KECAMATAN MURUNG
Ekonomi
Oleh :
1810311310050
BANJARMASIN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Ketenagakerjaan
Sumber Daya Manusia (SDM) atau Human Resources mengandung dua
pengertian, yaitu yang pertama SDM mengandung pengertian usaha kerja atau
jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi, kedua SDM menyangkut
manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja. Maupun
bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yaitu
bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia.
Dengan kata lain, orang dalam usia kerja tersebut dianggap mampu bekerja.
Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau
manpower. Secara singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalalm
usia kerja (Payaman. J. Simanjuntak, 1985).
Konsep Tenaga kerja diartikan sebagai penduduk dalam usia kerja yang
siap melakukan pekerjaan, yaitu usia 15-65 tahun. Menurut UU No.13 tahun
2003, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun orang lain atau masyarakat. Menurut Soleh (2017), tenaga kerja
dikelompokkan menjadi :
a. Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan jenjang
pendidikan yang tinggi. Misalnya dokter, guru, insinyur dsb.
b. Tenaga Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pelatihan dan
pengalaman. Misalnya sopir, montir dsb.
c. Tenaga Kerja tidak Terdidik dan Terlatih adalah tenaga kerja yang dalam
pekerjaannya tidak memerlukan pendidikan ataupun pelatihan terlebih
dahulu. Misalnya tukag sapu, tukang sampah dsb.
Sementara bekerja diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu
yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang
membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Berdasarkan definisi yang ada
bekerja dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu; 1) bekerja secara optimal baik
dari segi upah dan maupun jam kerja, 2) bekerja paruh waktu secara sukarela, 3)
bekerja tetapi disertai ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan yang
ditekuni dan bekerja paruh waktu secara sukarela, 4) bekerja tetapi disertai dengan
ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dengan pekerjaan yang ditekuni.
2.2. Pengangguran
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun ) ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Penganguran adalah keadaan
dimana orang ingin bekerja namun tidak mendapat pekerjaan.
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Mahdar, 2015). Lebih
lanjut, Mahdan (2015) menjelaskan bahwa pengangguran diartikan sebagai
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan
yang diinginkan.
Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang
tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif
dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss,
1999). Jadi, Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka
belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut
Dalam ilmu kependudukan (demografi), pengangguran adalah orang yang
mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut
akangkatn kerja. Berdasarkan 2 kategori usia, angkatan kerja adalah mereka yang
berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan mereka yang tidak
mencari kerja maka tidak masuk angkatan kerja. Jadi tingkat pengangguran adalah
persentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan (Raharja dan
Manurung, 20044: 329)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengangguran
adalah
1. suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
(15-64 tahun ) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
2. seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh
pekerjaan yang diinginkan
3. suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan
tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu
terakhir untuk mencari pekerjaan
4. orang yang mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk
yang disebut akangkatn kerja. Mereka yang berusia 15-64 tahun dan
sedang mencari kerja.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja
atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian di atas, maka
pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Pertama, Pengangguran terselubung (Disguissed Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu (sakit,
hamil, infalid/difabel);
Kedua, Setengah menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam selama seminggu;
Ketiga, Pengangguran terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja
yang sungguhsungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal (Mahdar, 2015).
Menurut (Franita, 2016) Pengangguran terdiri dari 3 macam:
1. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
maksimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang kurang dari 35 jam
perminggu.
3. Pengangguran terbuka adalah tenagakerja yang sungguh-sungguh tidak
memiliki pekerjaan.
2.3. Jenis-jenis pengangguran
Pengangguran dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara misalnya
menurut wilayah geografis, jenis pekerjaan dan alas an mengapa orang tersebut
menganggur. Berikut jenis pengangguran menurut sifat dan penyebabnya:
a. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah perubahan dalam komposisi seluruh
permintaan dan oleh karena masuknya kedalam pasar tenaga kerja para pencari
kerja pertama kalinya yang informasinya tidak sempurna dan membutuhkan biaya
modal (Payaman. J. Simanjuntak, 1985).
b. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan dalam structural
komposisi perekonomian (Payaman. J. Simanjuntak, 1985). Sedangkan menurut
Mulyadi Subri (2003) pengangguran struktural adalah pengangguran yang
disebabkan karena ketidakcocokan antara struktur para pencari kerja sehubungan
dengan keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasi dengan struktur
permintaan tenaga kerja yang belum terisi.
c. Penganggura Siklis
Penganggura siklis terjadi karena kurangnya permintaan. Pengangguran ini
terjadi apabila pada tingkat upah dan harga yang berlaku, tingkat permintaan
tenaga kerja secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pekerja
yang menawarkan tenaganya (Payaman. J. Simanjuntak, 1985).
d. Pengangguran Musiman
Bentuk pengangguran lain sering kali muncul di sektor pertanian di
Negara berkembang adalah pengangguran musiman. Pengangguran musiman
adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun.
Biasanya, pengangguran musiman terjadi pada saat pergantian musim.
Pengangguran musiman bersifat sementara saja dan berlaku dalam waktu-waktu
tertentu (Sadono Sukirno, 1994).
e. Pengangguran Terpaksa dan Pengangguran Sukarela
Pada tingkat keseimbangan yang diciptakan oleh para pasar kompetitif.
Perusahaan-perusahaan akan mau mempekerjakan semua pekerjaan yang
memenuhi kualifikasi dan mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku.
Pengangguran yang terjadi kalau ada pekerjaan yang tersedia, tetapi orang yang
menganggur tidak bersedia menerimanya pada tingkat upah yang berlaku untuk
pekerjaan tersebut disebut pengangguran 8 sukarela (Payaman. J. Simanjuntak,
1985). Mereka menganggur dengan sukarela karena mereka dapat memperoleh
pekerjaan, tetapi tidak mau menerimanya karena mereka tidak berhasil
memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dengan tingkat gaji yang diinginkan.
Selain itu para pencari kerja yang menganggur sukarela, kemungkinan karena
mereka memilih untuk menikmati hidup untuk bersenang-senang atau melakukan
kegiatan lain daripada bekerja dengan tingkat upah yang berlaku di pasaran
(Samuelson, 1997).
2.4. Dampak Pengangguran
Menurut Sukirno (2013:14), menjelaskan bahwa salah satu faktor
penting yang menentukan kemakmuran sesuatu masyarakat adalah tingkat
pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat
pengangguran tenaga kerja penuh dapat diwujudkan.
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai
masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya.
Disamping itu ia dapat mengganggu taraf kesehatan keluarga. Pengangguran yang
berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk ke atas diri penganggur
dan keluarganya. Apabila keadaan pengangguran di suatu negara sangat buruk,
kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk
kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam
jangka panjang. Masalah pengangguran adalah masalah yang sangat buruk
efeknya kepada perekonomian dan masyarakat, dan oleh sebab itu secara
terusmenerus usaha-usaha harus dilakukan untuk mengatasinya.
2.5. Upah
2.5.1. Pengertian Upah
2.5.2. Jenis-Jenis Upah
2.5.3. Teori-Teori Upah
2.5.4. Komponen Upah
2.6. Upah Minimum
DAFTAR PUSTAKA
Kuhn, P dan Mikal, S. 2004. Internet Job Search and Unemployment Durations.
The American Economic Review, Vol. 94, No. 1 (Mar., 2004), pp. 218-
232. USA: American Economic Association.
Utami, Annisa Wanda dkk. 2015. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja pada
Usaha Domba Analysis Farm Worker Productivity in Sheep Farm.
Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Artikel tidak terpublikasi.
KERANGKA KONSEPTUAL
penduduk, dan juga kota Banjarmasin merupakan kota yang dijuluki sebagai kota
seribu sungai, karena memiiki banyak sungai. Oleh karena itu perlunya
masyarakat.
untuk mengatassi nya. Yang dimana pada saat sebelum adanya pembangunan
jembatan Sei Alalak ada yang ekonomi mikro dan ekonomi kreatif nya adanya
banyak pembeli, mungkin saat proses pembangunan tersebut mungkin ada yang
berdampak karena macet dll nya sehingga menyebabkan minat pembeli menurun.
mendapatkan uang ganti rugi pemunduran bangunan tersebut malah ada yang
mengalami kerugian bagi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di sekitar Jl. H
Hasan Basri malah ada yang mengalami kerugian atau mungkin bias juga
bangkrut bagi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di sekitar Jl. H Hasan Basri.
Namun di sisi lain apabila jembatan Sei Alalak sudah selesai di renovasi
kemungkinan akan berdampak baik bagi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di
sekitar, karena jembatan tersebut sudah selesai, yang dimana jembatan tersebut
sebagai penghubung antar kabupaten yang tentunya sangat ramai di lewati oleh
METODOLIGI PENELITIAN
mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang sedang di selidiki,
penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang
aglomerasi ekonomi mikro dan ekonomi kreatif yang berada di sekitar jembatan
Jenis dan Sumber Data ini adalah bersifat deskriptif, Penelitian ini berupa
sistematis fakta, karakteristik populasi, atau bidang tertentu. Metode Deskriptif ini
yaitu metode yang didasarkan oleh fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian
pembangunan jembatan Sei Alalak terhadap ekonomi mikro dan ekonomi kreatif
yang berada di sekitar jembatan Sei Alalak. Pemilihan lokasi ini dilakukan
peneliti dengan purposive yaitu pemilihan lokasi di sengaja dengan tujuan untuk
lokasi ini karena merupakan daerah yang berdampak langsung dengan adanya
banyaknya ekonomi mikro dan ekonomi kreatif yang bertahun-tahun sudah ada di
Sumber data pada penelitian ini adalah Data Primer yang dimana memperoleh
tanya jawab yang menggunakan kuisioner untuk semua ekonomi mikro dan
Tempat dari lokasi penelitian ini adalah di sekitar Jembatan Sei Alalak di
Jembatan Sei Alalak terhadap ekonomi mikro dan ekonomi kreatif sebelum dan