Anda di halaman 1dari 20

SEMINAR HASIL PENELITIAN (KOLOKIUM)

Analisis Usaha Tani Selada Keriting Hijau Organik

(Studi Kasus di Rumahku Hijau Desa Cikaret Kecamatan

Kebonpedes Kabupaten Sukabumi)

Agung Kurniawan
1730321007

Dosen Pembimbing
- Dr. Amalia Nur Milla, S.P.,M.P
- Neneng Kartika Rini, S.P.,M.P
Latar Belakang

No. Komoditas Permintaan (pack)

 Potensi Komoditas 1 Selada Keriting Hijau 5760


2 Sereh 3680
 Peluang Bisnis 3 Romaine 3250
4 Siomak 2230
5 Kangkung 1900

Tabel Permintaan Komoditas Tertinggi Tahun 2019 pada Rumahku Hijau


Sumber : Rumahku Hijau, 2019.
Bagaimana analisis usahatani selada keriting hijau
organik (Lactuca sativa) (studi kasus di Rumahku Hijau
Rumusan Masalah
Desa Cikaret Kecamatan Kebonpedes Kabupaten
Sukabumi) ?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis


usahatani selada keriting hijau organik (studi kasus di
Tujuan Penelitian
Rumahku Hijau Desa Cikaret Kecamatan Kebonpedes
Kabupaten Sukabumi).

Aspek Guna Teoritis


Kegunaan Penelitian
Aspek Guna Praktis
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA
PEMIKIRAN

Dalam mendukung penelitian ini dibutuhkan teori-teori yang


Kajian Pustaka berhubungan dengan analisis usahatani selada keriting hijau organik
sebagai bahan acuan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian di
lapangan.

Kerangka pemikiran dirancang tentang usahatani selada keriting


Kerangka Pemikiran hijau organik yang akan dilakukan selama penelitian berlangsung
dapat berjalan sesuai analisis yang akan digunakan.
Rumahku Hijau sebagai Salah Satu Produsen
Selada Keriting Hijau Organik

Adanya Gap antara Tingginya Permintaan Selada Keriting Hijau Organik dengan Jumlah Produksi

Menilai dan Meningkatkan Keuntungan

KERANGKA
Analisis Usahatani
PEMIKIRAN

Pendapatan Usahatani : Analisis Penerimaan dan Biaya :


Pendapatan Tunai  R/C Tunai
Pendapatan Total  R/C Total

Pendapatan dan R/C


Ratio Usahatani

Peningkatan Keuntungan Rumahku Hijau


METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi kasus yang sengaja (purposive) dilakukan pada Rumahku
Hijau di Desa Cikaret Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi dengan alasan
Metode Yang Digunakan Rumahku Hijau merupakan produsen selada keriting hijau organik di Kabupaten Sukabumi.
Kegiatan penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Mei 2021.

Primer (observasi dan wawancara) dan sekunder (literature dan data


Sumber Data dan Cara
Menentukan Data dari dinas terkait serta hasil penelitian sebelumnya).

Penelitian ini merupakan studi kasus sehingga penetapan lokasi dilakukan


secara purposive, yaitu sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri tertentu
Teknik Sampling dengan pertimbangan adalah pengelola usahatani yang menanam selada
keriting hijau organik.
Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Biaya Tetap Rp
1 Biaya Semua nilai faktor produksi yang digunakan untuk -
- Biaya Tidak Tetap
menghasilkan suatu produk dalam suatu periode
tertentu dan dinyatakan dalam nilai uang (Soekartawi,
dkk., 2011)

2 Pendapatan/ Semua nilai produk yang dihasilkan dari usahatani - Penerimaan Total Rp
Penerimaan dalam satu periode, satu musim tanam, atau satu - Hasil Produksi Kg
tahun (Soekartawi, dkk., 2011) - Harga Jual Rp/Kg

Penerimaan Total R/C Ratio


3 Kelayakan Jumlah produksi yang dihasilkan pada satu satuan -
- Biaya Total
Usahatani input tertentu Agustina (2011)  
Rancangan Analisis

 Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani


 Analisis R/C
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran Umum Desa Cikaret


Kecamatan Kebonpedes

Profil Rumahku Hijau

Visi dan Misi Rumahku Hijau

Kegiatan Usaha Rumahku Hijau

Struktur Organisasi Rumahku Hijau


Struktur Organisasi Rumahku Hijau

Sumber Daya Rumahku Hijau


Budidaya Selada Keriting Hijau Organik di Rumahku Hijau

 
 Proses budidaya mengikuti pola pergiliran tanaman atau rotasi tanaman untuk mengembalikan unsur hara tanah,
mengendalikan hama penyakit, serta untuk memenuhi permintaan.
 Penyiapan lahan : membersihkan rumput dan sisa tanaman, proses penggemburan dan pembalikkan tanah, serta
pemberian pupuk dasar (pupuk kandang).
 Penanaman dengan menggunakan benih yang sudah disemai dengan menggunakan media soil block yang ditutup
dengan tanah halus. Penanaman dapat digunakan secara monokultur (setiap bedengan terdapat lima baris) dan
tumpeng sari (satu bedengan berjumlah dua, tiga, atau empat baris).
 Proses penanaman dengan memasukkan bibit selada pada tanah yang telah dilubangi (kemudian ditutup kembali
dengan tanah dan dilakukan penyiraman hingga tanahnya basah.
 Selada keriting hijau organik disiram setiap 2 hari sekali (musim kemarau) dan di musim hujan tidak disiram
(intensitas dan curah hujan sudah mencukupi). Akan tetapi, jika menggunakan naungan disiram setiap 3 hari sekali.
[1 kali penyiraman membutuhkan 12.000 liter air atau sama dengan 1.200 gembor].
 Tahap pemeliharaan dan perawatan : pembersihan gulma, pemupukan susulan serta pengendalian hama dan OPT.
pencabutan gulma pada umur tanaman 2 minggu dan dilakukan sebanyak satu kali smapai waktu panen.
 Pemupukan susulan diberikan dua kali (umur tanaman 2 minggu dan 3 minggu) dengan menggunakan pupuk cair dari urine kelinci (2 gembor
campuran air urine kelinci dengan air).
 Pengendalian hama dan penyakit dengan tindakan preventif (tidak menanam tanaman selada keriting hijau organik pada bedengan yang ditanami
selada keriting hijau organic sebelumnya), mengkombinasikan selada keriting hijau organik dengan tanaman lain yang berbeda hama dan
penyakitnya pada setiap bedengan serta dengan menanam selada keriting hijau organik pada waktu yang tepat.
 Proses pemanenan : serentak pada umur selada keriting hijau organik 30-35 HST.
 Hasil panen selada keriting hiaju organik di Rumahku Hijau rata-rata sebanyak 12.000 kg/ha sesuai permintaan konsumen.
 Kriteria selada keriting hijau organik yang sudah dipanen yaitu saat daun sudah mengkrop sempurna, daun pertama sudah menguning, panjang
daun sudah mencapai kira-kira 20cm, dan daun sudah menutupi seluruh bedeng.
 Cara panen selada keriting hijau organik, yaitu dengan memotong bagian pangkal batang dengan pisau, lalu membuang daun tua (3-4 daun).
Kemudian selada keriting hijau organik dimasukkan ke dalam kontainer dan disusun rapi agar tidak rusak.
 Tanaman selada keriting hijau organik perlu dilakukan pencucian karena panen dilakukan dengan cara mencabut bersama akarnya agar tidak layu
sampai ditangan konsumen. Setelah dipanen, dicuci bersih, ditimbang kemudian dirempes. Setelah itu dipack sesuai satuan jual. Setelah selesai
panen, seluruh hasil panen diangkut ke Jakarta untuk didistribusikan ke konsumen yang telah memesan (PO).
 Perlakuan pasca panen yang dilakukan berupa pembersihan, sortasi, grading dan pengemasan.
 Proses pembersihan : bagian tanaman yang tidak penting, kotoran dan sayuran lain yang ikut terbawa saat panen disingkirkan.
 Sortasi, yaitu dengan memilah selada keriting hijau organik sesuai dengan ukuran permintaan yang diinginkan konsumen dan agar produk yang
dipasarkan memiliki kualitas yang baik.
 Grading dilakukan untuk menggolongkan selada sesuai dengan kelasnya. Rumahku Hijau menyusun standar mutu
sayuran untuk mempertegas grade A dan B sebagai control mutunya (QC). Berikut ini adalah standar mutu atau
grade yang telah ditetapkan oleh Rumahku Hijau, yaitu warna daun tidak kuning, tidak bercak coklat, tidak dicuci,
tidak berakar, tidak etiolasi, daun sedikit berlubang dan batang tidak busuk.

Grade A Grade B

 Pengemasan selada keriting hijau organik dilakukan pada selada keriting hijau organik dikemas menggunakan
plastik bening dengan ukuran 20 x 35 cm dengan berat per kemasan selada keriting hijau organik sebesar 250 gram
per pack. Setelah selada keriting hijau organik dimasukkan ke dalam plastik kemasan dan timbang, selanjutnya
kemasan ditutup menggunakan impulse sealer.
Hasil Analisis Usaha Tani
Komponen Biaya Usahatani Selada Keriting Hijau Organik per 1 ha di
Rumahku Hijau
Uraian Satuan Jumlah Harga Total
Biaya Tetap :        
Bibit Pack 125 104.000 13.000.000
Pupuk Kandang Kg 30.000 500 15.000.000
Pupuk Cair Liter 2.000 1.250 2.500.000
Plastik Kemasan Buah 5.000 500 2.500.000
Upah Tenaga Kerja HOK 216 95.000 20.520.000
Total Biaya Tetap       53.250.000
Biaya Tidak Tetap :        
Penyusutan alat :        
Cangkul Buah 10 90.000 900.000
Garpu Buah 5 90.000 450.000
Tebasan Buah 10 60.000 600.000
Pisau Buah 10 15.000 150.000
Gembor Buah 5 90.000 450.000
Timbangan Buah 1 250.000 250.000
Sprayer Buah 2 420.000 840.000
Alat Cetak Soil Block Buah 1 250.000 250.000
Keranjang Buah 10 90.000 900.000
Lori Buah 2 300.000 600.000
Impulse Sealer Buah 2 200.000 400.000
Pompa Air dan Selang Buah 2 3.200.000 6.400.000
Naungan Bedeng 1.000 30.000 30.000.000
Sewa Lahan Tahun 1 6.000.000 6.000.000

Total Biaya Tidak Tetap       48.140.000


Total Biaya Usahatani       103.390.000
Tabel Penerimaan usahatani selada keriting hijau organik per 1 ha di
Rumahku Hijau
Komponen Penerimaan Selada Keriting Hijau Organik
Hasil Panen 12.000 kg
Penjualan Grade A 11.450 kg
Penjualan Grade B 550 kg
Harga Grade A Rp. 40.000,00
Harga Grade B Rp. 10.000,00
Total Penerimaan Rp. 463.500.000
Tabel Penerimaan, Biaya, Pendapatan, R/C dan BEP pada Selada Keritin Hijau Organik per 1 ha di
Rumahku Hijau
Uraian Selada Keriting Hijau Organik
A. Penerimaan Rp. 463.500.000,00
B. Biaya Tetap Rp. 53.250.000,00
C. Biaya Tidak Tetap Rp. 48.140.000,00
D. Biaya Total Usahatani (B+C) Rp. 106.390.000,00
E. Pendapatan atas Biaya Tetap (A-B) Rp. 410.250.000,00
F. Pendapatan atas Biaya Total Usahatani (A-D) Rp. 357.110.000,00
G. R/C atas Biaya Tetap (A/B) 8,7
H. R/C atas Biaya Total (A/F) 4,4
I. BEP Produksi 1.480 kg
I. BEP Harga Rp. 59.186.396,00
PEMBAHASA
 N dilihat dari penggunaan input-input produksi yang
Usahatani selada keriting hijau organik di Rumahku Hijau
digunakan serta proses kegiatan usahatani yang dilakukan. Pada proses kegiatan usahatani selada keriting hijau
organik memiliki beberapa tahapan. Pada kegiatan budidaya selada keriting hijau organik di Rumahku Hijau
input produksi yang pada umumnya digunakan terdiri dari benih atau bibit, pupuk, naungan atau atap, alat-alat
pertanian dan pengemasan serta tenaga kerja. Benih selada keriting hijau organik yang digunakan untuk
budidaya menggunakan benih yang dibeli secara online yang kualitasnya sudah baik dan sudah sesuai dengan
tanah, iklim dan lingkungan di Rumahku Hijau.
 Banyaknya benih yang digunakan disesuaikan dengan luas lahan dan pola tanam yang digunakan. Jumlah
pemakaian benih selada keriting hijau organik untuk lahan seluas 1 ha, yaitu kurang lebih sebanyak 125 pack
(250 gram). Benih selada keriting hijau organik harus terlebih dahulu disemai. Agar dapat tumbuh dengan
optimal, karena jika benih langsung disebar di lahan, benih selada keriting hijau organik belum tahan terhadap
suhu, kelembapan tanah, cuaca dan lain-lain.
 Selada keriting hijau organik menggunakan pupuk pada tahapan budidayanya. Jumlah pemakaian pupuk
kandang pada budidaya selada keriting hijau organik untuk lahan seluas 1 ha, yaitu sebanyak 30.000 kilogram,
 Tenaga kerja yang digunakan pada budidaya selada keriting hijau organik dimulai dari penanaman hingga kegiatan
pasca panen sebesar 216 HOK/ha dengan nilai Rp. 20.520.000,00. Tenaga kerja pria, berperan pada tahap
penyiapan lahan, pembuatan dan pemasangan naungan, penanaman, penyiraman dan pemupukan susulan,
sedangkan tenaga kerja wanita lebih banyak berperan pada tahap pemeliharaan, seperti pembersihan gulma,
pemanenan dan tahap pasca panen.
 Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya selada keriting hijau organik, yakni alat cetak soil block, garpu,
pisau, gembor, tebasan, cangkul dan lori. Alat-alat yang digunakan pada tahap pasca panen diantaranya keranjang,
timbangan, impulse sealer, dan plastik.
 Nilai penyusutan peralatan untuk selada keriting hijau organik per ha sebesar Rp. 48.140.000,00 (biaya tidak tetap).
 Keberhasilan sebuah usahatani yang dilakukan biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani
yang diperoleh. Semakin besar pendapatan sebuah usahatani yang diperoleh, maka dikatakan usahatani tersebut
sukses dijalankan.
 Pendapatan usahatani terdiri dari dua, yaitu pendapatan usahatani atas biaya tetap dan pendapatan usahatani atas
biaya total.
 Jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya, R/C yang diperoleh selada keriting hijau organik lebih
 Beberapa hal yang menyebabkan nilai R/C pada selada keriting hijau organik di Rumahku Hijau lebih besar
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu pada analisis R/C di Rumahku Hijau. Sementara pada
penelitian sebelumnya tidak terdapat biaya-biaya tersebut, sehingga total biaya yang dikeluarkan Rumahku Hijau
dalam mengusahakan sayuran tersebut lebih besar. Selain itu, harga jual sayuran organik di Rumahku Hijau lebih
tinggi jika dibandingkan dengan harga jual sayuran organik di perusahaan penghasil sayuran organik lainnya pada
tahun yang sama. Hal tersebut menyebabkan penerimaan yang diterima Rumahku Hijau menjadi lebih besar jika
dibandingkan perusahaan sayuran organik sejenis. Kedua hal tersebut diduga sebagai alasan mengapa nilai R/C
yang diperoleh dari kegiatan usahatani selada keriting hijau organik lebih besar jika dibandingkan dengan hasil
penelitian terdahulu mengenai sayuran organik lainnya di lokasi yang berbeda.
SIMPULAN DAN
SARAN

Simpulan yang didapat dari penelitian mengenai analisis usahatani selada keriting hijau organik pada Rumahku Hijau,
yaitu : biaya usahatani sebesar Rp. 106.390.000,00 dan penerimaan usahatani selada keriting hijau organik di
Rumahku Hijau selama 1 musim adalah Rp. 463.500.000,00/ha. Hasil analisis BEP berada pada keadaan tidak
Simpulan untung dan tidak rugi, yaitu pada titik penjualan sebesar 1.480 kg dengan nilai rupiahnya sebesar Rp. 59.186.396,00.
Sedangkan analisis R/C, usahatani selada keriting hijau organik di Rumahku Hijau sudah sangat menguntungkan
karena nilai R/C atas biaya tetap sebesar 8,7 dan R/C atas biaya total sebesar 4,4 yang diperoleh bernilai di atas 1,
artinya bahwa usahatani selada keriting hijau organik layak diusahakan dan menguntungkan.

1. Rumahku Hijau sebaiknya meningkatkan skala usaha selada keriting hijau organik karena
memberikan keuntungan yang cukup besar serta memiliki permintaan yang sangat tinggi.
Saran 2. Rumahku Hijau melakukan analisis efisiensi teknis serta efisiensi ekonomi terkait dengan keputusan
jangka panjang untuk meningkatkan skala usahanya. Dengan demikian, diharapkan informasi-
informasi tersebut dapat melengkapi dan semakin bermanfaat bagi Rumahku Hijau dalam
menentukan keputusan peningkatan skala usaha selada keriting hijau organik.
Jazaakumullahu Khairan Katsiraa ^_^

Anda mungkin juga menyukai