BERPERIKEMANUSIAAN
HUKUM
Disusun Oleh:
BANDUNG
2023
PENDAHULUAN
1
Bhenyamin Hoessin, Pembagian Kewenangan Antara Pusat dan Daerah, Malang: Universitas Brawijaya. 2001,
hlm.4
2
Laurensius Arliman, “PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA HUKUM KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA”. JURNAL
SELAT, Vol.5, No.2, (2017), hlm.75
masa ke masa diperlukan pembaharuan hukum karena kondisi masyarakat yang tidak berhenti
pada satu keadaan, melainkan terus bergerak dalam perubahan zaman yang menuntut
peraturan mampu mengimbangi melalui pembaharuan regulasi.
Isu terkait dengan sitem pengupahan ini masih menjadi polemik di masyarakat. Salah
satunya terkait dengan penghapusan komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebagai
pertimbangan upah minimum. Kebijakan upah minimum tidak dapat dipisahkan dari
kewajiban negara untuk penghidupan yang layak bagi rakyatnya. Sebelumnya dijelaskan
dalam pasal 89 Undang-Undang Cipta Kerja mengenai upah minimum diarahkan kepada
pencapaian kebutuhan hidup layak, namun pasal tersebut dihapus dan sebagai gantinya
disisipkan dalam pasal 88D yang formula penghitungan upah berdasarkan variabel
pertumbuhan ekonomi atau inflasi. Pertanyaannya, dapatkah variabel tersebut mampu
merepresentasikan kebutuhan hidup kayak bagi para pekerja sehingga upah yang mereka
terima dapat dikatakan layak untuk mencapai kesejahteraan? Tentu menjadi ironis apabila
pembaharuan hukum ketenagakerjaan terkait pengupahan tidak sesuai dengan tujuan awal
untuk membangun kesejahteraan pekerja.
3
Ahmad Hunaeni Zuklarnaen, “HUKUM PENGUPAHAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA (UUCK) DAN KEINGINAN
SEMUA PIHAK DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL”. Jurnal Hukum Mimbar Justisia, Vol.6, No.2, (2020), hlm.102
4
Satjipto Raharjdjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, (2014), hlm.199
PEMBAHASAN
Pemberian upah pada pekerja adalah memberika imbalan atau balas jasa dari pihak
produsen kapada pekerja atas tenaga maupun pikiran yang dikerahkan dalam pekerjaan.5
Dalam sudut pandang pengusaha upah merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerja
sehingga harus ditekan dengan serendah-rendahnya, berbalik dengan pekerja yang
menganggap bahwa upah adalah objek yang harus diperjuangkan karena termasuk ke dalam
haknya sebagai seorang pekerja yang telah mengeluarkan tenaga dan pikiran.6 Upah adalah
bagian terpenting dalam roda perekonomian karena secara langsung akan meningkatkan
kualitas kinerja pekerja saat hak-haknya dalam bekerja terpenuhi.
Upah yang diberikan dari pihak produsen atau perusahaan kepada pekerja tidak
terlampau rendah, sehingga pemerintah juga harus turut serta dalam menentukan standar upah
terendah melalui peraturan perundang-undangan. Pemberian upah tidak boleh bersifat
diskriminasi antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan dalam satu pekerjaan yang sama. 7
Pemerintah sudah memberikan kebijakan terkait pengupahan pada pekerja dalam Undang-
Undang Cipta Kerja. Sistem pemberian upah yang tertuang dalam Undang-Undang Cipta
Kerja berdasarkan waktu dan hasil, upah minimum, dan upah pokok.
Pemberian upah dengan satuan waktu dibayar berdasarkan pada satuan waktu yang
sudah ditentukan perjam, harian, atau bulanan. Terkait dengan pengupahan ini juga diatur
dalam ketentuan pasal 15 Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2021. Adanya pengaturan
tersebut membuktikan bahwa peraturan perundang-undangan mengakui sistem kerja yang
5
Veronika Nugraheni, Dwi Cahyono, Muh. Barid Nizaruddin, “Sistem Pengupahan di Indonesia”. Jurnal Ekonomi
dan Hukum Islam, Vol.8. No.2, (2017), hlm.146
6
Rustam Effendi, “Peranan Dewan Pengupahan dalam Perspektif Problematika Ketenagakerjaan”. Syarat Tesis
Magister Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,hlm.4-5
7
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada, (2018), hlm.45
pembayaran upahnya perjam. Dalam hal ini pemerintah juga mengatur semua hak dan
kewajiban pekerja melalui peraturan pemerintah.8
Formula penghitungan upah perjam dengan menghitung upah selama sebulan dan
dibagi 126. Jumlah upah yang dibayarkan sesuai dengan kesepakatan antara pengusaha dengan
pekerja dengan catatan tidak lebih kecil dari hasil yang sudah dirumuskan atau diatur perjam
tersebut. Pada pekerja yang pengupahannya dibayar harian diatur menggunakan dua cara
perhitungan, yakni perusahaan yang mempekerjakan selama 6 hari maka upah yang diberikan
selama sebulan dibagi dengan 25 dan perusahaan yang mempekerjakan selama satu minggu
maka upah yang diberikan sebulan dibagi dengan 21. Pengupahan pekerja dalam satuan waktu
tidak dibayar dengan sembarang melainkan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
peraturan perundang-undangan sehingga kesejahteraan para pekerja tetap terjamin dan
operasional perusahaan bagi pengusaha berjalan dengan lancar.
Pekerja yang melakukan pekerjaannya hingga melebihi batas waktu bekerja juga harus
mendapatkan upah lembur sebagai kompensasi yang diberikan dari perusahaan atas kerja
keras yang lebih dari pekerja. Biasanya pengusaha mempekerjakan pekerja lebih dari batas
jam kerja, saat hari libur mingguan atau saat hari libur nasional sebagai kriteria mendapatkan
upah lembur.9 Jam kerja yang melebihi batas dan lebih banyak tenaga pada saat bekerja
mengharuskan pengusaha membayar upah lebih pada pekerja. Untuk jam kerja juga dibatasi
satu hari selama empat jam saja dan selama satu minggu paling banyak 18 jam saja.10
Dalam pemberian upah berdasarkan hasil dilakukan dengan negosiasi antara pekerja
dengan perusahaan terkait sistem yang sesuai untuk pemberian upah tersebut. Upah minimum
dalam Undang-Undang Cipta Kerja tetap dipertahankan sebagai kriteria dasar pengupahan
yang memberikan fleksibelitas lebih banyak kepada pemerintah daerah dalam menentukan
besarannya dengan pertimbangan faktor tingakatan inflasi, produktivitas, dan pertumbuhan
ekonomi regional. Undang-Undang Cipta Kerja juga mengatur mengenai upah pokok yang
8
Iswaningsih, et.al, “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Lokal dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Omnibus Law Cipta Kerja”. Jurnal Preferensi Hukum,Vol.1, No.2 (2021), hlm.478-484
9
Sahlisa,et.al. “Tinjauan Yuridis Tentang Upah Kerja Lembur Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
2021 Tentang Pengupahan.”, Private law, Vol.1, No.3, (2021), hlm.392-401
10
Putra, et.al. “Pengaturan Tentang Upah Minimum Pekerja Berdasarkan Peraturan Di Bidang
Ketenagakerjaan.” Kertha Wicara: Jurnal Ilmu Hukum, Vol.10, No.11, (2021), hlm.927-936
mencakup upah dasar, tunjangan tetap, dan tunjangan kinerja dengan harapan kesejahteraan
pekerja akan terpenuhi.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah cukup efektif dalam menunjang keadilan
pengupahan yang diberikan kepada para pekerja. Sistem pengupahan yang dinilai adil bagi
para pekerja adalah sesuai dengan tingkat produktivitas dan jam kerja. Pemilik perusahaan
harus memberikan jaminan pengupahan yang layak sesuai dengan kesepakatan dengan pekerja
sehingga regulasi yang tercipta dalam Undang-Undang Cipta Kerja terkait dengan pengupahan
dapat berjalan sebagaimana mestinya dan kesejahteraan pekerja terjamin di masa depan.
PENUTUP
Pembaharuan hukum tenaga kerja berdampak pada sistem pengupahan pekerja. Dalam
Undang-Undang Cipta Kerja yang di dalamnya membahas mengenai pengupahan kepada
pekerja diharapkan mampu menjadi gerbang awal tercapainya kesejahteraan. Hak-hak para
pekerja tidak boleh dikesampingkan karena berjalannya roda perekonomian masyarakat
Indonesia salah satunya berada di tangan pekerja. Pemilik perusahaan harus mampu
memenuhi tanggung jawabnya kepada para pekerja karena sebagian besar dari mereka
menggantungkan hidupnya di sektor pekerjaan. Melakukan pengupahan sesuai dengan
kesepakatan dan ketentuan peraturan yang ada juga merupakan kewajiban dari pemilik
perusahaan kepada para pekerja sehingga sistem pembayaran upah dapat berjalan dengan
semestinya.
Terlepas dari problematika disetiap regulasi yang diciptakan oleh pemerintah terkait
dengan ketenagakerjaan dan sistem pengupahan, masyarakat juga harus paham mengenai hal-
hal yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai tenaga kerja. Sehingga posisi masyarakat
tidak hanya sebagai pihak yang menerima upah tanpa ada pengetahuan terkait sistem
pengupahan yang berpeluang akan terjadi kecurangan dari pihak perusahaan. Edukasi dan
pemahaman terkait dengan pembaharuan hukum ketenagakerjaan khususnya dalam sistem
penguapahan pada Undang-Undang Cipta Kerja harus sampai pada lapisan masyarakat agar
mereka paham.
DAFTAR PUSTAKA
Buku