komersial yang strategis, Batam telah menjadi tujuan
investasi penting bagi perusahaan dalam dan luar negeri. Aksesibilitasnya yang baik dan
letak geografisnya yang strategis di Selat Malaka menjadikannya menarik untuk investasi
dan perdagangan. Tumbuh dan berkembangnya industri sebagai kawasan ekonomi
khusus telah membawa banyak manfaat bagi Kota Batam, seperti terciptanya lapangan
kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Namun ada pula tantangan besar yang
melatarbelakangi hal tersebut, salah satunya adalah masalah pengangguran. Tingginya
angka pengangguran di Batam menjadi kekhawatiran utama masyarakat dan pemerintah
daerah. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak lulusan sekolah dan universitas kesulitan
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Fenomena ini
menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja
di Batam. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Batam
antara lain:

Pertumbuhan penduduk yang tinggi: Pertumbuhan penduduk yang cepat di Batam


meningkatkan tekanan pada pasar tenaga kerja, sementara kesempatan kerja tidak dapat
menampung pencari kerja dalam jumlah yang cukup besar.

Kualifikasi angkatan kerja yang tidak memadai: rendahnya pendidikan formal dan
kurangnya keterampilan terkait dengan kebutuhan pasar kerja membuat lulusan sulit
bersaing dan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Kesempatan kerja yang terbatas: Meskipun terdapat banyak perusahaan di Batam,


namun tidak semua perusahaan mampu menyediakan lapangan kerja dalam skala besar.
Distribusi industri yang tidak merata menjadi tantangan dalam meningkatkan lapangan
kerja yang sesuai.

Dampak Globalisasi: Tingkat pengangguran di Batam juga dapat dipengaruhi oleh


faktor eksternal seperti perubahan global dalam industri dan perdagangan. Perubahan
permintaan pasar global dapat mempengaruhi produksi dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan di Batam. Menghadapi permasalahan pengangguran ini, pemerintah dan pihak
terkait telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
memperkuat pasar tenaga kerja di Batam. Program pelatihan keterampilan,
pengembangan kewirausahaan dan promosi investasi berkelanjutan merupakan beberapa
upaya untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Batam.

Untuk mengatasi masalah ini, kerjasama dan koordinasi yang stabil antara pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat merupakan faktor kunci yang berperan penting dalam
mencapai tujuan bersama untuk mengurangi tingkat pengangguran di Batam dan
menciptakan masa depan yang lebih baik. Komunitas lokal..

1.2. Tujuan Penulisan

1. Menganalisis faktor-faktor penyebab tingginya tingkat pengangguran di


Batam
2. Mengidentifikasi dampak sosial dan ekonomi dari pengangguran terhadap
masyarakat dan perekonomian di Batam.
3. Menyajikan solusi dan rekomendasi kebijakan yang dapat membantu
mengurangi tingkat pengangguran di wilayah tersebut .
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu pengangguran di Batam
serta mendorong tindakan konkret untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Memberikan informasi yang berguna bagi pemerintah dan pemangku
kepentingan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik terkait
pengangguran di daerah tersebut.
6. Menyediakan data dan statistik terkini sehingga pembaca dapat memahami
Situasi pengganguran di Batam.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa faktor utama penyebab tingginya angka pengangguran di Batam?


2. Apa dampak sosial dari pengangguran terhadap masyarakat Batam,termasuk
aspek kesejahteraan dan stabilitas sosial?
3. Bagaimana dampak pengangguran terhadap perekonomian
termasuk perubahan PDB dan investasi?
Bagaimana masyarakat Batam dapat berpartisipasi dan mengurangai
4. Penganguran dan meninkatkan kesempatan kerja?
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Teori pengganguran


Teori kependudukan dari Malthus, menyatakan bahwa semakin pesatnya
jumlah penduduk akan menghasilkan tenaga kerja yang semakin banyak pula,
namun hal ini tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah
kesempatan yang sedikit itulah maka manusia saling bersaing dalam memperoleh
pekerjaan dan yang tersisih dalam persaingan tersebut menjadi golongan
penganggur.

A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi


dengan tingkat pengangguran, dengan tingginya permintaan suatu barang maka
akan meningkatkan harga atau inflasi maka untuk memenuhi permintaan tersebut
produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja
(asumsinya tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan
output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya
harga-harga (inflasi), pengangguran berkurang.

Teori Human Capital Menurut Todaro dalam jurnal Afid Nurkholis tahun 2016,
bahwa Human Capital dapat diukur melalui bidang pendidikan, Pendidikan dan
pelatihan dapat menjadi nilai tambah seorang manusia. Hal ini dapat dijelaskan
apabila semakin tinggi pendidikan seseorang atau semakin banyak mengikuti
pelatihan maka kemampuan dan keterampilan yang dimiliki semakin tinggi. Ketika
penduduk memiliki pendidikan yang tinggi, penduduk akan memiliki ketrampilan
sehingga akan menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Hal ini akan
memudahkan penduduk dalam pencarian pekerjaan sehingga pengangguran akan
berkurang.

Menurut Adam Smith dan David Ricardo berpendapat bahwa meningkatnya


pengangguran di suatu daerah dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah
penduduk, karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga kerja, maka ketika
penduduk yang banyak tanpa ada penyediaan lapangan pekerjaan yang banyak pula
akan mengakibatkan pengangguran semakin banyak.
2.2. pengertian pengangguran

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan,


pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana


seseorang yang termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan akan
tetapi belum mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja namun tidak secara
aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Fator utama yang
menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kurangnya pengeluaran agregat.
Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud memperoleh
keuntungan, akan tetapi keuntungan tersebut akan diperoleh apabila pengusaha
tersebut dapat menjual barang dan jasa yang mereka produksi. Semakin besar
permintaan, semakin besar pula barang dan jasa yang mereka wujudkan. Kenaikan
produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja.

Pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang mempengaruhi


kelangsungan hidup manusia secara langsung. Bagi kebanyakan orang kehilangan
suatu pekerjaan merupakan penurunan suatu standar kehidupan. Jadi tidak
mengejutkan apabila pengangguran menjadi topik yang sering diperbincangkan
dalam perdebatan poltik oleh para politisi yang seringkali mengkaji bahwa kebijakan
yang mereka tawarkan akan membantu terciptanya lapangan pekerjaan
(Mankiw,2000).

2.3 Jenis – Jenis Pengangguran


Pengangguran tidaklah selalu identik dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan
atau sedang mencari pekerjaan. Orang yang sudah memiliki pekerjaan dan
menjalankan pekerjaannya juga dapat digolongkan sebagai pengangguran karena
konsep pengangguran dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: waktu, identitas
pekerjaan dan produktivitas. Berikut ini beberapa jenis pengangguran, yaitu:

1. Pengangguran normal atau friksional Seringkali dikatakan jika dalam suatu


perekonomian terdapat pengangguran dua hingga empat persen dari jumlah angkatan
kerja, maka perekonomian berada dalam kesempatan kerja penuh (full employment).
Pengangguran sebesar dua hingga empat persen tersebut dipandang sebagai
pengangguran normal atau friksional (normal or frictional unemployment).
2. Pengangguran struktural Pengangguran struktural (structural unemployment)
disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan
perusahaan dalam perekonomian suatu negara akan terus berkembang maju,
sebagian dari perusahan dan industri akan mengalami kemerosotan. Kemerosotan
inilah akan mengakibatkan produksi dari industri tersebut mengalami penurunan,
sehingga sebagian pekerja terpaksa diputuskan hubungan kerjanya dank arena itu
menjadi penganggur.
3. Pengangguran siklikal Pengangguran siklikal disebabkan karena harga komoditas
primer sebagai bahan baku industri turun, dan ini membawa akibat produksi
komoditas tersebut juga menurun. Turunnya harga ini terkait dengan permintaan luar
negeri yang turun, sehingga output perusahaan turun. Turunnya output, berarti
perusahaan mengurangi pekerja sehingga menjadikan pengangguran.
4. Pengangguran musiman Pengangguran musiman ini berkaitan erat dengan fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Misalnya, di
luar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai menunggu
musim tanam dan panen berikutnya.
5. Pengangguran teknologi Pengangguran teknologi ini disebabkan karena perubahan
teknologi, dari yang sederhana menjadi modern. Tenaga manusia digantikan dengan
tenaga mesin sehingga membuat tenaga kerja diputuskan hubungan dengan
perusahaan.
6. Pengangguran politik Pengangguran ini disebabkan karena akibat adanya peraturan-
peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak mengakibatkan pengangguran.
7. Setengah penganggur (underemployment) Tenaga kerja yang termasuk setengah
menganggur adalah kelompok tenaga kerja yang lamanya bekerja (dalam satuan hari,
jam, ataupun minggu) kurang dari yang seharusnya mereka bisa kerjakan.
8. Pengangguran terbuka (open unemployment) Pengangguran terbuka dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Pengangguran sukarela, merupakan kelonpok angkatan kerja
yang memilih tidak bekerja karena tidak bersedia digaji pada
jumlah tertentu maupun mengharapkan pekerjaan yang lebih baik.
b. Pengangguran terpaksa, merupakan kelompok angkatan kerja
yang bersedia bekerja tetapi belum mendapatkan pekerjaan.
Besarnya tingkat pengangguran terbuka, dihitung dengan cara
membagi jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah angkatan
kerja pada tahun tertentu yang bersangkutan. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 sumber: https://shorturl.asia/ghiIJ

Pengangguran terbuka terdiri dari:


a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari
pekerjaan,karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
d. Mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.
BAB III
PERMASALAHAN
3.1. Permasalahan Pengangguran di Batam

Tingkat pengangguran di Batam terus meningkat, dan pandemi COVID-19 turut


berkontribusi terhadap peningkatan ini. Salah satu sektor yang paling terdampak
adalah sektor pariwisata.

Pemerintah Daerah Kota Batam telah berusaha mengatasi masalah pengangguran


dengan melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja
dan mengurangi tingkat pengangguran. Contohnya adalah program pelatihan untuk
siswa dan guru di sekolah kejuruan guna mempersiapkan mereka memasuki dunia
kerja.

Permasalahan pengangguran di Batam bukanlah hal baru. Pada tahun 2019, kota ini
sudah menghadapi masalah ini, yang tidak hanya disebabkan oleh PHK, tetapi juga
oleh keterbatasan lapangan kerja.

Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), tingginya angka pengangguran di


Batam disebabkan oleh keterbatasan lapangan kerja, dan kota ini masih menjadi
magnet bagi pencari kerja.

Tingkat inflasi di Batam juga berperan dalam masalah pengangguran. Pada tahun
2020, tingkat pengangguran mencapai 11,79%, dan mengalami sedikit penurunan
menjadi 11,64% pada tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai