Anda di halaman 1dari 10

“Dampak upah minimum terhadap etika buruh diIndonesia”

Disusun Oleh:
Praka Daniel Sigit Syahputra (202110415313)

Dosen Pengampu:
Muhamad Lukman Arifianto, S.Sos, M.Si

Mata Kuliah:
Hukum & Etika Komunikasi 5A6

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2024
Pendahuluan

Upah minimum menjadi salah satu aspek yang cukup rumit dalam hubungan industrial di
Indonesia. Keberadaannya bukan sekadar sebagai standar pembayaran bagi pekerja, tetapi
juga mencerminkan nilai etika buruh yang berkaitan erat dengan hak-hak pekerja. Seiring
dengan perkembangan ekonomi dan dinamika pasar tenaga kerja, dampak upah minimum
terhadap etika buruh menjadi fokus perhatian utama.

Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting dalam
pembangunan bangsanya. Jumlah penduduk yang besar menjadi modal utama, namun perlu
dikelola dengan baik untuk menghindari potensi masalah di masa depan. Salah satu aspek
yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan populasi dalam sektor ketenagakerjaan, karena
tingginya jumlah pengangguran dapat menjadi tantangan serius di Indonesia. Tenaga kerja di
Indonesia masih didominasi oleh mereka yang memiliki pendidikan rendah, yaitu lulusan SD
dan SMP, sedangkan yang berpendidikan menengah dan tinggi masih relatif sedikit. 1

Potensi angkatan kerja dapat menjadi kekuatan utama dalam menciptakan lapangan
pekerjaan, sehingga mengurangi pengangguran tidak hanya bergantung pada investasi swasta,
asing, atau kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan memiliki peran penting bagi
pemerintah karena merupakan bagian dari perekonomian yang menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengusaha, pekerja, pemerintah, dan investor
merupakan elemen penting dalam hubungan perburuhan, yang kesemuanya memiliki peran
dan kedudukan yang sama. 2

Atas jasa yang diberikan kepada pengusaha, buruh sebagai pihak yang bekerja juga berhak
atas upah dari pengusaha. Oleh karena itu, tidak heran jika para pekerja menuntut upah yang
mencerminkan tenaga, waktu, pikiran, dan keahlian yang mereka keluarkan untuk bekerja,
terutama penerapan aturan upah minimum pemerintah. Salah satu upaya yang harus
dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan adalah dengan
meningkatkan tingkat upah masyarakat melalui kebijakan upah minimum. Ini dapat
meningkatkan permintaan barang dan jasa, sehingga berpotensi menciptakan lebih banyak
pekerjaan. Menurut Atifatur (2018), upah merupakan imbalan atas pekerjaan yang dilakukan

1
Marliana, L. (2022). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi dan Upah
Minimum terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business,
6(1), 87-91.
2
KASNELLY, S., & SUCITRA, M. K. (2022). ANALISIS UPAH KERJA DI INDONESIA. Al-Mizan: Jurnal Ekonomi
Syariah, 5(1).
seseorang pada suatu perusahaan, dan peningkatan upah dapat menyebabkan peningkatan
produksi dan kebutuhan tenaga kerja. 3

Oleh karena itu Penyusun disini ingin mencoba untuk mencari tahu tentang dampak yang
disebabkan oleh upah minimum terhadap etika buruh di Indonesia dan apakah demontrasi
buruh termasuk ke hal yang tidak beretika?

Pembahasan

Indonesia menentukan besaran upah minimum berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tentang Ketenagakerjaan dan diterinci dalam Peraturan
Pemerintah No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan Pemerintah No. 78
Tahun 2015 tentang Pengupahan. Upah minimum mencakup bayaran bulanan terendah,
termasuk upah pokok dan tunjangan tetap, yang berlaku secara khusus bagi pekerja atau
buruh dengan masa kerja di bawah satu tahun di perusahaan tertentu. Bagi pekerja atau buruh
yang telah bekerja selama satu tahun atau lebih, besaran upahnya ditetapkan melalui
perundingan bipartit antara mereka dan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.4

Definisi dan Jenis tenaga kerja

Ketenagakerjaan diartikan sebagai sesuatu hal yang berkaitan atau berhubungan dengan
tenaga kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
mengenai Perlindungan Tenaga Kerja, Tenaga Kerja ialah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa. Salah satu hal yang penting
dalam ketenagakerjaan adalah tenaga kerja itu sendiri. Karena tanpa adanya tenaga kerja,
faktor produksi alam dan produksi modal tidak dapat digunakan secara optimal.

Salah satu komponen penggerak ekonomi yang paling berpengaruh pada suatu negara adalah
tenaga kerja. Tenaga kerja adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses produksi
suatu barang dan jasa untuk menggerakkan perekonomian. Tenaga kerja terdiri dari penduduk
yang berada dalam usia kerja, tentang usia kerja adalah 18 sampai 64 tahun. Tenaga kerja
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu aspek kemampuan dan kualitasnya atau
berdasarkan status pekerjanya.

3
Iksan, S. A. N., Arifin, Z., & Suliswanto, M. S. W. (2020). Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Investasi dan PDRB
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi, 4(1), 42-55.
4
Teneh, E. G., Kumenaung, A. G., & Naukoko, A. T. (2019). Dampak Upah Minimum Provinsi Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Pulau Sulawesi (2014-2018). Jurnal berkala ilmiah
efisiensi, 19(04).
Jika dilihat dari kemampuan dan kualitas pekerja, maka tenaga kerja dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) jenis tenaga kerja.

1. Tenaga Kerja Terdidik


Selain dokter, dosen, guru masih banyak pekerjaan yang juga memerlukan pendidikan
formal. Tenaga kerja ini memperoleh kemampuannya dalam suatu bidang dengan cara
menempuh pendidikan formal.
2. Tenaga Kerja Terampil
Supir truk dan bus adalah dua pekerjaan yang membutuhkan keterampilan. Tanaga
kerja ini adalah tenaga kerja yang membutuhkan keahlian di bidang tertentu sengan
melalui pelatihan atau pengalaman kerja.
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terampil (Pekerja kasar)
Kuli adalah pekerjaan yang disematkan pada orang yang hanya bekerja mengandalkan
tenaga saja tanpa ada keunggulan atau kemampuan lainnya (Perpres, 2003).

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 bertujuan untuk mencapai Kebutuhan Hidup Layak
(KHL) dan memberikan jaminan kepada penerima upah agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Program pencapaian upah minimum terhadap KHL menunjukkan peningkatan nyata,
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan hidup akan dicapai secara bertahap. Secara faktual,
sebagian besar tenaga kerja di berbagai provinsi Indonesia menerima upah yang di bawah
standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Kenaikan harga berpotensi memaksa peningkatan
KHL, yang selanjutnya dapat mendorong peningkatan upah minimum.5

Daftar lengkap Upah Minimum Provinsi (UMP) 2023 resmi se-Indonesia untuk tahun 2023
telah ditetapkan oleh masing-masing gubernur. Pekerja/buruh yang bekerja akan
mendapatkan standar gaji minimum sesuai dengan besaran UMP 2023.

UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang imbalan dari pengusaha atau
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

5
Zulfikar Putra, S. H., Darmawan Wiridin, S. H., & Wajdi, H. F. (2022). Implementasi Upah Minimum Terhadap
Kesejahteraan Pekerja. Ahlimedia Book.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan menetapkan kenaikan rata-rata UMP
2023 dari UMP 2022 sebesar 7,5%. Masing-masing daerah akan menetapkan besaran
kenaikan nya masing-masing dan akan berlaku mulai 1 Januari 2023.

Perhitungan kenaikan UMP 2023 diharapkan dapat menghadirkan jalan tengah bagi
pengusaha dan pekerja/buruh. Hal ini terlihat dari rata-rata kenaikan UMP mencapai 7,50%
di rentang alpha (tengah-tengah) yaitu di 0,20%.

Dalam UMP 2023 terbaru, DKI Jakarta menempati urutan pertama tertinggi yaitu
Rp.4.901.798 atau naik sebesar 5,6% dan urutan terendah ditempati oleh provinsi Jawa
Tengah dengan UMP Rp.1.958.670 atau naik sebesar 7,88%.

UMP yang telah ditetapkan hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja satu tahun
ke bawah, dan upah minimum tersebut akan berlaku efektif pada 1 Januari 2023. Merujuk
Pasal 11 Permenaker No.18 Tahun 2022, UMP bagi provinsi hasil pemekaran untuk pertama
kali berlaku upah minimum provinsi induk. UMP di Papua Tengah, Papua Pegunungan,
Papua Selatan, dan Papua Barat Daya akan mengikuti provinsi induk sebelum pemekaran.6

Dari sudut pandang perusahaan, upah dianggap sebagai biaya yang umumnya dijadikan
patokan untuk menentukan harga produk. Upah Minimum Provinsi (UMP) seringkali
dijadikan acuan untuk menetapkan upah pekerja dalam sektor formal. Oleh karena itu, jika
kenaikan UMP melebihi produktivitas pekerja, hal tersebut dapat merugikan perusahaan
karena berpotensi meningkatkan biaya produksi. Tingginya biaya produksi dapat membuat
harga output menjadi tidak kompetitif, yang pada akhirnya dapat mendorong perusahaan
untuk mengurangi produksi. Penurunan produksi ini kemudian berpotensi mengurangi
penggunaan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan rendah. 7

Upah minimum di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap etika buruh,
mempengaruhi kehidupan sehari-hari, kesejahteraan, serta hubungan industrial. Upah
minimum di Indonesia adalah isu yang kompleks dan memainkan peran krusial dalam
menentukan kondisi kerja dan kesejahteraan buruh. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian
terhadap dampak etika buruh sebagai akibat dari kebijakan upah minimum semakin
meningkat. Pembahasan ini akan mencari tahu dampak upah minimum terhadap etika buruh
di Indonesia, mencakup aspek peningkatan kesejahteraan, perbedaan upah antar daerah,
pelanggaran hak buruh, dan pengaruhnya terhadap jam kerja.

1. Peningkatan Kesejahteraan dan kesenjangan sosial


Peningkatan kesejahteraan buruh adalah salah satu dampak positif yang dapat
dihasilkan dari kebijakan upah minimum yang bijaksana. Upah yang mencukupi
untuk kebutuhan hidup dapat membantu meningkatkan standar hidup pekerja dan
keluarganya. Prasetyo (2017) menyelidiki hubungan yang erat antara upah minimum
dan kesejahteraan buruh di Indonesia, memberikan dasar untuk memahami bagaimana
peningkatan pendapatan dapat membentuk etika kerja yang positif. 8

Namun perlu diingat bahwa penetapan upah minimum yang tidak tepat dapat
menimbulkan kesenjangan sosial. Ketimpangan seperti ini bisa muncul antar pekerja,
apalagi jika biaya hidup di berbagai daerah tidak diperhitungkan secara matang.
6
Purwanti, A. (2021, May 5). Disparitas Upah dan Produktivitas Tenaga Kerja. Kompas.id; Harian Kompas.
7
Trimaya, A. (2014). Pemberlakuan upah minimum dalam sistem pengupahan nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 5(1), 11-20.
8
Yolanda, S. (2016). FORMULASI KEBIJAKAN PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI LAMPUNG (SUATU
ANALISIS TENTANG PROSES, KEPENTINGAN, DAN AKTOR-AKTOR YANG TERLIBAT DALAM KEBIJAKAN
PENGUPAHAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015).
Ketimpangan tersebut dapat melemahkan etika kerja, karena pekerja di wilayah
dengan biaya hidup lebih tinggi mungkin merasa bahwa mereka tidak diberi
kompensasi yang adil. Dalam konteks ini, diperlukan pendekatan yang tepat sasaran
dalam penetapan upah minimum dengan mempertimbangkan perbedaan biaya hidup
dan standar ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia. Pendekatan yang lebih spesifik
dan tepat sasaran akan membantu mengembangkan kebijakan upah minimum yang
adil dan mencerminkan realitas lokal.

2. Perbedaan upah Antar daerah


Permasalahan signifikan lainnya yang muncul dalam konteks upah minimum di
Indonesia adalah disparitas antar daerah. Upah minimum yang sama di seluruh negeri
mungkin tidak mencerminkan perbedaan biaya hidup dan standar ekonomi di berbagai
wilayah.

Perbedaan upah antar daerah dapat merugikan etika kerja karena buruh di daerah
dengan biaya hidup tinggi mungkin merasa tidak adil jika upah minimum tidak
mencerminkan kondisi ekonomi setempat. Pemahaman yang mendalam tentang
perbedaan ini sangat penting untuk menciptakan kebijakan upah yang adil dan
mencegah terjadinya ketidaksetaraan yang merugikan moral buruh. Diperlukan
pendekatan yang hati-hati dan lebih spesifik dalam menetapkan upah minimum untuk
mempertimbangkan perbedaan biaya hidup dan standar ekonomi di berbagai wilayah
di Indonesia. Kebijakan yang dapat menyesuaikan upah minimum dengan
karakteristik setempat akan membantu mengurangi perbedaan antar daerah. 9

3. Pelanggaran hak buruh


Upah minimum yang tidak memadai atau kebijakan yang tidak memperhatikan hak-
hak buruh dapat menyebabkan pelanggaran hak. Hal ini mencakup jam kerja yang
berlebihan, kurangnya perlindungan terhadap keamanan dan kesehatan kerja, dan
masalah lainnya. Kajian Susanto (2020) mengenai hak buruh dalam kebijakan upah
minimum di Indonesia memberikan wawasan kritis terhadap isu-isu ini.

9
Misnaini, M. (2019). Pengaruh Tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP) Dan Jumlah Industri Besar-Sedang (IBS)
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di Provinsi Sumatera Utara (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Pelanggaran hak buruh dapat merusak etika kerja karena menciptakan lingkungan
kerja yang tidak adil. Hak-hak dasar seperti jam kerja yang manusiawi, keamanan,
dan kesehatan harus dijamin dalam kebijakan upah minimum. Etika kerja
memerlukan perlindungan hak-hak ini untuk memastikan keadilan dan kesejahteraan
para pekerja.

Ketika hak-hak buruh diabaikan, dapat terjadi penurunan moral dan motivasi kerja.
Oleh karena itu, perlu adanya pemantauan dan penegakan hukum yang efektif untuk
melindungi hak-hak buruh. Pemerintah dan perusahaan perlu bekerja sama untuk
menciptakan lingkungan kerja yang menghargai dan melindungi hak-hak dasar setiap
pekerja 10

4. Pengaruh Upah minimum terhadap jam kerja


Peraturan upah minimum juga dapat mempengaruhi pengaturan waktu kerja. Setiawan
(2018) melakukan analisis dampak upah minimum terhadap jam kerja dan
kesejahteraan pekerja di Indonesia. Jam kerja yang berlebihan atau tidak teratur dapat
berdampak negatif terhadap etos kerja, karena dapat menyebabkan
ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga. Karyawan yang
merasa terbebani dengan jam kerja yang panjang dapat mengalami kelelahan fisik dan
mental. Hal ini dapat mengurangi motivasi, meningkatkan tingkat stres, dan
berdampak negatif terhadap kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan dampak peraturan upah minimum terhadap jam
kerja dan dampaknya terhadap etika kerja. Peningkatan tunjangan karyawan tidak
boleh mengorbankan keseimbangan kehidupan kerja. Peraturan upah minimum yang
masuk akal harus mempertimbangkan kebutuhan karyawan akan istirahat dan
relaksasi.
Hal ini membantu menciptakan etos kerja yang sehat dan berkelanjutan. 11

Jika dilihat dari aspek-aspek pembahasan yang ada diatas sangat memungkinkan untuk para
buruh melakukan demonstrasi terhadap upah minimum. Akan tetapi jika buruh melakukan
demontstrasi apakah itu merupakan tindakan yang tidak beretika?. Kita tidak bisa
10
Handayani, P. (2021). Analisis Interaksi Sosial Antara Siswa Muslim Dan Non Muslim Perspektif Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negri 64 Bengkulu Utara (Doctoral dissertation, UIN Fatmawati
Sukarno).
11
Setiawan, H. H. (2018). Pengaruh gaji dan masa kerja terhadap kinerja karyawan pada pt. Infomedia
nusantara di bandung (Doctoral dissertation, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpas Bandung).
mengatakan dengan pasti bahwa demonstrasi buruh tidak etis, karena etika sangat bergantung
pada keadaan dan tujuan demonstrasi. Demonstrasi buruh dapat menjadi wujud perjuangan
mereka untuk mendapatkan hak-hak yang mereka anggap adil dan wajar, dan hal ini
merupakan bentuk partisipasi dalam kehidupan demokratis. Sebagai bentuk ekspresi,
demonstrasi buruh dapat dianggap etis jika dilakukan secara damai dan sesuai dengan hukum.
Hal ini dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan kepentingan bersama, menyoroti
perubahan yang diinginkan, dan menentang kebijakan yang dianggap tidak adil. Namun, etika
demonstrasi dapat dipertanyakan jika melibatkan kekerasan atau pelanggaran hukum yang
serius. Dalam konteks ini, penting untuk dipahami bahwa hak untuk berserikat,
berdemonstrasi atau berdemonstrasi sebenarnya dilindungi undang-undang dan termasuk
dalam hak asasi manusia. Oleh karena itu, penilaian etis terhadap demonstrasi kerja harus
mempertimbangkan metode yang digunakan, tujuan yang ingin dicapai, dan dampaknya
terhadap masyarakat dan kebijakan publik. Oleh karena itu, meskipun beberapa demonstrasi
buruh mungkin dianggap sebagai tindakan etis yang sah untuk memperjuangkan hak-hak
pekerja, tindakan tertentu selama demonstrasi tersebut mungkin tidak etis tergantung pada
situasi dan metodenya. dapat menimbulkan masalah.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa peraturan upah minimum mempunyai dampak yang signifikan
terhadap keadaan etos kerja di Indonesia. Beberapa poin penting yang dapat diambil dari
diskusi ini antara lain peningkatan kesejahteraan pekerja, perbedaan upah antar wilayah,
pelanggaran hak-hak pekerja, pengaturan jam kerja. Pertama, peningkatan kesejahteraan
pekerja dapat dicapai dengan menyesuaikan upah minimum dengan biaya hidup setempat.
Hal ini berujung pada etos kerja yang positif, dimana karyawan merasa dihargai dan
termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Kedua, kesenjangan upah regional
merupakan tantangan yang perlu diatasi. Penyesuaian terhadap kebijakan upah minimum
harus mempertimbangkan perbedaan biaya hidup antar wilayah untuk menghindari
ketidakpuasan dan dampak terhadap etika kerja. Ketiga, perlindungan hak-hak pekerja dan
pengaturan jam kerja yang bijaksana diperlukan untuk menjaga etos kerja yang adil dan
sehat. mencapai etos kerja yang adil, meningkatkan kesejahteraan pekerja, dan menciptakan
lingkungan kerja yang berkelanjutan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Marliana, L. (2022). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan


Ekonomi dan Upah Minimum terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia.
Ekonomis: Journal of Economics and Business, 6(1), 87-91.

KASNELLY, S., & SUCITRA, M. K. (2022). ANALISIS UPAH KERJA DI INDONESIA.


Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah, 5(1).

Iksan, S. A. N., Arifin, Z., & Suliswanto, M. S. W. (2020). Pengaruh Upah Minimum
Provinsi, Investasi dan PDRB Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia. Jurnal
Ilmu Ekonomi, 4(1), 42-55.

Teneh, E. G., Kumenaung, A. G., & Naukoko, A. T. (2019). Dampak Upah Minimum
Provinsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Pulau
Sulawesi (2014-2018). Jurnal berkala ilmiah efisiensi, 19(04).

Zulfikar Putra, S. H., Darmawan Wiridin, S. H., & Wajdi, H. F. (2022). Implementasi Upah
Minimum Terhadap Kesejahteraan Pekerja. Ahlimedia Book.

Trimaya, A. (2014). Pemberlakuan upah minimum dalam sistem pengupahan nasional untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 5(1),
11-20.

Yolanda, S. (2016). FORMULASI KEBIJAKAN PENETAPAN UPAH MINIMUM


PROVINSI LAMPUNG (SUATU ANALISIS TENTANG PROSES, KEPENTINGAN,
DAN AKTOR-AKTOR YANG TERLIBAT DALAM KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015).

Misnaini, M. (2019). Pengaruh Tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP) Dan Jumlah Industri
Besar-Sedang (IBS) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di Provinsi
Sumatera Utara (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Handayani, P. (2021). Analisis Interaksi Sosial Antara Siswa Muslim Dan Non Muslim
Perspektif Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negri 64 Bengkulu
Utara (Doctoral dissertation, UIN Fatmawati Sukarno).

Setiawan, H. H. (2018). Pengaruh gaji dan masa kerja terhadap kinerja karyawan pada pt.
Infomedia nusantara di bandung (Doctoral dissertation, Perpustakaan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Unpas Bandung).

Anda mungkin juga menyukai