Anda di halaman 1dari 38

PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN

 Pengertian Pemasaran :
“ Pemasaran merupakan konsep yang
menyeluruh atau merupakan keseluruhan
dari pengertian tentang penjualan,
perdagangan, distribusi”
ATAU
“ Pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan para pembeli
yang ada maupun pembeli potensial. “
Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.
PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
2

Jadi, dari 2 pengertian diatas dapat ditelaah bahwa


proses pemasaran itu terjadi jauh atau dimulai jauh
sebelum barang-barang diproduksi.
Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat
selesainya proses produksi, juga tidak berakhir pada
saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen jika
mengharapkan usahanya dapat berjalan terus atau
mengharapkan konsumen mempunyai pandangan
yang baik terhadap perusahaan. Jadi, jaminan yang
baik atas barang dan jasa dapat dilakukan sesudah
penjualan.
Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.
PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
3

Penciptaan Faedah Bagi Konsumen


Nilai ekonomi merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan karena akan menentukan harga barang dan jasa bagi
individu-individu. Ada 3 faktor yang dapat menciptakan nilai
ekonomi, yaitu :
 Produksi
 Pemasaran
 Konsumsi
Dalam hal ini pemasaran berada diantara atau ditengah-tengah
antara produksi dan konsumsi, yang juga berarti bahwa
pemasaran merupakan penghubung antara kedua faktor tersebut.
Tanpa adanya pemasaran akan sulit tercapai tujuan konsumsi
yang memuaskan. Penjual berada dipihak yang menjalankan
kegiatan pemasaran (juga produksi) dan pembeli berada dititik
konsumsi. Oleh karena itu perusahaan harus mampu untuk
menciptakan faedah (utillity) bagi konsumen.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
4

Ada 5 macam faedah yang dapat diciptakan oleh


perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan
pemasaran, yakni :
 Faedah waktu (time utility) ; dapat diciptakan
dengan menyediakan produk saat konsumen sangat
membutuhkan untuk membelinya. Ini memerlukan
suatu riset pemasaran untuk menentukan jenis
produk apa yang diinginkan konsumen.
 Faedah tempat (place utility) ; dapat diciptakan
dengan menyediakan produk pada tempat yang
strategis apabila konsumen ingin membelinya.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
5

 Faedah milik (ownership utility) ; diciptakan dengan


mempersiapkan pemindahan hak milik dari penjual kepada
pembeli, jadi meskipun secara fisik produknya belum berada
ditangan pembeli, namun dengan adanya transaksi antara penjual
dan pembeli sudah dapat menciptakan faedah milik.
 Faedah informasi (information utility) ; diciptakan dengan
memberikan informasi tentang penawaran suatu produk kepada
konsumen. Jadi konsumen akan lebih tahu tentang produk yang
ditawarkan perusahaan, sehingga akan lebih mudah mengambil
keputusan untuk membelinya. Perusahaan dapat melakukan hal
ini dengan promosi.
 Faedah bentuk (form utility) ; diciptakan dengan merubah bentuk
dalam rangka untuk meningkatkan kegunaan dari suatu barang.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
6

Pengertian Konsep Pemasaran :


 “Konsep Pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan. “
 Konsep pemasaran ini banyak dianut oleh
perusahaan modern yang ingin mencapai laba
jangka panjang dengan berorientasi kepada
konsumen atau pasar.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“PASAR”
7

Pengertian Pasar :
 “ Pasar adalah orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang
untuk berbelanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya.”
Dari definisi diatas dapat diketahui adanya 3 unsur
penting yang terdapat dalam pasar, yakni :
 Orang dengan segala keinginannya
 Daya beli mereka
 Kemauan untuk membelanjakan uangnya.
Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.
“PASAR”
8

Macam-macam Pasar
Pasar dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan,
yakni :
 Pasar Konsumen : sekelompok pembeli yang
membeli barang untuk dikonsumsi sendiri dan
tidak untuk dijual lagi.
 Pasar Industri : pasar yang terdiri dari individu-
individu dan lembaga atau organisasi yang membeli
barang-barang untuk dipakai lagi baik secara
langsung maupun tidak langsung, dalam
memproduksi barang lain yang kemudian dijual.
Barang yang dibeli adalah barang industri.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“PASAR”
9

 Pasar Penjual : terdiri dari individu-individu dan


organisasi yang membeli barang-barang dengan
maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar
mendapatkan laba.
 Pasar Pemerintah : pasar dimana terdapat lembaga-
lembaga pemerintah, seperti : departemen-
departemen, direktorat, kantor-kantor dinas dan
instansi lain.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
10

Segmentasi Pasar
 Pengertian :
“Segmentasi Pasar adalah kegiatan
membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk ke dalam
satuan-satuan pasar (segmen) pasar yang
bersifat homogen.”

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“MARKETING MIX DAN PRODUK”
11

Pengertian
 “Kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan, yakni : produk, struktur harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi. “
 Marketing Mix ini adalah merupakan perangkat
penentu tingkat keberhasilan pemasaran bagi
perusahaan ; dan semua ini ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau
konsumen yang dipilih.
 Dibawah ini adalah gambar Marketing Mix yang
menitik beratkan kepada Konsumen :

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“MARKETING MIX DAN PRODUK”
12

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“BARANG”
13

Pengertian Barang
 “ Barang/Produk adalah suatu sifat yang
kompleks baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
harga, prestise perusahaan dan pengecer,
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhannya.”

 Dalam hal ini konsumen membeli sekumpulan sifat


fisik dan kimia sebagai alat pemuas kebutuhan. Setiap
kombinasi dari sifat-sifat tersebut merupakan produk
tersendiri sebab setiap kombinasi akan memberikan
kepuasan yang berbeda-beda.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“BARANG”
14

Penggolongan Barang menurut Tingkat


Pemakaian dan Kekongritannya
 Penggolongan ini menunjukkan ketahanan suatu
barang ketika dipakai. Apakah hanya dapat dipakai
sekali, dua kali atau beberapa kali. Selain itu
penggolongan tersebut juga menunjukkan kongkrit-
tidaknya suatu barang, sehingga dibagi kedalam 3
golongan, yakni :
 Barang Tahan Lama (durable goods) ; barang yang
secara normal dapat dipakai berulang kali, sehingga
dapat dipakai untuk waktu relatif lama. Misalnya :
pakaian, mesin tulis, kacamata, penggaris, kompor, dsb.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“BARANG”
15

 Barang Tidak Tahan Lama (nondurable goods) ; barang


yang secara normal hanya dapat dipakai sekali atau
beberapa kali saja, sekali dipakai barang tersebut akan
habis. Atau tidak dapat dipakai lagi. Misalnya : bahan
baku, sabun, makanan, dsb.
 Jasa ; jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual. Misal : jasa reparasi, jasa
potong rambut, jasa pendidikan, dsb. Menurut
penggolongan ini jasa termasuk kedalam barang yang
tidak konkrit atau tidak kentara, sedangkan barang
tahan lama dan barang tidak tahan lama dimasukkan
sebagai barang konkrit atau barang kentara.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Penggolongan Barang menurut hubungannya dengan
barang lain”
16

1) Barang Substitusi
Barang substitusi adalah barang yang dapat
berperan sebagai pengganti barang lain. Contoh:
jagung dapat menggantikan beras, bemo dapat
menggantikan bus, margarin dapat menggantikan
mentega.

2) Barang Komplementer
Barang komplementer adalah barang yang
berperan melengkapi barang lain. Contoh: minyak
tanah dan sumbu melengkapi kompor, bensin
melengkapi kendaraan, tinta melengkapi bolpoin.
Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.
“Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya
oleh si Pemakai”
17

Dalam hal ini, barang dapat digolongkan ke dalam dua


golongan, yaitu :
1. Barang Konsumsi ; barang-barang yang dibeli
untuk dikonsumsikan. Jadi pembelinya adalah
pembeli/konsumen akhir. Barang Konsumsi
dikategorikan lagi berdasarkan kebiasaan membeli
dari konsumen menjadi 3 golongan yaitu :
 Barang konvinien ; barang yang mudah dipakai dan mudah
dicari disembarang tempat, misalnya rokok, sabun, odol,
nasi, dsb.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya
oleh si Pemakai”
18

 Barang shopping ; barang yang harus dibeli dengan mencari


dahulu dan dalam membelinya harus dipikirkan secara masak-
masak, misalnya dengan membandingkan harga, kualitas,
kemasan, dsb. Contohnya adalah tekstil, perabot rumah tangga,
dsb.
 Barang spesial ; barang yang mempunyai ciri khusus, dan hanya
dapat dibeli di tempat tertentu saja. Pembeli biasanya harus
mengeluarkan usaha-usaha khusus dan tentu saja juga biaya
yang ekstra, karena barang-barang ini relatif mahal dan susah
untuk didapatkan. Contohnya adalah : barang antik ditoko seni
tertentu, perhiasan ditoko mas tertentu, pakaian wanita di butik
tertentu, dsb.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya
oleh si Pemakai”
19

2. Barang Industri ; barang yang dibeli untuk diproses


kembali atau untuk kepentingan didalam industri,
baik secara langsung atau tidak langsung dipakai
proses produksi. Barang industri dibedakan menjadi
5 golongan sbb :
 Bahan baku ; merupakan bahan pokok untuk
membuat barang lain
 Barang setengah jadi ; merupakan barang-barang
yang sudah masuk dalam proses produksi dan
diperlukan untuk melengkapi produk akhir.
 Perlengkapan operasi ; barang-barang yang dapat
digunakan untuk membantu lancarnya proses
produksi maupun kegiatan-kegiatan lain didalam
perusahaan.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya
oleh si Pemakai”
20

• Instalasi ; alat produksi utama dalam sebuah


pabrik/perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu
lama. Jadi merupakan tulang punggung dari sebuah
pabrik/perusahaan. Contoh mesin penggiling gabah pada
perusahaan penggilingan gabah.
• Peralatan ekstra ; alat-alat yang dipakai untuk membantu
instalasi, seperti alat angkut dalam pabrik, gerobak, dsb.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)”
21

Seperti halnya manusia, barang juga memiliki siklus


hidupnya sendiri yang terdiri atas beberapa tahap sejak
barang diperkenalkan sampai tidak lagi terdapat dipasaran
yang disebut dengan siklus kehidupan barang. Siklus
kehidupan barang ini terdiri atas 5 tahap, yaitu :
1) Tahap Perkenalan ; barang mulai dipasarkan dalam
jumlah yang besar walaupun volume penjualannya
belum tinggi. Barang yang dijual umumnya adalah
benar-benar merupakan barang yang baru sehingga
saat awal dikeluarkan memerlukan biaya yang tinggi
terutama dalam hal promosinya. Promosi harus
menitik beratkan pada merek barang.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)”
22

2) Tahap Pertumbuhan ; pada tahap ini kurva penjualan


semakin meningkat dengan cepat. Karena masyarakat
sudah mengenal dengan baik, maka usaha promosi
tidak lagi sebesar saat awal perkenalan. Namun pada
tahap ini para pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Untuk
mengatasinya maka sebaiknya harga yang diberikan
harus diturunkan sedikit dari pesaing.
3) Tahap Kedewasaan dan Kejenuhan ; pada tahap
kedewasaan barang yang dijual semakin meningkat
namun pada tahap kejenuhan menjadi tetap dan
kemudian cenderung menurun. Laba yang diperoleh
juga semakin menurun karena persaingan yang
semakin ketat. Usaha promosi digalakkan kembali.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)”
23

4) Tahap Kemunduran ; penjualan semakin menurun


begitu juga dengan laba, bahkan cenderung
mengalami kerugian. Pasar yang bisa dikuasai
semakin sempit, sehingga perusahaan harus
mengeluarkan barang baru untuk menggantikan
barang lama dan kembali mendapatkan laba.
Berikut ini adalah gambar tahap-tahap dalam Siklus
Kehidupan Barang :

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)”
24

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“Merk”
25

 Merk dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan


pandangan tertentu dari para pembeli baik melalui
periklanan maupun sarana promosi yang lain. Merk
dapat didefinisikan secara luas :
 “Suatu nama, istilah simbol, atau desain
(rancangan), atau kombinasinya yang
dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal
barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari barang-barang yang
dihasilkan oleh pesaing.”

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Contoh-contoh Lambang/Logo
26

Apa arti lambang sayap mengapak Honda?

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


27

Sang pendiri Honda terinspirasi Dewi Nike


(Nenikhamen) yang punya sayap besar di
punggungnya. Dewi Nike adalah salah satu dewi
dalam mitologi Yunani. Nike adalah dewi kekuatan,
kecepatan dan kemenangan baik dalam peperangan
maupun dalam kompetisi.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


28

Logo baru TOYOTA terdiri atas 3 elips yang berbentuk huruf T.


Menunjukkan komitmen pada masa depan. Satu dari tiga elips
mewakili pelanggan, Satu elips yang lain menunjukan komitmen pada
kepuasan pelanggan lewat produk-produk, Elips ketiga
menggambarkan kemungkinan yang terbentang tanpa batas bagi
teknologi dan inovasi.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


“PENENTUAN HARGA”
29

Arti dan Pentingnya Harga

Harga dapat didefinisikan sebagai berikut :


harga adalah sejumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan barang
atau jasa.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Lanjutan…………
30

Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua


ongkos, atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk
mendapatkan laba. Tetapi jika harga ditetapkan terlalu
tinggi akan berakibat kurang menguntungkan. Dalam
hal ini pembeli akan berkurang, volume penjualan
berkurang, semua biaya mungkin tidak dapat ditutup
dan akhirnya perusahaan bisa merugi. Salah satu
prinsip bagi manajemen bagi penentuan harga ini
adalah dengan menitik beratkan pada kemauan untuk
harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang
cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan
menghasilkan laba.
Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
31

Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi


beberapa faktor, seperti :
1. Keadaan Perekonomian : Faktor ini sangat
mempengaruhi tingkat harga yang berlaku
2. Penawaran dan Permintaan : Permintaan adalah
sejumlah barang yang dibeli pada tingkat harga
tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih
rendah akan mengakibatkan permintaan yang lebih
besar, sedangkan penawaran merupakan suatu jumlah
yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga
tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi
mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
32

3. Elastisitas Permintaan : Faktor lain yang dapat mempengaruhi


penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Hal ini
mempengaruhi penentuan harga dan juga mempengaruhi
volume yang dapat dijual.
 Inelastis ; jika permintaan itu bersifat inelastis, maka
perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih
kecil pada volume penjualannya.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
33

 Elastis ; apabila permintaan itu bersifat elastis, maka


perubahan harga akan mengakibatkan terjadinya perubahan
volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
 Unitary Elasticity ; apabila permintaan itu bersifat unitary
elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan
perubahan jumlah yang dijual dengan proporsi yang sama.
Dengan kata lain, penurunan harga sebesar 10% akan
mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
34

4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering
dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
Barang-barang dari hasil pertanian misalnya,
dijual dalam keadaan persaingan murni. Dalam
persaingan seperti ini penjual yang berjumlah
banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak
pula.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
35

Persaingan tidak sempurna ; untuk barang-barang yang


dihasilkan dari pabrik dengan merk tertentu kadang-kadang
mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini
disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis
dengan merk lain.
Oligopoli ; dalam keadaan oligopoli beberapa penjual
menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih
tinggi daripada dalam persaingan sempurna.
Monopoli ; dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada dipasar
hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti : permintaan barang bersangkutan, harga barang-barang
substitusi, dan peraturan harga dari pemerintah.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
36

5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam menentukan harga,
sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup
biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya,
apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya,
baik biaya produksi dan biaya operasi, akan
menghasilkan keuntungan.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
37

6. Tujuan Manajer/Perusahaan”
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan
dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Setiap
perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan
yang hendak dicapai tersebut antara lain : laba
maksimum, volume penjualan tertentu, penguasaan
pasar, dan kembalinya modal yang tertanam dalam
jangka waktu tertentu.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
38

7. Pengawasan Pemerintah
Merupakan faktor penting dalam penentuan harga.
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan
dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan
minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek
lain yang mendorong atau mencegah usaha ke arah
monopoli.

Materi : Padlah Riyadi, SE., MM., Ak.,CA.

Anda mungkin juga menyukai