Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KESADARAN PAJAK, SISTEM ADMINISTRASI PAJAK DAN SANKSI

PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI KABUPATEN NGANJUK

Dodi Saputro
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nganjuk, Jawa Timur
Ambarwati, SE, M.Ak
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nganjuk, Jawa Timur
Ambarwati@stienganjuk.ac.id
Budiono, SE., M.Ak., Ak., CA.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nganjuk, Jawa Timur
Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun
simultan kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
pada UMKM di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini merupakan penelitian metode asosiatif yang
dilakukan pada wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel purposive sampling diperoleh jumlah 49 wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk melalui
penyebaran kuesioner yang kemudian di analisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
dan pengujian hipotesis parsial (uji t) serta hipotesis simultan (Uji F). Berdasarkan hasil uji t,
kesadaran wajib pajak secara parsial berpangaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di
Kabupaten Nganjuk, sistem administrasi pajak secara parsial berpangaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk, dan sanksi pajak secara parsial berpangaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk. Sedangkan hasil uji F adalah kesadaran pajak, sistem
administrasi pajak, dan sanksi pajak secara simultan berpangaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM di Kabupaten Nganjuk.
Kata kunci: kesadaran pajak, sistem administrasi pajak, sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM
Abstract: The purpose of this study was to determine the effect partially and simultaneously tax
awareness, tax administration system and tax sanctions on taxpayer compliance on MSMEs in
Nganjuk Regency. This research is an associative method research carried out on MSME taxpayers in
Nganjuk Regency by using purposive sampling technique, it is obtained that 49 MSME taxpayers in
Nganjuk Regency through distributing questionnaires are analyzed using multiple linear regression
analysis and partial hypothesis testing (test t) as well as the simultaneous hypothesis (Test F). Based
on the results of the t test, taxpayer awareness partially affects the compliance of MSME taxpayers in
Nganjuk Regency, the tax administration system partially affects the compliance of MSME taxpayers
in Nganjuk Regency, and tax sanctions partially affect the compliance of MSME taxpayers in Nganjuk
Regency. While the results of the F test are tax awareness, tax administration system, and tax
sanctions simultaneously affect the compliance of MSME taxpayers in Nganjuk Regency.
Keywords: tax awareness, tax administration system, tax sanctions on MSME taxpayer compliance
PENDAHULUAN
Perkembangan sosial ekonomi saat ini merupakan hasil pembangunan nasional dan globalisasi
serta reformasi di berbagai bidang, maka perlu dilakukan peningkatan fungsi dan peran dalam rangka
mendukung kebijakan pembangunan nasional khususnya di bidang ekonomi. Pajak merupakan aspek
penting bagi kelangsungan hidup negara Indonesia, dalam menjalankan pemerintahan dan
pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mengingat begitu pentingnya peran
pajak dalam APBN, maka usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh
pemerintah yang dalam hal ini adalah Direktorat Jendral Pajak. Pemerintah meningkatkan kontribusi
sektor pajak ditargetkan naik 13,3% menjadi Rp 1.861,8 triliun dibanding target pajak tahun 2019
sebesar Rp 1.643,1 triliun. Peningkatan target penerimaan perpajakan tidak terlepas dari adanya
kenaikan jumlah wajib pajak. Pada tahun 2019, pemerintah mencatat ada sebanyak 42 juta wajib
pajak. Jumlah tersebut naik dari tahun 2018 sebesar 38,7 juta. Dari seluruh Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) yang tercatat di Direktorat Jenderal Pajak, sebanyak 38,7 juta di antaranya merupakan wajib
pajak orang pribadi. Sementara 3,3 juta sisanya adalah wajib pajak badan (korporasi/perusahaan).
Untuk mencapai target pajak yang dicanangkan pemerintah, reformasi perpajakan akan dilanjutkan
dengan fokus pada perbaikan administrasi, peningkatan kepatuhan, serta penguatan basis data dan
sistem informasi perpajakan (https://investor.id/finance/kontribusi-pajak-ditargetkan-rp-18618-triliun-
pada-2020).
Peran pajak semakin strategis terutama pada saat kondisi ekonomi yang melemah seperti saat
ini. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Dirjen Pajak
maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari wajib pajak itu sendiri. Tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam hal melaporkan pajaknya masih berada pada kisaran 60% - 70% dan
itupun masih didominasi oleh wajib pajak orang pribadi karyawan bukan wajib pajak pengusaha.
Proses menuju kepatuhan yang tinggi merupakan upaya yang berkelanjutan, tidak akan berhenti.
Karena semakin tinggi tingkat kepatuhan pajak, baik secara formal atau material, maka akan
memperbesar basis pemajakan. Ini berakibat akan semakin besar penerimaan pajak yang dapat
dihimpun (Dirjen Pajak, 2017).
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk menggali potensi dari pajak dengan
melakukan ekstensifikasi perpajakan melalui Sensus Pajak Nasional (SPN).Sensus Pajak Nasional
(SPN) sendiri dilakukan untuk menjaring Wajib Pajak baru, salah satunya menjaring Wajib Pajak
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) (https://www.online-pajak.com/perkembangan-umkm-
di-indonesia, 2020).
Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat
pesat. Hal ini terbukti dengan data yang ditunjukkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI.
UMKM secara keseluruhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik seiring berganti
tahun. Misalnya pada tahun 2010, total jumlah unit UMKM sebanyak 52.769.426, kemudian pada
tahun 2020 jumlah tersebut sudah mencapai angka 63 juta. (https://www.online-
pajak.com/perkembangan-umkm-di-indonesia,2020).
Rendahnya kepatuhan Wajib Pajak UMKM dalam melaksanakan kewajibannya dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: kesadaran wajib pajak, sistem administrasi pajak, dan
sanksi pajakan. Pandemi Covid 19 saat ini benar-benar membuat pemungut pajak menghadapi dilema.
Di satu sisi, peningkatan belanja publik yang begitu tinggi untuk menanggulangi Covid-19,
memberikan tuntutan besar akan tercapainya target pendapatan. Di sisi lain, rasa kemanusiaan
terhadap situasi sosial ekonomi masyarakat, juga menuntut pemungut pajak membuka ruang bagi
relaksasi kewajiban perpajakan. (https://www.jawapos.com). Hal ini sesui dengn keputusn Direktorat
Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi memperpanjang waktu penerima
stimulus pajak dalam rangka penanggulangan dampak ekonomi akibat corona virus disease 2019
(Covid-19) yakni pelaku UMKM mendapat fasilitas pajak penghasilan final tarif 0,5 persen (PP
23/2018) yang ditanggung pemerintah.
Kesadaran pajak dapat terbentuk karena adanya pembelajaran yang baik tentang arti
pentingnya membayar pajak. Kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi akan mengakibatkan
perilaku wajib pajak yang semakin patuh pada kewajiban perpajakan yang harus dilaksanakan.
Kesadaran wajib pajak tidak saja tergantung dari pelayanan pajak yang optimal, namun tergantung
dari sistem data yang akurat.
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan Wajib Pajak yang bisa dikatakan dapat
memberikan penerimaan pajak yang besar. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan
bagian dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang strategis
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Penelitian yang dilakukan Setiawan (2015) dengan judul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dalam Pelaporan
Kewajiban Perpajakan” menyimpulkan bahwa Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota
Blitar. Pimpinan KPP Pratama Manado sebaiknya meningkatkan pelayanan prima terhadap wajib
pajak, agar berdampak positif terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak. Namun, penelitian
Ermawati (2018) tentang Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Pemoderasi menyimpulkan bahwa
Sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian
terdahulu di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kesadaran Pajak,
Sistem Administrasi Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada UMKM di
Kabupaten Nganjuk.

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2016:1) Selain itu,
menurut Resmi (2017:1), menyatakan bahwa pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian
dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk
memelihara kesejahteraan secara umum.
Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak diantaranya adalah fungsi Budgetair, adalah pajak sebagai salah
satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan,
sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk
kas negara dan fungsi Regularend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang
keuangan (Resmi, 2017:3).
Kedudukan Hukum Pajak
Hukum pajak mempunyai kedudukan sebagai hukum-hukum sebagai hukum publik yang
mengatur hubungan antara penguasa dan warganya, hokum perdata yang mencari dasar kemungkinan
pemungutannya atas kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, dan perbuatan-perbuatan hukum yang
tercakup dalam lingkungan perdata, seperti pendapatan, kekayaan, perjanjian penyerahan, pemindahan
hak waris, dan lain sebagainya, dan hokum pidana dalam peraturan pajak, terdapat sanksi yang bersifat
khusus. Sanksi ini terbagi menjadi dua macam yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana, yang
masing-masing dari sanksi tersebut memiliki hukuman dari yang ringan berupa denda sampai yang
berat berupa pidana penjara (Brotodiharjo dalam Resmi, 2017:4).
Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menurut golongan
terdapat pajak langsung dan pajak tidak langsung, menurut sifat terdapat pajak subjektif dan objektif,
dan menurut Lembaga pemungut terdapat pajak negara dan pajak daerah (Resmi, 2017:7).
Pengertian Kesadaran Pajak
Kesadaran adalah kesiapan (awareness) terhadap peristiwa yang di lingkungan sekitarnya dan
peristiwa kognitif yang terdiri dari memori, pikiran, perasaan dan sensasi fisik (Daliana, 2016:8).
Indikator-indikator Kesadaran Pajak
Indikator-indikator dalam kesadaran wajib pajak adalah sebagai berikut kemauan wajib pajak
dalam membayar pajak dan melaporkan SPT, ketertiban dan kedisiplinan wajib pajak dalam
membayar pajak (Salsalina, 2009:5).
Pengertian Sistem Administrasi Pajak
Administrasi pajak dalam arti sebagai prosedur meliputi antara lain tahap-tahap pendaftaran
wajib pajak, penetapan pajak, pembayaran pajak, pelaporan pajak dan penagihan pajak (Rahayu,
2013:93).
Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Program–program reformasi administrasi perpajakan jangka menengah Direktorat Jenderal
Pajak adalah sebagai berikut meningkatkan kepatuhan perpajakan, meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap administrasi perpajakan, dan meningkatkan produktivitas aparat perpajakan
(Rahayu, 2013:117).
Indikator Sistem Administrasi Pajak
Indikator sistem administrasi perpajakan modern yaitu restrukrisasi organisasi,
penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi,
penyempurnaan manajemen sumber daya manusia, dan pelaksanaan good governance (Rahayu,
2013:110).
Pengertian Sanksi Pajak
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/ dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan alat (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo dalam
Mutia, 2013:17).
Indikator Sanksi Pajak
Indikator-indikator dalam pengenaan sanksi perpajakan terhadap wajib pajak diantaranya
sebagai berikut pemahaman wajib pajak terhadap sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak
terhadap sanksi perpajakan (Mardiasmo, 2011:59).
Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2010:138).

Surat Pemberitahuan Tahunan


Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang No. 16 Tahun 2009
mengenai KUP dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 adalah “surat yang oleh
wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak dan/
atau bukan objek pajak dan/ atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Fungsi SPT
Dalam penjelasan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, fungsi SPT dapat
dilihat dari tiga sisi, yaitu sebagai berikut wajib pajak penghasilan, pengusaha kena pajak, pemotong
atau pemungut pajak.
Jenis SPT
Menurut Mardiasmo (2018:35), jenis SPT dapat dilihat dari dua klasifikasi antara lain
berdasarkan bentuk terdapat SPT dalam bentuk formulir kertas (hardcopy) dan dokumen Elektronik
(e-SPT) dan berdasarkan waktu pelaporan dibagi menjadi SPT Tahunan dan SPT Masa.
Batas Waktu Penyampaian SPT
Sesuai Pasal 3 Ayat (3) Undang-Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, bahwa batas waktu penyampaian SPT sebagai berikut untuk SPT Masa, paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak, untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Orang Pribadi, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak, dan untuk SPT Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lambat 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak.
Ukuran Kepatuhan Wajib Pajak
Dimensi yang digunakan untuk mengukur kepatuhan Wajib Pajak menurut Nasucha dalam
Suandy (2014: 97), bahwa kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari patuh terhadap kewajiban
intern, patuh terhadap kewajiban tahunan, dan patuh terhadap ketentuan material dan yuridis formal
perpajakan.

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu bentuk sikap moral yang
memberikan sebuah kontribusi kepada negara untuk menunjang pembangunan negara dan berusaha
untuk mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan oleh negara serta dapat dipaksakan kepada
Wajib Pajak. Setiawan (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak,
pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dalam pelaporan
kewajiban perpajakan di Kota Blitar. Hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dan
positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota Blitar. Berdasarkan pernyataan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Wajib Pajak tergantung pada individual masing-masing.
Sehingga apabila Kesadaran Wajib Pajak terus meningkat, maka kepatuhan Wajib Pajak juga akan
meningkat.
H1: Kesadaran wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak pada UMKM
di Kabupaten Nganjuk
Pengaruh Sistem Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Adanya modernisasi administrasi perpajakan akan membuat sistem administrasi perpajakan
menjadi semakin efisien. Melalui e-filing wajib pajak tidak perlu lagi untuk datang dan mengantri ke
kantor pelayanan pajak (KPP) untuk melaporkan surat pemberitahuan (SPT) pajaknnya. Wajib pajak
cukup melaporkan SPT nya secara online menggunaka e-filing dan dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
H2: Sistem administrasi pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajakpada
UMKM di Kabupaten Nganjuk
Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi perpajakan diberikan agar wajib pajak taat akan peraturan perpajakan. Peraturan akan
dipatuhi apabila ada sanksi bagi pelanggarnya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakanya
bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikanya. Pemberian sanksi yang
memberatkan Wajib Pajak bertujuan untuk memberikan efek jera sehingga tercipta kepatuhan pajak.
H3: Sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak pada UMKM di
Kabupaten Nganjuk
Pengaruh Kesadaran Pajak, Sistem Administrasi Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
Kepatuhan para UMKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya supaya meningkat,
maka diperlukan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pajak, baik dari segi pemungutan
maupun manfaat, dan perlu diadakan edukasi mengenai pentingnya pajak serta dilakukan sosialisasi
mengeni sistem administrasi pajak secara terus-menerus, baik melalui media cetak maupun media
elektronik, serta pemberian sanksi perpajakan.
H4: Kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap
kepatuhan wajib pajak pada UMKM di Kabupaten Nganjuk

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian asosiatif. Menurut
Sugiyono (2017:8), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tempat penelitian dilakukan pada wajib
pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk yang akan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juni 2020.
Populasi adalah wajib pajak Usaha Mikro (UM) di Kabupaten Nganjuk sejumlah 529
berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi Tenaga Kerja Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk.
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Teknik non
probability sampling. yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik
purposive sampling. Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling adalah
karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang peneliti tentukan. Adapun
kriteria-kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu
1. UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi Tenaga Kerja Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk yang
bergerak di sektor makanan dan minuman
2. Memiliki perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
3. Memiliki Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan uji
simultan (Uji F). Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Menurut Sugiyono
(2012:184), “Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen”. Uji Signifikansi
Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah variabel-variabel
independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Selanjutnya adalah uji koefisien determinasi (R 2) digunakan untuk melihat
seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
Variabel Butir Instrumen Nilai r r tabel Ket

Pernyataan 1 0,469 0,30 Valid


Pernyataan 2 0,326 0,30 Valid
Kesadaran Pajak (X1)
Pernyataan 3 0,541 0,30 Valid
Pernyataan 4 0,510 0,30 Valid
Pernyataan 1 0,648 0,30 Valid

Sistem Administrasi Pernyataan 2 0,688 0,30 Valid


Pajak (X2) Pernyataan 3 0,300 0,30 Valid
Pernyataan 4 0,570 0,30 Valid
Pernyataan 1 0,405 0,30 Valid
Pernyataan 2 0,497 0,30 Valid
Sanksi Pajak (X3)
Pernyataan 3 0,535 0,30 Valid
Pernyataan 4 0,740 0,30 Valid
Pernyataan 1 0,423 0,30 Valid

Kepatuhan Wajib Pernyataan 2 0,677 0,30 Valid


Pajak (Y) Pernyataan 3 0,436 0,30 Valid
Pernyataan 4 0,461 0,30 Valid
Berdasarkan tabel 1 mengenai uji validitas diketahui nilai r hitung item-item pernyataan pada
semua variabel dalam penelitian ini mempunyai nilai r hitung ≥ r tabel, maka item-item pernyataan
dari kuesioner dapat dikatakan valid.

Hasil Uji Reliabilitas


Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Cornbach
Variabel Batas Ket
alpha
Kesadaran Pajak (X1) 0,765 0,60 Reliabel
Sistem Administrasi Pajak (X2) 0,789 0,60 Reliabel
Sanksi Pajak (X3) 0,773 0,60 Reliabel
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,754 0,60 Reliabel
Sumber : data primer diolah peneliti, 2020
Berdasarkan tabel 2 mengenai uji reliabilitas, terlihat nilai cornbach alpha terendah sebesar
0,754 dan tertinggi sebesar 0,789. Hal ini menunjukkan bahwa semua nilai cornbach alpha lebih besar
dari 0,60. Hal ini berarti semua variabel dinyatakan reliabel.
Uji Normalitas
Tabel 3
Frekuensi Hasil Uji Normalitas
Uraian Nilai Keterangan
Data terdistribusi secara
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,282
normal
Sumber : Lampiran, 2020
Berdasarkan tabel 3 mengenai uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) diperoleh Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,866. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Z
lebih besar dari 0,05 (1,990 ≥ 0,05, maka hal ini membuktikan bahwa dalam penelitian ini residual
data telah terdistribusi normal, sehingga dapat dilakukan pengujian berikutnya.
Uji Multikolinieritas
Tabel 4
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kesadaran Pajak .504 1.985
Sistem Administrasi Pajak .369 2.707
Sanksi Pajak .365 2.739
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : Lampiran, 2020
Berdasarkan tabel 4 mengenai uji Multikolineritas menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan
nilai VIF < 10 untuk variabel kesadaran wajib pajak (X1), sistem administrasi pajak (X2), dan sanksi
pajak (X3), keputusan wajib pajak (Y). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam
model regresi sehingga data dikatakan baik dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.
Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Lampiran, 2020


Gambar 1
Berdasarkan gambar 1 mengenai uji heteroskedastisitas, dapat dilihat bahwa scatterplot
titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun di atas
titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant) -.508
Kesadaran Pajak .352
Sistem Administrasi Pajak .297
Sanksi Pajak .377
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : Lampiran, 2020
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui nilai koefisien beta masing-masing variabel pada kolom
Unstandardized Coefficients B maka, dapat ditetapkan model regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = -0,508 + 0,352X1 + 0,297X2 + 0,377X3 + e
1. Nilai konstanta (a) bernilai negatif sebesar -0,508 berarti jika variabel kesadaran pajak (X 1), sistem
administrasi pajak (X2), dan sanksi pajak (X3) tidak ada, maka kepatuhan wajib pajak (Y) akan
mengalami penurunan sebesar 0,508.
2. Nilai koefisien beta variabel kesadaran pajak (X 1) bernilai positif sebesar 0,352. Hal ini berarti
bahwa jika variabel kesadaran pajak (X 1) mengalami peningkatan satu satuan, sedangkan variabel
sistem administrasi pajak (X2) dan sanksi pajak (X3) nilainya tetap, maka kepatuhan wajib pajak
(Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,352, begitu juga sebaliknya.
3. Nilai koefisien beta variabel sistem administrasi pajak (X 2) bernilai positif sebesar 0,297. Hal ini
berarti jika variabel sistem administrasi pajak (X 2) mengalami peningkatan satu satuan, sedangkan
variabel kesadaran pajak (X1) dan sanksi pajak (X3) nilainya tetap, maka kepatuhan wajib pajak
(Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,297, begitu juga sebaliknya.
4. Nilai koefisien beta variabel sanksi pajak (X3) bernilai positif sebesar 0,377. Hal ini berarti jika
variabel sanksi pajak (X3) mengalami peningkatan satu satuan, sedangkan variabel kesadaran
pajak (X1) dan sistem sanksi pajak (X3) nilainya tetap, maka kepatuhan wajib pajak (Y) akan
mengalami kenaikan sebesar 0,377, begitu juga sebaliknya.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)


Tabel 6
Hasil Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Coefficientsa
Model
t Sig.
1 (Constant) -.579 .565
Kesadaran Pajak 5.166 .000
Sistem Administrasi Pajak 4.825 .000
Sanksi Pajak 5.955 .000
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : Lampiran, 2020
Berdasarkan tabel 6 mengenai uji t (parsial) dapat diketahui untuk penentuan nilai t tabel.
dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (49 – 3 = 46),
sehingga diperoleh df sebesar 46, maka nilai t tabel diperoleh sebesar 1,678. Hal ini dapat dilakukan
pengujian secara parsial sebagai berikut:
a. Diketahui nilai t hitung pada variabel kesadaran pajak (X 1) sebesar 5,166 dengan signifikansi
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel (5,166 > 1,678) dan
signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis pertama
yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan
wajib pajak pada UMKM di Kabupaten Nganjuk dapat diterima.
b. Diketahui nilai t hitung pada variabel sistem administrasi pajak (X2) sebesar 4,825 dengan
signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel (4,825 >
1,678) dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis
kedua yang menyatakan bahwa sistem administrasi pajak berpengaruh secara parsial terhadap
kepatuhan wajib pajak pada UMKM di Kabupaten Nganjuk dapat diterima.
c. Diketahui nilai t hitung pada variabel Sanksi Pajak (X3) sebesar 5,955 dengan signifikansi
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel (5,955 > 1,678) dan
signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga
yang menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib
pajak pada UMKM di Kabupaten Nganjuk dapat diterima.

Uji Signifikansi Parameter Serentak (Uji F)


Tabel 7
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
ANOVAb
Model F Sig.
1 Regression 168.344 .000a
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), Sanksi Pajak, Kesadaran Pajak, Sistem Administrasi Pajak
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : data primer diolah peneliti, 2020
Berdasarkan tabel 7 mengenai uji F (simultan) pada variabel kesadaran pajak (X1), sistem
administrasi pajak (X2) dan sanksi pajak (X3). pada kolom F diketahui nilai F hitung sebesar 168,344
dengan probabilitas 0,000. Penentuan F tabel diketahui bahwa degres of freedom1 (df1) = k. jadi df1 = 3
dan df2 = n–k–1. Jadi df2 = 49 – 3 – 1 = 45 dan α = 0,05 diketahui nilai F tabel sebesar 2,81. Maka nilai
F hitung > F tabel (168,344 > 2,81) dan signifikansinya dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan Wajib Pajak (X1), Sistem Administrasi Pajak (X2) dan
Sanksi Pajak (X3) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y).
Pengujian Koefisien Determinan
Tabel 8
Hasil Uji Determinasi R2
Model Summary
Model Std. Error of the
R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .958 .918 .913 .309
a. Predictors: (Constant), Sanksi Pajak, Kesadaran Pajak, Sistem Administrasi Pajak
Sumber : Data primer diolah peneliti, 2020

Berdasarkan tabel 8, diperoleh angka R2 sebesar 0,918 atau 91,8%. Hal ini menunjukkan
bahwa persentase variabel kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak dalam
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak sebesar 68,5%. Dengan kata lain variabel kepatuhan wajib
pajak dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan
sanksi pajak sebesar 91,8% sedangkan sisanya 8,2% tidak dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti.
Pembahasan
Pengaruh Kesadaran Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengujian hipotesis pertama secara parsial (Uji t), ditemukan adanya bukti yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM di Kabupaten Nganjuk dan hubungannya positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan Puspitasari (2015), Setiawan (2015), dan Marcori (2018) yang menyatakan
bahwa membayar pajak merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara dan diatur oleh Undang-
Undang, menyadari bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar, menyadari bahwa
menunda dan mengurangi jumlah pajak yang seharusnya dibayar, dapat merugikan negara, menyadari
bahwa membayar pajak merupakan salah satu bentuk partisipasi dan peran saya dalam pembangunan
negara.
Pengaruh Sistem Administrasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengujian hipotesis kedua secara parsial (Uji t), ditemukan adanya bukti yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem administrasi pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk dan hubungannya positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan Putri (2019) dan Sarunan (2015) yang menyatakan bahwa sistem
administrasi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan
menggunakan indikator pelaporan pajak melalui e-SPT dan e- Filling sangat efektif, petugas pajak
dapat memberikan informasi dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan oleh wajib pajak, petugas
pajak dapat memberikan informasi dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan oleh wajib pajak dan
Direktorat Jenderal Pajak selalu mensosialisasikan jika terjadi perubahan peraturan.
Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengujian hipotesis ketiga secara parsial (Uji t), ditemukan adanya bukti yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sanksi perpajak terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM di Kabupaten Nganjuk dan hubungannya positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan Puspitasari (2015), Putri (2019), Setiawan (2015) dan Marcori (2018) yang
menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Dengan indikator sanksi pajak sangat diperlukan untuk menciptakan kedisiplinan setiap wajib pajak,
sanksi pajak yang diterapkan bertentangan dengan peraturan yang berlaku, keberatan dengan adanya
sanksi pidana dan sanksi administrasi , dan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada setiap
wajib pajak yang melakukan pelanggaran.

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sistem Administrasi Pajak dan Ketegasan Sanksi Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengujian hipotesis keempat secara silmutan (Uji F), ditemukan adanya bukti yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran pajak, sistem administrasi
pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk dan
hubungannya positif. Pengaruh antara kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak
secara simultan (bersama-sama) terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk
adalah semakin besar kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak maka kepatuhan
wajib pajak yang dihasilkan akan semakin baik pula. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh
bukti sesuai persamaan regresi bahwa variabel sanksi pajak mempunyai pengaruh yang lebih besar
jika dibandingkan dengan kesadaran pajak dan sistem administrasi pajak dalam mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk. Selain itu, ditunjukkan dalam hasil koefisien
determinan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kesadaran
pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak sebesar 66,5%.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang peneliti mengenai pengaruh kesadaran pajak, sistem administrasi
pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk, maka dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Kesadaran wajib pajak secara parsial berpangaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di
Kabupaten Nganjuk. Dibuktikan dengan perolehan nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan
signifikansi kurang dari 0,05.
2. Sistem administrasi pajak secara parsial berpangaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di
Kabupaten Nganjuk. Dibuktikan dengan perolehan nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan
signifikansi kurang dari 0,05.
3. Sanksi pajak secara parsial berpangaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kabupaten
Nganjuk. Dibuktikan dengan perolehan nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan signifikansi
kurang dari 0,05.
4. Kesadaran pajak, sistem administrasi pajak dan sanksi pajak secara simultan berpangaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kabupaten Nganjuk. Dibuktikan dengan perolehan
nilai F hitung lebih besar dari F tabel dengan signifikansi kurang dari 0,05.

SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diuraikan maka saran-saran yang dapat diberikan oleh
penelitian ini yaitu:
1. Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), diharapkan agar dapat memahami
tentang kesadaran perpajakan dan sanksi perpajakan.
2. Peran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nganjuk dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak
UMKM hendaknya memberikan penyuluhan maupun seminar terakit pertuarn-peraturan yang
berlaku tentang perpajakan, serta pendampingan sebagai dalam pelaporan Surat Pemberitahuan
Tahunan.
3. Peran Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam rangka meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM dilakukan dengan beberapa cara seperti : a) Sosialisasi yang bersifat berkelanjutan di
seluruh Kabupaten Nganjuk dengan melibatkan pihak terkait sesuai dengan lokasi objek pajak
UMKM, b) Dari segi legal, terdapat peraturan yang memberi sanksi kepada wajib pajak yang tidak
patuh, c) pajak daerah dapat diproses secara online, sehingga Wajib pajak dapat melakukan
pembayaran secara online, tanpa mengganggu kegiatan usaha yang dilakukan pelaku UMKM.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema terkait kepatuhan wajib pajak, diharapkan
dapat menambahkan variabel lain yang telah terbukti mempengaruhi tingkat kepatuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Daliana, Salisa. 2016. Deskripsi Self Awareness Dan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Kelas VII SMP Muhammadiyah Sokaraja.Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ermawati, Nanik. 2018. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Pemoderasi. ISBN:
978-979-3649-99-3. Jurnal. Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muria Kudus.
Marcori, Fitri. 2018. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak
terhadap Kepatuhan WajibPajak Orang Pribadi yang melakukan Usaha Kecil
Menengah. Artikel.Universitas Negeri Padang.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Mutia ,Asriyawati Hendayani . 2014. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjung
Pinang.http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/08/JURNAL-SKRIPSI-Mutia-
Hendayani-Asriyawati-100462201061-Akuntansi-2014.pdf.pdf.(di akses tanggal 11
Maret 2020)
Nurmantu, Safri. 2010. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor
Puspitasari, Lidya. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pemahaman Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris
Pada Pengusaha UMKM di KPP Pratama Senapelan).Jom FEKON Vol. 2 No. 2
Oktober 2015.Riau University, Pekanbaru
Putri,Nelly Prima. 2019. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Akuntabilitas
Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Benefita 4(2) Juli
2019 (386-398). Universitas Andalas, Padang.
Rahayu, Siti Kurnia. 2013. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal.Yogyakarta :
Graha Ilmu
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan Kasus (Edisi ke 10 Buku 1). Jakarta: Salemba Empat
Salsalina, Ita Linggadan Sri Rahayu. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung.
Jurnal Akuntansi, 1(2): h:119-138.
Sarunan, Widya K. 2015. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasif Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dan Wajib Pajak Badan Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Manado.ISSN 2303-1174.Jurnal EMBA.Vol.3 No.4
Desember 2015, Hal.518-526.
Setiawan, Eko Yudi. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pelayanan Fiskus, dan Sanksi
Perpajakan terhadap KepatuhanWajib Pajak UMKM dalam Pelaporan Kewajiban
Perpajakan. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Suandy Erly. 2014. Hukum Pajak,Edisi 6 .Yogyakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai