Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yuni Kartika

NIM : 1199240188
Kelas : Manajemen 3D
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
Case Study Bab 4
TEMPO Interaktif, Jakarta – Ribuan buruh yang tergabung dalam Forum Serikat
Pekerja Buruh se-Jakarta akan menggelar unjuk rasa di Pelabuhan Tanjung Priok,
Jakarta Utara. “Rencananya Kamis, tanggal 25 Februari. Tapi akan kita putuskan
secara pasti besok,” kata Ilhamsyah, Ketua Serikat Buruh Transportasi Indonesia
melalui telepon, Ahad (21/2). Menurut dia, aksi besar-besaran ini dilakukan untuk
mendukung penghapusan outsourcing dan mempekerjakan kembali sekitar 231
karyawan kontrak di PT Jakarta International Container Terminal yang dipecat.
“Setidaknya ada 22 organisasi pekerja yang akan ikut. Kami perkirakan ada dua ribu
orang atau lebih,” kata dia. Sebelumnya, para pekerja kontrak di JICT melakukan
demonstrasi dan mogok kerja menuntut diangkat secara permanen. Menurut pekerja,
pekerjaan yang mereka lakukan di JICT tak layak pakai sistem kontrak. Sesuai
dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 220 Tahun 2004, tentang Syarat-syarat
Penyerahan sebagai Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain, bahwa kegiatan
utama, kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses
produksi tidak boleh di outsourcing. Tapi, JICT melakukan outsourcing terhadap
pekerjaan yang menjadi kegiatan utamanya, yaitu jasa dermaga sandar kapal, jasa alat
penunjang bongkar-muat barang atau kontainer dan jasa lapangan/penumpukan
kontainer. Para karyawan kontrak dipekerjakan sebagai operator head truck, crane,
forklip, operator rubber tyred gantry crane yang sangat dibutuhkan bongkar muat
kapal-kapal kontainer. Gara-gara berunjuk rasa dan mogok kerja inilah, 231 karyawan
kontrak dari PT Philia Mandiri Sejahtera dipecat. Para buruh telah mengadu ke
Departemen Tenaga Kerja dan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI.”
Pekan depan juga ada pertemuan buruh dengan manajemen JICT. Namun, selama ini
belum ada titik terang,” kata Ilham. Oleh karena itu, para buruh bertekad untuk terus
melakukan aksi sampai aspirasi mereka ditanggapi. “Kita akan melakukan unjuk rasa
berkelanjutan,” ujarnya (Sumber: http//www.tempointeraktif.com)
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap kasus di atas?
Perusahaan outsourcing adalah perusahan yang menyediakan jasa dan tenaga kerja
dengan keahlian tertentu untuk disalurkan ke perusahaan lain yang membutuhkannya.
Sedangkan tenaga kerja outsourcing merupakan tenaga kerja yang dikontrak dari
perusahaan lain (perusahaan outsource) untuk melakukan pekerjaan tertentu.
JICT melakukan outsourcing terhadap pekerjaan yang menjadi kegiatan utamanya,
yaitu jasa dermaga sandar kapal, jasa alat penunjang bongkar-muat barang atau
kontainer dan jasa lapangan/penumpukan kontainer. Para karyawan kontrak
dipekerjakan sebagai operator head truck, crane, forklip, operator rubber tyred gantry
crane yang sangat dibutuhkan bongkar muat kapal-kapal kontainer.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 220 Tahun 2004, tentang Syarat-syarat
Penyerahan sebagai Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain, bahwa kegiatan
utama, kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses
produksi tidak boleh di outsourcing. Hal yang dilakukan JICT tentu melanggar
Undang-Undang. Perlu adanya peran pemerintah dan regulasi yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan ini, perusahaan harus mengikuti peraturan agar para
pekerja mendapatkan hak-haknya dan tidak terjadi masalah yang berkepanjangan
yang bisa merugikan berbagai pihak.
b. Menurut Anda dapatkah pembahasan tentang sistem kompensasi yang baik dan bisa
menyelesaikan persoalan di atas?
Dilihat dari permasalahan tersebut, sistem kompensasi yang baik tidak akan bisa
menyelesaikan permasalahan diatas, karena masalah tersebut berhubungan dengan
penempatan kerja bukan tentang upah/gaji.
c. Uraikan bagaimana sistem kompensasi dapat memberikan keuntungan sekaligus
kerugian pada sebuah perusahaan?

Sistem kompensasi yang baik kepada karyawan akan memberikan berbagai


keuntungan pada sebuah perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dapat memacu karyawan untuk berprestasi dan bekerja lebih giat lagi.
2. Perusahaan mendapat karyawan yang berkualitas baik.
3. Memudahkan proses administrasi dan aspek hukum dalam perusahaan.
4. Kompensasi dapat menjadi daya pikat bagi para pencari kerja yang berkualitas.
5. Perusahaan memiliki kelebihan tersendiri dibanding perusahaan lain atau
kompetitor.
Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu stabilitas
organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, sistem kompensasi yang kurang baik dapat
menyebabkan gejolak di kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya
gejolak ketidakpuasan ini akan menimbulkan berbagai tuntutan dari pegawai dan
berakibat buruk bagi perusahaan karena adanya potensi tingginya tingkat
ketidakhadiran karyawan sehingga akan menghambat produktifitas perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai