Anda di halaman 1dari 20

OPTIMALISASI PENYEBARLUASAN INFORMASI REGULASI UPAH

MINIMUM PROVINSI DAN KAB/KOTA SECARA DIGITAL PADA


DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI
KALIMANTAN UTARA

DISUSUN OLEH:

ROSMINI
NIM. 530085966
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
BIDANG MINAT ADMINISTRASI PUBLIK
1. Pendahuluan
Upah merupakan salah satu aspek penting dalam hubungan industrial karena
keberadaannya mempengaruhi pendapatan pekerja/buruh dalam rangka
penghidupan yang layak bagi dirinya dan keluarganya. Upah sangat beragam, mulai
dari pemenuhan kebutuhan dasar pekerja/buruh hingga pertumbuhan ekonomi dan
perluasan kesempatan kerja. Arah kebijakan pengembangan sistem pengupahan
menitikberatkan pada perlindungan upah pekerja/buruh untuk kesejahteraan,
dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi perekonomian daerah
dan negara. Oleh karena itu, diharapkan dapat terwujud sistem remunerasi yang
adil. Selain itu, regulasi di bidang pengupahan juga harus mampu menjawab
tantangan dinamika globalisasi dan dampak perubahan teknologi informasi terhadap
perubahan tatanan sosial ekonomi, termasuk perubahan pola hubungan kerja
bidang ketenagakerjaan.

Kebijakan upah minimum berdampak tidak hanya pada upah pekerja yang
upahnya berada di sekitar upah minimum, tetapi juga pada distribusi upah, harga,
lingkungan usaha dan penempatan pekerja secara keseluruhan. Upah yang
ditetapkan oleh pemerintah dan komisi/dewan pengupahan telah dianalisis secara
rinci dan masuk akal. Oleh karena itu, perusahaan atau pemberi kerja harus
mematuhi perjanjian tersebut. Dalam penegakan peraturan pengupahan, sanksi
tegas dikenakan kepada pelaku usaha yang tidak mematuhi perjanjian ini.

Menyebarkan informasi tentang peraturan pengupahan UMP dan UMK serta


memastikan bahwa pengusaha mematuhinya adalah salah satu tugas penting Dinas
Tenaga Kerja dan Imigrasi Kalimantan Utara untuk melindungi hak-hak pekerja.
Ketidaksesuaian upah pekerja adalah masalah perburuhan yang berulang di
Kalimantan Utara. Salah satu penyebabnya adalah tidak meratanya penyebaran
informasi tentang peraturan pengupahan terbaru. Oleh karena itu, Kementerian
Tenaga Kerja dan Imigrasi Kalimantan Utara harus menemukan terobosan yang
dapat mengatasi permasalahan tersebut.

2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan artikel Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah
Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui faktor-faktor yang mendorong lahirnya inovasi Optimalisasi
Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota
Secara Digital dan penerapan inovasi tersebut di Pada Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara
2) Mengetahui dampak penerapan inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi
Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital terhadap
pelayanan masyarakat

3. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan di atas, adapun hal yang ingin dikaji lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
1) Apakah faktor-faktor yang mendorong lahirnya inovasi Optimalisasi
Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota
Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Utara dan bagaimana sikap organisasi menanggapi perubahan tersebut?
2) Bagaimana penerapan inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi
Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara?
3) Apa dampak pelaksanaan inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi
Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara terhadap
masyarakat?

4. Kajian Teori
Dalam penulisan artikel ini, penulis menggunakan beberapa teori yang relevan
diantaranya:
1) Teori Pengupahan
Banyak peraturan yang menjelaskan teori pengupahan seperti pada kajian
dibawah ini.
“Upah adalah hak Pekerja/Buruh yang diterima dan, dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari Pengusaha atau pemberi kerja kepada
Pekerja/Buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu Perjanjian
Kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi Pekerja/Buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan” (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan Pasal 1).
Upah minimum mengacu pada standar kelayakan hidup bagi para pekerja
seperti pada kajian teori di bawah ini.
“Upah minimum harus didasarkan pada standar KHL” (Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). “Upah minimum
sebagai upah bulanan terendah yang meliputi gaji pokok dan tunjangan
tetap ” (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat
1).

Besaran upah yang diberikan dari pengusaha kepada pekerja wajib


diresmikan atas bawah persetujuan serta peraturan perundang- undangan dan
dibayarkan atas bersumber pada perjanjian kerja antara pengusaha dengan
pekerja/ buruh tercantum tunjangan pekerja serta keluarganya ( Izzaty serta
Rafika Sari, 2013).
Upah minimum yang berlaku buat segala kabupaten/ kota di satu provinsi,
diresmikan oleh Gubernur dengan memikirkan saran dari Dewan Pengupahan
yang unsurnya tripartit antara lain pengusaha, pemerintah, serikat buruh/ serikat
pekerja, ditambah akademi besar serta ahli. Penetapan UMP diresmikan paling
lama 60 hari saat sebelum bertepatan pada 1 Januari ( Izzaty serta Rafika Sari,
2013).
Upah minimum kabupaten/ kota merupakan upah minimum yang berlaku di
wilayah kabupaten/ kota, diresmikan oleh Gubernur dengan memikirkan saran
Bupati/ Walikota atas anjuran/ masukan Dewan Pengupahan Kabupaten/ Kota
yang unsurnya tripartite antara lain pengusaha, pemerintah, serikat buruh/
serikat pekerja ditambah dari perguruan tinggi serta ahli. Penetapan upah
minimum kabupaten/ kota diresmikan paling lama empat puluh hari saat
sebelum bertepatan pada 1 Januari ataupun setelah penetapan UMP. Besaran
upah minimum kabupaten/ kota yang diresmikan wajib lebih besar dari
UMP( Izzaty serta Rafika Sari, 2013).
Tujuan dari penetapan upah minimum merupakan selaku jaringan
pengaman, yang bermanfaat untuk mencegah penurunan daya beli buruh.
Sehingga, upah minimum harus mampu menunjang daya beli supaya pekerja
dapat memenuhi standar kebutuhan dasarnya. Besaran upah minimum
digunakan selaku standar upah di industri( Izzaty serta Rafika Sari, 2013).
2) Organisasi dan Inovasi Organisasi
Bagi Jones (2007) yang menyampaikan bahwa organisasi merupakan
perlengkapan/ instrument yang digunakan manusia buat mengkoordinasikan
tindakannya dalam rangka menggapai tujuan yang diharapkan. Sebaliknya
inovasi merupakan proses organisasi memakai kemampuan serta sumber
dayanya buat meningkatkan produk benda serta jasa yang baru ataupun buat
meningkatkan system penciptaan serta pembedahan yang baru sehingga
organisasi sanggup membagikan kepuasan yang lebih besar kepada
konsumen/pengguna layanan ( Jones, 2004). Berikutnya bagi Jones melaporkan
kalau pergantian teknologi ialah sumber utama terbentuknya inovasi. Pergantian
teknologi memegang peranan berarti dalam mendesak terbentuknya pergantian
area ( Agus Joko Purwanto, 2019).
John P/ Kooter menggambarkan sesuatu perilaku organisasi dalam
menjawab pergantian yang diakibatkan factor- faktor antara lain teknologi,
ekonomi, pergantian pasar serta politik. Terhadap factor tersebut, suatu
organisasi menanggapinya berbeda terdapat yang menjadikan ancaman bila
tidak sanggup menjawab serta menjadikan suatu kesempatan bila sanggup
menjawab pergantian tersebut( Agus Joko Purwanto, 2019).
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan meliputi bidang yang sangat luas cakupannya sehingga
penafsiran tentang kepemimpinan pula bermacam- macam. Bagi Harry S.
Truman, 1975 yang melaporkan kalau pemimpin merupakan orang yang
mempunyai keahlian buat memohon orang lain melaksanakan suatu yang tidak
mereka gemari yang kesimpulannya mereka menggemari ( Agus Joko
Purwanto, 2019).
Bagi Agus Joko Purwanto, 2019 melaporkan kalau“ terdapat 5 kedudukan
pemimpin visioner antara lain kedudukan merumuskan visi, kedudukan
menjalakan ikatan, kedudukan mengatur, kedudukan mendesak dan kedudukan
selaku pemberi inovasi”.
4) Optimalisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun (2012) “Optimalisasi
merupakan berasal dari kata bawah maksimal yang berarti terbaik, paling tinggi,
sangat menguntungkan, menjadikan sangat baik, menjadikan sangat besar,
pengoptimalan proses, metode, perbuatan memaksimalkan (menjadikan sangat
baik, sangat besar, serta sebagainya) sehingga optimalisasi merupakan sesuatu
aksi, proses, ataupun metodologi buat membuat suatu (selaku suatu desain,
sistem, ataupun keputusan) jadi lebih/ seluruhnya sempurna, fungsional,
ataupun lebih efisien”.
Optimalisasi sesuatu upaya/aksi untuk tingkatkan serta memaksimalkan.
Bersumber pada penafsiran teori diatas, hingga penulis dapat merumuskan
kalau optimalisasi merupakan sesuatu proses, melakukan program yang
terencana guna menggapai tujuan organisasi sehingga bisa tingkatkan kinerja
secara optimal.
5) Penyebarluasan Informasi Digital
Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi adalah sarana
dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk
memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan records/data secara bermakna.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4)
teknologi informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi
yang berbasis komputer dan perkembanganya sangat pesat. Hamzah B. Uno
dan Nina Lamatenggo (2011:57) juga mengemukakan teknologi informasi
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah records/data.
Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi records dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.
Menurut McKeown dalam Suyanto (2005:10) teknologi informasi merujuk
pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan,
mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teori yang
lain juga diungkapkan oleh Williams dalam Suyanto (2005:10) teknologi
informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap
teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi. Teori pendukung yang
lain menurut Behan dan Holme dalam Munir (2009:31) teknologi informasi dan
komunikasi adalah segala sesuatu yang mendukung untuk me-record,
menyimpan, memproses, mendapat lagi, memancar/mengantarkan dan
menerima informasi Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi adalah suatu teknologi berupa (hardware, software, useware)
yang digunakan untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan records secara bermakna
untuk memperoleh informasi yang berkualitas.

6) Regulasi
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia Indonesia) regulasi diartikan
sebagai sebuah peraturan, regulasi merupakan cara untuk mengendalikan
manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu.
Penerapan regulasi biasa dilakukan dengan berbagai macam bentuk, yakni
pembatasan hukum principle diberikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu
perusahaan, dan sebagainya (KBBI, 2012). 

7) Gambaran Umum Organisasi


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara dibentuk
berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan urusan
pemerintahan bidang transmigrasi menjadi kewenangan daerah berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83
Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai
dengan rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
b. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja;
c. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Penempatan Tenaga Kerja;
d. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Hubungan Industrial;
e. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Pengawasan Ketenagakerjaan;
f. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Perencanaan Kawasan Transmigrasi;
8) Kepemimpinan
Kepemimpinan meliputi bidang yang sangat luas cakupannya sehingga
penafsiran tentang kepemimpinan pula bermacam- macam. Bagi Harry S.
Truman, 1975 yang melaporkan kalau pemimpin merupakan orang yang
mempunyai keahlian buat memohon orang lain melaksanakan suatu yang tidak
mereka gemari yang kesimpulannya mereka menggemari ( Agus Joko
Purwanto, 2019).
Bagi Agus Joko Purwanto, 2019 melaporkan kalau“ terdapat 5 kedudukan
pemimpin visioner antara lain kedudukan merumuskan visi, kedudukan
menjalakan ikatan, kedudukan mengatur, kedudukan mendesak dan kedudukan
selaku pemberi inovasi”.
9) Optimalisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun (2012) “Optimalisasi
merupakan berasal dari kata bawah maksimal yang berarti terbaik, paling tinggi,
sangat menguntungkan, menjadikan sangat baik, menjadikan sangat besar,
pengoptimalan proses, metode, perbuatan memaksimalkan (menjadikan sangat
baik, sangat besar, serta sebagainya) sehingga optimalisasi merupakan sesuatu
aksi, proses, ataupun metodologi buat membuat suatu (selaku suatu desain,
sistem, ataupun keputusan) jadi lebih/ seluruhnya sempurna, fungsional,
ataupun lebih efisien”.
Optimalisasi sesuatu upaya/aksi untuk tingkatkan serta memaksimalkan.
Bersumber pada penafsiran teori diatas, hingga penulis dapat merumuskan
kalau optimalisasi merupakan sesuatu proses, melakukan program yang
terencana guna menggapai tujuan organisasi sehingga bisa tingkatkan kinerja
secara optimal.
10) Penyebarluasan Informasi Digital
Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi adalah sarana
dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk
memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan records/data secara bermakna.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4)
teknologi informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi
yang berbasis komputer dan perkembanganya sangat pesat. Hamzah B. Uno
dan Nina Lamatenggo (2011:57) juga mengemukakan teknologi informasi
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah records/data.
Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi records dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.
Menurut McKeown dalam Suyanto (2005:10) teknologi informasi merujuk
pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan,
mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teori yang
lain juga diungkapkan oleh Williams dalam Suyanto (2005:10) teknologi
informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap
teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi. Teori pendukung yang
lain menurut Behan dan Holme dalam Munir (2009:31) teknologi informasi dan
komunikasi adalah segala sesuatu yang mendukung untuk me-record,
menyimpan, memproses, mendapat lagi, memancar/mengantarkan dan
menerima informasi Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi adalah suatu teknologi berupa (hardware, software, useware)
yang digunakan untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan records secara bermakna
untuk memperoleh informasi yang berkualitas.

11) Regulasi
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia Indonesia) regulasi diartikan
sebagai sebuah peraturan, regulasi merupakan cara untuk mengendalikan
manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu.
Penerapan regulasi biasa dilakukan dengan berbagai macam bentuk, yakni
pembatasan hukum principle diberikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu
perusahaan, dan sebagainya (KBBI, 2012). 

12) Gambaran Umum Organisasi


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara dibentuk
berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan urusan
pemerintahan bidang transmigrasi menjadi kewenangan daerah berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83
Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :
g. Perumusan kebijakan teknis bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai
dengan rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
h. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja;
i. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Penempatan Tenaga Kerja;
j. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Hubungan Industrial;
k. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Pengawasan Ketenagakerjaan;
l. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Perencanaan Kawasan Transmigrasi;
m. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Pembangunan Kawasan Transmigrasi;
n. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di
bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
o. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
p. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis;
q. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
r. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
Secara struktural Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Utara terdiri atas 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretariat dan 3
(tiga) Bidang.
Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Utara berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara,
sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, membawahi :
a) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Kepala Bidang Pelatihan Kerja Dan Penempatan Tenaga Kerja
a) Seksi Pelatihan dan Produktivitas
b) Seksi Penempatan Tenaga Kerja
c) Seksi Pengembangan dan Perluasan Kerja
4. Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
a) Seksi Persyaratan Kerja dan Penyelesaian Hubungan Industrial
b) Seksi Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan K3
c)Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
5. Kepala Bidang Transmigrasi
a) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
b) Seksi Pembangunan Kawasan Transmigrasi
c) Seksi Penempatan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigran
6. Unit Pelaksana Teknis.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.

5. Pembahasan
1) Faktor-faktor yang mendorong lahirnya inovasi Optimalisasi Penyebarluasan
Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara dan sikap
organisasi menanggapi perubahan lingkungan
Ketenagakerjaan merupakan urusan pemerintahan yang sangat krusial
sebagai tugas negara dalam menjamin pemenuhan hak setiap warga negara
untuk memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak. Ketenagakerjaan
adalah isu nasional dan global yang terkait erat dengan hak asasi manusia,
investasi, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Adanya revolusi
industri 4.0 telah menghadirkan peluang dan tantangan dalam meningkatkan
daya saing bangsa dan negara, Kondisi lingkungan strategis global yang berubah
dengan sangat cepat tersebut pada akhirnya menciptakan pola baru yang
cenderung tinggi dan mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
Salah satu pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Utara yang memberikan dampak terhadap masyarakat luas adalah
penetapan Upah Minimum. Upah minimum merupakan upah bulanan terendah
yang ditetapkan Gubernur untuk dijadikan acuan oleh pengusaha dan industri
dalam pemberian upah para pekerjanya. Gubernur menetapkan Upah Minimum
ini setahun sekali. Dasar hukum penetapan upah minimum adalah PP nomor 36
tahun 2021. Upah minimum kemudian dibagi menjadi UMP (Upah Minimum
Provinsi) dan UMK (Upah Minimum Kota). UMP berlaku di seluruh kabupaten
dan kota dalam satu provinsi, sedangkan UMK hanya berlaku di sebuah
kabupaten atau kota. Setelah UMP ditetapkan oleh gubernur, selanjutnya
pemerintah kota atau kabupaten akan menetapkan UMK masing-masing.
Selama periode 2016-2021, besaran UMP Kalimantan Utara cenderung
mengalami kenaikan dari sebesar Rp. 2.175.340 pada Tahun 2016 menjadi Rp
3.106.738 pada Tahun 2022 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.
Upah Minimum Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2022
(Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara).

Informasi regulasi UMP maupun UMK merupakan salah satu informasi


penting yang harus disebarluaskan kepada pekerja maupun pengusaha sebagai
bahan acuan dalam menetapkan upah di perusahaan masing-masing. Beberapa
tahun kebelakang, pelayanan penyebarluasan informasi regulasi pengupahan
masih secara konvensional. Masyarakat baik itu perusahaan maupun pekerja
datang ke kantor untuk meminta salinan regulasi tersebut sehingga
membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak. Sulitnya penyebarluasan
informasi tersebut, juga ditunjang oleh kondisi kewilayahan Provinsi Kalimantan
Utara yang terpisah secara kepulauan.
Setelah dilakukan evaluasi pelayanan penyebarluasan informasi regulasi
upah minimum secara manual/konvensional pada umumnya menimbulkan
beberapa keluhan dari masyarakat/pengguna layanan yang dinilai tidak praktis.
Pada era digital yang dinamis seperti saat ini, tuntutan masyarakat untuk
memperoleh jawaban akan kebutuhannya secara praktis dan cepat semakin
tinggi.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara
menanggapi beberapa factor perubahan tersebut diatas menjadi sebuah peluang
dengan melahirkan sebuah inovasi pelayanan ketenagakerjaan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan John P/Kotter yang menyatakan organisasi yang memiliki
kesanggupan dalam menanggapi perubahan akan menganggap perubahan
tersebut sebagai peluang dengan melahirkan inovasi pelayanan berupa
Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan
Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Utara.
Inovasi pelayanan tersebut sebagai upaya pemerintah dalam menyediakan
informasi regulasi upah minimum secara cepat, tepat dan terjangkau. Inovasi
tersebut juga lahir dari adanya kepemimpinan visioner yang mampu
mengidentifikasi permasalahan dan memecahkan permasalahan tersebut secara
cepat dan tepat dengan melibatkan semua sumber daya organisasi.
Keberhasilan pemerintah daerah dalam memperbaiki kondisi
ketenagakerjaan dan mencapai tujuan pembangunan ketenagakerjaan di
wilayahnya, sangatlah ditentukan oleh kemampuannya menciptakan berbagai
inovasi dalam mensinergikan sistem ketenagakerjaan.
Berdasarkan penjelasan diatas dan dikaitkan dengan Bagan Kerangka Pikir
John P. Kotter dapat disimpulkan bahwa lahirnya inovasi Optimalisasi
Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota
Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Utara disebabkan karena beberapa factor diantaranya:
a. Kemajuan penggunaan teknologi digital sebagai platform kehidupan
b. Tuntutan masyarakat akan system pelayanan informasi regulasi upah
minimum yang praktis, cepat, murah dan terjangkau.
c. Dalam rangka meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
ketenagakerjaan.
d. Kondisi lingkungan strategis global yang berubah dengan sangat cepat
tersebut pada akhirnya menciptakan pola baru yang cenderung ekstrem
yang secara langsung mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
2) Penerapan inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah
Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara
Inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum
Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital merupakan sebuah inovasi yang
mengoptimalkan penggunaan aplikasi berbasis elektronik dalam rangka
penyebarluasan informasi regulasi upah minimum yang dapat dengan mudah
diakses oleh pengguna layanan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan Digitalisasi File UMP dan UMK dengan melakukan scanning
(proses digitalisasi) dan melakukan unggah data ke Google Drive.
b. Menyebarluaskan file tersebut ke dalam aplikasi Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID) Provinsi Kalimantan Utara maupun
sosial media Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Utara. PPID berfungsi sebagai pengelola dan penyampai dokumen yang
dimiliki oleh organisasi publik sesuai dengan amanat UU 14/2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Dengan keberadaan PPID maka masyarakat
yang akan menyampaikan permohonan informasi lebih mudah dan tidak
berbelit karena dilayani lewat satu pintu. Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan
informasi di badan public. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Pembantu (PPID Pembantu) adalah pejabat yang melaksanakan tugas dan
fungsi sebagai PPID pada Satuan Organisasi Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah. Pejabat PPID Disnakertrans mengupload
file regulasi pengupahan secara berkala ke dalam aplikasi PPID sehingga
masyarakat dapat mengakses informasi tersebut secara digital dimanapun
dan kapanpun. Selain untuk menyebarluaskan informasi upah minimum
setiap tahunnya, juga membuka ruang konsultasi publik secara online.
Penerapan aplikasi ini dalam menyebarluaskan informasi pengupahan
dinilai efektif dan mendapat respon positif dari masyarakat.
Gambar 2.
Tampilan PPID Provinsi Kalimantan Utara
(Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara).

Informasi tersebut juga disebarluaskan melalui social media


Disnakertrans seperti instagram @nakertrans_provkaltara dan facebook
Disnakertrans Kaltara. Keseluruhan kegiatan dan pelayanan
ketenagakerjaan dan transmigrasi juga di upload di social media tersebut.

Gambar 3.
Tampilan Sosial Media Disnakertrans Prov. Kaltara
(Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara).

3) Perubahan Organisasi
Untuk memaksimalkan penerapan inovasi Optimalisasi Penyebarluasan
Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital, maka
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara melakukan
upaya-upaya yang digerakkan oleh adanya peran pemimpin yang visioner
dengan langkah sebagai berikut:
a. Memastikan setiap inovasi yang dilahirkan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Dimana salah satu tujuan Dinas tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara yaitu meningkatkan
pembangunan ketenagakerjaan daerah melalui perbaikan pelayanan
ketenagakerjaan. Reengineering atau rekayasa ulang adalah salah satu
langkah awal yang dilakukan untuk menyikapi perubahan di luar organisasi.
Perancangan ulang secara pada proses bisnis yang berjalan saat ini dengan
penekanan pada pengurangan biaya dan waktu siklus agar terjadi
peningkatan kepuasan pengguna layanan. Kebijakan ini berpengaruh pada
evaluasi peta proses bisnis dan SOP penyebarluasan infromasi regulasi UMP
dan UMK.
b. Kepala Dinas menerapkan sistem the relationships role atau peran menjalin
hubungan dengan membentuk tim pelaksana layanan, karena penerapan
inovasi pelayanan yang berbasis aplikasi membutuhkan operator layanan
terampil dalam penggunaan teknologi digital sehingga Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara melakukan upaya-upaya
peningkatan kualitas dan kuantitas SDM yang terampil dalam penggunaan
digital. Selain itu juga untuk memaksimalkan pelayanan ketenagakerjaan,
maka Disnakertrans membentuk tim yang dapat mensinergikan seluruh
pelayanan ketenagakerjaan.
c. Kepala Dinas mengendalikan penerapan inovasi Optimalisasi
Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota
Secara Digital dengan melakukan monitoring dan tindaklanjut secara berkala
serta memberikan motivasi kepada seluruh tim layanan untuk selalu
memberikan pelayanan yang prima.
d. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pendukung inovasi seperti
penyediaan internet, komputer dan lain-lain.
e. Menciptakan budaya kerja yang inovatif. Optimalisasi Penyebarluasan
Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital
selain memberikan pelayanan yang praktis, juga mampu mengurangi
penggunaan kertas dalam administrasi public.
4) Dampak pelaksanaan inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi
Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara terhadap kinerja organisasi
Dengan diterapkan inovasi tersebut, maka dapat dilihat beberapa dampak
postif yang cukup signifikat diantaranya:
a. Meningkatnya nilai survey kepuasan masyarakat (SKM) pada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara.
b. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara
mendapatkan beberapa penghargaan baik dari Kementerian
Ketenagakerjaan RI, Gubernur dan Ombusdman terkait nilai kinerja
pelayanan urusan tenaga kerja dan transmigrasi yang terus meningkat.
Penghargaan tersebut membuktikan semakin baiknya pelayanan
ketenagakerjaan sehingga secara keseluruhan terjadi peningkatan
pembangunan ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Utara.
Bagan Kerangka Pikir Menurut Jhon P. Kotter dalam Richard L. Daft (1998)
Untuk inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum
Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital.

Perubahan Teknologi Biaya Tuntutan Pelayanan Perubahan Kondisi


Lingkungan Global
Kemajuan penggunaan Tuntutan masyarakat akan Meningkatkan kepuasan
teknologi digital sebagai system pelayanan masyarakat terhadap Kondisi lingkungan
platform kehidupan ketenagakerjaan yang pelayanan strategis global yang
praktis, cepat, murah dan ketenagakerjaan terutama berubah dengan sangat
terjangkau. pelayanan informasi cepat tersebut pada
regulasi upah. akhirnya menciptakan
pola baru yang cenderung
ekstrem yang secara
langsung mempengaruhi
kondisi ketenagakerjaan di
Indonesia.

Memberikan pelayanan ketenagakerjaan yang canggih, cepat, tepat dan terjangkau berbasis aplikasi

Ancaman Kesempatan

1. Menimbulkan risiko masalah keamanan data 1. Meningkatnya nilai survey kepuasan masyarakat (SKM)
pengguna layanan ketenagakerjaan (kejahatan cyber). pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
2. Harus didukung oleh SDM terampil dan sarana yang Kalimantan Utara sebagai dampak dari pelayanan
memadai ketenagakerjaan yang canggih,cepat dan terjangkau
2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Utara mendapatkan beberapa penghargaan baik dari
Kementerian Ketenagakerjaan RI, Gubernur dan Ombusdman
terkait nilai kinerja pelayanan urusan tenaga kerja dan
transmigrasi yang terus meningkat.

Perubahan organisasi
Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara untuk meningkatkan pelayanan ketenagakerjaan yang canggih, cepat, tepat dan terjangkau.

Gambar 4.
Bagan Skematis John P Kooter dalam Richard L. Daft (1998) Terkait Inovasi
Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum Provinsi Dan
Kab/Kota Secara Digital
(Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara).

6. Kesimpulan dan Saran


1) Kesimpulan
Penetapan upah minimum bertujuan untuk meningkatkan upah pekerja
yang masih berpendapatan jauh dari upah minimum. Kebijakan upah minimum
berdampak tidak hanya pada upah pekerja yang upahnya berada di sekitar upah
minimum, tetapi juga pada distribusi upah, harga, lingkungan usaha dan
penempatan pekerja secara keseluruhan. Upah yang ditetapkan oleh
pemerintah dan komisi/dewan pengupahan telah dianalisis secara rinci dan
masuk akal. Oleh karena itu, perusahaan atau pemberi kerja harus mematuhi
perjanjian tersebut. Dalam penegakan peraturan pengupahan, sanksi tegas
dikenakan kepada pelaku usaha yang tidak mematuhi perjanjian ini. Belum
meratanya penyebarluasan informasi regulasi upah yang terbaru menjadi salah
satu keluhan masyarakat terhadap pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara.

Inovasi Optimalisasi Penyebarluasan Informasi Regulasi Upah Minimum


Provinsi Dan Kab/Kota Secara Digital Pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara terlahir untuk menjawab tantangan era
digitalisasi. Penerapan inovasi ini terbukti telah memberikan dampak yang
optimal terhadap kepuasan pelayanan ketenagerjaan dengan adanya respon
postif dari masyarakat dan penerapan inovasi ini juga dinilai efektif dalam
menyebarluaskan informasi regulasi pengupahan menjadi lebih canggih, cepat
dan terjangkau. Tentu keberhasilan penerapan inovasi tersebut, juga didukung
peran pemimpin yang visioner pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Utara.
2) Saran
Beberapa saran yang dianggap berguna untuk meningkatkan kepatuhan
pelaku usaha terhadap peraturan pengupahan ketenagakerjaan diantaranya:
1. Meningkatkan pengembangan aplikasi dengan mengintegrasikan seluruh
aplikasi penyebarluasan keterbukaan informasi publik.
2. Meningkatkan penegakkan aturan upah minimum oleh Pengawas
Ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Utara dan stakeholder lainnya.
3. Melakukan peningkatan produktivitas pekerja sebagai pertimbangan
kenaikan upah di perusahaan.

7. Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Purwanto, Agus Joko. 2019. Inovasi dan perubahan organisasi (BMP). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya,
Jakarta: Rineka.
Izzaty dan Rafika Sari. 2013. Kebijakan Penetapan Upah Minimum Di Indonesia
dalam Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. 4 No. 2. Jakarta: Setjen DPR RI.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6648. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1999. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Indonesia. Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2016 Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Kalimantan Utara. Biro Hukum Setda Provinsi Kalimantan Utara.
Kalimantan Utara.

Anda mungkin juga menyukai