Anda di halaman 1dari 9

JOSAR, Vol. 5 No.

1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155


Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

EFEK E-COMMERCE DAN KEBIJAKAN PAJAK TAMBAH NILAI (PPN)


TENTANG PERILAKU KONSUMEN
(Belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia)

Muhammad Fathur, Tenriwaru, Muhammad Abduh


Fakultas Ekonomi dan Bsinis, Universitas Muslim Indonesia Makassar
Surel; moh_fathur@gmail.com , tenriwaru@umi.ac.id , muhammad.abduh@umi.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan e-commerce dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
terhadap perilaku konsumen. Data dalam penelitian ini diperoleh dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muslim Indonesia yang bersedia menjadi responden. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
melakukan penelitian langsung di lapangan dengan memberikan kuesioner online kepada 88 responden. Penelitian
yang digunakan adalah metode kuantitatif; Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dengan menyebarkan kuesioner secara online. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Metode
analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik
dan hipotesis dengan menggunakan software SPSS.

Kata kunci: e-Commerce, Kebijakan PPN, dan Perilaku Konsumen.

1. PERKENALAN
E-Commerce menawarkan beberapa fitur baru yang memiliki nilai tambah, artinya suatu saat perdagangan elektronik dapat
menggantikan bisnis konvensional secara keseluruhan. Pemungutan pajak atas transaksi bisnis ecommerce bertujuan untuk
memberikan keadilan bagi seluruh wajib pajak dan juga untuk meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak, baik konvensional
maupun e-commerce. Pada dasarnya kewajiban wajib pajak untuk e-commerce dan bisnis konvensional tidak berbeda dengan
peraturan perpajakan lainnya.

Perubahan perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh teknologi, ditandai dengan berkembangnya bisnis
online atau e-commerce. Namun Pemerintah dan DPR berkewajiban mempengaruhi pilihan konsumen agar konsumen
dapat menjadi pengambil keputusan yang bijak dan dapat meningkatkan kesejahteraannya (Sumarwan, 2011: 9). DPR
membuat undang-undang dan pemerintah membuat kebijakan dan berbagai regulasi untuk melindungi konsumen
(Sumarwan, 2011: 9).

Adanya pajak dapat mengubah perilaku konsumen, dapat mendorong aktivitas atau sebaliknya dapat menghambat aktivitas
tertentu (Nurmantu, 2015: 55). Pungutan pajak yang tinggi atas barang mewah, dan pembebasan pajak atau tarif rendah atas barang
tertentu secara umum akan mendorong konsumen untuk tidak mengkonsumsi barang mewah melainkan akan mengkonsumsi barang
dengan tarif pajak yang rendah (Nurmantu, 2015: 55). Para pembuat kebijakan perpajakan di tingkat lokal, provinsi, negara bagian
hingga federal atau nasional seringkali tergoda untuk menaikkan atau menurunkan tarif pajak guna memacu perekonomian sekaligus
meningkatkan penerimaan pemerintah (Yunanto, 2013: 9).

Mengenai perlakuan pengenaan pajak atas transaksi e-commerce, pajak pertambahan nilai merupakan pajak tidak
langsung yang dipungut atas penyerahan barang dan jasa yang menjadi objek pajak pertambahan nilai. Dalam hal
pemungutan pajak pertambahan nilai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti apa yang menjadi objek
pemungutannya, apakah transaksi hanya bersifat lokal.

85
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

transaksi atau melibatkan negara lain, kapan waktu pengambilan, siapa yang berwenang, tempat pengambilan dan
bagaimana proses pengawasan dan penegakan hukum dilakukan.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang perannya semakin dominan dalam pembiayaan pembangunan
nasional saat ini dan di masa yang akan datang. Oleh karena itu pajak memiliki peran yang sangat penting dalam pembiayaan
pembangunan nasional. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1, menyebutkan bahwa pajak merupakan sumbangan wajib
kepada negara yang dimiliki oleh orang atau badan hukum berdasarkan undang-undang, tanpa mendapat imbalan langsung dan
digunakan untuk kebutuhan negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. orang (Soemitro dalam Official, 2014: 1).

Andriani dalam Waluyo (2013: 2), Pajak sebagai kontribusi kepada negara (yang dapat ditegakkan) menjadi hutang bagi
mereka yang diwajibkan membayar menurut peraturan dengan tidak ada pengembalian prestasi, yang dapat langsung diangkat dan
digunakan untuk membiayai. pengeluaran umum yang berkaitan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Pengertian Pajak Pertambahan Nilai menurut Siti Kurnia Rahayu dan Suhayati (2010: 231), yaitu: Pajak yang dikenakan atas
pertambahan nilai yang timbul dari faktor-faktor produksi di setiap lini perusahaan dalam menyiapkan, memproduksi, mendistribusikan,
dan memperdagangkan jasa barang atau hadiah kepada konsumen. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang
perannya semakin dominan dalam pembiayaan pembangunan nasional saat ini dan di masa yang akan datang. Oleh karena itu pajak
memiliki peran yang sangat penting dalam pembiayaan pembangunan nasional.

Menurut Direktorat Jenderal Pajak dalam buku Pajak Pertambahan Nilai (2013), Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
adalah pajak yang dikenakan atas: Penyerahan Barang Kena Pajak di Daerah Pabean oleh pengusaha.

1. Impor Barang Kena Pajak;


2. Penyerahan Jasa Kena Pajak di Daerah Pabean oleh pengusaha;
3. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dalam Daerah Pabean;

4. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

5. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; Ekspor Barang
6. Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; Ekspor Jasa Kena Pajak
7. oleh Pengusaha Kena Pajak.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan
atas pengeluaran untuk konsumsi dalam bentuk belanja barang atau jasa yang dilakukan di Daerah Pabean yang ditanggung
oleh APBN. Sedangkan Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat dikatakan sebagai keputusan atau langkah dari
berbagai sasaran yang diambil oleh pemerintah mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tujuan untuk menciptakan
kondisi perekonomian yang kondusif.

E-Commerce adalah proses jual beli dan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui
komputer (Munawar, 2011). E-Commerce adalah sekumpulan teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang
dinamis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik
dan transaksi elektronik barang, jasa dan informasi (Darussalam, 2013: 129).

Perdagangan (E-Commerce merupakan bagian dari e-lifestyle) yang memungkinkan transaksi jual beli
dilakukan secara online dari berbagai sudut (Hidayat, 2013: 5). E-Commerce juga dapat diartikan sebagai proses bisnis
yang menggunakan teknologi elektronik yang terhubung

86
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran / penjualan
barang, jasa dan informasi secara elektronik (Munawar, 2011: 1).
Melalui surat edaran nomor SE-06 / PJ / 2015, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah
memberikan konfirmasi terkait Pajak Pertambahan Nilai dan transaksi e-commerce. Selama ini terdapat
empat model transaksi e-commerce yaitu online marketplace, iklan baris, daily deal, dan online retail.
Itu dijelaskan dalam penjelasan berikut:

1. Layanan Penyediaan Tempat dan / atau Waktu


2. Penjualan barang dan / atau jasa
Perilaku konsumen adalah studi tentang unit dan proses pengambilan keputusan yang terlibat dalam
penerimaan, penggunaan, pembelian, penentuan barang, jasa, dan ide. Alif (2016) mengungkapkan perilaku konsumen
sebagai aktivitas individu yang terlibat langsung dalam memperoleh dan menggunakan barang dan jasa tersebut dalam
proses pengambilan keputusan dalam penyusunan dan penentuan kegiatan tersebut.

Tingkah laku seseorang tidak hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan pengendalian
berupa ketersediaan sumber daya dan peluang bahkan keterampilan tertentu. Dengan demikian, jumlah dan besarnya
kontrol ini akan menentukan munculnya perilaku tertentu (Ajzen, 2005).

Theory of Reasoned Action (Fishbein, 1967; Fishbein & Ajzen, 1975) adalah salah satu teori yang
paling berpengaruh dalam memprediksi perilaku manusia dan regulasi perilaku. Teori ini menjelaskan bahwa
perilaku dipengaruhi oleh niat berperilaku dimana niat berperilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku
dan norma subjektif. Komponen pertama, sikap terhadap perilaku, merupakan fungsi dari konsekuensi yang
dirasakan orang terkait dengan perilaku mereka. Komponen kedua, norma subyektif, merupakan fungsi dari
keyakinan mengenai harapan akan pentingnya rujukan dari orang lain dan motivasi individu untuk mengikuti
rujukan tersebut.

2. PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim
Indonesia (UMI) yang pernah melakukan transaksi e-commerce. Waktu yang digunakan dalam penelitian
ini dimulai dari Januari 2020 hingga Februari 2020.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muslim Indonesia dengan jumlah populasi sekitar 726 orang. Teknik yang digunakan dalam penentuan
sampel ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dipilih dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006: 78). Dan dengan menggunakan rumus Slovin untuk membatasi sampel
penelitian didapatkan 88 sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui studi literatur khususnya
yang berkaitan dengan data sekunder. Sedangkan data primer dilakukan melalui studi lapangan dengan
menyebarkan kuesioner secara online menggunakan Google Form kepada responden (mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan
responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Penelitian ini digunakan

87
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

data utama; Data ini diperoleh langsung dari penelitian lapangan, dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden.
Metode analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik deskriptif, uji kualitas
data, uji asumsi klasik dan hipotesis dengan bantuan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS)
for windows. Untuk memenuhi persyaratan pengujian, maka data yang diolah dengan benar dan tepat
menggambarkan apa yang menjadi tujuan utama penelitian.

Hipotesa
H1: Ada pengaruh e-commerce terhadap perilaku konsumen. H2: Ada
pengaruh kebijakan PPN terhadap perilaku konsumen.

3. HASIL PENELITIAN
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varians, maksimum, dan minimum masing-masing variabel (Ghozali,
2014) dan diuji pengujian statistik deskriptif, diperoleh hasil sesuai tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif

N Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviasi 88

E-Commerce (X1) 24 35 30,52 2.652

Kebijakan PPN (X2) 88 12 20 16,32 1.791

Perilaku Konsumen (Y) 88 12 20 18,23 1.603

Valid N (listwise) 88
Dari tabel 1 di atas, nilaiterlihat bahwa variabel e-commerce memiliki mean dan nilai deviasi
(rata-rata) adalah 30.52 standar sebesar 2,652. Kebijakan PPN
variabel memiliki mean (rata-rata) 16,32 dan nilai deviasi standar 1,791. Variabel perilaku konsumen
memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 18,23 dan nilai deviasi standar 1,603

2. Kualitas Data
Sebuah. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan item dalam daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Nilai validitas ada di kolom Koreksi Item-Total Korelasi. Berdasarkan
hasil pengujian diperoleh nilai r tabel diperoleh dari (derajat kebebasan) df = (n-2), dimana n merupakan
jumlah sampel penelitian, sehingga nilai df = (88-2) adalah 86 dengan taraf signifikan sebesar 0,05,
maka nilai r tabel sebesar 0,209. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel dari item
pertanyaan dikatakan valid karena lolos asumsi, dimana nilai r hitung> nilai r tabel (Ghozali, 2014).

88
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

b. Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan. Nilai koefisien Cronbach Alpha menurut Nunnaly dalam (Ghozali, 2007) suatu konstruk atau
variabel dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha> 0.6.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Perdagangan elektronik 0,749> 0,600 Reliabel
Kebijakan PPN 0,694> 0,600 Reliabel
PrilakuKonsumen 0,750> 0,600 Reliabel

Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel yang memiliki Cronbach's Alpha lebih besar dari 0,6 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini reliabel.

3. Hasil Uji Hipotesis


Sebuah. Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis untuk uji regresi, dari hasil regresi linier berganda
dapat dibuat persamaan regresi. Dari hasil tabel berikut ini, terdapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda

Regresi Persamaan Menyesuaikan Nilai P Kesimpulan


R₂

Y = 5,053 + 0,181 + 0,544 0,001 Diterima


0,469
Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas diperoleh angka signifikan sebesar 0,001 yang
lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu H1 dan H2 diterima.

b. Uji Koefisien Determinasi.


Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen
dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Ringkasan Model b

R Std. Kesalahan dari Square


Model R R Square Memperkirakan
Dari tabel tersebut terlihat nilai R Square sebesar 0,544 atau 54,4% yang menunjukkan bahwa variabel Perilaku
1 . 737 Sebuah 0,544 0,533 1.095
Konsumen dapat dijelaskan oleh variabel E-Commerce dan Kebijakan PPN sebesar 54,4% sedangkan sisanya adalah
45,6% (100% - 54,4%). ) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

89
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

c. Uji Parsial (t)


Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Tes dilakukan dengan a
tingkat signifikan 0,05. Jika t hitung> dari T meja maka hipotesis yang diajukan diterima, sebaliknya jika t hitung
< dari T meja maka hipotesis ditolak.

Tabel 5. Hasil Uji Parsial (t)


Koefisien Sebuah
Tidak standar Standar
Koefisien Koefisien

Model B Std. Kesalahan Beta t Sig.


1 (Konstan) 5.053 1.404 3.600 0,001

Perdagangan elektronik 0,181 0,054 0,299 3.352 0,001

Kebijakan PPN 0,469 0,080 0,524 5.868 0,000

Berdasarkan hasil penelitian yang menguji variabel E-Commerce pada


perilaku konsumen, nilai t hitung = 3,352> 1,988 t meja dan tingkat signifikan
0,000 <0,05, sedangkan variabel kebijakan PPN terhadap perilaku konsumen diperoleh t hitung =
5,868> 1,996 t meja dan tingkat signifikan 0,001 <0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel e-commerce dan kebijakan PPN berpengaruh positif dan
berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen, sehingga kedua hipotesis tersebut terbukti (diterima).

d. Uji Simultan (f)


Uji simultan (f) untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian simultan, pengaruh kedua variabel
independen terhadap variabel dependen akan diuji secara bersama-sama.

Tabel 6. Hasil Uji Simultan (f)

ANOVA Sebuah
Jumlah dari

Model Kotak df Mean Square F Sig.

1 Regresi 121.504 2 60.752 50.651 . 000 b

Sisa 101.951 85 1.199

Total 223.455 87

Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai f menghitung sebesar 50,651> 3,10, dan nilai signifikansi pengaruh
E-commerce dan kebijakan PPN terhadap Y adalah 0,000 <0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen yang terdiri dari E-commerce dan kebijakan PPN
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
E-commerce dan kebijakan PPN (X) secara simultan terhadap perilaku konsumen (Y ).

90
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

4. DISKUSI
1. Pengaruh e-commerce terhadap perilaku konsumen
Hasil penelitian variabel e-commerce menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
perilaku konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansinya
kurang dari 0,05, yaitu sama dengan 0,001 dengan pada menghitung sebagai 3.352. Karena dengan ecommerce mahasiswa
melakukan aktivitas transaksi bisnis yang memungkinkan adanya penjualan,
pembelian, dan pemasaran barang atau jasa untuk dilakukan secara online dari sudut manapun dan
kapanpun dalam jaringan elektronik seperti internet.
Dalam penelitian ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis lebih memilih berbelanja secara online karena
membutuhkan waktu yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan belanja offline yang membutuhkan waktu relatif lama, dan di
toko online barang yang dijual biasanya mempunyai spesifikasi yang sangat lengkap. Mahasiswa beranggapan bahwa perilaku
konsumsi tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan tetapi dilandasi oleh motivasi untuk mendapatkan sensasi, kegembiraan,
pelepasan stres, mencari dan barang berharga bagi diri sendiri.

Ini sesuai dengan Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1975). Teori ini menjelaskan
hubungan antara keyakinan, sikap, norma, tujuan, dan perilaku individu. Berdasarkan model ini, perilaku
seseorang ditentukan oleh minat dan tujuan dari perilaku tersebut dilakukan atau tidak yang disebut
norma subjektif.

2. Pengaruh kebijakan PPN terhadap perilaku konsumen


Hasil penelitian variabel kebijakan PPN menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
perilaku konsumen. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansinya
kurang dari 0,05, yaitu sama dengan 0,001 dengan pada menghitung sebagai 5.868. Hal ini dapat disebabkan karena Kebijakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) merupakan keputusan atau langkah-langkah dari berbagai sasaran yang diambil oleh PT
pemerintah tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tujuan untuk menciptakan kondisi perekonomian yang
kondusif. Sehingga mahasiswa merasakan pengaruh atau dampak dari kebijakan PPN seperti kenaikan biaya. Namun
dengan cara tersebut dapat memberikan nilai tambah yaitu Pemerintah mengawasi langsung para pelaku kegiatan
E-Commerce.
Dalam penelitian ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis beranggapan bahwa walaupun telah membeli
produk secara online di situs e-commerce yang sama dan sudah mengetahui tentang PPN pada produk tersebut, hal
tersebut dikarenakan mahasiswa menganggap PPN adalah sesuatu yang tidak merugikan. atau tidak mempengaruhi
keinginan untuk mendapatkan produk. Mahasiswa cenderung memilih merk yang biasanya digunakan merk lain
padahal harganya lebih mahal dan produk kena pajak.

Hal tersebut sesuai dengan Theory of Reasoned Action (TRA), teori ini menjelaskan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subjektif. Seseorang akan melakukan
tindakan yang dipengaruhi oleh rasionalitas dalam mempertimbangkan manfaat dari kebijakan PPN serta
pengaruh lingkungan terkait pembentukan norma subjektif yang mempengaruhi keputusan perilaku.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari sampel sebanyak 88 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muslim Indonesia tahun 2016, persentase hasil perhitungan kuisioner mengenai penggunaan
e-commerce dan kebijakan PPN terhadap perilaku konsumen pada mahasiswa adalah sangat tinggi.

91
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

1. Dari hasil penelitian, e-commerce secara parsial berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen. Hal ini
dikarenakan dengan adanya e-commerce mahasiswa melakukan kegiatan transaksi bisnis yang
memungkinkan penjualan, pembelian, dan pemasaran barang atau jasa dapat dilakukan secara online dari
sudut manapun dan kapanpun dalam jaringan elektronik seperti Internet.

2. Dari hasil penelitian, kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara parsial berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen.
Pasalnya, Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan keputusan atau langkah dari berbagai sasaran yang diambil
oleh pemerintah dengan maksud untuk menciptakan kondisi perekonomian yang kondusif, sehingga mahasiswa merasakan
pengaruh dari kebijakan PPN tersebut seperti peningkatan biaya. Namun demikian, dengan demikian dapat memberikan nilai
tambah dimana Pemerintah secara langsung mengawasi para pelaku kegiatan E-Commerce.

6. SARAN
Berdasarkan penelitian di atas, maka saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi konsumen khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia harus
lebih bijak dalam mengambil keputusan konsumsi, serta harus mampu melindungi diri dan
lingkungannya dari membeli barang dan jasa yang merugikan. Kesadaran nasionalisme konsumen
Indonesia diharapkan mampu menjaga pasar dalam negeri dan membangun gerakan konsumen yang
cerdas, serta diperlukan partisipasi masyarakat untuk memenuhi kewajiban kebijakan PPN sehingga
tujuan pemerintah dapat tercapai.

2. Bagi pelaku usaha e-commerce hendaknya memberikan kemudahan atau kesederhanaan dalam bertransaksi kepada
konsumen, memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan, serta mengembangkan sistem manajemen yang lebih baik.
Selain mengatasi permasalahan dalam perlindungan transaksi melalui e-commerce, dapat dilakukan dengan
memperhatikan dan meningkatkan sistem keamanan bisnis seperti bekerja sama dengan pejabat atau institusi lain untuk
menciptakan transaksi bisnis yang aman dan terpercaya.

7. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muslim Indonesia Makassar.

REFERENSI
Ajzen, I., & Fishbein, M. 1975. Keyakinan, Sikap, Niat, dan Perilaku: An
Pengantar Teori dan Penelitian. Bacaan . MA: Addison .Wesley. Ajzen, I., 1991, Teori
Perilaku Terencana, Perilaku Organisasi dan Manusia
Proses Keputusan, 50, 179-211. Ajzen, I., 2005. Sikap, Kepribadian dan Perilaku, Edisi
ke-2, McGraw-Hill
Penerbitan Profesional, Berkshire, GBR. Alif, Reza. 2016. Perspektif Perdagangan elektronik di Era
Globalisasi Perdagangan Bebas
Dalam Hukum Perjanjian Di Indonesia. Jurnal Hukum International, Vol XV, h.
344.

92
JOSAR, Vol. 5 No. 1 Maret, 2020; p-ISSN: 2502-8251; e-ISSN: 2503-1155
Hak Cipta @ Universitas Islam Balitar, Blitar-Indonesia
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/josar

Munandar. Dadang 2011. Bisnis elektronik. CV ANDI OFFSET.Yogyakarta Ghozali, Iman. 2014. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit UNDIP. Semarang
Hidayat, Taufik. 2013. Panduan Membuat Toko On line dengan OSCommerce.
Mediakita. Jakarta.

Imawati. 2013. Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Kompasiana.com. Diakses pada tanggal


25 November 2019.
Indriantoro, Nurdan Supomo, bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Mardiasmo, 2009. Perpajakan. Edisi Revisi 2009. penerbit. Dan saya. Yogyakarta. Martono, Munawar, Kholil. 2011. Perdagangan
elektronik. Diakses pada tanggal 26 November 2019 Nembah
F. Hartimbbul Ginting. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yrama Widya Nurmantu, Safri. 2015. Pengantar
Perpajakan edisi 2. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta. Rudiantara.
2015. Perencanaan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Pada
Sarwono, Jonathan. 2012. Perdagangan Onlin e: Cara Bisnis di Internet. PT. Elex
Media, h. 1. Jakarta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.
Bandung.

Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Bogor Sutabri, Tata. Waluyo. 2013. Perpajakan
Indonesia. Salemba Empat, Jakarta

93

Anda mungkin juga menyukai