Anda di halaman 1dari 12

SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

Oleh : Eka Hutami Gunawan (17/415298/SV/13163)

Masuknya masalah outsourcing dalam UU Ketenagakerjaan dipengaruhi oleh kondisi


perekonomian global dan kemajuan teknologi yang demikian cepat membawa dampak timbulnya
persaingan usaha yang begitu ketat, sebagaimana dikutip oleh [ CITATION Kho12 \l 1033 ]. Kondisi
tersebut mengakibatkan adanya penyesuaian tuntutan pasar.

Konsep outsourcing pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 oleh CK Prahalad dan Gary
Hamel melalui sebuah artikel berjudul “The Core Competences of The Corporations”.
Disebutkan bahwa dalam persaingan bisnis global saat ini, agar bisa bertahan hidup serta sukses
dalam jangka panjang setiap perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif dalam
menjalankan bisnisnya. Diantaranya dengan cara penerapan konsep pekerja alih daya,
sebagaiamana dikutip oleh Handoko, 2017. Perusahaan outsourcing merupakan perusahaan yang
menyediakan jasa dan menyalurkan tenaga kerja dengan keahlian tertentu ke perusahaan yang
membutuhkan.

Di Indonesia sistem outsourcing dalam Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan menyatakan bahwa Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa
tenaga kerja seperti yang diatur pada pasal 64, 65 dan 66.

Pro Kontra Outsourcing

A. Pro
Menurut Iftida Yasar, beberapa manfaat dari alih daya antara lain ialah (Yasar, 2011: 6-8)
sebagaimana dikutip [ CITATION Naf17 \l 1033 ]:
1) Bagi pemerintah, adanya sistem outsourcing dapat mengembangkan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi masyarakat serta pertumbuhan ekonomi nasional. Begitu pun
akan berpengaruh positif terhadap upaya pembinaan dan pengembangan kegiatan
koperasi serta usaha kecil dan menengah (UKM) dengan tumbuhnya perusahaan alih
daya.
2) Masih bagi pemerintah, adanya outsourcing juga dapat membantu mengurangi beban
pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan perluasan kesempatan kerja.
3) Bagi masyarakat, aktivitas industri yang berjalan dengan baik tentu akan mendorong
pula kegiatan ekonomi penunjang di level masyarakat, seperti pasar, warung,
transportasi, dan lain-lain. Selain itu, hal tersebut juga akan ikut membantu
mengembangkan infrastuktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin, peningkatan
pendidikan seiring dengan peningkatan kemampuan ekonomi, mengurangi
pengangguran, dan mencegah terjadinya urbanisasi.
4) Bagi entitas industri, outsourcing dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dalam
pengembangan produk baru dan penyesuaian dengan pengembangan teknologi,
sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi untuk mengembangkan produk baru. Hal
tersebut tentu juga akan berpengaruh positif terhadap upaya meningkatkan daya
saing perusahaan dengan efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki.
B. Kontra
Tidak adanya hubungan antara perusahaan pengguna jasa outsourcing dengan tenaga
kerja. Keduanya memiliki sudut pandangan yang berbeda. Buruh memandang persoalan :
upah, jam kerja, dan perjanjian kerja. Sedangkan perusahaan memandang, penerapan
outsorcing untuk menghemat biaya produksi karena banyak menurangi kewajiban seperti
keharusan membayar asuransi. Banyaknya kasus pelanggaran hukum oleh Kepatuhan
perusahaan penyedia outsourcing dan perusahaan pengguna jasa outsoucing menambah
peluang ketidakpastian dalam kerja bagi buruh.

Fakta Permasalahan Pelaksanaan Outsourcing

1. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan buruh dari berbagai elemen menuntut agar


sistem kerja alih daya (outsourcing) di anak perusahaan PT Telkom dihapuskan.
Terdapat 108 karyawan yang dipecat karena menolak diberlakukannya
sistem outsourcing [ CITATION Haz12 \l 1033 ] . Kasus dalam berita tersebut menyangkut
kepastian kerja dari anak perusahaan PT Telkom terhadap karyawan yang sudah bekerja
selama belasan tahun namun belum diangkat menjadi pegawai tetap, upah yang murah
dan jaminan social yang tidak diberikan.
2. Jakarta, CNN Indonesia -- Federasi Serikat Pekerja Anak Usaha Garuda
Indonesia menolak keputusan pemberhentian kontrak kerja yang dilakukan anak usaha
PT Garuda Indonesia (Persero), Aerofood terhadap 400 orang karyawan. "Kami tetap
menolak pemutusan kontrak kerja karena alasan kontrak yang diberlakukan kepada
pegawai outsourcing adalah kontrak kerja yang tidak sah dan bertentangan dengan UU,"
kata Angga saat dihubungi CNNINdonesia.com, Senin (30/12)[ CITATION CNN19 \l 1033 ].

Saran

Perusahaan outsourcing sebagai perusahaan yang menyewakan jasa tenaga kerja kepada
perusahaan pengguna jasa outsourcing tanpa diikuti perpindahan kepemilikan tenaga kerja.
Berdasarkan kepentingan, perusahaan outsourcing akan mematok harga sewa yang murah
agar peluang pasar lebih besar. Perusahaan pengguna jasa outsourcing akan memilih
perusahaan outsourcing yang menyewakan tenaga kerja murah berkualitas agar biaya
produksi efektif dan efisien. Sedangkan tenaga kerja akan memperhitungkan upah yang
diperoleh dari pekerjaan yang dilakukannya (waktu kerja, bidang pekerjaan,) untuk
meningkatkan kesejahteraannya.

Kepentingan materi dari tiga pihak di atas perlu dimanajemen dengan baik oleh Pemerintah.
Pemerintah berusaha mewujudkan keadilan dan kesejahteraan untuk semua pihak melalui
peraturan tentang mekanisme outsourcing tenaga kerja. Pemerintah juga memiliki wewenang
untuk memberi sanksi kepada pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan.
Sebuah aturan akan mewujudkan keteraturan apabila ditaati dan dipahami oleh semua orang.
Undang Undang No. 13 Tahun 2003 adalah peraturan yang mengatur ketenagakerjaan wajib
dipahami dan dilaksanakan oleh semua orang terutama perusahaan dan tenaga kerja.
permasalahan pelaksanaan muncul karena beberapa kemungkinan, yaitu (1) peraturan kurang
sesuai dengan kondisi kenyataan, (2) peraturan kurang dipahami dan tidak ditaati atau hanya
sebagian yang ditaati, (3) adanya keinginan untuk mendapatkan keuntungan melalui
pelanggaran hak orang lain, (4) peraturan kurang jelas, tegas, dan menyeluruh. Sehingga
solusi yang dapat diberikan yaitu,

1. Pembuatan dasar hukum yang jelas dalam mengatur sistem outsoursing. Terutama
kejelasan dalam jenis pekerjaan, bentuk pekerjaan, waktu bekerja, upah, jaminan dan
kompetensi standar tenaga kerja [ CITATION Aye19 \l 1033 ].
2. Adanya sanksi yang memberikan efek jera dan bersifat prefentif.
3. Adanya edukasi terkait sistem outsourcing kepada masyarakat
Edukasi mengenai dasar hukum, mekanisme perektutan, pembayaran upah, bentuk
pekerjaan, jenis pekerjaan, waktu bekerja, dan kompetensi standar. Edukasi ini dapat
dilakukan dalam mata pelajaran IPS untuk jenjang SMP dan lebih diperdalam di
Ekonomi untuk jenjang SMA. Selain itu edukasi untuk perusahaan outsourcing dan
perusahaan pengguna jasa dapat dilakukan melalui seminar wajib dalam proses
pembuatan izin usaha.
4. Adanya pengawasan dari pemerintah dalam bentuk lembaga khusus independen
5. Pelaksanaan pengawasan melalui laporan data mengenai jenis pekerjaan, bentuk
pekerjaan, waktu bekerja, upah, jumlah tenaga kerja, dan kompetensi standar tenaga
kerja secara periodic yang harus dilaporkan oleh perusahaan outsourcing.
6. Pemerintah memiliki kesadaran dan rasa tanggungjawab atas amanah yang diemban.
Dimana pemerintah bekerja bukan sekedar untuk mendapatkan gaji semata namun
bekerja adalah sebagai bentuk ibadah dimana kebijakan yang dibuat akan menentukan
hajad hidup masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Asiati, D. (2003, September 26). Kajian Kependudukan. Sistem Outsourcing: Peluang dan
Tantangan Permasalahan Ketenagakerjaan. Retrieved from Pusat Penelitian
Kependudukan: http://kependudukan.lipi.go.id/id/kajian-
kependudukan/ketenagakerjaan/69-sistem-outsourcing-peluang-dan-tantangan-
permasalahan-ketenagakerjaan

CNN. (2019, 12 30). Serikat Pekerja 'Lawan' Pemutusan Kontrak Anak Usaha Garuda.
Retrieved from cnnindonesia: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191230202242-
92-461155/serikat-pekerja-lawan-pemutusan-kontrak-anak-usaha-garuda

Handoko, R. (2017). Penegakan Hukum terhadap Perusahaan yang Menggunakan Sistem


Outsourcing di Indonesia. Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 14/No. 2.

Hazliansyah. (2012, Oktober 3). Anak Perusahaan Telkom Dituntut Hapus 'Outsourcing'.
Retrieved from republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/10/03/mbbfu3-anak-perusahaan-
telkom-dituntut-hapus-outsourcing

Khoirani. (2012). Analisis Permasalahan Outsourcing (Alih Daya) dalam Perspektif Hukum dan
Penerapannya. Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 56, 53-68.

Nafila, E. K. (2017). Perlindungan Hak-hak Buruh pada Praktik Sistem Outsourcing : Sebuah
"Kesenjangan Penerimaan". Jurnal Novelty Vol. 8 No. 2, 252-268.

Serikat Pekerja 'Lawan' Pemutusan Kontrak Anak Usaha Garuda. (2019, 12 30). Retrieved from
cnnindonesia: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191230202242-92-
461155/serikat-pekerja-lawan-pemutusan-kontrak-anak-usaha-garuda

Sudarto, A. (2019). Tenaga Kerja OutsourcingDalam Tinjauan Hukum Islam Dan UUNo 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. NIZHAM, Vol. 07, No. 01.

Triyono. (2003, September 26). Kajian Kependudukan. Problematika Buruh "Outsourcing".


Retrieved from Pusat Penelitian Kependudukan: http://kependudukan.lipi.go.id/id/kajian-
kependudukan/ketenagakerjaan/66-problematika-buruh-outsourcing
BONUS DEMOGRAFI DAN KKNI DI INDONESIA
Eka Hutami Gunawan (17/415298/SV/13163)

Kondisi demografi Indonesia 2020 berdasarkan sensus

Gambar 1. data proyeksi jumlah penduduk oleh Pew Research Center 2019

Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuat dalam berita ekonomi
makro CNN Indonesia pada  Sabtu, 15/02/2020, menyatakan bahwa pada 2045 jumlah penduduk
Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 52 juta jiwa dibandingkan saat ini
sebanyak 267 juta jiwa. Bonus demografi terjadi ketika struktur penduduk dengan jumlah usia
produktif (15-64 tahun) sangatlah besar sedangkan proporsi penduduk usia muda sudah semakin
kecil dan proporsi penduduk usia lanjut belum begitu besar. Bonus demografi ibarat pedang
bermata dua, di satu sisi menjadi potensi apabila mampu mengambil peluang-peluangnya dan di
sisi lain akan menjadi boomerang yaitu beban apabila pemerintah tidak siap dengan sumberdaya
manusianya.

Visi Indonesia 2045 [ CITATION Bap19 \l 1033 ] memiliki empat pilar utama. Pilar Pertama:
Pembangunan Manusia dan Penguasaan IPTEK, dengan peningkatan taraf pendidikan rakyat
Indonesia secara merata, peran kebudayaandalam pembangunan, sumbangan IPTEK dalam
pembangunan, derajat kesehatan dan kualitas hidup rakyat, serta reformasi ketenagakerjaan. Pilar
Kedua: Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan, melalui peningkatan iklim investasi,
perdagangan luar negeri yang terbuka dan adil, industri sebagai penggerak pertumbuhan
ekonomi, pengembangan ekonomi kreatif dan digital, peran pariwisata Indonesia sebagai
destinasi unggulan, pembangunan ekonomi maritim,pemantapan ketahanan pangan dan
peningkatan kesejahteraan petani, pemantapan ketahanan air, peningkatan ketahanan energi, dan
komitmen terhadap lingkungan hidup. Pilar Ketiga: Pemerataan Pembangunan, dengan
percepatan pengentasan kemiskinan, pemerataan pendapatan, pemerataan wilayah, dan
pembangunan infrastruktur yang merata dan terintegrasi. Pilar Keempat: Pemantapan Ketahanan
Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan, dengan meningkatkan demokrasi Indonesia menuju
demokrasi yang mengemban amanat rakyat, reformasi birokrasi dan kelembagaan, memperkuat
sistem hukum nasional dan antikorupsi, pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif, serta
penguatan pertahanan dan keamanan.

Tantagan

Menurut [ CITATION Nue17 \l 1033 ] tantangan bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia
dengan mempertimbangkan posisi Indonesia di antara beberapa negara,

1. Angka IPM Indonesia pada tahun 2015 adalah 0,689 menempati rangking 113 dari 188
negara di dunia (INSHDR 2016 Indonesia Summary-final.pdf diakses tanggal 28 Oktober
2017), sementara di kawasan ASEAN, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada
di urutan 6 dari 10 negara ASEAN yaitu Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan
Filipina.
2. Angka pengangguran di Indonesia terbesar ketiga diantara Negaranegara ASEAN yaitu
sebesar 6,2%. Angka pengangguran di Indonesia lebih besar dibandingkan
dengan Malaysia (3,2%) dan Singapura sebesar 2,8%. Angka pengangguran ini harus
dikurangi yang berarti pula makin terbukanya lapangan kerja dan makin siapnya
penduduk usia produktif untuk terserap oleh lapangan kerja yang tersedia.

Tantangan lain adanya bonus demografi adalah perencanaan pendidikan sebagai upaya
peningkatan kualitas SDM Indonesia. Bonus demografi ini tidak hanya dialami oleh
Indonesia saja namun negara- negara yang memiliki jumlah penduduk besar seperti China,
Amerika, dan India menghadapi tantangan yang hampir sama.

Peluang

Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh dalam menentukan peluang seperti apa yang akan
didapatkan Indonesia. Kebijakan di bidang pendidikan yang terus difokuskan untuk memberikan
pendidikan terbaik, melalui kurikulum dan peningkatan kompetensi tenaga pengajar melalui
beasiswa pendidikan. Pendidikan menjadi fondasi awal dalam membaca peluang bonus
demografi yaitu menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera.

Perbaikan sistem pemerintahan yang transparan dan adil menjadi salah satu langkah penting
untuk membaca peluang. Perbaikan di segala bidang yang dimulai dari perbaikan sistem
pemerintahan dan landasan ideology negara. Perbaikan yang tidak menimbulkan gejolak dalam
masyarakat sehingga bonus demografi akan memberikan kesempatan Indonesia menjadi negara
yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera.

Kebijakan Pemerintah

Bonus demografi yang diharapkan menjadi peluang besar dalam pembangunan negara direspon
oleh pemerintah dalam bentuk beberpa kebijakan

1. APBN 2020
Anggaran Pendidikan dalam Triliun Rupiah [ CITATION Kem20 \l 1033 ]
Anggaran pendidikan tahun 2020 meningkat sebesar 6,2 % dari tahun 2019. Alokasi
terbesar anggaran pendidikan adalah bantuan operasional sekolah dengan anggran
sebesar Rp64 triliun.
2. KKNI
Secara konseptual, setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh enam parameter
utama yaitu (a) Ilmu pengetahuan (science), (b) pengetahuan (knowledge), (c)
pengetahuan prakatis (know-how), (d) keterampilan (skill), (e) afeksi (affection) dan (f)
kompetensi (competency) 2 . Ke-enam parameter yang terkandung dalam masing-masing
jenjang disusun dalam bentuk deskripsi yang disebut Deskriptor Kualifikasi. KKNI
berfungsi sebagai manajemen kurikulum yaitu sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum [ CITATION AFa15 \l 1033 ].

KKNI

Kebijakan KKNI adalah salah satu wujud upaya pemerintah untuk meingkatkan kualitas
SDM. Tantangan KKNI yaitu liberalisasi pasar kerja dan tenaga kerja [ CITATION Tim15 \l 1033 ].
Menanggapi berbagai permasalahan dan tantangan ke depan yang akan dihadapi oleh Indonesia
di sektor pendidikan dan ketenagakerjaan tesebut maka pada akhir Tahun 2009 Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi KEMENDIKBUD, melalui kegiatan yang dikembangkan di dalam
lingkungan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA), mengambil inisiatif
yang sejalan dengan gagasan Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Kepelatihan,
KEMENNAKERTRANS untuk mengembangkan kerangka kualifikasi di tingkat nasional yang
kemudian diberi nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia atau disingkat dengan KKNI.
Selama periode pengembangan konsep-konsep dasar KKNI tersebut, pihak-pihak di dalam
lingkungan KEMENDIKBUD dan KEMENNAKERTRANS serta pihak-pihak lain yang terkait
seperti misalnya asosiasi industri, asosiasi profesi, badan atau lembaga sertifikasi profesi,
institusi pendidikan dan pelatihan tingkat menengah dan tinggi, badan atau lembaga akreditasi,
telah diikutsertakan secara intensif untuk menjamin terciptanya suatu landasan pengembangan
KKNI yang handal dan komprehensif. KKNI diatur dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 8 tahun 2012.
KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem
pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional dan sistem penilaian kesetaraan nasional,
yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumberdaya manusia dari capaian pembelajaran,
yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya serta kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing. Prinsip dasar yang dikembangkan dalam KKNI
adalah menilai unjuk kerja seseorang dalam aspek-aspek keilmuan, keahlian dan keterampilan
sesuai dengan capaian pembelajaran 5 (learning outcomes) yang diperoleh melalui proses
pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang telah dilampauinya, yang setara dengan deskriptor
kualifikasi untuk suatu jenjang tertentu.

Implementasi KKNI diharapkan dapat:

a) meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan nasional;


b) meningkatkan pengakuan masyarakat internasional terhadap hasil pendidikan dan
pelatihan nasional;
c) meningkatkan pengakuan terhadap hasil pendidikan nonformal dan informal oleh sistem
pendidikan formal;
d) meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kualitas dan relevansi
tenaga kerja yang dihasilkan oleh sistem pendidikan dan pelatihan nasionalKKNI sendiri
merupakan kerangka acuan minimal yang menjadi ukuran, pengakuan penjenjangan
pendidikan yang dilakukan. KKNI juga disebut sebagai kerangka penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan
antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor.

Kesimpulan

Perkembangan teknologi dan persaiangan pasar yang semakin ketat, akan mempengaruhi
tingkat imun negara, khususnya Indonesia. Tantangan dan peluang dari bonus demografi
perlu dipersiapkan agar Indonesia dapat berdaulat, mandiri, dan sejahtera. Dalam merespon
bonus demografi ada beberpa mekanisme yang perlu diperhatiakan. Selama ini “efektif dan
efisien” dikenal sebagai acuan dalam menentukan kebijakan. Mendatangkan tenaga kerja
asing atau ahli dari luar negeri merupakan salah satu langkah untuk menuju efektif efisien,
namun perlu dipertimbankan juga langkah jangka panjang yang harus di sederhanakan dalam
perencanaan strategis melalui perbaikan sistem pemerintah dan pendidikan. Daya tahan
tubuh (imun) suatu negara diperkuat dengan kualitas SDM dan Sistem pemerintahan.
Kualitas SDM ditinjau dari pendidikan dan sistem pemerintahan meliputi perencanaan
kebijakan ,penganggran, dan monitoring dan evaluasi kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. (2019, April 9). Visi Indonesia 2045 : Memanfaatkan Bonus Demografi Demi
Wujudkan Indonesia Maju. Retrieved from kementrian PPN/Bappenas:
http://www1.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/jakarta-menteri-ppnkepala-
bappenas-bambang-brodjonegoro-berbicara-mengenai-pentingnya-penyelarasan-visi-
indonesia-2045-dengan-vi/
CNN Indonesia. (2020, Februari 15). BPS Prediksi Penduduk Indonesia Capai 319 Juta Jiwa
pada 2045. Retrieved from cnnindonesia:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200214162302-532-474730/bps-prediksi-
penduduk-indonesia-capai-319-juta-jiwa-pada-2045
Falikhah, N. (2017). Bonus Demograsi Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia.
Fatoni, A. (2015). Manajemen Pengembangan Kurikulum Berbasis KKNI. Pendidikan Islam
Vol. 5 no. 1.
Jati, W. R. (2015). Bonus Demografi sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi : Jendela Peluang
atau Jendela Bencana Bagi Indonesia ? Populasi Vol. 26 No. 1.
KemenKeu. (2020). APBN 2020. Retrieved from kemenkeu.go.id:
https://www.kemenkeu.go.id/single-page/apbn-2020/
Rosalia, F. (2016). Tanah dan Bonus Demografi (Peran Pemerintah Menghadapi Bonus
Demografi 2020-2030 dalam Kaitannya dengan Terbatasnya Ketersediaan Tanah).
Tim KKNI . (2015). KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA .

Anda mungkin juga menyukai