Anda di halaman 1dari 15

PENGAWASAN TERHADAP PERUSAHAAN HOTEL CITY IIN YANG

TIDAK MEMBAYAR GAJI PEKERJA SESUAI UPAH MINIMUM


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :
Jody Friedelisky Toeweh
120117087

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai Negara yang masuk dalam kelompok negara

berkembang tentu akan giat melaksanakan pembangunan dan pembenahan diri

guna melepaskan diri dari berbagai kesulitan, baik di bidang ekonomi maupun

bidang lain. Dalam pembangunan ini untuk mengatasi berbagai masalah yang

sedang dihadapi, pemerintah mengambil prioritas kebijakan di bidang ekonomi.

Dalam hal ini, pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk membangun berbagai

sarana dan prasarana guna mendukung kebijakan di bidang ekonomi tersebut.

Salah satu sarana yang mendapat perhatian adalah pembangunan sarana industri

yang tentu saja meliputi masalah ketenagakerjaan (Farianto, 2018). Pemerintah

membuat sarana-sarana guna mendukung kebijakan di bidang ketenagakerjaan

seperti pembentukan peraturan perundang-undangan dan pembentukan instansi

yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Terdapat beberapa organisasi

yang dibentuk oleh pemerintah dalam negeri maupun internasional yang berfokus

pada kesejahteraan pekerja. Dalam lingkup internasional, telah dibentuk

International Labour Organization (ILO) yang telah memiliki 183 negara anggota

dan fokus kepada hak-hak pekerja dan meningkatkan perlindungan sosial.

Sedangkan di Indonesia telah terbentuk Kementerian Ketenagakerjaan Republik

Indonesia (Kemnaker RI) yang bertugas sebagai pengawas di bidang

ketenagakerjaan serta keselamatan dan Kesehatan kerja. Selanjutnya di daerah


terbentuk tenaga kerja yang juga memiliki tugas utama pengawasan di bidang

ketenagakerjaan.

Upaya pemerintah dalam bidang tenaga kerja tersebut adalah bukti bahwa

pemerintah memandang penting bahwa bidang tenaga kerja adalah hal yang

penting diperhatikan. Sedangkan jika kita melihat dari sisi hubungan antara

pekerja dan perusahaan dapat diketahui bahwa setiap hubungan kerja selalu

menimbulkan sifat-sifat yang berbeda dalam hubungan antara pengusaha dengan

pekerja sehingga menimbulkan pengaruh sosial dalam “masyarakat”. (Raharjo,

2018)

Pengaruh sosial dari pembangunan industri ekonomi akan menimbulkan

ketimpangan yang sangat tajam di bidang ketenagakerjaan, seperti hal-hal berikut

ini : Pertama, kondisi kesehatan di tempat kerja. Dikutip dari Detiknews pada

tahun 2011 terdapat kasus 8 pekerja pabrik logam keracunan yang diakibatkan

menghirup zat kimia di dalam pabrik. Kedua , upah pekerja yang sangat rendah

yang jauh dari kebutuhan hidup minimum. Menurut data survey Angkatan Kerja

Nasional (Sakernas) Februari 2021 sebanyak 49,67% pekerja masih digaji

dibawah upah minimum. Pekerja dalam proses produksi memegang peranan yang

sangat penting dan bagaimanapun kecilnya peranan tersebut harus dilindungi

karena unsur manusia merupakan titik sentral dari setiap konsepsi dan strategi

pembangunan. Oleh karena itu, pekerja perlu diberikan suatu perlindungan hukum

yang mengarah kepada persamaan derajat antara para pihak yang terkait dalam

hubungan kerja.
Istilah tenaga kerja (pekerja) sudah tidak asing lagi di masyarakat umum.

Hal tersebut dapat dilihat pada pasal 1 poin (2) UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan bahwa “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”. Sebuah perusahaan

dapat berjalan dengan baik dengan bantuan dan kerja keras dari para pekerjanya.

Namun para tenaga kerja ini tidak terlepas dari masalah pengupahan dan

kesejahteraan. Walaupun telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal

27 ayat (2) bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Sehingga dengan landasan hukum

yang tertuang diharapkan perusahaan memberikan upah yang layak. Namun

realitanya masih banyak perusahaan yang belum menyadari akan pentingnya hak

bagi para pekerjanya dan belum menaati peraturan / kebijakan yang telah

diterapkan pemerintah bagi tenaga kerja. Masih banyak perusahaan yang belum

mementingkan Hak Asasi dari para pekerjanya dan belum menerapkan kebijakan

dari pemerintah. Sehingga para perusahaan tersebut masih memberi upah yang

jauh dibawah Upah minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Dikutip dari Kalteng Antar News tepatnya tahun 2016, telah terjadi di

Provinsi Kalimantan Tengah yakni Kota Palangkaraya. Dimana sebuah

perusahaan Jasa yakni Hotel City Iin yang mengupah karyawan jauh dibawah

Upah Minimum Provinsi. Seharusnya jika dilihat dari Peraturan Gubernur

Kalimantan Tengah Nomor 57 Tahun 2015 tentang Upah Minimum Kota dan

Upah Minimum Sektoral Kota Tahun 2016 kota Palangkaraya , maka telah
ditentukan sebesar Rp. 2.129.431.- bagi para pekerja. Namun pihak Perusahaan

Jasa tersebut hanya mengupah pekerjanya sebesar Rp.1.000.000.- Hal ini

menyebabkan para pekerja yang merasa telah bekerja lebih dari 1 tahun merasa

tidak terima dan melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Ketenagakerjaan Kota

Palangkaraya (Disnaker) dengan harapa Disnaker dapat menjadi pihak ketiga

yang dapat menjembatani permasalahan antara perusahaan dan pekerja.

Hal ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah melalui Dinas

Ketenagakerjaan, bahwa seharusnya perusahaan tidak melakukan hal yang

bersimpangan dengan peraturan yang berlaku. Seharusnya dengan beberapa

peraturan yang dibentuk, pemerintah telah berusaha mengutamakan hak pekerja

dan melindungi hak pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemerintah

juga mengatur agar perusahaan membayarkan upah pekerja dengan layak. Karena

upah yang diterima pekerja dipergunakan sebagai penunjang hidup para pekerja

bagi dirinya maupun bagi keluarga pekerja (Asyhadie, 2019)

Permasalahan seperti kasus di atas, memerlukan bantuan dari pemerintah

untuk dapat menjadi pihak ketiga sebagai jembatan antara pekerja dan perusahaan.

Dalam konflik diatas dapat diambil Langkah penyelesaian dengan

mempertimbangkan peraturan yang ada, seperti Pergub Kalteng No 32 Tahun

2019 yang telah jelas mengatur mengenai Upah Minimum Provinsi, dan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang jelas mengatur

bahwa perusahaan wajib membayar Upah Minimum yang telah ditentukan dan

akan dikenakan sanksi jika melanggar.


1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat rumusan masalah yang akan di angkat dan

di bahas dalam skripsi ini yaitu :

1. Apakah upaya pengawasan terhadap perusahaan hotel City Iin yang tidak

membayar gaji pekerja sesuai upah minimum provinsi Kalimantan Tengah

1.3. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Pada skripsi ini diangkat judul “Pengawasan Terhadap Perusahaan Hotel

City Iin yang Tidak Membayar Gaji Perusahaan Sesuai Upah Minimum Provinsi

Kalimantan Tengah”. Penulis tertarik memilih tersebut dengan alasan telah terjadi

kesenjangan hukum yaitu antara das sollen dan das sein tidak berjalan beriringan.

Kesenjangan tersebut terbukti dengan fakta bahwa manajemen Hotel City Iin yang

membayar pekerjanya dengan upah yang tidak sesuai dengan upah minimum

Provinsi Kalimantan Tengah seharusnya manajemen Hotel City Iin tunduk pada

ketentuan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 32 Tahun 2019

Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2020 Provinsi Kalimantan Tengah dan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang secara


jelas telah mengatur bahwa perusahaan wajib membayar pekerja setidak-tidaknya

sesuai dengan upah minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah maka dari itu

penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagian upaya hukum yang dapat diterapkan

kepada pengusaha atau pemberi kerja agar dapat mematuhi ketentuan yang

berlaku.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulisan tentang Pengawasan Bagi Perusahaan yang Tidak

Membayar Gaji Pekerja Sesuai UMP pada skripsi ini, yaitu :

1. Tujuan Akademis, Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Surabaya.

2. Tujuan Teoritis, penulisan skripsi ini untuk mengetahui mekanisme

peraturan bagi perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.5. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian ini melihat pendekatan masalah yang terkait dengan

Pengawasan
a. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian pada penyusunan skripsi ini adalah penelitian yuridis

normative, yaitu penelitian menggunakan bahan hukum dan studi

kepustakaan yang berhubungan dengan peneitian ini untuk memecahkan

permasalahan hukum yang ada

b. Pendekatan Masalah

Pendekatan Masalah pada penyusunan skripsi ini yang pertama

menggunakan metode statue approach, dimana pendekatan utama

dilakukan dengan identifikasi dan pembahasan pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Kedua menggunakan metode conceptual approach yaitu adalah

pendekatan dengan menggunakan bahan bacaan dan literatur. Ketiga juga

menggunakan metode case approach , yaitu dengan cara menelaah kasus


lain yang juga berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi

putusan pengadilan sehinnga mempunyai kekuatan hukum tetap.

c. Bahan Hukum

Bahan Hukum yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu:

1) Bahan hukum primer, adalah bahan hukum yang mengikat dan

berkaita dengan permasalahan yang diangkat, yakni :

a) Undang-Undang No 11 Tahun 2011 tentang Cipta Kerja

b) Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

c) Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2021

d) Peraturan Gubernur Kalteng No 32 Tahun 2019

2) Bahan hukum sekunder, adalah bahan hukum yang digunakan dalam

menunjang bahan hukum primer yakni berupa bahan bacaan, literatur,


pendapat sarjana dan ahli hukum yang berkaitan dengan topik skripsi

ini.

d. Langkah Penelitian Bahan Hukum

Langkah-langkah dalam pengambilan bahan hukum dalam skripsi ini

adalah melalui studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini agar memperoleh data yang relevan dan lengkap. Teknik

penelitian ini dilakukan adalah:

1) Pengumpulan Bahan

Pengumpulan Bahan hukum dilakukan dengan caa inventarisasi,

klasifikasi dan sistematisasi:


a) Inventarisasi adalah kegiatan kritisi mendasar untuk melakukan

penelitian hukum. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan

jurnal dan Pustaka lain.

b) Klasifikasi adalah penjernihan masalah hinga akhirnya menjadi

transparan

c) Sistematisasi adalah keseluruhan data yang didapat dan dihubungkan

antara satu dan lainnya hingga ditemukan titik permasalahnnya

2) Penelitian Kepustakaan

Dalam Langkah penelitian ini dilakukan pengumpulan data pustaka,

membaca dan mengolah bahan penelitian (Mustika Zed,2003)

3) Langkah Analisa
Langkah ini menggunakan metode silogisme deduksi yang berawal

dari hal umum. Lalu dituangkan pada rumusan masalah. Pembahasan

permasalahan melihat pada ketentuan Undang-Undang yang berlaku ,

kemudian diimplementasikan pada rumusan masalah kemudian

menghasilkan jawaban khusus.

1.6. PERTANGGUNGJAWABAN SISTEMATIKA

Penelitian ini akan disusun secara sistematika sebagai upaya

pembahasan dan analisis yang rinci. Demikian pertanggungjawaban

sistematika penelitian ini disusun :

BAB 1 Pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas gambaran secara

umum mengenai masalah yang akan dibahas. Pada rumusan masalah berisi

permasalahan yang akan diangkat dan dibahas , pada alasan pemilihan

judul untuk memberi gambaran alasan mengapa penulis memilih judul

tersebut, pada tujuan penelitian untuk memberi penjelasan hal apa saja

yang ingin diperoleh pada penulisan skripsi ini, pada metode penelitian
untuk menjelaskan Langkah/metode untuk pembahasan, pada

pertanggungjawaban sistematika untuk menjelaskan kerangka skripsi ini.

BAB II Tinjauan Pustaka . Pada bab ini akan diulas mengenai

pengertian Tenaga Kerja, Perlindungan bagi Pekerja, beserta dengan

peraturan mengenai hak-hak pekerja, dan peraturan pembayaran upah

pekerja bagi perusahaan.

BAB III Analisis dan Pembahasan. Pada bab ini akan diambarkan

kasus yang diangkat dalam skripsi ini yaitu usaha yang dilakukan pekerja

sebagai bentuk protes dan Langkah dari pemerintah sebagai pihak ketiga.

Pada bab ini akan disertai pula dengan Kasus-kasus lainnya dan

pembahasannya yang akan menjadi pokok inti skripsi ini.

BAB IV Penutup. Pada bab ini merupakan akhir dari skripsi ini.

Bab ini akan diisi Sub bab Kesimpulan dan sub bab saran. Yakni

Kesimpulam mengenai pokok jawaban atas permasalahan pada skripsi ini.

Sedangkan Sub bab saran mengenai gagasan/saran penyelesaian bagi

permasalahan terhadap kasus skripsi dan terdapat rekomendasi solutif

terhadap kasus yang dikaji.


DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Bambang (2020) . Penegakan Hukum di Indonesia. Sinar Grafika

Farianto, Willy (2018). Himpunan Artikel Ketenagakerjaan

Asyhadie, H. Zaeni dan Rahmawati Kusuma,S.H.,M.H (2019). Hukum

Ketenagakerjaan Dalam Teori&Praktik di Indonesia.


Maulin, Rishna (2019). Gaji Tidak Dibayar Perusahaan Karyawan Wajib

Lapor.

Wahyudi, Nyoman Ary (2021). Gaji Buruh Dibawah UMP Pemerintah

Tindak Tegas Perusahaan Pelanggar.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20211025/12/1458120/gaji-buruh-di-

bawah-ump-pemerintah-diminta-tindak-perusahaan-pelanggar

Ardhika, Rendhik (2016). 2 Karyawan Hotel City Iin Adukan Perusahaan

ke Disnaker Kalteng. https://kalteng.antaranews.com/berita/253626/2-

karyawan-hotel-city-inn-adukan-perusahaan-ke-disnakertrans-kalteng

Anda mungkin juga menyukai