Anda di halaman 1dari 12

PEMAHAMAN DAN KESADARAN WAJIB

PAJAK BAGI PELAKU UMKM


Bella Nur Anggraini ( 2101020032 )

ABSTRAK

Saat ini tingkat kepatuhan wajib pajak di indonesia masih sangat rendah, tidak
sebanding dengan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang semakin
meningkat tetapi tidak diseimbangi dengan kesadaran para pelaku UMKM dalam
kepatuhannya membayar pajak. Metode Penelitian ini adalah dengan metode
library research, yang bersumber dari Google Scholar. Hasil penelitian ini adalah
Pemahaman Peraturan Perpajakan UMKM berpengaruh terhadap kesadaran wajib
pajak UMKM, dan penurunan tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak UMKM.
ABSTRACT
At present the level of taxpayer compliance in indonesia is still very low, not
comparabel to the growth of Micro small and Medium enterpricess which is
increasing but not balanced with the awareness of MSME actors in their
compliance with paying taxes. This research method is the liblary research
method, which is sourced from Google Scholar. The results of this study are
Understanding of MSME tax regulations affects MSME taxpayer awareness, and
a reduction in tax rates affects MSME taxpayer compliance.

1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada didunia
yang selalu melakukan pembangunan dari segala sektor. Hal ini demi terciptanya
masyarakat yang sejahterah dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat,
penegakan hukum yang adil serta memelihara keamanan dan kertertiban negara.
Suatu negara dalam menjalankan pemerintahan memiliki beberapa tujuan,
diantaranya mensejahterahkan rakyat,salah satunya dengan melakukan
pembangunan nasional. Dalam melakukan pembangunan maka diperlukan dana
yang besar, salah satu sumber tersebut adalah lewat pemungutan pajak,
penerimaan negara yang di dapat dari sumber pajak meiliputi berbagai sektor
perpajakan salah satunya dari Usaha mikro kecil dan Menengah (UMKM).
UMKM adalah usaha yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian
negara indonesia, baik dari sisi lapangan kerja, yang tercipta maupun dari jumlah
sisi usahanya (Fahluzi dan Agustina,2014) Maka dari itu UMKM dipandang
sebagai suatu sumber penyelamat dalam proses perekomian indonesia yang
mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan mampu menyerap tenaga kerja karena
UMKM sangat berperan penting dalam perekonomian di indonesia. Jumlah
UMKM berkembang pesat bertambah setiap tahunnya.

UMKM menjadi salah satu objek pajak penghasilan (Pph). Petumbuhan


UMKM diindonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Berdasarkan berita
yang dilansir dari kementrian koperasi dan Usaha kecil dan Menengah, pelaku
UMKM kini telah mencapai 7% dari total jumlah penduduk indonesia. Angka ini
meningkat tajam dari tahun 2017 yakni sebesar 3,1% dan menurut Data Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan United Nation
Population Fund memprediksi jumlah pelaku usaha mikro, kecil, menengah
(UMKM) di indonesia pada tahun 2018 sebanyak 58,97 juta orang. Sedangkan
jumlah penduduk indonesia tahun 2018 diprediksi mencapai 265 juta jiwa. Pada
tahun 2018 serta beberapa tahun kedepan diperkirakan jumlah pelaku UMKM
akan terus bertambah. Kenaikan yang begitu pesat tentu saja menimbulkan
potensi penerimaan pajak bagi pemerintah. UMKM dapat menjadi salah satu
penguraian permasalahan guna penanggulan tingginya tingkat pengangguran.
Adanya UMKM mampu menekan tingginya angka pengangguran diindonesia.
Melalui adanya sosialisasi, pelatihan, hingga program peningkatan keahlian
lainnya mengenai UMKM beserta lingkup bidangnya, diharapkan masyarakat
mampu untuk berkembang dan mengeksplor diri untuk berwirausaha sehingga
dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dalam hal ini pajak UMKM
diatur berdasarkan UU pajak penghasilan UU Pph 2008 dan UU No.20 tahun
2008 tentang UMKM, yang menjelaskan bahwa “usaha mikro adalah usaha yang
memiliki aset maksimal Rp 50 juta dengan omzet pertahun mencapai Rp 300 Juta
(Yanti,Yuliachtri,Afrida&Rossandi:2020). Untuk usaha kecil adalah usaha yang
memiliki aset antara Rp 50 juta-Rp 500 juta dengan omzet pertahunnya mencapai
Rp 300 juta-Rp 2,5 miliar. Untuk usaha menengah adalah usaha yang memiliki
aset antara Rp 500 juta-Rp 10 miliar dengan omzet pertahun mencapai Rp 2,5
miliar-Rp 50 miliar. Dalam teori of planned behavior, wajib pajak dapat belajar
sikap terhadap perilaku keinginan seseorang dalam melakukan suatu tindakan.
Dengan mengetahui bagaimana hasil dari tindakan mereka akan bermanfaat atau
tidak dan dari hal itulah muncul niat seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Semakin menimbulkan manfaat yang baik maka wajib pajak juga akan semakin
patuh untuk melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak sesuai tarif pajak
yang diberlakukan oleh pemerintah. Tingkat kepatuhan masyarakat dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan masih rendah. Kepatuhan Wajib Pajak
adalah setiap wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku tanpa perlu
diadakan pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan
penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi (Gunadi,2013). Tercatat untuk
wajib pajak orang pribadi, dari potensi 60 juta orang baru sekitar 25 juta orang
yang telah membayar pajak. ( Dalam Syahdan 2013:2 ). Dikarenakan UMKM
memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat
indonesia. Direktorat Jendral Pajak (DJP) menyebutkan jumlah pada tahun 2018
UMKM mencapai sekitar 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) (Setiawan,
2020). Dalam mengatasi hal tersebut adapun faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah dengan memberi sanksi pajak.
Dalam pengertian pajak, dikatakan bahwa pajak memiliki sifat memaksa
berdasarkan undang-undang, maka ada konsekuensi hukum apabila tidak taat atau
patuh terhadap undang-undang tersebut. Sanksi perpajakan merupakan jaminan
bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan)
akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan
alat (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan
(Mutia,2014:17). Pada tahun 2015, pemerintah juga telah menyediakan sanksi
perpajakan bagi wajib pajak yang tidak mau membayar pajak. Pemerintah
memberikan fasilitas perpajakan berupa penghapusan sanksi administrasi
perpajakan. Sanksi administrasi yang dihapuskan adalah sanksi yang timbul akibat
pelaporan, pembetulan, pembayaran SPT Tahunan Pajak Pemnghasilan Tahun
pajak 2014 dan sebelumnya dan atau SPT Masa Desember 2014 dan sebelumnya
yang dilakukan di tahun 2015.

Peningkatan jumlah penerimaan pajak tidak terlepas dari peran wajib


dalam melaksanakan kewajiban perpajakan (Yusro&Kiswanto,2014). Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak yaitu kegiatan
ekstensifikasi. Kegiatan ekstansifikasi yang berkaitan dengan target penerimaan
(ekstra effort) yaitu penambahan jumlah wajib pajak dengan perluasan jumlah
wajib pajak diharapkan dapat menambah penerimaan pajak Sensus Pajak Nasional
(SPN) merupakan kegiatan untuk perluasan jumlah wajib pajak andalan
Direktorat Jendal Pajak (DJP) untuk mencapai dan mengamankan target
penerimaan pajak salah satunya kegiatan ini ada untuk menjaring wajib pajak
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Meningkatkan jumlah penerimaan
pajak tidak terlepas dari peran serta wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan. Pelaksanaan kewajiban perpajakan di indonesia didukung oleh self
assesment system dimana wajib pajak sendiri yang menghitung, menetapkan,
menyetorkan, dan melaporkan pajak yang terhutang (Siat&Toly,2013). Salah satu
alasan diberlakukannya reformasi system self assessment adalah untuk
memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban mereka
kepada negara sehingga dapat meningkatkan kepatuhan membayar pajak. Hal
tersebut dilakukan karena system self assessment menuntut adanya peran aktif
dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Hal tersebut
menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada kepatuhan wajib
pajak sehingga kepatuhan wajib pajak menjadi persoalan yang terpenting di
indonesia. Apabila wajib pajak tidak patuh maka dapat menimbulkan keinginan
untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, dan kelalaian terhadap
kewajiban pajak (Arta,2022). Masalah yang berkaitan dengan kepatuhan wajib
pajak adalah permasalahan yang sedang menjadi sektor pajak. Saat ini tingkat
kepatuhan wajib pajak di indonesia masih sangat rendah. Tidak sebanding dengan
pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang semakin meningkat tetapi
tidak diimbangi dengan kesadaran para pelaku UMKM dalam kepatuhannya
membayar pajak (Indrawan dan Binekas,2018). Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan dari
usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki Peredaran Bruto
tertentu. Peraturan ini diberlakukan sejak tanggal 1 juli 2018 mengenai penurunan
tarif pajak final UMKM sebesar 0.5% lebih rendah 50% dibandingkan PP Nomor
46 Tahun 2013 yang lalu. Dikarenakan PP 46 Tahun 2013 menimbulkan pro dan
kontra. Pemerintah berniat untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan
aturan perpajakan serta memberikan kemudahan dan penyederhanaan dalam
penyelenggara negara sepertinya tidak disambut baik bagi masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Grandhys Resynar (2019) mayoritas
pelaku UMKM tidak setuju dengan penerapan PP 46 Tahun 2013 karena jumlah
pajak yang dibayar lebih besar . Pembayaran dan pelaporan pajak secara rutin
merupakan kewajiban wajib pajak yang memiliki NPWP. Dengan melaksanakan
kewajibannya, wajib pajak dikatakan patuh terhadap peraturan perpajakan.
Direktur Jendral Pajak (2020) menyatakan bahwa jumlah pelaku UMKM yang
terdaftar dan telah memenuhi kewajiban perpajakannya pada tahun 2019
mencapai 2 juta pelaku UMKM yang mana mengalami peningkatan rata-rata
39,2% tiap tahun sejak tahun 2014. Namun, jika disandingkan dengan jumlah unit
UMKM, hanya 3% pelaaku UMKM yang telah terdaftar dan memenuhi
kewajiban perpajakan. Penurunan tarif pajak setengah persen ini diharapkan
pelaku UMKM akan muncul ke permukaan sehingga dapat membantu otoritas
pajak dalam pembenahan basis data. Peraturan ini ditunjukan kepada wajib pajak
pribadi maupun badan yang memiliki pendapatan kotor tidak melebihi Rp.
4.800.000.000 dan memiliki batas waktu 3 tahun. Setelah batas waktu berakhir
maka Wajib Pajak harus kembali menggunakan tarif normal sesuai pasal 17 UU
PPh UU KUP. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2018 ini. Dimana wajib pajak
yang memiliki pemahaman yang tinggi atas kewajiban membayar pajak dan
peraturan yang ada didalamnya, maka semakin besar pula tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak. Begitupun sebaliknya, wajib pajak yang memiliki
pemahaman rendah, maka tingkat kepatuhan dalam membayar pajak akan ikut
rendah (Cahyani & Novriari,2019). Kesadaran yang tinggi itu sendiri muncul
tidak lain berasal dari adanya motivasi wajib pajak. Kesadaran adalah perilaku
wajib pajak terhadap suatu objek yang melibatkan anggapan dan perasaan serta
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek. Dengan demikian bahwa
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku wajib pajak
berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan, dan
penalaran disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai peraturan yang diberikan
oleh sistem ketentuan pajak tersebut. Apabila kesadaran wajib pajak tinggi yang
datang dari motivasi untuk membayar pajak, maka kemauan untuk membayar
pajakpun akan tinggi dan pendapatan negara dari pajak akan meningkat.

Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi


administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib
pajak melakukan pelanggaran, terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP) dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda dan
kenaikan. Kemauan membayar pajak sangat mempengaruhi pendapatan negara.
Dalam hal ini diharapkan mampu meningkatkan kemauan UMKM untuk
membayar pajak melalui sosialisasi dapat memberikan pemahaman sehingga
dapat menimbulkan kesadaran pelaku UMKM untuk membayar pajak dengan
harapan wajib pajak akan mendapatkan imbal balik atas manfaat pajak oleh Wajib
Pajak setelah membayar pajak meskipun tidak secara langsung. Konsep kemauan
membayar pajak (willingness to pay tax) diartikan suatu nilai yang rela
dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapatkan jasa
timbal (Kontraprestasi) secara langsung. Pemahaman Wajib pajak terkait
peraturan perpajakan sangatlah penting untuk menimbulkan kepatuhan dalam diri
wajib pajak akan kewajibannya dalam perpajakan. Kepatuhan wajib pajak dapat
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri wajib pajak sendiri dan
berhubungan dengan karakteristik individu yang menjadi pemicu dalam
menjalankan kewajiban perpajakan. (Fuadi&Yenni:2013). Dengan adanya
kepatuhan pajak sosialisasi perpajakan dianggap paling penting karena sosialisasi
perpajakan bagi wajib pajak ialah suatu yang sangat penting dalam memberikan
pengetahuan akan pajak bagi wajib pajak dalam menaikan tingkat kepatuhan
wajib pajak. Pajak yang dibayarkan oleh sektor UMKM menjadi sumber
penerimaan negara yang sangat pontesial, dan akan berpotensi besar dalam jumlah
penerimaan pajak dari sektor tersebut. Meski UMKM berperan dominan terhadap
perekonomian nasional, apabila dikaitkan dengan pemenuhan kewajiban
perpajakan, terlihat bahwa kemauan membayar pajak pada UMKM masih rendah.
Dilihat dari kontribusi penerimaan pajak menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati pada 2018 dari sektor UMKM berada dikisaran Rp.5,7 triliun atau
masih sangat minim apabila dibandingkan dengan total penerimaan pajak nasional
yang mencapai sebesar Rp.1.500 triliun (Sukarno,2019:1). Usaha Mikro kecil dan
Menengah (UMKM) dapat menjadi mesin penggerak perekonomian dan UMKM
bisa menjadi penolong saat sebuah negara menghadapi krisis ekonomi.
Keberadaan UMKM yang kuat merupakan modal utama pembangunan ekonomi
serta pemungutan, oleh karena itu masyarakat menjadi enggan untuk
membayarkan kewajibannya

Berdasarkan penjelasan diatas dari penelitian terdahulu menunjukan hasil


yang berbeda-beda dari peneliti sebelumnya. Oleh karena itu, arah penelitian ini
untuk mengetahui bagaimana pengaruh sanksi perpajakan, kepatuhan pajak
terhadap kesadaran pajak untuk memberikan pemahaman dan kesadaran wajib
pajak terutama bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
berkewajiban membayar pajak. Banyak dampak positif jika pelaku UMKM
membayar pajak terutama dalam sektor pembangunan dan mensejahterahkan
rakyat dikarenakan UMKM dipandang sebagai suatu sumber penyelamat dalam
proses perekonomian di indonesia. Dan adapun rumusan masalah dalam penelitian
ini 1.) Apakah pengaruh pemahaman peraturan perpajakan bagi pelaku UMKM ?
2.) Bagaimana sikap pelaku UMKM dari penurunan tarif pajak bagi UMKM ?
2.Metode Penelitian

Metode penulisan karya ilmiah ini adalah dengan metode Kualitatif


Deskriftif dan kajian pustaka atau Library Research, bersumber dari aplikasih
online seperti Google Schoolar.

3.Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan Kajian teori dan penelitian terdahulu yang relavan maka
pembahasan karya ilmiah ini dalam konsentrasi perpajakan adalah :

Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan UMKM terhadap kepatuhan


wajib pajak UMKM

Pemahaman Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan


wajib pajak UMKM, dimana dimensi atau indikator pemahaman peraturan
perpajakan adalah wajib pajak yang selalu memperhatikan perubahan peraturan
perpajakan yang berlaku maka wajib pajak akan mendapatkan sanksi berpengaruh
terhadap dimensi atau indikator kepatuhan wajib pajak yaitu pelaporan kepatuhan
wajib paja, kepatuhan perhitungan pajak, ketepatan menghitung pajak yang
terutang (Alom,Hasan,Yakopcic,Taha,&Asari,2018)

Pemahaman peraturan perpajakan adalah suatu cara dimana wajib pajak


dapat memahami serta mengetahui mengenai peraturan dan prodesur dalam
perpajakan serta dapat mengimplementasikannya dalam kegiatan perpajakan
seperti membayar pajak dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)
(Wardani,Prahutama,&Kartikasari,2020).

Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan memperhatikan


penerapan peraturan perpajakan, maka yang harus dilakukan oleh pemerintah
adalah menimbulkan kesadaran dalam diri wajib pajak akan kewajibannya dalam
Tperpajakan. Wajib pajak yang memiliki pemahaman yang tinggi atas kewajiban
membayar pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku, maka semakin besar pula
tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajibannya membayar pajak
(Setiawan,2020)
Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak, ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (As’ari,2018)
(Wardani&Kartikasari,2020) (Setiawan,2020)

Pengaruh penurunan tarif pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, dimana dimensi


atau indikator tarif pajak adalah pajak UMKM bertarif seperti dalam Peraturan
Pemerintah No.23 Tahun 2018 yaitu sejumlah 0,5% dari penerimaan penghasilan
dan peredaran bruto setahun dibawah Rp.4,8 milyar (Cahyani&Noviari,2019)

Presentase yang dipergunakan dalam menetapkan banyaknya pembayaran


pajak oleh wajib pajak adalah tarif pajak. Dimana dimensi atau indikator tarif
pajak adalah meringankan beban pajak, memberikan rasa keadilan dari pajak yang
dikenakan lebih sederhana (Ariyanto&Nuswantara,2020)

Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk


menentukan jumlah pajak yang diberikan suatu objek pajak, dimana dimensi atau
indikator tarif pajak adalah tarif pajak yang tinggi akan memudahkan dalam
memperoleh penerimaan negara dan bagi masyarakat selaku wajib pajak tentu hal
ini akan memberatkan dikarenakan akan mengurangi kemampuan anggarannya
dalam memenuhi segala kebutuhannya (Deo,Pakpahan,&Tampubolon,2020)

Penurunan tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, ini


sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Cahyani & Noviari,2019)
(Ariyanto & Nuswangtara,2020), (Deo, Pakpahan&Tampubolon,2020)

4. Kesimpulan

Berdasarkan teori, artikel yang relavan dan pembahasan maka dapat


dirumuskan:

1. Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan dan


kesadaran wajib pajak.
2. Penurunan tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM.
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi, P., Tinggi, S., Ekonomi, I., Universitas, G. ;, & Malang, T. T. (n.d.).
Moralitas dan kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dengan
memanfaatkan fasilitas perpajakan dimasa pandemi Covid-19 Hermi
Sularsih*; Soko Wikardojo. In Jurnal Paradigma Ekonomika (Vol. 16, Issue
2).

Cahyani, L. P. G., & Noviari, N. (2019). Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman


Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM. E-Jurnal Akuntansi, 1885.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p08

Darmawati, D., & Oktaviani, A. A. (2018). PENGARUH PENERAPAN


AKUNTANSI UMKM TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
UMKM e-COMMERCE. In Seminar Nasional Cendekiawan ke (Vol. 4).

Kartikasari, N. L. G. S., & Yadnyana, I. K. (2020). Pengetahuan Perpajakan,


Sanksi Pajak Kesadaran Wajib Pajak dan Kepatuhan WPOP Sektor UMKM.
E-Jurnal Akuntansi, 31(4). https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i04.p10

Karunia Sari, I. (n.d.). PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN


PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
MELALUI KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi pada Pelaku UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama
Semarang Timur).

Kesadaran, D., Kepatuhan, T., & Pajak, W. (n.d.). Mochamad Fariz Irianto, Irma
Tyasari, Supami Wahyu Setiyowati, Dampak Moderasi Tarif Atas
Pemahaman.

Meita, R., Sheila, O., Fakultas, A., Dan, E., Universitas, B., & Semarang, S.
(2016). KEPATUHAN WAJIB PAJAK UKM. 5(2), 136–145.
www.pajak.co.id
Perdana, E. S., & Dwirandra, A. A. N. B. (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM. E-Jurnal Akuntansi, 30(6), 1458.
https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i06.p09

Riswanto, A., Ningsih, S. R., & Daryati, D. (2017). PENGENDALIAN INTERN


DAN PEMBERIAN KREDIT USAHA: ANALISIS PERANAN DAN
EFEKTIFITAS SISTEM. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 4(3).
https://doi.org/10.17509/jrak.v4i3.4670

Ulfa Direktorat Jenderal Pajak Irwan Aribowo Politeknik Keuangan Negara


STAN Alamat Korespondensi, M. (n.d.). STRATEGI MENINGKATKAN
KESADARAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI
INDONESIA.

Setiawan, Adib Rifqi. (2020). Lembar kegiatan literasi saintifik untuk


pembelajaran jarak jauh topik penyakit coronavirus 2019 (COVID-19).
Edukatif:Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),28-37

Syahdan, Saifhul Anwar. 2013. Dimensi Keadilan Atas Pemberlakuan PP No. 46


Tahun 2013 dan Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal. STIEI
Kayutangi Banjarmasin.

Mutia, Sri Putri Tita. 2014. Pengaruh Sanksi Pajak, Kesadaran Perpajakan,
Pelayana Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan
WajibPajak Orang Pribadi. Jurnal. Universitas Negeri Padang.

Yanti, Darma, Yuliachtri, Saekarini, Afrida, Anggrelia, & Rossandi, Wahyu.


(2020). ANALISIS PENERIMAAN PAJAK DAN PERTUMBUHAN
WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PP.
NO. 23 TAHUN 2018.

Cahyani, Luh Putu Gita, & Noviari, Naniek. (2019). Pengaruh Tarif Pajak,
Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM. E-Jurnal Akuntansi, 26, 1885.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p08
Wardani, Dewi Kusuma, & Kartikasari, Fitri. (2020). Pengaruh sosialisasi
PP 23/2018 terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dengan
pemahaman wajib pajak sebagai variabel intervening. Jurnal Penelitian
Ekonomi Dan Akuntansi (JPENSI), 5(1),1–16

Fuadi, Arabella Oentari dan Yenni Mangoting. 2013. Pengaruh kualitas


pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak
terhadap Kepatuhan Pajak UMKM. Dalam Tax and Accounting, Vol.1,
No. 1. Hal 19

Deo, Pamujiku Putra, Pakpahan, Yunus, & Tampubolon, Lambok D. R. (2022).


Pengaruh Tarif Pajak UMKM, Pemahaman Peraturan Perpajakan, dan
Tingkat Kepercayaan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal
pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(4), 3651–3662.

Arta, Deddy Novie Citra. (2022). The Effect of The Non-Physical work
Environment and Career Development on Turnover Intention With Job
Satisfaction Mediation Work on PT. Yoshioka Indonesia. Asian
Journal of Management, Entrepreneurship and Social Science, 2(04),
110–195.

Ariyanto, Dwi, & Nuswantara, Dian Anita. (2020). Pengaruh Persepsi Tarif
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Akuntansi
UNESA, 8(3).

Siat,Christian Cahyaputra, & Toly, Agus Arianto. (2013). Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban
Membayar Pajak di Surabaya. Tax & Accounting Review, 1(1), 41.

Anda mungkin juga menyukai