Anda di halaman 1dari 26

ALFIA NURIL JANNAH

NIM. 1712045
Problematika Penelitian

Adanya kesenjangan hasil produksi dengan biaya


yang dikeluarkan petani bawang merah sehingga
efisiensi tidak bisa tercapai

Petani hendaknya mengetahui sejauh mana


kelayakan dari usaha yang mereka jalani, dengan
melakukan perhitungan-perhitungan sederhana,
sehingga dapat memberikan manfaat yang layak
Latar Belakang

Setiap kegiatan produksi perlu memperhatikan biaya


yang dikeluarkan dalam melakukan produksi
terutama biaya tetap dan biaya variabel agar
kegiatan produksi yang dilakukan dapat memperoleh
hasil atau keuntungan secara optimal

Efisiensi dapat dikatakan sebagai penghematan


penggunaan sumber daya dalam kegiatan organisasi
dimaksudkan pemakaian sumber daya yang lebih
sedikit untuk mencapai hasil yang sama
Rumusan masalah

1.Apakah biaya produksi mempunyai pengaruh secara parsial


terhadap efisiensi usahatani bawang merah pada Kelompok
petani bawang merah Desa Ngudikan, Kecamatan Wilangan,
Kabupaten Nganjuk?

2.Apakah pendapatan mempunyai pengaruhsecara parsial


terhadap efisiensi usahatani bawang merah pada Kelompok
petani bawang merah Desa Ngudikan, Kecamatan
Wilangan, Kabupaten Nganjuk?

3.Apakah biaya produksi dan pendapatan mempunyai pengaruh


secara simultan terhadap efisiensi usahatani bawang merah
pada Kelompok petani bawang merah Desa Ngudikan,
Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk?
Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Teang (2015) Paradigma Penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan
Analisis Produksi Penelitian kuantitatif (bersama-sama) faktor luas lahan (X1), benih (X2),
Dan Pendapatan   pupuk (X3) dan tenaga kerja (X4) berpengaruh
Usahatani Bawang Jenis Penelitian: sangat nyata terhadap produksi usahatani bawang
Merah Lokal Palu Exploratory Research merah lokal palu, dengan nilai F-hitung > F-tabel
Di Desa Wombo   (1571,575 > 2,76) pada tingkat α 5%. Hasil
Kalonggo Unit Analisis: pengujian ttest menunjukkan bahwa luas lahan
Kecamatan Desa Wombo Kalonggo berpengaruh nyata dengan t-hitung > t-tabel
Tanantovea Kecamatan Tanantovea (76,911 > 2,06), benih berpengaruh nyata dengan t-
Kabupaten Donggala Kabupaten Donggala hitung > t-tabel (15,843 > 2,06), pupuk
  berpengaruh tidak nyata dengan t-hitung < t-tabel
Dimensi Waktu: (-10,640 < 2,06) dan tenaga kerja berpengaruh
Cross Sectional nyata dengan t-hitung > ttabel (2,604 > 2,06)
masing-masing pada tingkat 1%. Hasil analisis
Variabel Penelitian: pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata
Luas lahan (X1), benih pendapatan petani responden bawang merah lokal
(X2), pupuk (X3), tenaga palu di Desa Wombo Kalonggo dalam satu musim
kerja (X4) dan produksi (Y) tanam sebesar Rp. 6.359.362,23/0,53 ha atau
Rp.11.998.796,66/ha.
Penelitian Terdahulu
Nama dan
No Variabel Hasil Penelitian
Judul
2. Panjaitan (2014) Paradigma Penelitian: Nilai efisiensi harga untuk setiap
Analisis Efisiensi Penelitian kuantitatif dikatakan belum efisiensi (> 1) dalam
Produksi Dan   penggunaan input, perlu penambahan
Pendapatan Jenis Penelitian: jumlah untuk setiap input yang
Usahatani jagung Exploratory Research digunakan.
(Studi Kasus: Desa   Nilai R/C yang diperoleh 1,79 > 1
Kuala, Kecamatan Unit Analisis: serta nilai BEP volume 540.722 kg dan
Tigabinanga, Desa Kuala, Kecamatan Tigabinanga, BEP harga Rp 1.572,97 maka usahatani
Kabupaten Karo) Kabupaten Karo jagung didaerah penelitian layak
  diusahakan dan menguntungkan
Dimensi Waktu:
Cross Sectional

Variabel Penelitian:
efisiensi produksi, return cost ratio,
break even point, analisis
pendapatan
Penelitian Terdahulu
Nama dan
No Variabel Hasil Penelitian
Judul
3. Pamusu (2013) Paradigma Penelitian: Secara simultan (bersama-sama) faktor luas lahan
Analisis Penelitian kuantitatif (X1), benih (X2), pupuk (X3) dan tenaga kerja (X4)
Produksi Dan   berpengaruh sangat nyata terhadap produksi
Pendapatan Jenis Penelitian: usahatani Bawang Merah Lokal Palu, dengan nilai
Usahatani Exploratory Research Fhitung > F-tabel (299,354 > 2,76 ) pada tingkat α
Bawang   5%. Hasil pengujian t-test menunjukan bahwa luas
Merah Lokal Unit Analisis: lahan berpengaruh sangat nyata dengan t-hitung > t-
Palu Di Desa Desa Oloboju Kecamatan tabel ((8,098 > 2,756), benih berpengaruh sangat
Oloboju Sigi nyata dengan t-hitung > t-tabel (5,869 > 2,756),
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi pupuk berpengaruh sangat nyata dengan thitung > t-
Biromaru   tabel (3,978 > 2,756) dan tenaga kerja berpengaruh
Kabupaten Sigi Dimensi Waktu: nyata dengan t-hitung > t-tabel (2,836 > 2,756)
Cross Sectional masing-masing pada tingkat α 1%. Hasil analisis
pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata
Variabel Penelitian: pendapatan petani responden Bawang Merah Lokal
luas lahan (X1), benih Palu di Desa Oloboju dalam satu
(X2), pupuk (X3), tenaga musim tanam sebesar Rp 59.913.000/0,67 ha atau Rp
kerja (X4), dan produksi 89.511.454/ha.
(Y)
Kerangka Konseptual
Hipotesis

H1 :Biaya produksi
. mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap efisiensi
usahatani.

H2 :Pendapatan mempunyai
pengaruh secara parsial
terhadap efisiensi usahatani.

H3 :Biaya produksi dan


pendapatan mempunyai
pengaruh secara simultan
terhadap efisiensi usahatani
Metode Penelitian
Metode Penelitian

Populasi
Seluruh petani bawang merah yang menjadi anggota
kelompok Tani di Gapotan Bawang Berkah Ngudikan
Wilangan Nganjuk sejumlah 155 orang anggota yang
terbagi menjadi 4 kelompok petani Bawang merah
Jumlah
No. Nama Kelompok Tani
Anggota
1. Ngudi Luhur 43
2. Panca Tani 32
3. Tani Mulyo 34
4. Budi Rahayu 46
Jumlah 155
Sumber : Data Kelompok Tani Kecamatan Wilangan, 2020
Metode Penelitian
Metode Penelitian

Teknik Pengumpulan Data


1. Dokumentasi >> dokumen berupa laporan hasil produksi serta sejarah
singkat, dan kegiatan anggota kelompok Tani bawang merah di Gapotan
Bawang Berkah Ngudikan Wilangan Nganjuk

2. Wawancara >> Metode wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk


mendapatkan data tentang rencana peningkatan produksi dan
pendapatan serta upaya dalam melakukan efisiensi
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala
Biaya Kegiatan yang mentransformasikan
Produksi masukan (input) menjadi keluaran
(x1) (output), tercakup semua aktivitas Rasio
atau kegiatan produksi TC = FC + VC

Pendapatan Arus masuk bruto dari manfaat


(x2) ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu π = TR - TC Rasio
periode  

Rasio Efisiensi Ukuran yang membandingkan antara


(y) keluaran (output) dan masukan
(input), atau jumlah yang dihasilkan Rasio R/C=TR/TC Rasio
dari sejumlah input yang digunakan.  
Teknik Analisis Data

Uji Asumsi Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah


Klasik distribusi variabel terikat untuk setiap nilai
variabel bebas tertentu berdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki distribusi normal
Uji Normalitas atau mendekati normal, sehingga layak
dilakukan pengujian secara statistik.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk


menguji model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
Uji korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat pada besaran
Variance Inflation Factor (VIF) dan
Tolerance.

Uji Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk


Heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variansi dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Deteksi dilakukan
dengan metode grafik dan statistik.
Teknik analisa data

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya


penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain
Uji Autokorelasi pada model regresi. Metode yang sering digunakan adalah uji
autokorelasi adalah Uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan Jika
d terletak antara dU dan (4-dU), maka berarti tidak ada autokorelasi.

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear


Regresi Linier antara dua atau lebih variabel independen (biaya produksi dan
pendapatan) dengan variabel dependen (rasio efisiensi).
Berganda Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑒
Uji Uji statistik t pada dasarnya untuk
Hipotesis menunjukkan seberapa besar
pengaruh satu variable independen
secara individual dalam menerangkan
Uji Parsial
variabel dependen
(Uji t)

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


Uji statistik F pada dasarnya untuk
menunjukkan apakah variabel-variabel
Uji Simultan
independen yang dimasukkan dalam
(Uji F) model secara bersama-sama atau
simultan mempengaruhi variabel
dependen.

Koefisien determinasi (R²) diinterpretasikan


Uji Koefisien sebagai besaran proporsi (persentase) dari
keragaman Y yang diterangkan oleh model
Determinan regresi atau untuk mengukur besar
sumbangan dari variabel bebas X terhadap
keragaman variabel tidak bebas Y
(Suliyanto 2006:89). Dalam output SPSS,
koefisien determinasi terletak pada tabel
Model Summary b dan tertulis R Square.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, berikut


deskriptif statistik data penelitian ini

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Analisa Produksi 100 27060000 289450000 137557240.00 68727714.180
Analisa Pendapatan 100 9416000 433600000 118163760.00 99747624.151
Rasio Efisiensi 100 1.09 5.17 1.8974 .61864
Valid N (listwise) 100
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020

Berikut hasil pengujian normalitas :


Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 34.83621506
Most Extreme Absolute .185
Differences Positive .185
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z 1.851
Asymp. Sig. (2-tailed) .211
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020
Hasil Pengujian Multikolonieritas

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Analisa Produksi .625 1.599
Analisa Pendapatan .625 1.599
a. Dependent Variable: Rasio Efisiensi
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020

hasil pengujian heroskedastisitas dengan grafik


scatterplot
Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb
Model Adjusted R Std. Error of Durbin-
R R Square Square the Estimate Watson
Hasil Uji Simultan dengan Statistik F
1 .826a .683 .676 35.19352 2.031
a. Predictors: (Constant), Analisa Pendapatan, Analisa Produksi
b. Dependent Variable: Rasio Efisiensi
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020
ANOVAb
Model Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
1 Regression 258740.614 2 129370.307 104.450 .000a
Residual 120142.626 97 1238.584
Total 378883.240 99
a. Predictors: (Constant), Analisa Pendapatan, Analisa Produksi
b. Dependent Variable: Rasio Efisiensi
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020
Model Unstandardized Standardized
Hasil Uji Parsial Coefficients Coefficients
dengan Statistik t B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 207.721 7.908 26.267 .000
Analisa Produksi -6.811E-7 .000 -.757 -10.466 .000
Analisa 6.407E-7 .000 1.033 14.289 .000
Pendapatan
a. Dependent Variable: Rasio Efisiensi
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020
hasil dari analisis koefisien determinasi

Model Summary
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
1 .826a .683 .676 35.19352
a. Predictors: (Constant), Analisa Pendapatan, Analisa Produksi
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020

Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 207.721 7.908 26.267 .000
Analisa Produksi -6.811E-7 .000 -.757 -10.466 .000
Analisa 6.407E-7 .000 1.033 14.289 .000
Pendapatan
a. Dependent Variable: Rasio Efisiensi
Sumber : Hasil output SPSS (lampiran), 2020
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap rasio efisiensi usaha tani
di Desa Ngudikan Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk, dengan
melakukan uji statistik t diperoleh nilai t sebesar –10,466 dengan
signifikansi sebesar 0,000 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai –t
hitung kurang dari dari –t tabel (–10,466 < –1,660) dengan signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) artinya biaya produksi mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio efisiensi. Dengan kata
lain jika biaya produksi mengalami peningkatan maka rasio efisiensi
mengalami penurunan pada usaha tani di Desa Ngudikan Kecamatan
Wilangan Kabupaten Nganjuk. Hal ini dikarenakan indikator yang
digunakan dalam biaya produksi adalah biaya produksi yang terdiri biaya
tetap dan biaya variabel (biaya saprodi dan biaya tenaga kerja).
Hasil pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pendapatan
berpengaruh terhadap rasio efisiensi usaha tani di Desa Ngudikan Kecamatan
Wilangan Kabupaten Nganjuk dengan melakukan uji statistik t diperoleh nilai t
sebesar 14,289 dengan signifikansi sebesar 0,000 maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai t hitung lebih besar dari tabel (22,614 > 1,660) dengan signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) artinya pendapatan mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap rasio efisiensi. Dengan kata lain jika pendapatan
mengalami peningkatan maka rasio efisiensi mengalami kenaikan pada usaha
tani di Desa Ngudikan Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk. Hal ini
dikarenakan indikator yang digunakan dalam pendapatan adalah total
penerimaan dikurangi total biaya.
Hasil pengujian hipotesis ketiga yang menyatakan
bahwa biaya produksi dan pendapatan berpengaruh
terhadap rasio efisiensi usaha tani di Desa Ngudikan
Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk dengan
melakukan uji statistik F diperoleh nilai F sebesar
104,450 dengan signifikansi sebesar 0,000 maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai F hitung lebih lebih
dari F tabel (104,450 > 3,09) dengan signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) artinya biaya produksi
dan pendapatan mempunyai pengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap rasio efisiensi usahatani. Jika
dilihat dari hasil persamaan regresi dapat diketahui
bahwa analisa produksi mempunyai pengaruh dominan
jika dibandingkan dengan biaya produksi karena nilai
koefisien analisa pendapatan lebih besar jika
dibandingkan dengan biaya produksi dalam
mempengaruhi rasio efisiensi. Selain itu, dalam
penelitian ditemukan bahwa variabel biaya produksi
dan pendapatan dalam menjelaskan atau memberikan
pengaruh variabel rasio efisiensi sebesar 68,3% dan
sisanya sebesar 31,7% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti
KESIMPULAN DAN SARAN
1.Mengingat hasil penelitian bahwa biaya
produksi berpengaruh negatif terhadap rasio
efisiensi usaha tani bawang merah di Desa
Ngudikan Kecamatan Wilangan Kabupaten
Nganjuk, hendaknya Gapotan Bawang
Berkah lebih memperhatikan dalam biaya-
Biaya produksi mempunyai biaya yang dikeluarkan dalam
pengaruh negatif terhadap efisiensi mentransformasikan masukan menjadi
usaha tani di Desa Ngudikan keluaran yang mencakup segala aktivitas
Kecamatan Wilangan Kabupaten dalam kegiatan produksi petani bawang
Nganjuk yang dibuktikan dengan merah terutama dalam biaya variabel yang
signifikansi kurang dari 0,05. terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya
Pendapatan mempunyai pengaruh saprodi melalui pengalihan penggunaan
positif terhadap efisiensi usaha tani saprodi dengan bahan kimia dengan
di Desa Ngudikan Kecamatan menggunakan saprodi yang berasal dari
Wilangan Kabupaten Nganjuk yang produk organik.
dibuktikan dengan signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Biaya produksi dan pendapatan
2.Hendaknya pemerintah dalam hal ini melalui
mempunyai pengaruh secara
Dinas Pertanian dan Perkebunan senantiasa
simultan terhadap efisiensi usaha
memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tani di Desa Ngudikan Kecamatan
petani bawang merah guna mensosialiasikan
Wilangan Kabupaten Nganjuk yang
upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam
dibuktikan nilai signifikansi kurang
pertanian bawang merah, khususnya di wilayah
dari 0,05 (0,000 < 0,05).
di Desa Ngudikan Kecamatan Wilangan
Kabupaten Nganjuk sebagai sentra petani
bawang merah terbesar di wilayah Kabupaten
Nganjuk.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai